Anda di halaman 1dari 14

PENENTUAN GUGUS FENOL

A. Tujuan Percobaan
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk menentukan sifat-sifat
dari gugus fenol.
B. Teori Dasar
Fenol merupakan senyawa yang dianggap berasal dari benzena dengan
suatu gugus –OH yang terikat pada cincin aromatik. Rumus kimianya adalah
C6H5OH. Fenol bersifat stabil dan ramah terhadap lingkungan, bersifat asam,
mampu bereaksi dengan NaOH (basa), membentuk Na.Fenolat (garam), tidak
bereaksi dengan asam (RCOOH), tetapi bereaksi dengan alkil halida (RCOX)
untuk membentuk ester. Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3
gram/100 mL. Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, artinya dapat
melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan
anion fenoksida C6H5O− yang dapat dilarutkan dalam air.
Fenol didapatkan melalui oksidasi sebagian pada benzena atau asam
benzoat dengan proses Raschig. Fenol merupakan komponen utama pada
antiseptik dagang, triklorofenol atau dikenal sebagai TCP (Trichlorophenol).
Rumus bangun fenol dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini:

atau

Gambar 1. Struktur fenol

Fenol merupakan salah satu komponen kimia tumbuhan yang memiliki


manfaat sangat besar bagi tumbuhan maupun bagi manusia. Senyawa fenol
memiliki ciri cincin aromatik dan adanya satu atau dua penyulih hidroksil.
Senyawa fenol lebih cenderung larut dalam air, karena senyawa ini biasanya
berikatan dengan gula. Senyawa fenol mencakup beberapa golongan senyawa
bahan alam. Mulai dari flavonoid, phenil propanoid, kuinin phenolik, lignin,
melanin, dan tanin merupakan golongan senyawa fenol (Flach, 1996).

C. Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung reaksi,
waterbath, penangas es, dan erlenmeyer
Bahan-bahan yang digunakan adalah larutan FeCl3, asam salisilat, dan
kalium permanganat, dan aquadest.

D. Prosedur Praktikum
Uji Organoleptis

1. Diambil secukupnya asam salisilat, kemudian diletakkan diatas kaca arloji


2. Diamati organoleptis berupa bentuk, warna dan bau
3. Dicatat hasilnya
Uji Keasaman

1. Disiapkan seluruh alat dan bahan yang akan digunakan


2. Dilakukan penimbangan terhadap asam salisilat sebanyak 0,5 g kemudian
dilarutkan menggunakan methanol sebanyak 10 ml
3. Dilakukan pengukuran pH menggunakan pH meter atau kertas lakmus

Uji FeCl3

1. Disiapkan seluruh alat dan bahan yang akan digunakan


2. Dilakukan penimbangan terhadap asam salisilat sebanyak 0,5 g kemudian
dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
3. Ditambahkan 10 ml air ke dalam tabung reaksi
4. Ditambahkan 3-5 tetes FeCl3 dan diamati perubahan warna yang terjadi

Uji Oksidasi

1. Disiapkan seluruh alat dan bahan yang akan digunakan


2. Dilakukan penimbangan terhadap asam salisilat sebanyak 0,5 g kemudian
dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
3. Ditambahkan 5 ml aquadest dan 3 ml larutan KMnO4 dan dimasukkan ke
tabung reaksi.
4. Dipanaskan dan dikocok. Diamati hasilnya.

E. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Data hasil pengamatan
No. Pengujian Hasil Pengamatan
1. Uji asam Berwarna tetap dan tidak larut
Asam salisilat + Menthol dalam air
2. Uji feCI3 Berwarna kuning dan tidak
Asam salisilat + FeCI3 larut dalam air
3. Uji oksidasi
Berwarna kuning kecoklatan
dan mengumpal dibawah kerika
Asam salisilat + KmnO4
di panaskan mengunakan air
mendidih.

Uji Organoleptis:

Cara pengujiannya

1. Diambil secukupnya asam salisilat, kemudian diletakkan diatas kaca arloji


2. Diamati organoleptis berupa bentuk, warna dan bau
3. Dicatat hasilnya
Hasil pengujiannya
1.Uji asam Asam salisilat + Menthol
Bentuk: cair, tidak larut dalam air
Warna : bening
Bau: baunya seperti menthol
Uji feCI3
Asam salisilat + FeCI3
Bentuk: cair, dan tidak larut dalam air
Warna: kuning
Bau : Seperti Asam benzoat
uji oksidasi
Asam salisilat + KMnO4
Bentuk : cair, dan menggumpal dibawahnya
Warna : kuning kecoklatan
Bau : Tak berbau

F. Reaksi
Uji asam

Asamsalisilat + Menthol

Uji FeCl3
Asam salisilat + FeCI3

Uji oksidasi
Asam salisilat + kmno4
G. Foto

H. Pembahasan
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk menentukan sifat-sifat
dari gugus fenol.
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung reaksi,
waterbath, penangas es, dan erlenmeyer
Bahan-bahan yang digunakan adalah larutan FeCl3, asam salisilat, dan
kalium permanganat, dan aquadest.
Asam salisilat (asam ortohidroksibenzoat) merupakan asam yang
bersifat iritan lokal, yang dapat digunakan secara topikal. Terdapat
berbagai turunan yang digunakan sebagai obat luar, yang terbagi
atas 2 kelas, ester dari asam salisilat dan ester salisilat dari asam
organik. Di samping itu digunakan pula garam salisilat. Turunannya
yang paling dikenal asalah asam asetilsalisilat.
Rumus: C₇H₆O₃
Massa molar: 138,121 g/mol
Titik didih: 211°C

Titik lebur: 159 °C


Klasifikasi: Asam beta hidroksi
Rumus kimia: C7H6O3
Nomor CAS: 69-72-7

Mentol adalah senyawa kimia yang berasal dari alam dan merupakan
senyawa yang termasuk dalam kelompok terpenoid.
Rumus: C10H20O
Nama IUPAC: (1R,2S,5R)-2-isopropyl-5-methylcyclohexanol
Massa molar: 156,27 g/mol
Klasifikasi: Senyawa organik

Besi(III) klorida, atau feri klorida, adalah suatu senyawa kimia yang
merupakan komoditas skala industri, dengan rumus kimia FeCl₃. Senyawa
ini umum digunakan dalam pengolahan limbah, produksi air minum
maupun sebagai katalis, baik di industri maupun di laboratorium.
Nama IUPAC: Iron trichloride, Iron(III) chloride
Rumus: FeCl3
Massa molar: 162,2 g/mol
Titik lebur: 306°C
Titik didih: 315°C
Larut dalam: Air, Etanol, Metanol, Aseton, Dietil eter
Kepadatan: 2,9 g/cm³

Kalium permanganat adalah suatu senyawa kimia anorganik dan obat-


obatan. Sebagai obat senyawa ini digunakan untuk membersihkan luka dan
dermatitis. Senyawa ini memiliki rumus kimia KMnO₄ dan merupakan
garam yang mengandung ion K⁺ dan MnO−4. Senyawa ini merupakan
agen pengoksidasi kuat.
Nama IUPAC: Potassium manganate(VII)
Rumus: KMnO₄
Massa molar: 158,034 g/mol
Titik lebur: 240°C
Kepadatan: 2,7 g/cm³
Larut dalam: Air
Klasifikasi: Senyawa anorganik

I. Kesimpulan
Pada hari jumat tanggal 14 kami melakukan praktikum penentuan gugus fenol

Uji asam
Asam salisilat + Menthol
Berwarna tetap dan tidak larut dalam air

Uji keasamaan
Asam salisilat + FeCI3
Berwarna kuning dan tidak larut dalam air

Uji oksidasi

Asam salisilat + KmnO4

Berwarna kuning kecoklatan dan mengumpal dibawah kerika di panaskan


Mengunakan air mendidih.

J. Daftar Pustaka

Carey, F.A., 2000. Organic Chemistry fourth edition, McGraw-Hill


Companies,
Boston.
Fessenden, R.J, dan Fessenden, J.S. 1986. Kimia Organik. Jilid 1, Edisi
Ketiga.
Jakarta : Erlangga.
Hart, H., L.E.,Craine, dan D.J., Hart, 2003, Kimia Organik Suatu Kuliah
Singkat
edisi kesebelas, Erlangga, Jakarta.
Asam Sebagai Upaya Pendahuluan Pemanfaatan Gliserol dari Produk
Samping Produksi Biodiesel Untuk Pembuatan Obat Batuk Gliseril
Guaiakolat, Indonesian E-Journal of Applied Chemistry, 1(2): ISSN 2302-
7274
REAKSI ESTERIFIKASI

A. Tujuan Percobaan
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengamati dan
menetukan reaksi esterifikasi.

B. Dasar Teori
Pengertian ester
Ester diturunkan dari asam karboksilat. Sebuah asam karboksilat
mengandung gugus -COOH, dan pada sebuah ester hidrogen di gugus ini
digantikan oleh sebuah gugus hidrokarbon dari beberapa jenis.

Contoh ester

Ester yang paling umum dibahas adalah etil etanoat. Dalam hal ini, hidrogen
pada gugus -COOH telah digantikan oleh sebuah gugus etil. Rumus struktur etil
etanoat adalah sebagai berikut:

Contoh ester yang lain


Reaksi esterifikasi adalah suatu reaksi ionic yang mana gabungan dari reaksi
adisi dan reaksi penataan ulang eliminasi atau pengertian lainnya yaitu salah satu
jenis reaksi yang menghasilkan ester. Ester merupakan sebuah hidrokarbon yang
diturunkan dari asam karboksilat. Sebuah asam karboksilat mengandung gugus –
COOH, dan pada sebuah ester hydrogen di gugus ini digantikan oleh sebuah
gugus hidrokarbon dari beberapa jenis. Penulisan reaksi secara umum dapat
dituliskan sebagai berikut :

Dari reaksi tersebut diatas jika asam karboksilatnya adalah asam etanoat
(asam asetat ) dan alkoholnya adalah etanol maka senyawa yang akan terbentuk
adalah etil asetat

C. Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gelas ukur, gelas
kimia, waterbath, erlenmeyer, termometer, penjepit dan pipet tetes.
Bahan-bahan yang digunakan adalah aquadest, Etanol (C2H5OH), Asam
asetat pekat (CH3COOH), asam salisilat, asam cuka dan asam sulfat (H2SO4)

D. Cara Kerja
Erlenmeyer I
1. Disiapkan seluruh alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Dimasukkan sebanyak 15 ml air kedalam erlenmeyer
3. Setelah itu, dimasukkan sebanyak 2 ml Etanol dan 2 ml Asam asetat ke
dalam Erlenmeyer
4. Dimasukkan 3-4 tetes asam sulfat ke dalam erlenmeyer
5. Dipanaskan diatas pemanas air secara hati-hati dan diamati bau yang
terbentuk.

Erlenmeyer II
1. Disiapkan seluruh alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Dimasukkan sebanyak 15 ml air kedalam erlenmeyer
3. Setelah itu, dimasukkan sebanyak 2 ml Etanol dan 2 ml Asam cuka ke
dalam Erlenmeyer
4. Dimasukkan 3-4 tetes asam sulfat ke dalam erlenmeyer
5. Dipanaskan diatas pemanas air secara hati-hati dan diamati bau yang
terbentuk.

Erlenmeyer III
1. Disiapkan seluruh alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Dimasukkan asam salisilat secukupnya pada Erlenmeyer kemudian
ditambahkan dengan 3 ml metanol
3. Setelah itu, dimasukkan 15 ml aquadest kedalam erlenmeyer
4. Dimasukkan 3-4 tetes asam sulfat ke dalam erlenmeyer
5. Dipanaskan diatas pemanas air secara hati-hati dan diamati bau yang
terbentuk.

E. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Data hasil pengamatan
No. Pengujian Hasil Pengamatan
1. Asam Asetat + cuka Warnanya tetap dapat larut
dalam air
2. Asam salisilat + H2SO4 Warnanya tetap dapat larut
dalam air
F.Reaksi
Asm Asetat + Asam cuka

Asam salisilat + H2SO4

G.Foto/Gambar

F. Pembahasan
Asam salisilat (asam ortohidroksibenzoat) merupakan asam yang bersifat
iritan lokal, yang dapat digunakan secara topikal. Terdapat berbagai
turunan yang digunakan sebagai obat luar, yang terbagi atas 2 kelas, ester
dari asam salisilat dan ester salisilat dari asam organik. Di samping itu
digunakan pula garam salisilat. Turunannya yang paling dikenal asalah
asam asetilsalisilat.
Rumus: C₇H₆O₃
Massa molar: 138,121 g/mol
Titik didih: 211°C
Titik lebur: 159 °C
Klasifikasi: Asam beta hidroksi
Rumus kimia: C7H6O3
Nomor CAS: 69-72-7

Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah salah satu senyawa
organik yang berada dalam golongan asam alkanoat. Asam asetat pekat
adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16,7°C.
Asam asetat adalah komponen utama cuka selain air. Asam asetat berasa
asam dan berbau menyengat
Rumus: CH₃COOH
Nama IUPAC: Acetic acid
Kepadatan: 1,05 g/cm³
Massa molar: 60,052 g/mol
Titik lebur: 16,6°C
Titik didih: 118°C
Klasifikasi: Asam alkanoat

Metanol, juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol atau spiritus,
adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CH₃OH. Metanol merupakan
bentuk alkohol paling sederhana. Pada "keadaan atmosfer", metanol
berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah
terbakar, dan beracun dengan bau yang khas. Wikipedia
Kepadatan: 792 kg/m³
Rumus: CH3OH
Titik didih: 64,7°C
Titik lebur: -97,6°C
Klasifikasi: Alkohol
Massa molar: 32,04 g/mol
Densitas: 0.7918 g/cm³, liquid

G. Kesimpulan
Pada hari jumat tanggal 14 kami melakukan praktikum Tujuan
dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengamati dan menetukan
reaksi esterifikas
Asam Asetat + cuka
Warnanya tetap dapat larut dalam air
Asam salisilat + H2SO4
Warnanya tetap dapat larut dalam air

H. Daftar Pustaka

Carey, F.A., 2000. Organic Chemistry fourth edition, McGraw-Hill


Companies,
Boston.
Fessenden, R.J, dan Fessenden, J.S. 1986. Kimia Organik. Jilid 1, Edisi
Ketiga.
Jakarta : Erlangga.
Hart, H., L.E.,Craine, dan D.J., Hart, 2003, Kimia Organik Suatu Kuliah
Singkat
edisi kesebelas, Erlangga, Jakarta.
Asam Sebagai Upaya Pendahuluan Pemanfaatan Gliserol dari Produk
Samping Produksi Biodiesel Untuk Pembuatan Obat Batuk Gliseril

Anda mungkin juga menyukai