Anda di halaman 1dari 10

TUGAS I KIMIA AMAMI

CUKA
Dosen Pengampu

Indah Tri S,M.Pd ; Ister S.Pd

Disusun Oleh :
Retno Wulandari (A. 103.09.015)

D3 ANALIS KESEHATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL
SURAKARTA
2017
BAB I

PENDAHULUAN

Cuka telah dikenal sejak awal peradaban manusia. Cuka dihasilka oleh
berbagai bakteri penghasil asam asetat, dan asam asetat merupakan hasil samping
dari pembuatan bir atau anggur. Asam asetat ini berasal dari bahasa Latin yaitu
acetum, yang berarti cuka. Asam asetat ini telah lama dikenal oleh bangsa
Romawi dan Yunani dengan proses pembuatan yang masih sangat sederhana,
yaitu melalui oksidasi alkohol yang terdapat dalam anggur yang ditempatkan
dalam tong atau dibiarkan pada udara terbuka.

Asam asetat dalam ilmu kimia disebut juga Acetid Acid (Acidum
acetium), akan tetapi di kalangan masyarakat asam acetat biasanya disebut dengan
cuk atau asam cuka. Asam cuka merupakan cairan yang rasanya masam dan
pembuatannya melalui proses fermentasi. Di Indonesia kebutuhan asam asetat
masih harus diimport, sehingga perlu diusahakan kemandirian dalam penyediaan
bahan tersebut.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia
asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam
makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini
seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H.
Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis
tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7°C. Asam asetat merupakan
salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam format. Larutan
asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya
terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO- (Depkes RI,1995).
Asam acetat merupakan senyawa berbentuk cairan, tak berwarna, berbau
menyengat, memiliki rasa asam yang tajam dan larut didalam air, alkohol,
gliserol, eter. Pada tekanan atmosferik, titik didihnya 118.1 oC. Asam asetat
mempunyai aplikasi yang sangat luas di bidang industri dan pangan. Asam
cuka merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting.
Asam cuka digunakan dalam produksi polimer, seperti polietilena
tereftalat, selulosa cuka, dan polivinil cuka, maupun berbagai macam serat
dan kain. Dalam industri makanan, asam cuka digunakan sebagai pengatur
keasaman

Rumus struktur asam cuka dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka molekul asam cuka

2
Gambar 2. Molekul asam cuka dilihat secara tiga dimensi

B. Sifat Asam Acetat

1. Sifat Fisika

Sifat fisika dari sam asetat adalah :

a. Cairan jernih, tidak brwarna

b. Berbau menyengat

c. pH asam

d. memiliki rasa asam yang sangat tajam

e. mempunyai titik beku 16,60 C

f. mempunyai titik didih 118, 10 C

g. larut dalam alkohol, air dan eter

h. bobot molekul 60,05 (Depkes RI, 1995)

3
2. Sifat Kimia

Sifat kimia dari asam asetat antara lain :

a. mudah menguap di udara terbuka

b. mudah terbakar

c. dapat menyebabkan korosif pada logam

d. asam acetat jika direaksikan dengan karbonat akan


menghasilkan karbon dioksida

C. Kegunaan Asam Acetat

Asam acetat digunakan untuk keperluan rumah tangga, industri dan


kesehatan yaitu sebagai berikut :

a. Bahan penyedap rasa pada makanan

b. Bahan pengawet untuk beberapa jenis makanan dan merupakan


pengawet makanan secara tradisional. Daya pengawet
disebabkan karena kandungan asam asetatnya, sebanyak 0, 1%
asam asetat dapat menghambat pertumbuhan bakteri
pembentuk spora penyebab keracunan makanan.

c. Pembuatan obat obatan (aspirin)

d. Bahan dasar pembuatan anhidrida asam acetat yang sangat


penting, diperlukan untuk asetilasi terutama di dalam
pembuatan selulosa acetat.

e. Bahan dasar untuk pembuatan banyak persenyawa lain (amil


acetat, asetil klorida, dan sebagainya)

f. Dibidang industri karet (menggumpalkan karet)

4
g. 0,3% asam acetat dapat mencegah pertumbuhan kapang
penghasil mikotoksin (P.Soebiyanto Tjokroadikoesomo)

D. Batas-batas Penggunaan Asam Asetat

Batas bata penggunaan asam asetat atau asam cuka dalam


pemakaiannya harus seencer mungkin. Misalnya bila digunakan pada
pembuatan acar dapat ditambahkan cuka dengan batasan kadarnya 0,5% -
2,7% (SNI No. 01-3784-1995).

E. Efek Samping Dari Asam Asetat

Larutan asam yang banyak digunakan dan disimpan di dalam


rumah tangga antara lain asam cuka, asam ini memang dibutuhkan tetapi
berbahaya bila tidak digunakan dengan semestinya. Zat asam yang tertelan
dalam jumlah banyak akan mencederai mulut. Biasanya disekitar mulut
penderita akan merasa terbakar, perut terasa mual, muntah, sulit menelan
dan berbicara, nafas terasa terhambat dan bahkan pingsan. Bila zat asam
mengenai mata atau kulit penderita maka akan terasa terbakar, panas atau
luka bakar ditempat yang terkena, dan akan terjadi kerusakan pada lidah
dan gigi akan terasa linu.

F. Penyimpanan Asam Asetat

Asam asetat mudah menguap sehingga penyimpanannya harus


dengan wadah yang tertutup rapat, diletakan di tempat yang terhindar dari
sinar matahari langsung dan pada suhu ruang atau tidak lebih dari 40 C
( Depkes RI, 1995 ).

G. Metode Penetapan Kadar Asam Asetat Secara Alkalimetri

1. Definisi Alkalimetri

Alkalimetri merupakan suatu proses analisis atau penetapan kadar


secara volumetrik dan jumlah total suatu asam dalam suatu larutan
dengan menggunakan larutan standart basa ( Harjadi. W, 1993 ).

5
Analisis alkalimetri biasanya digunakan untuk titrasi asam basa,
dimana larutan standart (suatu basa) yang diteteskan melalui buret
ke dalam larutan asam dengan menggunakan suatu indikator
tertentu. Indikator itu sendiri adalah suatu zat yang digunakan
untuk menentukan titik akhir titrasi sedangkan indikator tersebut
tidak ikut bereaksi dalam proses titrasi. Dan perubahan warna yang
terjadi pada proses titrasi ini disebabkan karena adanya perubahan
pH. Indikator yang biasa dipakai dalam reaksi netralisasi adalah
indikator PP ( phenol phtalein ), MO ( methyl orange ), MR
(methyl Red), dan phenol red.

Tabel 1. Jenis indikator, daerah pH dan perubahan warna.

Indikator Range pH Warna dalam larutan

Asam Basa

PP (Phenol Ptalein) 8,3 – 10,0 Tidakberwarna Merah


MO (Methyl Orange) 3,2 – 4,4 Merah Orange
MR (Methyl Red) 4,2 - 6,3 Merah Kuning
Phenol Red 6,8 – 8,4 Kuning Merah

(Vogel,1994)

Agar tidak terjadi kesalahan titrasi ( yakni selisih antara titik akhir
dan titik ekivalen) perubahan warna itu harus terjadi mendekati
titik ekivalen. Titik ekivalen adalah saat dimana reaksi sempurna
tercapai yaitu titrat A tepat habis bereaksi dengan titrat B, karena
jika kelebihan satu tetes saja akan memberikan suatu kesalahan
yang cukup berarti yaitu dengan bertambahnya volume titran
(Harjadi.W, 1993)
2. Reaksi yang Terjadi
CH3COOH + 2NaOH CH3COONa + H2O
mgrek CH COOH ~ mgrek NaOH
~ 1 grion OH-

6
Cara menghitung kesetaran NaOH 0, 1 N, yaitu :

1
-

( V x N ) NaOH x val x MR CH3COOH

1
(1 x 0, 1) x x 60,05 = 6,005 mg CH3COOH
1

Jadi 1 ml NaOH 0,1 N ~ 6,005 mg CH3COOH


Perhitungan kadar asam asetat:
Penetapan Kadar asam asetat menggunakan rumus perhitungan

1. Kadar Asam acetat

ml titrasi x N. NaOH x BE CH3COOH x P x 100%

ml sampel x 1000

2. Kadar Asam acetat

7
BAB III

PENUUTUP

A. Kesimpulan

Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia
asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam
makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Asam cuka
memang dibutuhkan tetapi berbahaya bila tidak digunakan dengan
semestinya. Karena jika mengenai mata atau kulit penderita maka akan
terasa terbakar, panas atau luka bakar ditempat yang terkena, dan akan
terjadi kerusakan pada lidah dan gigi akan terasa linu.

Asam acetat diggunakn untuk penetapan kadar secara alkalimetri.


Alkalimetri merupakan suatu proses analisis atau penetapan kadar secara
volumetrik dan jumlah total suatu asam dalam suatu larutan dengan
menggunakan larutan standart basa ( Harjadi. W, 1993 ). Agar tidak terjadi
kesalahan titrasi ( yakni selisih antara titik akhir dan titik ekivalen)
perubahan warna itu harus terjadi mendekati titik ekivalen. Titik ekivalen
adalah saat dimana reaksi sempurna tercapai

8
DAFTAR PUSTAKA

Day, Underwood. (1989). Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : Gramedia

file:///E:/My%20Chemical%20%20Penentuan%20Kadar%20Asam%20Cuka
%20dengan%20Metode%20titrasi%20asam%20basa.htm diakses Selasa, 30 Mei
2017 pukul 13. 15 WIB

S.M Khopkar. (2003). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press

Tarmizi Taher, 2013. Penentuan asam cuka dengan metode titrasi asam basa.
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai