PERCOBAAN I
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK VII/FARMASI
B20
YUNITA 202002110
LABORATORIUM KIMIA
FARMASI
intan lokal, yang terdapat digunakan secara topikal. Saat ini banyak produk
yang berfungsi sebagai keratolitikum dan anti jamur (K. Rao 2010).
asam salisilat yaitu herocyn dimana kadar seperti yang tertera bahwa asam
salisilat tidak kurang dari 95% sehingga kita dapat mengetahui mutu dari
manfaatnya yang begitu banyak. Bedak bahkan sudah kita kenal sejak bayi.
berlebih dalam bedak akibatnya kita dapat terkena iritasi kulit ringan sampai
parah yaitu keracunan. Maka dari itu perlu dilakukan pemeriksaan kadar asam
asam salisilat pada bedak salisilat dengan menggunakan metode titrasi asam
Titrasi adalah suatu cara untuk menetukan konsentrasi asam atau basa
dengan menggunakan larutan standar, larutan standar yang berupa asam atau
basa yang telah diketahui konsentrasinya dengan teliti. Larutan standar asam
B. MAKSUD PERCOBAAN
C. TUJUAN PERCOBAAN
D. PRINSIP PERCOBAAN
asam salisilat sebagai zat uji NaOH sebagai larutan baku (titran). Titik akhir
ditandai dengan perubahan warna indicator dari titik warna bening menjadi
TINJAUAN PUSTAKA
A. TEORI UMUM
Asam salisilat adalah salah satu contoh obat yang diketahui untuk
mengobati keratonid dan pengobatan yang baik khusus kondisi kulit, termasuk
baik dan dengan perlahan- lahan mengurangi Ph pada statum corneum, efek ini
menjadi awal dari berkurangnya skala dan kelembutan pada daerah yang
terkena. Asam salisilat menjadi pilihan yang aman untuk mengontrol efek
psoriatic lokal pada kehamilan, bagaimanapun karena resiko yang sangat besar
dari sistem penyerapan dan efek racun, asam salisilat harus di hindarkan dari
Sifat- sifat yang dimiliki oleh asam salisilat adalah sebagai berikut:
1. Panas jika dihirup, ditelan dan apabila terjadi kontak dengan kulit.
4. Iritasi pada kulit asam salisilat bebas hanya memiliki efek antipiretik dan
Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepaskan ion
H+ sedangkan basa adalah zat yang dalam air melepaskan ion OH- Lewis
asam adalah yang memberi proton, sedangkan basa adalah spesi yang
bersifat asam dengan larutan standar yang bersifat basa begitupun sebaliknya
warna pada setiap interval derajat keasaman (pH). Indicator sintesis yang
Asam kuat dan basa kuat, dalam air akan terurai secara sempurna. Oleh
karena itu, ion hidrogen dan ion hidroksida selama titrasi dapat langsung
dihitung dari jumlah asam atau basa yang ditambahkan. Pada titik ekuivalen
dari titrasi asam kuat dan basa kuat, pH larutan pada temperature 25℃ sama
dengan pH air yaitu sama dengan 7. Sebagai catatan perlu dikemukakan bahwa
asam-basa menggunakan
indikator didasarkan pada reaksi netralisasi asam basa. Pada titik ekuivalen,
jumlah asam dititrasii ekuivalen dengan jumlah basa yang dipakai. Untuk
menetukan titik ekuivalen ini biasanya dipakai suatu indicator asam basa, yaitu
warna indicator timbul perubahan warna, maka titik akhir tidak selalu berimpit
pemilihan indicator yang tepat, maka dapat memperkecil kesalahan titrasi ini
(Esdi, 2011).
Indikator adalah zat yang digunakan untuk sinyal ketika titrasi tiba
dititk dimana reaktan kimia sama, seperti yang didefinisikan oleh persamaan
konsentrasi larutan standar ditentukan dari jumlah yang ditimbang dari sebuah
standar dapat dibuat dari salah satu dari dua (Weiner, 2010).
asam salisilat dalam serbuk adalah yang menggunakan TLC (thin later
chrimatogrhic). Selain itu asam salisilat juga dapat ditetapkan secara colometri
2. Colometri (wetson,2012)
3. Spektrofotometri UV-VIS(wetson,2012)
kadar yang memiliki sensitivitas yang tinggi dan dapat memberikan hasil
monokromator prisma.
B. URAIAN BAHAN
RM/BM : C7H603/138,12
2. Alkohol ( FI ed.III.1979:65)
Nama Resmi : AETHANOLUM
RM/BM : C2H60
RM/BM : H2O/18,02
RM/BM : C2OH14O4/318,33
Kegunaan : Indicator
RM/BM : CO2H.C6H4.CO2K/204,2
jernih.
RM/BM : NaOH/40,00
menyerap
METODE KERJA
A. ALAT
a. Batang pengaduk
b. Buret
c. Erlenmeyer 250 mL
d. Gelas kimia
e. Labu ukur
f. Neraca analitik
g. Penangas air
h. Pipet tetes
i. Pipet volume
j. Statif
k. Sendok tanduk
l. Batang pengaduk
m. Buret
n. Erlenmeyer 250 mL
o. Gelas kimia
p. Labu ukur
q. Neraca analitik
r. Penangas air
s. Pipet tetes
t. Pipet volume
u. Statif
v. Sendok tanduk
B. BAHAN
a. Aluminium foil
b. Asam salisilat
d. Etanol netral
e. Fenolftalein
f. Kalium biftalat
C. PROSEDUR KERJA
1. Pembuatan reagen
b. Fenolptalein
ml.
c. Etanol Netral
dibuat baru.
d. NaOH 0,1 N
larutkan dengan air suling. Masukkan ke dalam labu ukur 500 ml.
2. Pembakuan NaOH
erlemenyer 250 ml
homogen
berat KH Ftalat
VNaOH X NNaOH = BE KH Ftalat
berat KH Ftalat
VNaOH X NNaOH = 204,23
berat KH Ftalat
NNaOH =
204,23 X VNaOH
Dimana
f. Dihitung kadar asam salisil dalam salisilat dalam sampel uji hasil
perhitungan ditulis.
BAB IV
A. HASIL PENGAMATAN
B. PEMBAHASAN
asam salisilat pada bedak salisilat metode titrasi asam basa (netralisasi)
adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu alat batang
pengaduk, buret 50 ml, erlemeyer 250 ml, gelas beaker, labu ukur, neraca
analitik, pipet volume, pipet tetes, penangas air,sendok tanduk dan statif.
Dalam praktikum kali ini penetapan kadar asam salisilat dilakukan dengan
percobaan kali ini digunakan metode titrasi asam dan basa untuk menentukan
dan menetapkan kadar asam salisilat dalam bedak, dalam hal ini bedak
caladine.
larutan NaOH 0,7 N yang telah dibuat. Standarisasi NaOH dilakukan kedalam
perubahan warna yang jelas dimana indikator pp ini mempunyai prayer 4,8
sampai 10,4 dan mempunyai nilai peka 9,4(Gandjar & Lachman 2017)
titrasi yang ditandai adanya perubahan warna yang stabil pada larutan yang
diperoleh 0,4896 mg/ml dan titrasi ketiga diperoleh 0,0510 mg/ml dari data
etanol netral karena asam salisil dalam etanol dapat menjaga PH dari asam
reaksi titrasi akhir karena adanya talkum , setelah dititrasi dengan NaOH 0,7
N menggunakan indikator pp, titik akhir titrasi, diterapkan pada saat larutan
Asam salisil titrasi pertama diperoleh kadar sebesar 0,04 % (b/v) dan
dititasi kedua diperoleh 0,07 % (b/b) dan data yang didapatkan ini
menunjukkan bahwa kadar asam salisil dalam sampel bedak caladin kecil dan
aman serta memenuhi standar yang ditetapkan oleh (BPOM RI,2011) dalam
PENUTUP
A. KESIMPULAN
salisilat yang telah dilakukan mampu menentukan kadar asam salisilat pada
sampel dengan metode titrasi asam basa yang dilanjutkan dengan pangamatan
Hasil kadar asam salisilat yang pertama diperoleh sebesar 0,04 % hal ini
2%
1. Hasil kadar asam salisilat yang kedua dilakukan dipeoleh sebesar 0,07 %
hal ini menandakan bahwa sampel aman karena tidak melebihi ketetapan
3%
B. SARAN
lancar, serta sebaiknya alat dan bahan yang digunakan didalam laboratorium
Depkes RI., 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Nuryanti, Sitti, Dkk., 2020. Indikator Titrasi Asam Basa Dari Ekstrak Bunga Sepatu.
Yogyakarta: Jurusan Kimia FMIPA UGM.
Untari, Budi, Dkk., 2020. Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas Dan
Kandungan Jenis Asam Lemak Dalam Minyak Yang
Dipanaskan Dengan Metode Titrasi Asam Basa Dan
Kromotrogafi Gas. Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi. Vol. 1 : Hal 1- 10.
Tjay Dan Rahardja, 2012. Obat-Obatan Penting, Edisi Ke-8. Penerbit Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Gambar 3 Gambar 4
Penimbangan kalium biftalat Kalium biftalat dilarutkan
dengan air bebas
karbondioksida
Gambar 5 Gambar 6
Penambahan 3 tetes indikator Titrasi dengan NaOH 0,7 N
pp kedalam larutan
Gambar 7 Gambar 8
Penimbangan sampel bedak Sampel ditambahkan etanol
caladine netral dan air suling
Gambar 9 Gambar 10
Ditambahkan indikator pp Sampel dititrasi dengan NaOH
sebanyak 10 tetes 0,7 N hingga berubah warna
menjadi pink
Gambar 11 Gambar 12
Hasil pembakuan NaOH 0,7 N Hasil penentuan kadar asam
salisilat pada bedak salilsil
LAMPIRAN
No Batch : Na18190405052kI9002
0,3
=0,3 X 100 %)
2%
0,3
= 2 /100
= 0,45 ml
Sampel (1)
berat KH Ftalat
NaOH = 204,23 X VNaOH
400 mg
= 204,23 X 3,8 ml
400 mg
= 776,074 ml
= 0,5154 mg/ml
Sampel (2)
berat KH Ftalat
NaOH = 204,23 X VNaOH
400 mg
= 204,23 X 3,5 ml
400 mg
= 714,805 ml
= 0,5595 mg/ml
Sampel (1)
= 21,59 mg/ml
21,59 mg/ml
Kadar asam salisil = X 100 %
450 mg
= 0,04 %
SKEMA KERJA
SEJUMLAH AQUADEST
DIPANASKAN 5-10 MENIT
2. PEMBUATAN FENOLPTALEIN
DITIMBANG 200 MG
FENOLPTALEIN
LARUTKAN DENGAN 60 ML
ETANOL 90 % CUKUPKAN
VOLUMENYA DENGAN
AQUADEST HINGGA 100 ML
3. PEMBUATAN ETANOL NETRAL
SEJUMLAH ETANOL
DITAMBAHKAN 0,5 ML
LARUTAN FENOLPTALEIN
DILARUTKAN DENGAN
SEBAGIAN AQUADEST
KEMUDIAN DIMASUKKAN
KEDALAM LABU UKUR 100 ML
LALU UKUR 100 ML DAN
CUKUPKAN VOLUMENYA
HINGGA TANDA BATAS
5. PEMBAKUAN NaOH
DITAMBAHKAN 3 TETES
INDIKATIR
PP(FENOLPTALEIN)
DITAMBAHKAN 25 ML ETANOL
NETRAL
DITAMBAHKAN 25 ML
AQUADEST DAN BEBERAPA 10
TETES INDIKATOR PP