Anda di halaman 1dari 58

Senin, 06 Februari 2012

Laporan Akhir Kimia Farmasi


GOLONGAN ASAM
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan kimia farmasi dengan judul Golongan Asam pada tanggal 30 mei
2011. Adapun tujuannya adalah untuk mengidentifikasi golongan asam. Bahan yang digunakan
dalam percobaan ini yaitu asam asetat (CH3COOH), asam borat (H3BO3), asam salisilat
(C7H6O3), asetosal (C9H8O4), dan asam benzoate (C6H5COOH), dan reagen penguji FeCl3 dan
lain-lain. Hasil percobaan reaksi warna yang dilakukan berbeda-beda, ada warna merah coklat,
biru, ungu, putih, kuning, orange, biru gelatin dan kuning emas.

ABSTRAC
Have been conducted by attempt of pharmacy chemistry with Sour Faction title on 30 mei 2011.
As for its target is to identify sour faction. used materials on trial that is acetate acid
(CH3COOH), sour of borat (H3BO3), sour of salisilat (C7H6O3), asetosal (C9H8O4), and acid of
benzoate (C6H5COOH), and reagen tester of Fecl3 and others. Result of attempt of conducted
colour reaction different each other, there is ruddling chocolate, blue, purple, white, yellow,
orange, blue of gelatine and turn yellow gold.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menurut Arrenius asam adalah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion H+. Basa
ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion H-. sedangkan menurut Lowry,
asam adalah proton donor dan basa adalah proton akseptor.
Asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting dalam kehidupan seharihari. Berkaitan dengan sifat asam basa, larutan dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu
bersifat asam, bersifat basa, dan bersifat netral. Asam dan basa memilki sifat-sifat yang berbedabeda sehingga dapat menentukan sifat suatu larutan.
Asam asetat sejauh ini merupakan asam karboksilat yang penting diperdagangan, industry dan
laboratorium. Bentuk murninya disebut asam asetat glasial karena senyawa ini menjadi padatan

seperti es bila didinginkan. Asam asetat glasial tidak berwarna, cairan mudah terbakar (titik leleh
70C), dengan bau pedas menggigit. Dapat bercampur dengan air dan banyak pelarut organic.
1.2. Tujuan Percobaan
Untuk mengidentifikasi golongan asam.

BAB II
DASAR TEORI
Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan
larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam defenisi modern, asam adalah suatu sat yang dapat
member proton (ion H+) kepada zat lain yang disebut basa atau dapat menerima pasangan
elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan
untuk membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat, asam borat, asam salisilat, asam
benzoate dan lain sebagainya (Widyanto, 2008).
Asam asetat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organic yang dikenal sebagai pemberi
rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam asetat murni disebut asam asetat glasial adalah
cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16,70C. Asam asetat merupakan
pereaksi kimia dan bahan baku industry yang penting. Asam asetat digunakan dalam produksi
polimer seperti polietilena tereftalat, glukosa asetat dan polivinal asetat
(Henry, 1974).
Asam borat merupakan asam organik lemah yang sering digunakan sebagai antiseptik, dan dapat
dibuat dengan menambahkan asam sulfat atau asam klorida pada boraks. Dimana boraks adalah
senyawa kimia natrium tetrabonat (NaB4O7), berbentuk padat jika dilarutkan dalam air akan
menjadi natrium hidroksida. Boraks ataupun asam borat memiliki khasiat antiseptika.
Pemakaiannya dalam obat-obatan seperti bedak, salep, dan lain-lain (Lide, 1981).
Asam salisilat merupakan turunan dari senyawa aldehid. Senyawa ini juga biasa disebut ohidroksibensaldehid, o-formilfenol, atau 2-formilfenol. Senyawa ini stabil, mudah terbakar dan
tidak cocok dengan basa kuat, pereduksi kuat, asam kuat, dan pengoksidasi kuat (Widyanto,
2008).
Acetosal atau asam asetilsalisilat adalah sejenis obat turunan dari salisilat yang sering digunakan
sebagai senyawa analgesik (penahan rasa sakit atau nyeri minor), antiseptik (terhadap demam),
dan anti inflamasi (peradangan). Acetosal juga memiliki efek antikoagulan dan dapat digunakan
dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung (Khopkar, 1990).

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
2.1. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah pipet tetes, tabung reaksi, lampu spiritus, spatel, cawan
porselen, kertas saring, rak tabung, dan penyepit tabung.
Bahan-bahan yang digunakan adalah alkohol, gliserol, etanol, HCl, NaOH, Eter, Kloroform,
Fehling, Zwiker, AgNO3, H2SO4, NH4OH, dan aqua bromata.
2.2. Konstanta Fisik
1.
Asam

Asetat
Titik didih
Titik lebur
Densitas

CH3COOH
0

: 118,1 C
: 16,50C
: 1,049 g/cm3

2.

Asam Borat

BM
Sifat

: 61,83
: beracun

H3BO3

3.

Asam

Salisilat

O
Titik didih
Titik leleh

Densitas

: 1, 44 g/cm3

: 211 C

: 1590C

OH
OH

4.

Acetosal

Titik didih
: 1400C
Titik lebur
: 1350C
5.

Asam Benzoat

: 2490C

Titik didih
Titik leleh
Densitas

: 122,40C

: 1,32 g/mol

2.3. Cara Kerja


1) Asam Asetat
- Reaksi warna
a. 1. Dimasukkan asam asetat pada tabung reaksi dan tambah FeCl3
2. Dihasilkan warna merah coklat koloid
3. Ditambah lagi asam asetat
4. Hilang menjadi ferri oxy asetat
b. 1. Dimasukkan asam asetat pada tabung reaksi dan tambah alkohol
2. Ditambah H2SO4
3. Dihasilkan bau etil asetat
2) Asam Borat
- Reaksi warna
a. 1. Dimasukkan asam borat pada tabung reaksi dan tambah FeCl3
2. Dihasilkan warna kuning
3. Ditambah NaOH
4. Ditambah FeCl3
5. Dihasilkan endapan coklat
b. 1. Dimasukkan asam borat pada tabung reaksi dan tambah fehling
2. Dihasilkan warna biru spiritus
c. 1. Dimasukkan asam borat pada tabung reaksi dan tambah cuprifill

d.
e.
3)
a.
b.

c.
d.
1.
2.
3.
e.
1.
2.
3.
4.
f.

g.
h.

4)
a.

2. Dihasilkan warna biru


1. Dimasukkan asam borat pada tabung reaksi dan tambah AgNO3
2. Dihasilkan endapan hitam
1. Dimasukkan asam borat pada tabung reaksi dan tambah R. Nyala
2. Dihasilkan nyala hijau (+)
Asam Salisilat
Reaksi warna
1. Dimasukkan asam salisilat pada tabung reaksi dan tambah FeCl3
2. Dihasilkan warna ungu
1. Dimasukkan asam salisilat pada tabung reaksi dan tambah NaOH
2. Ditambah HCl
3. Dihasilkan warna putih
1. Dimasukkan asam salisilat pada tabung reaksi dan tambah aqua bromata
2. Dihasilkan warna putih
Reaksi marquis
Dimasukkan asam salisilat pada tabung reaksi dan tambah formalin
Ditambah H2SO4 pekat
Dihasilkan warna merah rose/carmin
Reaksi spica
Dimasukkan asam salisilat pada tabung reaksi dan tambah HNO35%
Diencerkan
Ditambah NH4OH berlebih
Dihasilkan warna kuning emas
1. Dimasukkan asam salisilat pada tabung reaksi dan tambah cuprifill
2. Dihasilkan warna hijau
3. Ditambah NaOH
4. Dihasilkan warna biru hitam
1. Dimasukkan asam salisilat pada tabung reaksi dan tambah KING
2. Dihasilkan warna orange
1. Dimasukkan asam salisilat pada tabung reaksi dan tambah alkohol
2. Ditambah zwikker B
3. Dihasilkan warna hijau muda
Acetosal
Reaksi warna
1. Dimasukkan acetosal pada tabung reaksi dan tambah FeCl3
2. Dipanasi
3. Dihasilkan warna violet
4. Ditambah asam
5. Dihasilkan warna hilang

b. 1. Dimasukkan acetosal pada tabung reaksi dan tambah Marquis


2. Dihasilkan warna merah darah
c. Reaksi Frohde
1. Ditambah Ammonium Molybdat lalu tambah H2SO4 pekat
2. Dihasilkan warna violet
3. Ditambah diazo lalu tambah amil alkohol
4. Dihasilkan warna tertarik
d. 1. Dimasukkan acetosal pada tabung reaksi dan tambah cuprifill
2. Dihasilkan endapan biru
e. 1. Dimasukkan acetosal pada tabung reaksi dan tambah fehling
2. Dihasilkan warna biru gelatin lama-lama biru kehijauan
5) Asam Benzoat
- Reaksi Warna
a. 1. Dimasukkan asam benzoat pada tabung reaksi dan tambah FeCl3
2. Dihasilkan warna orange berlebih kuning
b. 1. Dimasukkan asam benzoat pada tabung reaksi dan tambah cuprifill
2. Dihasilkan warna biru
c. Reaksi parri menghasilkan warna (+) ungu
d. Carlety menghasilkan warna coklat
e. 1. Dimasukkan asam benzoat pada tabung reaksi dan tambah zwiker
2. Dihasilkan warna biru
f. Esterifikasi menghasilkan bau pisang ambon

BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1. Data Pengamatan
Asam Asetat
No
.
1.
2.
3.

Percobaan
Asam asetat + FeCl3
Asam asetat + HCl + FeCl3
Esterifikasi
Asam asetat + alkohol + H2SO4

Hasil Pengamatan
Merah coklat
Warna bening
Bau etil asetat

Asam Borat
No
.
1.
2.
3.
4.

Percobaan
Asam borat + FeCl3 + NaOH + FeCl3
Asam borat + Fehling
Asam borat + Cuprifill
Asam borat + R. nyala

Hasil Pengamatan
Kuning, Orange dan asam borat tidak larut
Biru spiritus
Biru
Nyala hijau (+)

Asam Salisilat
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Percobaan
Asam salisilat + FeCl3
Asam salisilat + NaOH + HCl
Asam salisilat + Aqua bromata
Reaksi marquis
Asam salisilat + formalin + H2SO4(p)
Reaksi Spica
Asam salisilat + HNO3 + NH4OH
Asam salisilat + KING
Asam salisilat dalam alkohol + Zwiker B

Hasil Pengamatan
Ungu
Putih
Putih
Merah
Biru hitam
Orange
Hijau muda

Acetosal
No
.
1.
2.
3.

4.
5.

Percobaan

Hasil Pengamatan

Acetosal + FeCl3 + asam


Acetosal + Marquis
Reaksi Frohde
Acetosal + Ammonium Molybdat +H2SO4(p)
Acetosal + diazo
Acetosal + Cuprifill
Acetosal + Fehling

Bila dipanasi violet ,warna hilang


Merah darah setelah beberapa waktu
Violet
Orange
Biru
Biru gelatin lama-lama biru kehijauan

Asam Benzoat
No
.
1.
2.
3.
4.
5.

Percobaan
Asam benzoat + FeCl3
Asam benzoat + Cuprifill
Carlety
Asam benzoat + Zwiker
Esterifikasi

Hasil Pengamatan
Orange
Biru
Coklat
Biru
Bau pisang ambon

3.2. Pembahasan
Pada pratikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi golongan asam, membedakan sifat asam
serta reaksi-reaksi yang terjadi di dalamnya. Identifikasi zat dilakukan meliputi reaksi warna, uji
esterifikasi, dan uji nyala.
Uji esterifikasi dilakukan untuk mengidentifikasi analit. Langkah pertama dilakukan adalah
memasukkan analit secukupnya ke dalam tabung reaksi tambahkan asam sulfat pekat sebagai
katalisator kemudian panaskan dan amati baunya. Nyala hijau pada reaksi nyala ini menandakan
terbentuknya reaksi yang menyebabkan nyala warna hijau tadi.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, hasil reaksi warna pada asam asetat, asam borat,
asam salisilat, acetosal, dan asam benzoate berbeda-beda, hanya saja pada asam borat terjadi
reaksi nyala yang dihasilkan nyala hijau (+).

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
4.1. Simpulan
Adapun simpulan yang didapat dari percobaan pratikum ini adalah :

1. Asam adalah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion H+


2. Pada percobaan ini ada hasil yang tidak sesuai, mungkin karena reagen kurang bagus
3. Reaksi nyala yang menghasilkan nyala hijau (+) terjadi pada percobaan asam borat.

4.2. Saran
Pada saat memasuki lab sebaiknya pratikan mengggunakan pakaian lab. Pratikan harus
keadaan disiplin dan teliti dalam melakukan percobaan, agar didapat hasil yang diinginkan.
Selain itu juga dapat mengidentifikasi golongan asam tersebut secara benar dan tepat.

DAFTAR PUSTAKA
Henry, Leisester. 1974. The Historical Background of Chemistry. Press; Semarang
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia. Press; Jakarta
Lide David. 1981. Hand Book of Chemistry and Physics. Crs Press; Jakarta
Vogel. 1995. Kimia Farmasi Analisa Kualitatif. PT. Media Pustaka; Jakarta
Widyanto. 2008. Chemistry Education. Pocket Kimia; Jakarta

GOLONGAN FENOL
ABTRAK
Telah dilakukan percobaan pratikum kimia farmasi yang berjudul gologan fenol pada
tanggal 06 Juni 2011. Adapun golongan fenol pada percobaan ini yaitu Nipagin (metil paraben),
Nipasol (propil paraben), Napthol, Napthol, dan Resorcin. Fenol adalah salah satu contoh
disinfektan yang efektif dalam membunuh kuman. Hasil reaksi warna yang diperoleh pada
percobaan fenol berbeda-beda, ada kuning, merah, biru, ungu coklat, putih, abu-abu, jingga dan
biru kehijauan. Reaksi umum pada fenol adalah reaksi warna Azo, reaksi marquis dan reaksi
muhlimann.

ABTRAC
Have been conducted by attempt of chemical pratikum of pharmacy entitling fenol gologan
on 06 June 2011. As for faction of fenol at this attempt that is Nipagin (methyl of paraben),
Nipasol (paraben propil), Napthol, Napthol, and Resorcin. Fenol is one of the effective
disinfectant example of in killing germ. Result of reaction of obtained colour at attempt of fenol
different each other, there is turning yellow is, red, blue, brown purple, white, grey, jingga and is
blue of greenness. Reaction of public at fenol is reaction of colour of Azo, reaction of reaction
and marquis of muhlimann.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki bau khas.
Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan
dengan cincin fenil.
Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol memiliki sifat
cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion
tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O yang dapat dilarutkan dalam air. Dibandingkan
dengan alkohol alifatik lainnya, fenol bersifat lebih asam.
Hal ini dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan NaOH, dimana fenol dapat melepaskan
+
H . Pada keadaan yang sama alkohol alifatik lainnya tidak dapat bereaksi seperti itu. Pelepasan
ini diakibatkan pelengkapan orbital antara satu-satunya pasangan oksigen dan sistem aromatik,
yang mendelokalisasi beban negative melalui cincin tersebut dan menstabilkan anionnya.
1.2. Tujuan Percobaan
Untuk mengidentifikasi golongan fenol.

BAB II
DASAR TEORI
Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki bau khas.
Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan
dengan cincin fenil. Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol
memiliki sifat cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya.
Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O yang dapat dilarutkan dalam air
(Arsyad, 2001).
Fenol dibagi kedalam dua golongan. Fenol monovalent, yaitu fenol yang hanya mengikat satu
gugus hidroksil. Contoh: Phenol, o-Chorophenol, m-Cresol, p-Hydroxybenzoic acid. Fenol
sangat banyak pemanfaatannya dalam kehidupan sehingga disintesis secara besar-besaran dalam
industry atau ekstrak dari tumbuhan alam (Williamson, 1990).
Fenol merupakan senyawa yang terbentuk dari ikatan fenil dengan gugus hidroksil, mudah larut
dalam etanol dan eter. Dibanding dengan alkohol alifatik lainnya, fenol bersifat lebih asam. Hal
ini dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan NaOH, dimana fenol dapat melepaskan H+.
Pada keadaan yang asam, alkohol alifatik lainnya tidak dapat bereaksi seperti itu. Pelepasan ini
diakibatkan perlengkapan orbital antara satu-satunya pasangan oksigen dan sistem aromatic,
yang mendelokasasi beban negatif melalui cincin tersebut dan menstabilkan anionnya (Bell,
1984).
Fenol dapat digunakan sebagai antiseptik seperti yang digunakan Sir Joseph Lister saat
mempraktikkan pembedahan antiseptik. Fenol merupakan komponen utama antiseptik dagang
atau dikenal sebagai TCP (trichlorophenil). Fenol juga merupakan bagian komposisi beberapa
anestitika oral, misalnya semprotan kloraseptik. Fenol berfungsi dalam pembuatan obat-obatan
(bagian dari produksi aspirin), dan lainnya. Fenol yang berkonsentrasi dapat mengakibatkan
pembakaran kimiawi pada kulit yang terbuka (Warnen, 1999).

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
2.1. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah pipet tetes, tabung reaksi, lampu spiritus, spatel, cawan
porselen, kertas saring, rak tabung, dan penyepit tabung.
Bahan-bahan yang digunakan adalah FeCl3, AgNO3, Fehling, HNO3, NaOH, NaHCO3, HNO3,
diazo, cuprifill, marquis, aqua brom, molisch, CHCl3, Cu2O, HCl, Ag amoniakal, dan mayer.

2.2.

Konstanta Fisik

1.

OH

Nipagin = metil paraben


Kelarutan
Sifat

: larut dalam air, etanol


Warna
: putih
: anastetik

2.

COOCH3

Nipasol = propil paraben

Tidik didih
: 2700C
Titik lebur
: 96-970C
COOC3H7
3.

Napthol = Napth-1-

ol
Titik didih
Titik leleh
Densitas

: 2110C
: 1590C

: 1, 44 g/cm3
Napthol = Napth-2-ol

4.

Titik lebur

: 121-1230C
Bau
: bau lemah mirip fenol

5.

Resorcin = metadioybenzol

Titik lebur
Kelarutan

OH

: 110-1130C

: mudah larut dalam air


OH

2.3.Cara Kerja
1) Nipagin
- Reaksi warna
a. 1. Dimasukkan nipagin pada tabung reaksi dan tambah FeCl3
2. Dihasilkan warna ungu coklat
b. 1. Dimasukkan nipagin pada tabung reaksi dan tambah AgNO3
2. Dihasilkan endapan putih
c. 1. Dimasukkan nipagin pada tabung reaksi dan tambah fehling
2. Dihasilkan warna biru blau
d. 1. Dimasukkan nipagin pada tabung reaksi dan tambah HNO3
2. Dihasilkan warna keruh
2) Nipasol
- Reaksi warna
a. 1. Dimasukkan nipasol pada tabung reaksi dan tambah FeCl3
2. Dihasilkan warna kuning-rose muda
3. Ditambah NaOH
4. Ditambah NaHCO3
5. Dihasilkan warna kuning jingga
b. 1. Dimasukkan nipasol pada tabung reaksi dan tambah millon
2. Dihasilkan warna merah
c. 1. Dimasukkan nipasol pada tabung reaksi dan tambah HNO3
2. Dihasilkan warna biru
d. 1. Dimasukkan nipasol pada tabung reaksi dan tambah diazo
2. Dihasilkan warna jingga
e. 1. Dimasukkan nipasol pada tabung reaksi dan tambah cuprifill
2. Dihasilkan warna biru
3) Naphthol
- Reaksi warna
a. 1. Dimasukkan Naphthol pada tabung reaksi dan tambah diazo

b.
c.
d.
2.
e.
f.
g.
4)
a.

b.

c.
d.
e.
f.
g.
h.
5)
a.

2. Dihasilkan (+) merah


3. Ditambah amylalkohol
4. Dihasilkan warna tertarik
1. Dimasukkan naphthol pada tabung reaksi dan tambah marquis
2. Dihasilkan warna hijau
1. Dimasukkan naphthol pada tabung reaksi dan tambah FeCl3
2. Dihasilkan warna hijau
1. Dimasukkan naphthol pada tabung reaksi dan tambah millon
Dihasilkan warna merah terang
1. Dimasukkan naphthol pada tabung reaksi dan tambah AgNO3
2. Dihasilkan endapan abu-abu
1. Dimasukkan naphthol pada tabung reaksi dan tambah aqua brom
2. Dihasilkan warna ungu
1. Dimasukkan naphthol pada tabung reaksi dan tambah molisch
2. Dihasilkan cincin ungu
Naphthol
Reaksi warna
1. Dimasukkan naphthol pada tabung reaksi dan tambah cuprifill
2. Dihasilkan warna biru
3. Ditambah NaOH
4. Dihasilkan warna biru tua
1. Dimasukkan naphthol pada tabung reaksi dan tambah diazo
2. Dihasilkan warna merah
3. Ditambah amylalkohol warna tertarik
1. Dimasukkan naphthol pada tabung reaksi dan tambah FeCl3
2. Dihasilkan warna kuning kehijauan
1. Dimasukkan naphthol pada tabung reaksi dan tambah mayer
2. Dihasilkan warna mengendap
1. Dimasukkan naphthol pada tabung reaksi dan tambah AgNO3
2. Dihasilkan warna putih lama-lama abu-abu
1. Dimasukkan naphthol pada tabung reaksi dan tambah millon
2. Dihasilkan warna kuning hijau
1. Dimasukkan naphthol pada tabung reaksi dan tambah fehling
2. Dihasilkan endapan kehijauan
1. Dimasukkan naphthol pada tabung reaksi dan tambah marquis
2. Dihasilkan endapan hijau lemah
Resorcin
Reaksi Warna
1. Dimasukkan resorcin pada tabung reaksi dan tambah FeCl3

b.

c.
d.
e.

f.

g.
h.
i.
j.

2. Dihasilkan warna ungu kotor kehitaman


3. Ditambah NH4OH didapat warna kuning coklat
1. Dimasukkan resorcin pada tabung reaksi dan tambah FeCl3
2. Dihasilkan warna ungu kotor kehitaman
3. Ditambah HCl didapat warna kuning
Reaksi Carlety menghasilkan warna (+)
1. Dimasukkan resorcin pada tabung reaksi dan tambah marquis
2. Dihasilkan warna merah atas seperti susu
1. Dimasukkan resorcin pada tabung reaksi dan tambah air
2. Ditambah NaOH
3. Ditambah CHCl3
4. Dihasilkan warna merah
5. Ditambah HCl sedikit berlebih
6. Dihasilkan warna kuning pucat
1. Dimasukkan resorcin pada tabung reaksi dan tambah 100 mg asam tartalat
2. Ditambah 10 gtt H2SO4
3. Dihasilkan warna merah tua
1. Dimasukkan resorcin pada tabung reaksi dan tambah P DAB HCl
2. Dihasilkan warna merah ungu lemah
1. Dimasukkan resorcin pada tabung reaksi tambah Ag amoniakal
2. Dihasilkan warna hijau coklat
1. Dimasukkan resorcin pada tabung reaksi dan tambah fehling
2. Dihasilkan warna merah bata
1. Dimasukkan resorcin pada tabung reaksi dan tambah diazo
2. Dihasilkan warna jingga

BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1. Data Pengamatan
Nipagin
No

Percobaan

Hasil Pengamatan

.
1.
2.
3.
4.

Nipagin + FeCl3
Nipagin + AgNO3
Nipagin + fehling
Nipagin + HNO3

Ungu coklat
Putih
Biru blau
Kuning keruh

Nipasol
No
.
1.
2.
3.
4.
5.

Percobaan
Nipasol + FeCl3 + NaOH + NaHCO3
Tidak berhasil
Nipasol + HNO3
Nipasol + diazo
Nipasol + cuprifill

Hasil Pengamatan
Kuning-rose muda menjadi kuning jingga
Warna tidak ada
Kuning
Kuning jingga
Biru

Naphthol
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Percobaan
Naphthol + diazo + amylalkohol
Naphthol + marquis
Naphthol + FeCl3
Naphthol + millon
Naphthol + AgNO3
Naphthol + aqua brom
Naphthol + molisch

Hasil Pengamatan
(+) merah warna tertarik
Hijau lemah ada serbuk mengapung
Hijau
Merah terang
Abu-abu
Putih larutannya ungu berlebih
Cincin ungu

Naphthol
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Percobaan
Naphthol + cuprifill + NaOH
Naphthol + diazo
Naphthol + FeCl3
Naphthol + mayer
Naphthol + AgNO3
Naphthol + Millon

Hasil Pengamatan
Biru warna biru tua
Merah
Kuning kehijauan
Mengendap
Putih lama-lama abu-abu

7.
8.

Naphthol + fehling
Naphthol + marquis

Kuning hijau
Biru kehijauan
Hijau

Resorcin
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Percobaan
Recorcin + FeCl3 + NH4OH
Resorcin + FeCl3 + HCl
Resorcin + marquis
Resorcin + air + NaOH + 1 gtt CHCl3
Resorcin + 100 mg asam tartalat + 10 gtt
H2SO4(p)
Resorcin + DAB HCl
Resorcin + Ag amoniakal
Resorcin + fehling
Resorcin + diazo

Hasil Pengamatan
Ungu kotor kehitaman menjadi kuning
coklat
Ungu kotor kehitaman menjadi kunig
Merah coklat
Merah berubah menjadi kuning pucat
Merah tua
Merah ungu lemah
Hijau kuning, coklat
Merah bata
Warna jingga

3.2. Pembahasan
Pada pratikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi golongan fenol, membedakan fenol
monovalen dan polivalen serta reaksi-reaksi yang terjadi didalamnya. Pratikan diberi 5 sampek
analit yaitu, nipagin, nipasol, naphthol, naphthol dan resorcin untuk diidentifikasi secara
kualitatif.
Pada percobaan ini, ketika 1 ml FeCl3 ditambahkan 10 ml air dan 1 ml fenol, larutan
berubah menjadi ungu. Hal ini disebabkan karena larutan FeCl3 bereaksi dengan fenol yang
bersifat asam, ketika dicampurkan dengan air yang bersifat polar, sehingga terjadilah perubahan
warna.
Identifikasi zat yang sehariusnya meliputi reaksi warna, reaksi penggolongan, dan reaksi
Kristal, akan tetapi identifikasi yang dilakukan hanya reaksi warna dan penggolongan hal ini
dikarenakan keterbatasan waktu pratikum dan kurang lengkapnya reagen yang tersedia.
Pada percobaan ini, antara nipagin, nipasol, naphthol, naphthol, dan resorcin
memiliki hasil yang berbeda-beda. Pada nipagin semua reaksi warna menghasilkan warna yang
diinginkan, sedangkan pada nipasol ada reaksi yang tidak mendapatkan hasil yang sesuai yaitu
antara percobaan yang ditambah dengan millon tidak berhasil dan yang ditambah cuprifill hanya
menghasilkan warna biru bukan warna biru bargel, hal ini mungkin dikarenakan reagen tidak

bagus lagi. Begitu juga pada naphthol, naphthol, dan resorcin warna yang dihasilkan
berbeda-beda.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
4.1. Simpulan
Adapun simpulan yang didapat dari percobaan pratikum ini adalah :
1. Pada percobaan ini ada hasil yang tidak sesuai, mungkin karena reagen terkontaminasi
2. Fenol memiliki dua jenis yaitu fenol monovalen dan fenol polivalen
3. Reaksi warna pada percobaan yang dilakukan menghasilkan warna yang berbeda-beda

4.2. Saran
Pada saat memasuki lab sebaiknya pratikan mengggunakan pakaian lab. Pratikan harus
keadaan disiplin dan teliti dalam melakukan percobaan, agar didapat hasil yang diinginkan.
Selain itu juga dapat mengidentifikasi golongan fenol tersebut secara benar dan tepat.

DAFTAR PUSTAKA
Kochar, S.P. dan B. Rossell. 1990. Detection Estimation and Evaluation of Antioxidants in Food
System. Elsivier Applied Sciene; London
Miean, K.H. 2001. Flavonoid Content of Edible Tropical Plants. J. Of Agricultural; England
Nelson. 2003. Practical Organic Chemistry. Longman Scientific.

GOLONGAN ALKALOID
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan pratikum kimia farmasi yang berjudul Golongan Alkaloid
pada tanggal 13 Juni 2011. Alkaloid adalah senyawa yang mempunyai struktur heterosiklik dan
mengandung atom N di dalam intinya (pembawa sifat basa/alkalis). Golongan alkaloid yang di
uji dalam percobaan ini yaitu Theophylin, Coffein, Antalgin, Papaverin, Vitamin B1, INH, dan
Paracetamol. Berdasarkan identifikasi yang dilakukan pada Theophylin dan Coffein
menggunakan reaksi murexid tetapi warna yang dihasilkan berbeda, pada theophylin warna ungu
muda sedangkan pada coffein warna ungu tua. Untuk antalgin, papaverin, vitamin B1, INH, dan
paracetamol tidak menggunakan reaksi murexid.

ABSTRAC
Have been conducted by attempt of chemical pratikum of pharmacy entitling Faction of
Alkaloid on 13 June 2011. Alkaloid is compound having structure of heterosiklik and contain
atom of N in its nucleus;core (carrier of nature of basa / alkalis). Faction of Alkaloid which in
test on trial that is Theophylin, Coffein, Antalgin, Papaverin, Vitamin B1, INH, and Paracetamol.
Pursuant to identifying which is done at Theophylin and of Coffein use reaction of murexid but
yielded colour differ, at young purple theophylin while at old purple coffein. For the antalgin,
papaverin, vitamin B1, INH, and paracetamol do not use reaction of murexid.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organic yang terbanyak ditemukan di alam. Hampir
seluruh suatu golongan senyawa alkaloid berasal dari tumbuh-tumbuhan. Sebagian besar alkaloid
terdapat pada tumbuhan dikotil sedangkan untuk tumbuhan monokotil dan pteridofita
mengandung alkaloid dengan kadar yang sedikit.

a.
b.
c.
d.
e.

Sifat umum yang dimiliki oleh golongan senyawa alkaloid adalah basa dan berasa pahit.
Struktur golongan alkaloid amat beragam, dari yang sederhana sampai yang rumit. Alkaloid
dapat dibagi atas 5 golongan berdasarkan lokasi atom nitrogen di dalam struktur alkaloid yaitu :
Alkaloid heterosiklis
Alkaloid dengan nitrogen eksosiklis dan amina alifatis
Alkaloid putressina, dan spermina
Alkaloid peptida
Alkaloid terpena

1.2. Tujuan Percobaan


Untuk mengidentifikasi golongan alkaloid

BAB II
DASAR TEORI

1.
2.

3.

4.

Alkaloid telah dikenal selama bertahun-tahun dan telah menarik perhatian terutama karena
pengaruh fisiologinya terhadap mamalia dan pemakaiannya di bidang farmasi, tetapi fungsinya
dalam tumbuhan hamper sama sekali kabur. Beberapa pendapat kemungkinan perannya dalam
tumbuhan sebagai berikut :
Alkaloid berfungsi sebagai hasil buangan nitrogen seperti urea dan asam urat dalam hewan
(salah satu pendapat yang dikemukakan pertama kali).
Alkaloid dapat berlaku sebagai pengatur tumbuh, karena dari segi struktur, beberapa alkaloid
menyerupai pengatur tumbuh. Beberapa alkaloid merangsang perkecambahan yang lainnya
menghambat.
Beberapa alkaloid mungkin bertindak sebagai tendon penyimpanan nitrogen meskipun banyak
alkaloid ditimbun dan tidak mengalami metabolism lebih lanjut meskipun sangat kekurangan
nitrogen.
Semula disarankan oleh Liebig bahwa alkaloid, karena sebagian besar bersifat basa, dapat
mengganti basa mineral dalam mempertahankan kesetimbangan ion dalam tumbuhan
(Padmawinata, 1995).
Golongan alkaloid adalah golongan senyawa yang mempunyai struktur heterosiklik dan
mengandung atom N di dalam intinya. Sifat umum yang dimiliki oleh golongan senyawa ini
adalah basa, rasa pahit, umumnya berasal dari tumbuhan dan berkhasiat secara farmakologis.
Struktur golongan alkaloid amat beragam, dari yang sederhana sampai yang rumit. Koniina dan
nikotin adalah dua contoh yang sederhana (Lexicons, 1896).

Senyawa yang mengandung alkaloid lainnya adalah opium. Opium adalah getah mentah dari
polong biji tumbuhan opium. Jika getah ini dimurnikan, diperoleh dua alkaloid penting, morfina
dan kodeina yang dapat dipisahkan dalam bentuk murni. Morfina adalah obat anti nyeri paling
mujarab, banyak digunakan untuk mengatasi kesulitan manusia. Kodeina adalah analgetika yang
manjur dan penekan batuk. Senyawa ini sejak lama dipakai sebagai obat batuk, tetapi telah
diganti oleh dekstrometorfan, alkaloid sintetik yang sama ampuhnya (Lide, 1981).

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
2.1. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah pipet tetes, tabung reaksi, erlenmeyer, gelas ukur, rak
tabung, dan penyepit tabung.
Bahan-bahan yang digunakan adalah CuSO4, FeCl3, HCl, Fehling, HNO3, NaOH,
K2Cr2O7, HNO3, diazo, KMnO4, vanilin, metanol, KBrO3, CHCl3, K3Fe[CN]6, dan air.
2.2.
Konstanta Fisik

1.

Theophylin = 1,3 dimethylsantin


Rumus molekul
: C7H8N4O2
Massa molar
: 180, 164 g/mol
CH3

2. Coffein
Rumus molekul

Titik leleh
Titik didih
Densitas

: C8H10N4O2

: 227-2280C
: 1780C
: 1,2 g/mol

3. INH
Rumus molekul

C3H7N3O

Berat molekul
g/mol
4.

Paracetamol

Rumus molekul
Berat molekul
5.

d.
e.

2)
a.
b.
c.

: C8H9NO2
: 151,17 g/mol
Vitamin B1

Rumus Molekul
Berat molekul
a.
1)
a.
b.
c.

: 137,14

: C12H17N4OS
: 300, 81 g/mol

Cara Kerja
Theophylin
Reaksi warna
Reaksi murexid menghasilkan ungu muda
Parri menghasilkan warna violet
1. Dimasukkan theophylin pada tabung reaksi dan tambah pyramidin
2. Ditambah CuSO4
3. Dihasilkan warna violet biru
1. Dimasukkan theophylin pada tabung reaksi dan tambah diazo
2. Dihasilkan warna jingga
1. Dimasukkan theophylin pada tabung reaksi dan tambah cuprifill
2. Dihasilkan warna biru hijau
3. Ditambah NaOH
4. Dihasilkan kembali warna biru
Coffein
Reaksi warna
Reaksi murexid menghasilkan warna ungu tua
Parri menghasilkan warna biru tua
1. Dimasukkan coffein pada tabung reaksi dan tambah pyramidan
2. Ditambah CuSO4

3)
a.
b.

c.
d.
e.
f.
4)
a.
b.
c.
d.
e.
f.

5)
a.
b.
c.

3. Dihasilkan warna hijau


Antalgin
Reaksi warna
1. Dimasukkan antalgin pada tabung reaksi dan tambah FeCl3
2. Dihasilkan warna ungu
1. Dimasukkan antalgin pada tabung reaksi dan tambah HCl
2. Ditambah NaNO3 sama banyak
3. Dihasilkan warna biru kekuningan
1. Dimasukkan antalgin pada tabung reaksi dan tambah AgNO3
2. Dihasilkan warna ungu keruh gemerlap
1. Dimasukkan antalgin pada tabung reaksi dan tambah diazo
2. Dihasilkan warna biru
1. Dimasukkan antalgin pada tabung reaksi dan tambah mayer
2. Dihasilkan warna putih
1. Dimasukkan antalgin pada tabung reaksi dan tambah HNO3
2. Dihasilkan warna hijau kuning
Papaverin
Reaksi warna
1. Dimasukkan papaverin pada tabung reaksi dan tambah mayer
2. Dihasilkan endapan putih kuning
1. Dimasukkan papaverin pada tabung reaksi dan tambah marquis
2. Dihasilkan warna ungu-coklat rose
1. Dimasukkan papaverin pada tabung reaksi dan tambah FeCl3
2. Dihasilkan (-)
1. Dimasukkan papaverin pada tabung reaksi dan tambah H2SO4(P)
2. Dihasilkan warna ungu (kadang-kadang hijau)
1. Dimasukkan papaverin pada tabung reaksi dan tambah HNO3(p)
2. Dihasilkan warna kuning
1. Dimasukkan papaverin pada tabung reaksi dan tambah K3Fe[CN]6
2. Ditambah FeCl3
3. Dihasilkan warna biru tua
Vitamin B1
Reaksi warna
1. Dimasukkan Vit.B1 pada tabung reaksi dan tambah H2SO4
2. Dihasilkan berbusa
1. Dimasukkan Vit.B1 pada tabung reaksi dan tambah fehling
2. Dihasilkan warna hijau
1. Dimasukkan Vit.B1 pada tabung reaksi dan tambah mayer
2. Dihasilkan warna puthi kuning

d. 1. Dimasukkan Vit.B1 pada tabung reaksi dan tambah bouchardcat


2. Dihasilkan endapan coklat
e. 1. Dimasukkan Vit.B1 pada tabung reaksi dan tambah dragendroff
2. Dihasilkan endapan coklat
f. 1. Dimasukkan Vit.B1 pada tabung reaksi dan tambah nesler
2. Dihasilkan warna kuning
g. 1. Dimasukkan Vit.B1 pada tabung reaksi dan tambah FeCl3
2. Dihasilkan (-)
h. 1. Dimasukkan Vit.B1 pada tabung reaksi dan tambah AgNO3
2. Dihasilkan larutan putih
3. Ditambah NaOH
4. Dihasilkan warna tetap
i. 1. Dimasukkan Vit.B1 pada tabung reaksi dan tambah diazo
2. Dihasilkan warna kuning
3. Ditambah KMnO4
4. Dihasilkan warna hijau tereduksi
j. 1. Dimasukkan Vit.B1 pada tabung reaksi dan tambah air
2. Ditambah HCl
3. Ditambah K2Fe[CN]6
4. Ditambah NaOH
5. Ditambah isopropanol
6. Dihasilkan cincin ungu
k. 1. Dimasukkan Vit.B1 pada tabung reaksi dan tambah cuprifill
2. Dihasilkan warna hijau ada sedikit birunya
l. 1. Dimasukkan Vit.B1 pada tabung reaksi dan tambah nesler
2. Dihasilkan warna kuning hitam
6) INH
- Reaksi warna
a. 1. Dimasukkan INH pada tabung reaksi dan tambah NaOH
2. Dihasilkan keluar NH3
b. 1. Dimasukkan INH pada tabung reaksi dan tambah FeCl3
2. Dihasilkan warna coklat merah, larutan kuning jingga
c. 1. Dimasukkan INH pada tabung reaksi dan tambah AgNO3
2. Dihasilkan warna coklat hitam
d. 1. Dimasukkan INH pada tabung reaksi dan tambah fehling
2. Dihasilkan (+)
e. 1. Dimasukkan INH pada tabung reaksi dan tambah reaksi korek api
2. Dihasilkan (+)
f. 1. Dimasukkan INH pada tabung reaksi dan tambah DAB HCl

g.

h.
i.
j.

7)
a.
b.
c.
d.

e.

2. Dihasilkan warna jingga kuning


1. Dimasukkan INH pada tabung reaksi dan tambah vanilin
2. Ditambah metanol
3. Ditambah HCl
4. Dihasilkan warna kuning hijau spesifik
1. Dimasukkan INH pada tabung reaksi dan tambah fehling
2. Dihasilkan warna hijau lumut
1. Dimasukkan INH pada tabung reaksi dan tambah KBrO3
2. Dihasilkan warna kuning
1. Dimasukkan INH pada tabung reaksi dan tambah cuprifill
2. Dihasilkan warna ungu kekuningan
3. Ditambah NaOH
4. Dihasilkan warna kuning coklat
Paracetamol
Reaksi warna
1. Dimasukkan paracetomal pada tabung reaksi dan tambah FeCl3
2. Dihasilkan hijau biru hingga hijau kotor-coklat
1. Dimasukkan paracetamol pada tabung reaksi dan tambah HNO3
2. Dihasilkan warna jingga
1. Dimasukkan paracetamol pada tabung reaksi dan tambah HNO3(p)
2. Dihasilkan warna jingga (lama)
1. Dimasukkan paracetamol pada tabung reaksi dan tambah HCl
2. Ditambah NaNO3
3. Dihasilkan warna kuning
4. Ditambah 1% alfanaphthol dalam amoniak
5. Dihasilkan warna merah
1. Dimasukkan paracetamol pada tabung reaksi dan tambah HCl
2. Ditambah 10 ml air
3. Ditambah K2Cr2O7 0,1 N
4. Dihasilkan warna violet yang tidak berubah menjadi merah

BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

3.1. Data Pengamatan


Theophylin
No
.
1.
2.

Percobaan
Theophylin + diazo B + NaOH
Theophylin + cuprifill + NaOH

Hasil Pengamatan
(-) Jingga
Biru hijau kembali biru

Coffein
No
.
1.

Percobaan
Tidak ada bahan

Hasil Pengamatan
Tidak ada hasil warna

Antalgin
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Percobaan
Antalgin + FeCl3
Antalgin + HCl + NaNO2
Antalgin + AgNO3
Antalgin + Mayer
Antalgin + Diazo
Antalgin + HNO3(p)

Hasil Pengamatan
Biru tua
Biru kekuningan
Ungu keruh
Putih
Biru
Hijau kuning

Papaverin
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Percobaan
Papaverin + mayer
Papaverin + marquis
Papaverin + FeCl3
Papaverin + H2SO4(p)
Papaverin + HNO3
Papaverin + K3Fe[CN]6 + FeCl3

Hasil Pengamatan
Putih kuning
Ungu coklat rose
(-)
Ungu
Kuning
Hijau lumut

Vitamin B1
No
.

Percobaan

Hasil Pengamatan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Vitamin B1 + H2SO4
Vitamin B1 + fehling
Vitamin B1 + mayer
Vitamin B1 + Bouchardrat
Vitamin B1 + FeCl3
Vitamin B1 + AgNO3
Vitamin B1 + diazo + KMnO4
Vitamin B1 + air + HCl + K3Fe[CN]6 +
NaOH + isopropanol
9. Vitamin B1 + cuprifill
10. Vitamin B1 + nesler

Berbusa
Biru
Putih kuning
Coklat
(-)
Putih
Kuning menjadi tidak berwarna hijau
Membentuk cincin tidak berwarna ungu
Hijau
Tidak ada hasil

INH
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Percobaan
INH + NaOH
INH + FeCl3
INH + fehling
INH + AgNO3
INH + reaksi korek api
INH + DAB HCl
INH + vanillin + methanol + HCl
INH + fehling
INH + KBrO3
INH + cuprifill + NaOH

Hasil Pengamatan
Keluar NH3
Coklat merah
(+)
Coklat hitam
(+)
Jingga kuning
Kuning hijau
Hijau lumut
Kuning
Biru menjadi kuning coklat

Paracetamol
No
.
1.
2.
3.
4.
5.

Percobaan
Paracetamol + FeCl3
Paracetamol + HNO3
Paracetamol + HNO3(p)
Paracetamol + HCl + NaNO2 + 1% alfa
naphthol dalam amoniak
Paracetamol + HCl + 10 ml air +
K2Cr2O7 0,1 N

Hasil Pengamatan
Biru hijau kotor
Jingga
Jingga
Kuning menjadi merah
Violet

3.2. Pembahasan
Pada pratikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi golongan alkaloid. Golongan alkaloid
tersebut yaitu theophylin, coffein, antalgin, papaverin, vitamin B1, INH, dan paracetamol.
Pada golongan alkaloid ini dihasilkan reaksi warna yang berbeda-beda, dan ada yang berhasil
maupun tidak. Untuk identifikasi reaksi warna pada theophylin, pada percobaan ini hanya 2
reaksi yang berhasil yaitu pada saat penambahan cuprifill dan diazo, selain itu tidak ada hasil
disebabkan karena tidak tersedianya reagen.
Untuk identifikasi coffein sama sekali tidak tersedia reagen. Antalgin, papaverin, vitamin B1,
INH, dan paracetamol reaksi warna yang dihasilkan juga berbeda-beda. Antalgin ditambah
dengan Diazo menghasilkan warna biru sedangkan Vitamin B1 ditambah dengan Diazo
menghasilkan warna kuning. Papaverin ditambah dengan FeCl3menghasilkan (+), INH ditambah
dengan FeCl3 menghasilkan warna coklat merah, dan paracetamol ditambah dengan
FeCl3 menghasilkan warna hijau biru. Ketika penambahan antara reagen diazo dan reagen
FeCl3 sangat jelas terlihat perbedaan antara warna-warna yang dihasilkan golongan alkaloid
tersebut.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
4.1. Simpulan
Adapun simpulan yang didapat dari percobaan pratikum ini adalah :
1. Pada percobaan ini ada hasil yang didapat ada juga yang tidak didapat.
2. Golongan alkaloid yang diidentifikasi yaitu Theophylin, coffein, antalgin, papaverin, vitamin
B1, INH, dan paracetamol.
3. Reaksi warna pada percobaan yang dilakukan menghasilkan warna yang berbeda-beda.

4.2. Saran
Pada saat memasuki lab sebaiknya pratikan mengggunakan pakaian lab. Pratikan harus
keadaan disiplin dan teliti dalam melakukan percobaan, agar didapat hasil yang diinginkan.
Selain itu juga dapat mengidentifikasi golongan alkaloid tersebut secara benar dan tepat.

DAFTAR PUSTAKA
Hesse, 1981. Reaksi Anhidrida Dengan Air. Erlangga; Jakarta
Lide, 1981. Hand Book of Chemistry and Physics. Crs.Press; Jakarta
Lexicons, 1986. The Historical Background of Chemistry. Press; Semarang
Rusdi, 1969. Kimia Farmasi. Erlangga; Jakarta

GOLONGAN BARBITAL
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan pratikum kimia farmasi dengan judul golongan barbital pada
tanggal 20 Juni 2011. Barbital merupakan golongan obat tidur yang mempunyai inti hasil
kondensasi ester etil dari asam dietilmalonal dan ureum. Berdasarkan hasil reaksi warna yang
dilakukan menghasilkan warna yang berlainan. Warna yang diperoleh yaitu pada cuprifil warna
biru, menggunakan parri warna ungu, fehling warna biru, dan menggunakan mayer warna kuning
lemah.

ABSTRAC
Have been conducted by attempt of chemical pratikum of pharmacy with faction title of
barbital on 20 June 2011. Barbital represent barbiturate faction having the core of result of ethyl
ester condensation of acid of dietilmalonal and of ureum. Pursuant to result of reaction of colour
which is yield different colour. obtained colour that is at blue colour cuprifil, using purple parri,
blue colour fehling, and use colour mayer turn yellow to weaken.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ada beberapa golongan zat yang dimasukkan dalam kelompok sedativa hipnotika yaitu
barbiturate, zat yang mirip barbiturate (barbiturate-like substance), benzodiazepin, karbonat,
kloralhidrat, dan paraldehida. Zat-zat tersebut di atas berbeda kerja farmakologik, onset, maupun
lama bekerjanya, tetapi diantara mereka terdapat toleransi silang dan ketergantungan silang. Juga
terdapat toleransi dan ketergantungan silang dengan alkohol.
Barbiturat mempengaruhi sistem saraf pusat, menyebabkan perasaan lembab, dan tergantung
pada dosisnya, efeknya dapat bertahan antara tiga hingga enam jam. Barbiturat dapat
menyebabkan orang jadi sembrono, merasa bahagia dan kebingungan mental ketidakbahagiaan
juga dapat diakibatkan oleh barbiturate.
Dosis yang tinggi dapat menyebabkan pingsan, masalah pernapasan dan kematiaan. Kematiaan
akibat overdosis merupakan bahaya yang sangat nyata, karena dosis yang berbahaya sangat dekat
dengan dosis normal yang aman. Risiko menggunakan barbiturate juga meningkat bila obat
tersebut disuntikkan. Tubuh dapat dengan cepat menjadi toleran terhadap barbiturate yang
mengakibatkan ketergantungan fisik dan mental.
1.2. Tujuan Percobaan
Untuk mengidentifikasi golongan barbital.

BAB II
DASAR TEORI
Barbital adalah golongan obat tidur yang mempunyai inti hasil kondensasi ester etil dari asam
dietilmalonal dan ureum. Barbital digunakan sebagai obat hipnotik, antikonvulsan, dan anastetik
dengan sifat nonselektif. Barbiturat bersifat lipofil, sukar larut dalam air tetapi mudah larut
dalam pelarut-pelarut nonpolar seperti minyak dan kloroform. Karena sifat lipofiliknya,
barbiturate mudah menembus SSP dan daya hipnotiknya juga diperkuat. Dengan meningkatnya
sifat lipofilik ini maka efeknya dan kerjanya dipercepat (Nuraini, 1988).
Barbital merupakan derivate dari asam barbiturate. Asam barbiturate adalah zat induk barbitalbarbital yang sendirinya tidak bersifat hipnotik. Sifat ini baru muncul jika atom-atom hydrogen
pada atom C5 dari inti pirimidinnya digantikan oleh ggugusan alkil. Barbiturat mempunyai inti
hasil kondensasi etilester dan asam dietilmalonal (Anief, 2004).
Barbiturat digunakan secara medis untuk menenangkan orang dan sebagai obat tidur. Barbiturat
mempunyai sistem saraf pusat, menyebabkan perasaan lembab, dan tergantung pada dosisnya,
efeknya dapat bertahan antara tiga hingga enam jam. Barbiturat dapat menyebabkan orang jadi

sembrono, merasa bahagia dan kebingungan. Dosis yang tinggi dapat menyebabkan pingsan,
masalah pernapasan dan kematiaan (Tjay, 2002).
Kematian akibat overdosis merupakan bahaya yang sangat nyata, karena dosis yang berbahaya
takarannya sangat barbiturate dikonsumsi bersamaan dengan alkohol. Risiko penggunaan
barbiturate juga meningkat bila obat tersebut disuntikkan. Tubuh dapat dengan cepat menjadi
toleran terhadap barbiturate yang mengakibatkan ketergantungan fisik dan mental (Nicol, 1997).

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
2.1. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah pipet tetes, tabung reaksi, lampu spiritus, rak tabung, dan
penyepit tabung.
Bahan-bahan yang digunakan adalah luminal, FeCl3, alkohol, cuprifill, fehling, AgNO3, dan
mayer.
2.2.
Konstanta Fisik

1. Barbital
Rumus molekul
Massa molar

: C8H12N2O3
: 184, 193 g/mol
O

2. Luminal
Rumus molekul
BM

: C12H17N2O3Na
: 232,24

a.
1)
a.

b.
c.
d.
e.
f.

Cara Kerja
Luminal
Reaksi warna
1. Dimasukkan luminal pada tabung reaksi dan tambah FeCl3
2. Dihasilkan warna (-)
3. Ditambah alkohol
4. Dihasilkan warna jingga
1. Dimasukkan luminal pada tabung reaksi dan tambah parri
2. Dihasilkan warna (+) ungu
1. Dimasukkan luminal pada tabung reaksi dan tambah cuprifill
2. Dihasilkan warna biru bergelatin
1. Dimasukkan luminal pada tabung reaksi dan tambah fehling
2. Dihasilkan warna bitu spiritus
1. Dimasukkan luminal pada tabung reaksi dan tambah AgNO3
2. Dihasilkan warna biru putih
1. Dimasukkan luminal pada tabung reaksi dan tambah mayer
2. Dihasilkan warna kuning lemah

BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1. Data Pengamatan
Luminal
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Percobaan
Luminal + FeCl3 + alkohol
Luminal + cuprifill
Luminal + parri + Co(NO3)2
Luminal + fehling
Luminal + AgNO3
Luminal + mayer

Hasil Pengamatan
(+) Jingga kuning
Biru
Ungu
Biru spiritus
Putih
Kuning lemah

3.2. Pembahasan
Pada pratikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi golongan barbital. Barbital merupakan
psikotropika golongan IV. Psikotropika termasuk golongan obat keras, sehingga dalam
kemasannya memiliki tanda yang sama dengan obat keras. Dan penyerahannya harus dengan
resep dokter. Tanda khusus obat psikotropik sama dengan tanda khusus obat keras yaitu
lingkaran berwarna merah dan garis tepi berwarna hitam dengan huruf K didalamnya yang
menyentuh garis tepi.
Hasil percobaan reaksi warna yang dilakukan meghasilkan warna yang berbeda. Pada saat
penambahan FeCl3 menghasilkan warna jingga, ditambah cuprifill menghasilkan warna biru,
ditambah parri menghasilkan (+) ungu, ditambah fehling menghasilkan warna biru, ditambah
AgNO3 menghasilkan warna putih dan ketika ditambah dengan mayer menghasilkan warna
kuning lemah.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
4.1. Simpulan
Adapun simpulan yang didapat dari percobaan pratikum ini adalah :
1. Pada percobaan ini yang diidentifikasi adalah luminal.
2. Golongan barbital ini merupakan golongan psikotropika.
3. Reaksi warna pada percobaan yang dilakukan menghasilkan warna berbeda.

4.2. Saran
Pada saat memasuki lab sebaiknya pratikan mengggunakan pakaian lab. Pratikan harus
keadaan disiplin dan teliti dalam melakukan percobaan, agar didapat hasil yang diinginkan.
Selain itu juga dapat mengidentifikasi golongan barbital tersebut secara benar dan tepat.

DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 2004. Penggolongan Obat. UGM Press; Yogyakarta
Nicol, Rosemary. 1997. Tidur Nyenyak Tanpa Obat. Penerbit Arcan; Jakarta
Nuraini, 1988. Obat-Obatan. Kanisius; Jakarta
Tjay, Tanhoan. 2002. Obat-Obat Penting. PT. Elex Media; Jakarta

ANTIBIOTIK
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan pratikum kimia farmasi dengan judul antibiotik pada tanggal
04 Juli 2011. Antibiotik adalah zat antibakteri yang bias menghambat atau bahkan membunuh
perkembangbiakan bakteri. Antibiotik yang diidentifikasi pada percobaan ini adalah golongan
tetrasiklina, kloramfenikol, dan golongan glukosida antibiotik. Berdasarkan hasil reaksi warna
yang dilakukan pada percobaan ini, tetrasiklina, kloramfenikol, dan golongan glukosida
antibiotik menghasilkan warna yang beragam, untuk tetrasiklina ada warna kuning, merah, dan
biru hitam, untuk kloramfenikol ada warna orange, biru tua, dan abu-abu, dan untuk golongan
glukosida antibiotik ada warna coklat merah, ungu, dan abu-abu coklat.

ABSTRAC
Have been conducted by attempt of chemical pratikum of pharmacy with antibiotic title on 04
July 2011. Antibiotic is antibakteri which is diffraction pursue or even kill propagation of
bacterium. Antibiotic identified at this attempt is faction of tetrasiklina, kloramfenikol, and
faction of glukosida antibiotic. Pursuant to result of reaction of conducted colour at this attempt,

tetrasiklina, kloramfenikol, and faction of glukosida antibiotic yield immeasurable colour, for
tetrasiklina there is colour turn yellow, redly, and black blue, for kloramfenikol there is colour of
orange, dark blue, and grey, and for the faction of antibiotic glukosida there is red brown, purple,
and is grey of chocolate.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Antibiotik adalah zat kimia, biasanya digunakan pada hewan dan obat manusia dan hortikultura,
yang mungkin telah diproduksi langsung dari atau sintetik turunan hidup dengan tujuan
untuk membunuh atau menghentikan pertumbuhan beberapa mikroorganisme yang sensitif yang
terkadang menyebabkan infeksi spesifik pada organisme.
Antibiotik dan infeksi merupakan masalah terbanyak yang dihadapi oleh negara yang sedang
berkembang, termasuk Indonesia. Jumlah korban yang meninggal karena infeksi masih
menduduki peringkat teratas di antara penyakit-penyakit yang menyerang penduduk Indonesia.
Antibiotik merupakan kelompok obat yang paling sering dan terbanyak digunakan untuk
memerangi penyakit-penyakit di Indonesia.
1.2. Tujuan Percobaan
Untuk mengidentifikasi golongan antibiotik.

BAB II
DASAR TEORI
Antibiotik adalah zat antibakteri yang bias menghambat atau bahkan membunuh
perkembangbiakan bakteri. Penisilin adalah antibiotik pertama yang ditemukan Ilmuwan Inggris,
Alexander Fleming pada tahun 1928. Sebelum tahun ditemukannya antibiotik, jutaan manusia
meninggal dunia hanya karena infeksi-infeksi ringan yang pada saat itu sangat mudah
disembuhkan melalui bantuan obat antibiotik (Black, 1999).
Berdasarkan sifatnya antibiotik dibagi menjadi dua, antibiotik yang bersifat bakterisidal yaitu
antibiotik yang bersifat destruktif terhadap bakteri dan antibiotic yang bersifat bakteriostatik
yaitu antibiotic yang bekerja menghambat pertumbuhan atau multiaplikasi bakteri. Berdasarkan
atas asal derivatnya, yaitu derivate asam amino, derivate asam asetat dan derivate metabolism
karbohidrat (Sucipto, 2008).
Tetrasiklin merupakan salah satu obat antimikroba yang menghambat sintesis protein mikroba.
Untuk kehidupannya, sel mikroba perlu mensintesis berbagai protein. Sintesis protein
berlangsung di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA. Obat golongan ini digunakan untuk
mengobati infeksi (Craig,1998).
Golongan kloramfenikol digunakan untuk mengobati infeksi yang berbahaya yang tidak efektif
bila diobati dengan antibiotik yang kurang efektif. Contoh obatnya adalah kloramfenikol yang
tidak berbau tetapi rasa sangat pahit (Ansel, 1989).

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
2.1. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah pipet tetes, tabung reaksi, rak tabung, dan penyepit tabung.

Bahan-bahan yang digunakan adalah H2SO4, marquis, frohde, vittalli, nesler, millon,
NaOH, , Cu(NO3)2, CHCl3, ammonium molybdat, dan cuprifill.
2.2.Konstanta Fisik
1. Tetrasiklina = Ambramycin = Achromycin

2. Kloramfenikol
OH

CCl2
H

3. Eritromisina

CH2OH

2.3.Cara Kerja
1) Tetrasiklina
- Reaksi warna
a. 1. Dimasukkan tetrasiklina pada tabung reaksi dan tambah H2SO4
2. Dihasilkan merah ungu
3. Ditambah air
4. Dihasilkan warna kuning tua
b. 1. Dimasukkan tetrasiklina pada tabung reaksi dan tambah marquis
2. Dihasilkan warna merah anggur
c. 1. Dimasukkan tetrasiklina pada tabung reaksi dan tambah frohde
2. Dihasilkan merah anggur
d. 1. Dimasukkan tetrasiklina pada tabung reaksi dan tambah vittalli
2. Dihasilkan kuning coklat
e. 1. Dimasukkan tetrasiklina pada tabung reaksi dan tambah nesler
2. Ditambah KOH
3. Dihasilkan kuning coklat
f. 1. Dimasukkan tetrasiklina pada tabung reaksi dan tambah millon
2. Dihasilkan rose (aduk,coklat)
g. 1. Dimasukkan tetrasiklina pada tabung reaksi dan tambah ammonium
Molibdat

2)
a.
b.
c.
d.

e.

f.

3)
a.
b.
c.

d.

2. Dihasilkan biru bitam


Kloramfenikol
Reaksi warna
1. Dimasukkan kloramfenikol pada tabung reaksi dan tambah NaOH
2. Dihasilkan warna orange merah
1. Dimasukkan kloramfenikol pada tabung reaksi dan tambah cuprifill
2. Dihasilkan warna biru tua dipanaskan warna merah bata
1. Dimasukkan kloramfenikol pada tabung reaksi dan tambah nessler
2. Dihasilkan warna abu-abu
1. Dimasukkan kloramfenikol pada tabung reaksi dan tambah H2SO4
2. Ditambah 1 gtt difenilamin dalam alkohol
3. Dihasilkan warna biru
1. Dimasukkan kloramfenikol pada tabung reaksi dan tambah pyridine
2. Ditambah KOH
3. Dipanaskan lalu didinginkan, lapisan pyridin
4. Dihasilkan warna merah frambos
1. Dimasukkan kloramfenikol pada tabung reaksi
2. Ditambah 5 gtt Cu(NO3)2 amoniakal
3. Dihasilkan warna abu-abu coklat
Eritromisina
Reaksi warna
1. Dimasukkan eritromisina pada tabung reaksi dan tambah H2SO4
2. Dihasilkan warna coklat merah
1. Dimasukkan eritromisina pada tabung reaksi dan tambah nessler
2. Dihasilkan warna abu-abu hitam
1. Dimasukkan eritromisina pada tabung reaksi dan tambah aseton
2. Ditambah 2 ml HCl
3. Dihasilkan warna jingga berubah menjadi merah
4. Ditambah 2 ml CHCl3 kocok
5. Dihasilkan warna ungu
1. Dimasukkan eritromisina pada tabung reaksi
2. Ditambah 5 gtt Cu(NO3)2 ammoniakal
3. Dibiarkan 5 detik
4. Dihasilkan warna abu-abu coklat

BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1. Data Pengamatan
Tetrasiklina
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Percobaan
Tetrasiklina + H2SO4 + air
Tetrasiklina + marquis
Tetrasiklina + frohde
Tetrasiklina + vittalli
Tetrasiklina + nesler + KOH
Tetrasiklina + millon
Tetrasiklina + ammonium molibdat

Hasil Pengamatan
Kuning
Kuning jingga
Merah anggur
Tidak ada hasil
Coklat hitam
Rose (aduk, coklat)
Merah coklat

Kloramfenikol
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Percobaan
Kloramfenikol + NaOH
Kloramfenikol + cuprifill
Kloramfenikol + nessler
Kloramfenikol + H2SO4 + 1 gtt
difenilamin dalam alkohol
Kloramfenikol + pyridine + KOH
Kloramfenikol + 5 gtt
Cu(NO3)2amoniakal

Hasil Pengamatan
Orange merah
Biru tua dipanaskan merah bata
Abu-abu
Biru
Merah frambos
Abu-abu coklat

Eritromisina
No
.
1.
2.
3.

Percobaan
Eritromisina + H2SO4
Eritromisina + nessler
Eritromisina + aseton + 2 ml HCl +

Hasil Pengamatan
Coklat merah
Abu-abu hitam
Jingga menjadi merah lalu ungu

4.

CHCl3
Eritromisina + 5 gtt Cu(NO3)2amoniakal

Abu-abu coklat

3.2. Pembahasan
Pada pratikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi antibiotik. Antibiotik tersebut yaitu golongan
tetrasiklina, kloramfenikol, dan golongan glukosida antibiotik. Antibiotik merupakan antibakteri
yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada tubuh.
Hasil percobaan reaksi warna yang dilakukan pada antibiotik ini, berbeda-beda, pada saat
penambahan frohde pada tetrasiklina menghasilkan warna merah anggur, kloramfenikol
ditambah dengan NaOH menghasilkan warna orange, eritromisina ditambah dengan
H2SO4 menghasilkan warna coklat merah.
Tertrasiklina, kloramfenikol, dan eritromisina memiliki fungsi yang sama yaitu digunakan
sebagai obat antimikroba, tetapi cara kerjanya memiliki perbedaan. Kloramfenikol ini rasanya
sangat pahit, tetrasiklina biasa digunakan untuk obat infeksi.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
4.1. Simpulan
Adapun simpulan yang didapat dari percobaan pratikum ini adalah :
4. Pada percobaan ini hasil yang didapat dari reaksi warna sangat terlihat perbedaan warna antara
tetrasiklina, kloramfenikol, dan eritrimisina
5. Antibiotik merupakan antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada tubuh
6. Tetrasiklina, kloramfenikol, dan eritromisina fungsi utamanya sebagai obat infeksi

4.2. Saran

Pada saat memasuki lab sebaiknya pratikan mengggunakan pakaian lab. Pratikan harus
keadaan disiplin dan teliti dalam melakukan percobaan, agar didapat hasil yang diinginkan.
Selain itu juga dapat mengidentifikasi antibiotik tersebut secara benar dan tepat.

DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi IV; Jakarta.
Black, J.G. 1999. Microbiology Principles and Exploration. Prentice Hall International, Inc; New Jersey.
Craig, W.A. 1998. Choosing An Antibiotic On The Basic of Pharmacodynamics. Ear Nose Throat J; New
England.
Sucipto, 2008. Penuntun Pratikum Mikrobiologi Farmasi. Jurusan Biologi FMIPA UNUD.

GOLONGAN SISA
ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan pratikum kimia farmasi dengan judul golongan sisa pada
tanggal 04 Juli 2011. Golongan sisa yang diidentifikasi pada percobaan ini adalah vitamin B6 dan
Vitamin C (Asam askorbat). Vitamin sangat dibutuhkan oleh tubuh. Berdasarkan hasil reaksi
warna yang dilakukan pada percobaan ini, vitamin B6 dan vitamin C ketika ditambah dengan
KMnO4 menghasilkan warna berbeda, pada vitamin B6 warna coklat merah dan vitamin C warna
putih.

ABSTRAC
Have been conducted by attempt of chemical pratikum of pharmacy with faction title of rest of
on 04 July 2011. Faction of rest of identified at this attempt is vitamin of B6 and Vitamin C (sour
askorbat). Vitamin very required by body. Pursuant to result of reaction of conducted colour at
this attempt, vitamin B6 and vitamin C when added with KMnO4yield colour differ, at vitamin
B6 red brown and vitamin C white colour.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang
berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa vitamin manusia,
hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup dan kekurangan
vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita.
Nama Vitamin sendiri berasal dari gabungan kata bahasa Latin yaitu vita yang artinya
hidup dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom
nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak
vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang
enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada
dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang
secara normal.

1.2. Tujuan Percobaan


Untuk mengidentifikasi golongan antibiotik.

BAB II
DASAR TEORI
Vitamin adalah zat pengatur yang dibutuhkan oleh tubuh. Kekurangan salah satu vitamin bisa
menimbulkan penyakit. Penyakit akibat kekurangan salah satu vitamin disebut
avitaminosis. Jenis vitamin berdasarkan kelarutannya ada dua macam, yaitu vitamin yang larut
dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam air hanya ada dua yaitu
Vitamin B dan C. Sedangkan vitamin A, D, E, dan K, mereka larut dalam lemak (Tarrant,
1989).

Cara kerja vitamin yang larut dalam lemak dan yang larut dalam air berbeda.
Vitamin yang larut dalam lemak : Vitamin yang larut dalam lemak akan disimpan di dalam
jaringan adiposa (lemak) dan di dalam hati. Vitamin ini kemudian akan dikeluarkan dan
diedarkan ke seluruh tubuh saat dibutuhkan. Beberapa jenis vitamin hanya dapat disimpan
beberapa hari saja di dalam tubuh, sedangkan jenis vitamin lain dapat bertahan hingga 6 bulan
lamanya di dalam tubuh (Kirana, 1978).
Vitamin yang larut dalam air : Berbeda dengan vitamin yang larut dalam lemak, jenis
vitamin larut dalam air hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera
hilang bersama aliran makanan. Saat suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin yang
terlepas akan masuk ke dalam aliran darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh. Apabila tidak
dibutuhkan, vitamin ini akan segera dibuang tubuh bersama urin. Oleh karena hal inilah, tubuh
membutuhkan asupan vitamin larut air secara terus-menerus (Mardjono, 2007).

Vitamin B6, atau dikenal juga dengan istilah piridoksin, merupakan vitamin yang esensial bagi
pertumbuhan tubuh. Vitamin ini berperan sebagai salah satu senyawa koenzim A yang digunakan
tubuh untuk menghasilkan energi melalui jalur sintesis asam lemak, seperti spingolipid dan
fosfolipid. Selain itu, vitamin ini juga berperan dalam metabolisme nutrisi dan memproduksi
antibodi sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap antigen atau senyawa asing yang
berbahaya bagi tubuh. Vitamin ini merupakan salah satu jenis vitamin yang mudah didapatkan
karena vitamin ini banyak terdapat di dalam beras, jagung, kacang-kacangan, daging, dan ikan.
Kekurangan vitamin dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kulit pecah-pecah, keram otot,
dan insomnia (Robert, 1977).

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
2.1. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah pipet tetes, tabung reaksi, rak tabung, dan penyepit tabung.
Bahan-bahan yang digunakan adalah FeCl3, diazo A, diazo B, AgNO3, KBrO3,
KMnO4, fehling, cuprifill, NaOH, alkohol, Na2CO3, K3Fe(CN)6, CuSO4, air, parri, NH4OH, dan
NaOH.
2.2.Konstanta Fisik
1. Vitamin B6 = Peridoksina Hidroklorida = Ademin
CH2OH

HO

CH2OH

CH3
N
2. Vitamin C

2.3.Cara Kerja
1) Vitamin B6
- Reaksi warna
a. 1. Dimasukkan Vit.B6 pada tabung reaksi dan tambah FeCl3
2. Dihasilkan merah darah
b. 1. Dimasukkan Vit.B6 pada tabung reaksi dan tambah diazo A
2. Ditambah diazo B
3. Ditambah NaOH
4. Dihasilkan kuning jingga merah
c. 1. Dimasukkan Vit.B6 pada tabung reaksi dan tambah AgNO3
2. Ditambah NaOH
3. Dihasilkan warna putih
d. 1. Dimasukkan Vit.B6 pada tabung reaksi dan tambah KBrO3
2. Dihasilkan coklat merah
e. 1. Dimasukkan Vit.B6 pada tabung reaksi dan tambah KMnO4
2. Dihasilkan coklat merah
f. 1. Dimasukkan Vit.B6 pada tabung reaksi dan tambah fehling
2. Dihasilkan biru hijau
2) Vitamin C (asam askorbat)
- Reaksi warna
a. 1. Dimasukkan Vit.C pada tabung reaksi dan tambah FeCl3
2. Dihasilkan warna ungu

b. 1. Dimasukkan Vit.C pada tabung reaksi dan tambah cuprifill


2. Dihasilkan warna ungu coklat ada hijaunya
c. 1. Dimasukkan Vit.C pada tabung reaksi dan tambah NaOH
2. Ditambah luff
3. Dihasilkan merah bata
d. 1. Dimasukkan Vit.C pada tabung reaksi dan tambah fehling A dan B
2. Dihasilkan merah bata
e. 1. Dimasukkan Vit.C pada tabung reaksi dan tambah alkohol
2. Ditambah parri
3. Ditambah NH4OH
4. Dihasilkan warna violet
f. 1. Dimasukkan Vit.C pada tabung reaksi dan tambah larutan iod
2. Dihasilkan warna hilang
g. 1. Dimasukkan Vit.C pada tabung reaksi dan tambah KMnO4
2. Dihasilkan warna putih
h. 1. Dimasukkan Vit.C pada tabung reaksi dan tambah Na2CO3
2. Ditambah FeSO4
3. Dihasilkan ungu
i. 1. Dimasukkan Vit.C pada tabung reaksi dan tambah 1 gtt K3Fe(CN)6
2. Ditambah FeCl3
3. Dihasilkan warna biru muda
j. 1. Dimasukkan Vit.C pada tabung reaksi dan tambah NaOH dalam air
2. Ditambah CuSO4
3. Dihasilkan warna jingga

BAB IV

DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


3.1. Data Pengamatan
Vitamin B6
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Percobaan
Vitamin B6 + FeCl3
Vitamin B6 + diazo A + diazo B + NaOH
Vitamin B6 + AgNO3 + NaOH
Vitamin B6 + KBrO3
Vitamin B6 + KMnO4
Vitamin B6 + fehling

Hasil Pengamatan
Merah bata
Kuning jingga
Putih
Coklat merah
Coklat merah
Biru hijau

Vitamin C
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Percobaan
Vitamin C + FeCl3
Vitamin C + cuprifill
Vitamin C + NaOH + luff
Vitamin C + fehling A + fehling B
Vitamin C + alkohol + parri + NH4OH
Vitamin C + larutan iod
Vitamin C + KMnO4
Vitamin C + Na2CO3 + FeSO4
Vitamin C + 1 gtt K3Fe(CN)6 + FeCl3
Vitamin C + NaOH + CuSO4

Hasil Pengamatan
Ungu
Ungu coklat
Merah bata
Merah bata
Violet
Warna hilang
Putih
Ungu
Biru muda
Jingga

3.2. Pembahasan
Pada pratikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi golongan sisa. Golongan sisa tersebut
yaitu vitamin B6 dan vitamin C (asam askorbat). Vitamin B6, atau dikenal juga dengan istilah
piridoksin, merupakan vitamin yang esensial bagi pertumbuhan tubuh. Vitamin ini berperan
sebagai salah satu senyawa koenzim A yang digunakan tubuh untuk menghasilkan energi melalui
jalur sintesis asam lemak, seperti spingolipid dan fosfolipid.
Vitamin C (asam askorbat) banyak memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh kita. Di dalam
tubuh, vitamin C juga berperan sebagai senyawa pembentuk kolagen yang merupakan protein

penting penyusun jaringan kulit, sendi, tulang, dan jaringan penyokong lainnya. Vitamin C
merupakan senyawa antioksidan alami yang dapat menangkal berbagai radikal bebas dari polusi
di sekitar lingkungan kita. Terkait dengan sifatnya yang mampu menangkal radikal bebas,
vitamin C dapat membantu menurunkan laju mutasi dalam tubuh sehingga risiko timbulnya
berbagai penyakit degenaratif, seperti kanker, dapat diturunkan. Selain itu, vitamin C berperan
dalam menjaga bentuk dan struktur dari berbagai jaringan di dalam tubuh, seperti otot. Vitamin
ini juga berperan dalam penutupan luka saat terjadi pendarahan dan memberikan perlindungan
lebih dari infeksi mikroorganisme patogen. Melalui mekanisme inilah vitamin C berperan dalam
menjaga kebugaran tubuh dan membantu mencegah berbagai jenis penyakit. Defisiensi vitamin
C juga dapat menyebabkan gusi berdarah dan nyeri pada persendian. Akumulasi vitamin C yang
berlebihan di dalam tubuh dapat menyebabkan batu ginjal, gangguan saluran pencernaan, dan
rusaknya sel darah merah.
Dari hasil percobaan yang diperoleh reaksi warna pada vitamin B6 dan vitamin C
menghasilkan warna yang tidak sama salah satu contohnya yaitu pada saat penambahan FeCl3.
Untuk vitamin B6 menghasilkan warna merah darah, sedangkan untuk vitamin C menghasilkan
warna ungu.
Sifat vitamin B6 adalah tidak berbau, rasa pahit, mudah larut dalam air, dan sukar larut dalam
alkohol. Dan sifat vitamin C adalah tidak berbau, rasa asam, memiliki pH rendah, mudah larut
dalam air, agak sukar larut dalam etanol, dan merupakan reduktor kuat.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
4.1. Simpulan
Adapun simpulan yang didapat dari percobaan pratikum ini adalah :
1. Vitamin merupakan adalah sekelompok senyawa organik amina yang sangat penting dan sangat
dibutuhkan oleh tubuh.
2. Reaksi warna pada percobaan yang dilakukan menghasilkan warna yang tidak sama.
3. Penambahan FeCl3 pada vitamin B6 warnanya merah sedangkan untuk vitamin C warnanya
ungu.
4.2. Saran
Pada saat memasuki lab sebaiknya pratikan mengggunakan pakaian lab. Pratikan harus
keadaan disiplin dan teliti dalam melakukan percobaan, agar didapat hasil yang diinginkan.
Selain itu juga dapat mengidentifikasi golongan sisa tersebut secara benar dan tepat.

DAFTAR PUSTAKA
Kirana, 1978. Obat-Obat Penting. Edisi V. PT Elex Medya Komputinna; Jakarta
Mardjono, 2007. Farmakologi dan Terapi. Edisi V. Jaya Baru; Jakarta
Robert, W.M. 1977. Biokimia. Airlangga University Press; Semarang
Tarrant, 1989. Basic Collage Chemistry. Harper and Row Publisher; London

LAMPIRAN
PEREAKSI
AQUA BROMATA
Sampel + air (dilarutkan) atau HCl 0,5 N + Aqua bromata

BELLSTEIN
Kawat Cu (kawat tembaga dibersihkan) lalu dicelupkan dalam zat atau sampel dan
dibakar

nyala hijau
CARLETTY
Asam oksalat + Resorcin + sampel + H2SO4

ungu merah

Syarat : sampel harus kering bebas kecil


CUPRIFILL CHEIN & KAO
Cuprifill :
Beberapa tetes sampel + beberapa tetes CuSO4 1% + NaOH 4 N kocok, amati warna larutan
Chein & KAO
Larutan sampel dalam air + 1 tetes larutan CuSO4 + 1 ml NaOH 4 N
ungu. Bila
dikocok dengan eter jadi ungu merah
P DAB HCl
Sampel padat + DAB HCl
DIAZO (KING)
Sampel Diazo 2 A + Diazo B (1:1)
terjadi warna jingga lalu merah
REAKSI KING
Sampel + campuran Diazo A 4 tetes dan Diazo B 1 tetes

merah intensif

ESTERIFIKASI
Sampel + etanol + H2SO4 pekat panaskan atas tabung, letakkan kapas yang telah
dibasahi

bau

FEHLING
Sampel + fehling A dan fehling B sama banyak, dipanaskan beberapa menit

kuning

merah bata.
Beberapa ada yang sudah positif tanpa dipanaskan
FROHDE
Sampel + pereaksi frohde
INDOPHENOL
Sampel dalam tabung reaksi + 2 ml air panaskan + 2 tetes NaOH + 2 mk kaporit dan 1
tetes phenol liq
warna
Sampel + HCl (1) tetes phenol liq + Na hypochlarit, panaskan dengan NH4OH
KBrO3
Sampel dalam H2SO4 4 N + 1 tetes KBrO3
BOSMAN

warna

warna

Larutan zat + H2SO4 (1) + KMnO4 dikocok dengan kloroform

violet lama-

lama
Coklat

REAKSI KOREK API


Batang korek api dicelupkan dalam sampel dan dalam HCl (1) lalu dibasahi dengan
HCl(p)

warna
Batang korek api dibasahi dengan HCl(p), keringkan lalu celupkan dengan larutan zat

dalam HCl(p)

warna kkorek api jingga merah


MARQUIS
1 tetes formalin + 20 tetes H2SO4(p)
MUREXIDE
Sampel + KClO3/H2O2 + HCl
didinginkan, lalu tiupkan uap

NH4OH/NH4OH (1) ungu


Sampel + Co(NO3)2

PARRI
ditiup dengan ammonia

ungu

ZWIKER
Sampel + 2 ml Zwiker diamkan
warna
NESSLER
KI dalam 5 cc air + HgI2 (1:20)

Diposkan oleh The pooh di 20.55


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:


Poskan Komentar
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Pengikut

Arsip Blog

2012 (13)

Februari (13)

Laporan Akhir Biokimia

Peran Apoteker di apotik

Mampukah aku menjadi wanita sholihah

Elektroda

Inilah hamba yang penuh dosa

Tafakurku

Laporan Akhir Kimia Farmasi

ANTIBIOTIKA

FARMAKOGNOSI

Gagal :(

>>> Menangis terisak-isak mengingat begitu besarny...

Maafkan Aku Akhi....

Insya Allah

Mengenai Saya

The pooh
Lihat profil lengkapku
Template Tanda Air. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai