Anda di halaman 1dari 54

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS FARMASI


JURUSAN FARMASI

PERCOBAAN V
“REDUKSI & OKSIDASI ”

DISUSUN OLEH:

NAMA :
STAMBUK :
KELAS / KELOMPOK : A / III (TIGA )
HARI / TANGGAL : JUM’AT/25 DESEMBER
2020
ASISTEN : ZAENAL

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2020
BAB 1
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Senyawa kimia biasanya dianalisis melalui unsur, ion, atau radikal atau
gugusnya. Pada analisis senyawa anorganik secara volumetri biasanya dibagi
berdasarkan reaksi yang terjadi selama titrasi seperti asidi-
alkalimetri,pengendapan, oksidasi-reduksi, dan lain-lain. Pembagian tersebut
kurang tepat untuk analisis senyawa organi, juga harus diingat reaksi ini tidak
spesifik karena reaksi ini tidak hanya untuk senyawa saja. Tetapi dapat juga
untuk senyawa lain yang mengandung unsur ion, atau gugus yang sama
(Rohman. 2018).

Reaksi redoks adalah reaksi yang didalamnya terjadi perpindahan


elektronsecara berurutan dari satu spasi ke spasi yang lainnya. Menurut konsep
ini reaksi redoks terdiri atas dua reaksi yaitu reaksi oksidasi dan reaksi reduksi.
Reaksi oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron, sedangkan reaksi reduksi
adalah reaksi pengikat elektron. Reaksi oksidasi maupun reaksi reduksi tidak
dapat berlangsung sendiri-sendiri, namun selalu berlangsung secara bersamaan.
Ketika ada elektron yang lepas, maka harus ada spesi yang menangkapanya.
Elektron yang lepas pada reaksi oksidasi sama dengan elektron yang diikat
pada reaksi reduksi. Masing-masing reaksi ( oksidasi dan reduksi) disebut
reaksi paruh (setengah reaksi ), karena diperlukan dua buah setengah reaksi
untuk membentuk sebuah reaksidilkepasnya elektron oleh suatu unsur selama
oksidasi ditandai dengan meningkatnya bilangan oksidasi unsur tersebut
( saryanta, 2013).

Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu agar seorang farmasis dapat mengetahui
bahwa titrasi reduksi dan oksidasi dapat digunakan dalam menentukan kadar
dan mutu obat atau sediaan farmasi lainnya dari senyawa. Senyawa yang
berbeda, serta dapat juga digunakan dalam penentuan stabilitas dalam suatu
industri obat-obatan . Hal inilah yang melatar belakangi dilakukannya
percobaan kali ini.
1.2 maksud dan Tujuan percobaan

1,2.1 Maksud percobaan

Memahami cara mengidentifikasi zat dalam suatu sampel serta mampu


menetapkan kadarnya menggunakan prinsip reaksi oksidasi dan reduksi.

1.2.2 Mengetahui cara mengidentifikasi zat dalam suatu sampel serta mampu

menetapkan kadarnya menggunakan prinsip reaksi oksidasi dan reduksi.

1.3 Manfaat percobaan

Manfaat dari percobaan ini yaitu praktikan dapat memahami dan mengetahui
cara mengidentifikasi zat dalam suatu sampel serta mampu menetapkan
kadarnya menggunakan prinsip reaksi oksidasi dan reduksi.

1.4 Prinsip percobaan

Prinsip percobaan pada praktikum ini yaitu untuk uji kualitatif, mengamati
endapan yang terjadi pada tabung reaki yang mengandung CuSO4 ditambah
NaOH dan KI pada uji kuantitatif, diamati perubahan warna yang terjadi pada
erlenmeyer yang berisi CuSO4 ditambah aquadest, kalium iodida, dan asam
sulfat, serta indikator kanji yang dititrasi dengan natrium tiosulfat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Dasar Teori

Redoks merupakan salah satu bentuk reaksi kimia yang disertai dengan
perubahan bilangan oksidasi. Redoks terdiri dari reaksi reduksi dan oksidasi.
Reaksi oksidasi adalaha reaksi kimia yang ditandai dengan kenaikan bilangan
biloks. Sedangkan reduksi adalah reaksi kimia yang ditandai dengan
penurunana bilangan oksidasi. Bilangan oksidasi didefinisikan sebagai
muatan yang dimiliki suatu atom jika seandainya elektron diberikan kepada
atom yang lain yang keelektron kenegatifannya lebih kecil lebih positif.
Sedangkan atom yang keelektronegatifannya lebih berat memiliki bilangan
oksidasi positif. Reaksi redoks yang terjadi oleh suatu spesi disebut
disproporsionasi atau reaksi autooksidasi. Spesi ini menggandung unsusr
yang memepunyai bilangan oksidasi di antara bilangan oksidasi tertinggi dan
terendah yang saling bereaksi satu sama lain (Saadah, 2019).

Konsep reaks oksidasi reduksi menjelaskan kemampuan menentukan zat yang


bertindak sebagai oksidator atau reduktor. Konsep reksi oksidasi dan reduksi
meliputi juga transfer elektron ,proses pelepasan dan penerimaan elektron.
Dalam disimpulkan bahwa dalam untuk memahami reaksi redoks diperlukan
pemahaman konsep yang kuat dan harus memiliki kemampuan operasional
kuat matematika sederahan dan untuk memahami konseptersebut dibutuhkan
sumber belajar yang efektif agar dapat menegetahui konsep tersebut ( Salyani,
2018).

Seperti halnya reaksi kimia umumnya, untuk menyetarakan reaksi oksidasi-


reduksi haruslah ,memenuhi keseimbangan massa, yaitu jumlah setiap elemen
/atom harus sama antara kedua sisi. Khususnya untuk reaksi oksidasi-
reduksi,ketika kita akan menyetarakannya, terdapat suatu aturan tambahan,
yaitu jumalah elektron yang terlibat sesama reaksi, baik yang dilepas oleh
agen pereduksi maupun yang diterima oleh agen pengoksidan haruslah sama.
Ada 2 cara untyk menyetarakan reaksi, yaitu:

a. Metode bilangan oksidasi


b. Metode setengah reakso

Prinsip penyetaraan reaksi reduksi-oksidasi menggunakan metode bilangan


oksidasi adalah dengan menyamakan jumlah elektron yang dilepaskan oleh
agen pereduksi atau reduktor dan elektron yang diikatkan oleh agen
pengoksidan atau oksidator ( P3AL,2011).

Metode titrasi lain digunakan prinsip reaksi reduksi yaitu permanganometri.


Permanganometri merupakan salah satu metode titrasi yang menggunakan
prinsip reaksi reduksi dan oksidasi. Metode ini memiliki kelebihan antara
antara lain permanganometri merupakan oksidator kuat, tidak memerlukan
indikator. Mudah diperoleh dan terjangkau. Adapun kekurangan dari metode
ini adalah larutan ini tidak stabil dalam penyimpanan, harus sering dilakukan
pembakuan ( Putra, 2016).

Elektroda yang mengalami reaksi oksidasi disebut dengan anoda dan


elektroda yang mengalami reaksi reduksi disebut katoda. Beda potensial
elektroda sangat menentukan mekanisme reaksi elektrokimia, karena adanya
fenomena lapisan listrik ganda yang menyebabkan pada setiap antar muka
timbul beda potensial secara spontan. Beda potensial sel terukur langsung
pada volumeter dan tidak bergantung pada elektroda sehingga potensial sel
katoda anoda serta potensial ohmik. Suatu sel yang terdiri atas dua elektrode
dengan menggunakan karbon sebagai katoda dan besi sebagai anoda. Jika
kedua sel tersebut dicelupkan kesuatu larutan elektrolit yang dapat
menghantarkan ion, maka antara elekrolit dan elektroda tersebut akan
membentuk sistem yang saling berinteraksi. ( Fatimah, 2016).

II.2 Uraian Bahan

1. Amonium Hidroksida (FI Edisi IV, 1995 : 1126)


Nama resmi : AMMONII HYDROXYDUM
Nama lain : Amonium Hidroksida
RM / BM : NH4OH/35,00
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna,berbau khas,
:
menusuk kuat
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 27% dan
:
tidak lebih dari 30,0%
2. Amonium Sulfida (FI Edisi III, 1979 : 645)
Nama resmi : AMMONII SULFIDA
Nama lain : Amonium Sulfida
RM / BM : (NH4)2S/68,14
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian : -
Kelarutan : -
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan Dalam botol kecil berwarna coklat berisis
:
penuh di tempat gelap dan dingin
Persyaratan Kadar : -

3. Asam Asetat (FI Edisi III, 1979 : 41)


Nama resmi : ACIDUM ACETICUM
Nama lain : Asam Asetat
RM / BM : CH3COOH/60,03
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Cairan jernih,tidak berwarna,berbau
: khas,tajam,jika diencerkan dengan air,rasa
asam
Kelarutan Dapat bercampur dengan air,dengan etanol
:
(95%) P dan dengan gliserol P
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 36% dan
:
tidak lebih dari 37,0% b/b CH3COOH

4. Asam Askorbat (FI Edisi IV, 1995 : 39)


Nama resmi : ACIDUM ASCORBICUM
Nama lain : Asam Askorbat
RM / BM : C2H8O6/176,13
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Serbuk atau hablur, putih atau agak
kuning,tidak berbau,rasa asam oleh
: pengaruh cahaya lambat laun menjadi
gelap dalam keadaan kering,mantap
diudara dalam larutan cepat teroksidasi
Kelarutan Mudah larut dalam air,agak sukar larut
dalam etanol (95%) P,praktis tidak larut
:
dalam kloroform P,dalam eter P dan dalam
benzene P.
Khasiat : Antisorbut
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat terlindung
:
dari cahaya
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 99,0%
:
C2H8O6

5. Asam Klorida (FI Edisi III, 1979 : 53)


Nama resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama lain : Asam Klorida
RM / BM : HCL/36,46
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Cairan tidak berwarna,berasap,bau
: merangsang,jika diencerkan dengan 2
bagian air,asap dan bau hilang
Kelarutan : Larut dalam air dan etanol (95%) P
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 35,0% dan
:
tidak lebih dari 38,0% HCL

6. Asam Sulfat (FI Edisi IV, 1995 : 52)


Nama resmi : ACIDUM SULFURIUM
Nama lain : Asam Sulfat
RM / BM : H2SO4/98,07
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Cairan kental seperti minyak,korosif,tidak
: berwarna,jika ditambahkan kedalam air
menimbulkan panas
Kelarutan : -
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 95,0% dan
:
tidak lebih dari 98,0% H2SO4

7. Besi (II) Hidroksida (FI Edisi III, 1979 : 660)


Nama resmi : FERROSI HYDROXYDUM
Nama lain : Besi (II) Hidroksida
RM / BM : Fe (OH)2/91,88
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian : Padatan hijau,hablur
Kelarutan : -
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 91,5% Fe
:
(OH)2

8. Besi (III) Klorida (FI Edisi III, 1979 : 659)


Nama resmi : FERROSI (III) CHLORIDUM
Nama lain : Besi (III) Klorida
RM / BM : FeCl3/162,2
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Hablur hitam kehijauan,bebas warna
: jingga dari garam hidrat yang telah
terpengaruhi oleh kelembaban
Kelarutan Larut dalam air,larutan beropalesensi
:
berwarna jingga
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 99,0% dan
:
tidak lebih dari 110,0% FeCl3

9. Besi (II) Sulfat (FI Edisi III, 1979 : 254)


Nama resmi : FERROSI (II) SULFAS
Nama lain : Besi (II) Sulfat
RM / BM : FeSO4/151,90
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian : Serbuk putih,keabuan rasa logam,sepat
Kelarutan perlahan-lahan larut hampir sempurna
:
dalam air bebas karbondioksida P.
Khasiat : Anemia defisiensi besi
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 80,0% dan
:
tidak lebih dari 90% FeSO4

10. Etanol (FI Edisi III, 1979 : 65)


Nama resmi : AETHANOLUM
Nama lain : Etanol/Alkohol
RM / BM : CH3CH2OH/46,07
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Cairan tidak berwarna,jernih mudah
menguap dan mudah bergerak,bau
:
khas,rasa panas,mudah terbakar dengan
memberikan nyala biru yang tidak berasap
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air,dalam
:
kloroform P dalam eter P
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 94,7% atau
: 92,0% dan tidak lebih dari 95,2% atau
92,7% CH3CH2OH.

11. Fehling A (FI Edisi IV, 1995 : 731)


Nama resmi : FEHLING A
Nama lain : Fehling A/Tembaga (II) Sulfat
RM / BM : CuSO4/249,70
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian : Serbuk keabuan
Kelarutan : Larut perlahan-lahan dalam air
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,terlindung dari
:
cahaya
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 98,5% dan
:
tidak lebih dari 101,0% CuSO4

12. Fehling B (FI Edisi III, 1979 : 691)


Nama resmi : KALII TARTRAT
Nama lain : Fehling B/Kalium natrium tartrat
RM / BM : C4H4KNaO6/282,22
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Hablur tidak berawarna arau serbuk hablur
:
putih,tidak berbau
Kelarutan Larut dalam air,praktis tidak larut dalam
:
etanol (95%)
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 99,0% dan
:
tidak lebih dari 104,0% C4H4KNaO6.4H2O

13. Iodium (FI Edisi III, 1979 : 316)


Nama resmi : IODIUM
Nama lain : Iodium
RM / BM : I2/126,96
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Keping atau butir,berat,mengkilat seperti
:
logam hitam kelabu,bau khas
Kelarutan Larut dalam kurang lebih 3500 bagian
air,dalam 13 bagian etanol (95%) P,dalam
lebih kurang 80 bagian gliserol P dan
:
dalam lebih kurang 4 bagian
karbondioksida P,larut dalam kloroform P
dan dalam karbontetraklorida P.
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Persyaratan Kadar : Mengandung tidak kurang dari 99,5% l2

14. Kalium Heksasianoferat (FI Edisi III, 1979 : 688)


Nama resmi : KALII HEXACYANOFERRATE (III)
Nama lain : Kalium Heksasianoferat
RM / BM : K3FeC (N)6/66,91
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian : Hablur merah anggur
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 99,0%
:
K3FeC (N)6

15. Kalium iodida (FI Edisi III, 1979 : 330)


Nama resmi : KALII IODIDUM
Nama lain : Kalium iodida
RM / BM : KI/166,00
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Hablur heksahedral, transparan, atau tidak
: berwarna, opak dan putih, atau serbuk
butiran putih, higroskopik
Kelarutan Sangat muah larut dalam air, mudah larut
: dalam air mendidih, larut dalam etanol
(95%)P, Mudah larut dalam gliserol P.
Khasiat : Anti jamur
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 99,0% dan
: tidak lebih dari 101,5% KI, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.

16. Kalium permanganat (FI Edisi III, 1979 : 330)

Nama resmi : KALII PERMANGANAS


Nama lain : Kalium permanganat
RM / BM : KMnO4/158,03
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Hablur, mengkilap, ungu tua hampir lebur,
:
tidak berbau, rasa manis sepat.
Kelarutan Larut dalam beberapa bagian air, mudah
:
larut dalam air mendidih.
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dan 99,0%
: KMnO4, dibilang terhadap zat yang telah
dikeringkan.

17. Kanji (FI Edisi III, 1979 : 694)

Nama resmi : STRACK


Nama lain : Kanji (Amilum pati)
RM / BM : -/-
Rumus Struktur : -
Pemerian : Serbuk hablur putih
Kelarutan : Larut dalam air panas membentuk atau
menghaluskan larutan agak kecil
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Persyaratan Kadar : -

18. Kloroform (FI Edisi III, 1979 : 151)

Nama resmi : CHLOROFORMUM


Nama lain : Kloroform
RM / BM : CHCl3/119,38
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Cairan mudah menguap, tidak berwarna,
:
bau khas, rasa manis dan membakar.
Kelarutan Larut dalam 2,5 bagian air, mudah larut
dalam etanol mutlak P, dalam eter P,
:
dalam sebagian beras pelarut organik dan
minyak atsiri dan dalam minyak lemak.
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dan 96,0%
:
CHCl3

19. Natrium hidroksida (FI Edisi III, 1979 : 58)

Nama resmi : NATRII HYDROXYDUM


Nama lain : Natrium hidroksida
RM / BM : NaOH/40,00
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Bentuk batang , butiran, massa hablur atau
keping keras dan rapuh, menunjukan
: susunan hablur, mudah meleleh, basah,
sangat alkalis, kronik, segera menguap
bersama karbondioksida
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, dalam
:
etanol (95%) P.
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 97,5%
: alkali jumlah dihitung sebagai NaOH, dan
tidak lebih dari 2,5% Na2CO3.

20. Natrium karbonat (FI Edisi III, 1979 : 400)

Nama resmi : NATRII CARBONAS


Nama lain : Natrium karbonat
RM / BM : Na2CO3/105,99
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Hablur tidak berwarna , atau serbuk hablur
:
putih
Kelarutan Mudah larut dalam air, lebih mudah larut
:
dalam air mendidih
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 99,5%
:
Na2CO3, dihitung terhadap zat anhidrat

21. Natrium tiosulfat (FI Edisi IV, 1995 : 605)

Nama resmi : NATRII THIOSULFAS


Nama lain : Natrium tiosulfat
RM / BM : Na2S2O3/248,17
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Hablur tidak berwarna , atau serbuk hablur
kasar, menguap dalam udara lembab dan
: mekar dalam udara kering pada suhu lebih
dari 33o. Larutannya netral atau basa
lemah terhadap lakmus
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, tidak larut
:
dalam etanol (95%) P.
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 99,0% dan
: tidak lebih dari 100,5% Na2S2O3. Dihitung
terhadap zat anhidrat

22. Perak nitrat (FI Edisi III, 1979 : 97)

Nama resmi : ARGENTII NITRAS


Nama lain : Perak nitrat
RM / BM : AgNO3/168,87
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Hablur transparan atau serbuk hablur
: berwarna putih, tidak berbau dan menjadi
gelap jika kena cahaya
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air dan dalam
:
etanol (95%) P.
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 99,5%
:
AgNO3

23. Pereaksi barfoed


Komposisi :
a. Tembaga (III) asetat (FI Edisi IV, 1995 : 731)

Nama resmi : CUPRII ASETAS


Nama lain : Tembaga (III) asetat
RM / BM : C2H3O2/181,63
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Serbuk atau hablur, hijau biru, bau lemah
:
asam asetat
Kelarutan : Larut dalam air, larutan jernih
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
:
C2H3O2
b. Asam Asetat (FI Edisi III, 1979 : 41)
Nama resmi : ACIDUM ACETICUM
Nama lain : Asam Asetat
RM / BM : CH3COOH/60,03
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Cairan jernih,tidak berwarna,berbau
: khas,tajam,jika diencerkan dengan air,rasa
asam
Kelarutan Dapat bercampur dengan air,dengan etanol
:
(95%) P dan dengan gliserol P
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 36% dan
:
tidak lebih dari 37,0% b/b CH3COOH
24. Pereaksi luff
Komposisi :
a. Tembaga (II) sulfat (FI Edisi IV, 1995 : 731)

Nama resmi : CUPRII (II) SULFAS


Nama lain : Tembaga (II) sulfat
RM / BM : CuSO4/159,60
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian : Serbuk keabuan
Kelarutan : Larutan perlahan-lahan dalam air.
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 98,5% dan
:
tidak lebih dari 101,0% CuSO4

b. Asam Sitrat (FI Edisi III, 1979 : 50)


Nama resmi : ACIDUM CITRICUM
Nama lain : Asam Sitrat
RM / BM : C2H8O7.H2O/210,14
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Hablur tidak berwarna atau serbuk
putih,tidak berbau,rasa sangat asam,agak
:
higroskopik merapuh dalam udara kering
dan panas mudah terbakar
Kelarutan Larut dalam kurang dari 1 bagian air dan
: dalam 1,5 bagian etanol (95%) P,sukar
larut dalam eter P.
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 99,5% dan
:
tidak lebih dari 101,0% C2H8O7.H2O

c. Natrium karbonat (FI Edisi III, 1979 : 400)

Nama resmi : NATRII CARBONAS


Nama lain : Natrium karbonat
RM / BM : Na2CO3/105,99
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Hablur tidak berwarna , atau serbuk hablur
:
putih
Kelarutan Mudah larut dalam air, lebih mudah larut
:
dalam air mendidih
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 99,5%
:
Na2CO3, dihitung terhadap zat anhidrat

d. Air suling (FI Edisi III, 1979 : 96)


Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air Suling
RM / BM : H2O/18,02
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Cairan jernih,tidak berbau,tidak
:
berwarna,tidak mempunyai rasa
Kelarutan : -
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Persyaratan Kadar : -

25. Pereaksi parri


Komposisi:
a. Kobalt klorida (FI Edisi IV, 1995 : 679)

Nama resmi : COBALT CHLORIDA


Nama lain : Kobalt (II) klorida
RM / BM : CoCl2/791,62
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian : Hablur merah tua
Kelarutan : -
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 97,5%
:
CoCl2
b. Asam Klorida (FI Edisi III, 1979 : 53)
Nama resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama lain : Asam Klorida
RM / BM : HCL/36,46
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Cairan tidak berwarna,berasap,bau
: merangsang,jika diencerkan dengan 2
bagian air,asap dan bau hilang
Kelarutan : Larut dalam air dan etanol (95%) P
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 35,0% dan
:
tidak lebih dari 38,0% HCL

c. Air suling (FI Edisi III, 1979 : 96)


Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air Suling
RM / BM : H2O/18,02
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Cairan jernih,tidak berbau,tidak
:
berwarna,tidak mempunyai rasa
Kelarutan : -
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Persyaratan Kadar : -

d. Kobalt nitrat (FI Edisi III, 1979 :697)

Nama resmi : COBALT NITRATE


Nama lain : Kobalt nitrat
RM / BM : Co(NO3)2/182,94
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian : Hablur, merah, meleleh basah
Kelarutan : Larut dalam air
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 97,5%
:
Co(NO3)2

26. Raksa (II) klorida (FI Edisi III,1979 : 724)

Nama resmi : HYDRORGYRUM (II) CHLORIDA


Nama lain : Raksa (II) klorida
RM / BM : HgCl2/271,5
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian Massa hablur, berat, tidak berwarna, atau
:
putih, atau serbuk hablur putih
Kelarutan Larut dalam 15 bagian air dan dalam 3
:
bagian etanol (95%) P.
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 99,5%
:
HgCl2

27. Tembaga (I) oksida (FI Edisi III, 1979 : 731)

Nama resmi : CUPRII OXYDUM


Nama lain : Tembaga (I) oksida
RM / BM : Cu2O/143,09
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian : Prisma trinik atau serbuk hablur merah
Kelarutan : Larut dalam etanol (95%) P.
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 92,5% dan
:
tidak lebih dari 101,0% Cu2O

28. Tembaga (II) sulfat (FI Edisi IV, 1995 : 731)

Nama resmi : CUPRII (II) SULFAS


Nama lain : Tembaga (II) sulfat
RM / BM : CuSO4/159,60
Rumus Struktur

(Pubchem, 2020)
Pemerian : Serbuk keabuan
Kelarutan : Larutan perlahan-lahan dalam air.
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Persyaratan Kadar Mengandung tidak kurang dari 98,5% dan
:
tidak lebih dari 101,0% CuSO4

II.4 Prosedur Kerja (Tim Dosen, 2020)

1. Analisis Iod bebas


- Kualitatif
Tambahkan 1 tetes larutan pada campuran 1 ml kanji dan 9 mL air,
terjadi warna biru tua.
- Kuantitatif
Pipet 5,0 larutan sampel, tambahkan 15 ml, tutup Erlenmeyer dan
gocok. Segera titrasi dengan Natrium Tiosulfat 0,1 N dan tambahkan 3
ml indicator kanji pada waktu mendekati titik akhir. Lakukan titrasi
blanko
2. Analisis Vitamin C
- Kualitatif
a) Reaksi pendahuluan : zat+FeCl3 dipanaskan akan terjadi perubahan
warna dari ungu kemudian hilang
b) Reaksi Kuprifil Positif
Zat ditambah larutan campuran (CuSO4+NaOH 2 N) akan terbentuk
endapan kuning coklat, ada hijaunya
c) Reaksi Penegasan
- Zat+NaOH+Luff terbentuk endapan Cu2O warna merah bata
- Zat+Barfoed akan terbentuk endapan Cu2O merah bata
- Zat ditambah Fehling A dan B terbentuk endapan Cu 2O merah
bata
d) Reaksi sifat reduktor kuat :
- Sampel+alcohol+pereaksi parri+NH4OH terbentuk warna violet
- Sampel+Iodium warna hilang
- Sampel+KmnO4 maka warna akan luntur terbentuk endapan
putih
e) Reaksi Szest Gyirgyl : Zat+air+NaOH 0,1 N sampai asam lemah+1
tetes FeSO4 akan terbentuk warna ungu Zat+air+NaOH sampai
basa, kemudian tambahkan Cu Asetat maka terbentuk endapan
jingga Zat ditambah Na2CO3 akan keluar CO2 kemudian ditambah
FeSO4 hingga warna ungu
f) Zat+K3 (Fe(CN) 6+FeCl3 akan terbentuk warna biru
- Kuantitatif
Lebih kurang 400 mg sampel yang ditimbang saksama dilarutkan
dalam campuran yang terdiri dari 50 ml air bebas CO 2 dan 10 ml
asam sulfat encer. Titrasi segera dengan yodium 0,1 N menggunakan
indikator kanji 1 ml hingga terjadi warna biru mantap selama 1
menit.
Reaksi : C6H8O6+I2→C6H6O6
3. Analisis CuSO4
- Kualitatif
a) Larutan amonium (sedikit sekali), terjadi endapan biru.
b) Natrium hidroksida dalam keadaan dingin, terjadi endapan biru
c) Kalium iodide, terjadi endapan endapan putih dan larutan berwarna
cokelat tua.
- Kuantitatif
Lebih kurang 1 g sampel yang ditimbang seksama, dilarutkan dalam
50 ml, ditambahkan 3 g KI p dan 5 ml asam sulfat p. Titrasi dengan
natrium tiosulfat 0,1 N menggunakan indikator kanji hingga warna
biru lemah, tambahkan 2 g kalium tiosianat P dan lanjutkan titrasi
hingga warna biru hilang.
4. Analisis Ion Iodida (I-)
- Kualitatif
a. Larutkan sampel yang mengandung I- ditambah larutan
Argentum Nitrat terjadi endapan kuning
b. Larutan sampel yang mengandung I- ditambah asam sulfat pekat
akan timbul uap ungu. Uap ini dapat dibuktikan dengan : -
Kedalam larutan ditambahkan kloroform maka lapisan
kloroform akan berwarna ungu. Kertas saring yang dibasahi
larutan amilum akan menjadi biru jika diletakkan di atas tabung
reaksi tersebut.
c. Pada larutan Iodida tambahkan larutan perak nitrat P; terbentuk
endapan kuning yang praktis tidak larut dalam ammonia encer P
dan dalam asam nitrat.
d. Pada larutan iodide, tambahkan larutan kalium Iodat P dan asam
asetat encer P, terjadi iodium yang memberikan warna violet
kemerahan dengan kloroform P, dan warna biru dengan larutan
kanji.
e. Pada larutan iodida, tambahkan larutan raksa (II) Korida P,
terbentuk endapan merah yang agak sukar larut dalam pereaksi
diatas dan mudah larut dalam larutan kalium Iodida P
- Kuantitatif
Pipet 5,0 ml larutan sampel, tambhakan 17,5 ml asam klorida pekat
dan 5 ml kloroform, titrasi dengan kalium yodat 0,05 sampai warna
ungu dari yodium hilang dari kloroform. Tambahkan bagian terakhir
dari larutan yodat tetes ini, sambil labu dikocok kuat-kuat dan terus-
menerus. Setelah lapisan kloroform tak berwarna, biarkan campuran
selama 5 menit. Jika lapisan kloroform berwarna ungu lagi, titrasi
lagi dengan larutan yodat.
Reaksi : KIO3+5 KI+6HCl→ 3H2O+6KCI+3I2
5. Analisis Ion Ferro (Fe2+)
- Kualitatif
Sebanyak 1 ml larutan sampel, tambahkan :
a) Larutan natrium hidroksida; terbentuk endapan putih Fe(OH) 2,
jika dibiarkan akan teroksidasi menjadi warna coklat
kemerahan. Pada kondisi biasa tampak sebagai endapan hijau
kotor
b) Larutan ammonia; terbentuk endapan putih Fe(OH)2
c) Hidrogen silfida, tambahkan larutan natrium asetat; terjadi
endapan hitam FeS
d) Larutan amonium sulfide; terbentuk endapan hitam FeS, jika
dibiarkan dalam keadaan basah akan menjadi coklat
e) Larutan kalium heksasianoferat (III); diperoleh endapan biru tua
- Kuantitatif
Timbang saksama lebih kurang 500 mg sampel, tambahkan 20 ml
asam sulfat encer. Titrasi dengan Kalium permanganate 0,1 N hingga
timbul warna merah jambu tetap.
Reaksi :
MnO4-+8H++5Fe2+→ Mn2++4H2O+5Fe3+
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

III.1 Alat dan Bahan

III.1.1 Alat

1. Tabung reaksi
2. Buret
3. klem
4. statif
5. gelas kimia
6. gelas ukur
7. neraca analitik
8. erlenmeyer
9. sendok tanduk
10. kamera HP
11. bnsen

III.1.2 Bahan

1. Amonium hidroksida

2. amonium sulfida

3. asam asetat

4. asam askorbat

5. asam klorida

6. asam sulfat

7. besi (III)  klorida 

8. besi  (III) Hidroksida 

9. besi (II)  sulfat

10. etanol

11. fehling A
12. fehling B

13. iodium

14. kalium  heksasianoferat

15. kalium iodida 

16. kalium permanganat

17. kanji

18. kloroform 

19. natrium hidroksida

20. Natrium karbonat

21. natrium tiosulfat

22. perak nitra

23. pereaksi  barfoed 

a. Tembaga (III)  asetat


b. asam asetat

24.  pereaksi Luffi

a.  lembaga (II)  sulfat


b.  asam sitrat
c.  natrium karbonat
d.  aquadest

25.  pereaksi purri 

a. Kobalt klorida
b.  asam klorida
c.  kobalt nitrat
d.  aquadest

26. raksasa (III) klorida 

27. tembaga (I)  oksida

28. Tembaga  (II)  sulfat 


29. masker

30. Handscoon

III.2 Skema Kerja


A. Kualitatif
CuSO4

-Ditambahkan

Natrium Hidroksida

-Diamati

Endapan Biru

CuSO4

-Ditambahkan

Kalium Iodida

-Diamati

Endapan Putih dan larutan berwarna coklat

B. Kuantitatif
1 gram CuSO4

-Dilarutkan

90 ml aquadest

-Ditambahkan

3 ml kalium iodida dan

5 ml asam sulfat

-Ditambahkan

Indikator kanji

-Dititrasi

Natrium Tiosulfat

-Amati

Biru lemah

III.3 Cara Kerja


A. Uji Kualitatif

1. Di siapkan alat dan bahan

2. Ditambahkan CuSO4 dalam tabung reaksi, lalu tambahkan


NaOH

3. Diamati endapan yang terjadi

4. Didokumentasikan 

B. Uji Kuantitatif

1. Di siapkan alat dan bahan

2. Ditambahkan CuSO4 dalam Erlenmeyer lalu dilarutkan


menggunakan 50 ml aquadest 

3. Ditambahkan 3 ml kalium iodida dan 5 ml asam sulfat

4. Ditambahkan indikator kanji

5. Dititrasi menggunakan natrium tiosulfat

6. Diamati perubahan yang terjadi

7. Didokumentasikan 
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. 1 Hasil Pengamatan


IV.1.1 Uji Kualitatif
No. Perlakuan Gambar Hasil
1. CuSO4 + NaOH Endapan biru
Tidak ada
endapan dan
2. CuSO4 + KI
tidak berwarna
coklat

IV.1.2 Uji Kuantitatif


No. Perlakuan Gambar Hasil
CuSO4 dilarutkan
dalam 50 ml
aquadest + 3 ml
1. KI + 5 ml H2SO4 Biru lemah
+ indikator kanji
dititrasi dengan
natrium thiosulfat.

Persamaan reaksi:
CuSO4 + H2SO4 + KI I2 + CuI + KHSO4

IV. 2 Analisis Data


Dik : Vtit = 50 ml
Ntit = 0,1 N
BE = 154,6
BS = 1000 mg
Dit : % kadar = ?
Vtit × Ntit × BE
Peny : % kadar = ×100 %
BS × FP
50× 0,1× 154,6
= × 100 %
1000
= 74,8 %
IV. 3 Pembahasan
Reaksi redoks adalah reaksi yang terjadi karena penambahan bilangan
oksidasi. Reaksi redoks ini mencakup reaksi reduksi dan oksidasi.
Penyetaraan reaksi redoks dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara
setengah reaksi dan cara perubahan bilangan oksidasi (Saryanta, 2013)

Prinsip pada percobaan ini yaitu untuk uji kualitatif, mengamati endapan
yang terjadi pada tabung reaksi yang mengandung CuSO4 ditambahkan
NaOH dan KI. Pada uji kuantitatif, mengamati perubahan warna yang
terjadi pada erlenmeyer yang berisi CuSO4 ditambahkan aquadest, kalium
iodida, dan asam sulfat, serta indikator kanji yang dititrasi dengan natrium
thiosulfat.

Hasil pengamatan pada percobaan ini yaitu untuk uji kualititatif, CuSO4
yang ditambahkan KI menghasilkan tidak ada endapan yang terjadi dan
larutan tidak berwarna coklat tua. Pada uji kuantitatif, diperoleh hasil yaitu
larutan yang tidak berwarna biru lemah.

Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu dapat menentukan kadar dan mutu
suatu obat atau sediaan farmasi lainnya dari senyawa-senyawa yang
berbeda, serta dapat juga digunakan dalam penentuan stabilitas dalam
suatu industri obat-obatan. Hal inilah yang melatarbelakangi dilakukannya
percobaan ini.
BAB V
PENUTUP

V.I KESIMPULAN

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

1. Reaksi redoks adalah reaksi yang terjadi karena penambahan bilangan


oksidasi. Reaksi redoks ini mencakup reaksi reduksi dan oksidasi.
2. Hasil pengamatan yang diperoleh yaitu pada uji kualitatif, CuSO4
ditambah NaOH menghasilkan endapan biru, CuSO4 ditambah KI
tidak menghasilkan endapan dan larutan tidak berwarna cokelat tua.
Pada uji kuantitatif, didapatkan hasil larutan berwarna biru lemah.

V.2 SARAN

Pada saat pemutaran video ketika praktikum online, sebaiknya mencari


jaringan yang stabil agar praktikan lain dapat menyimak video dengan
baik.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Repoblik Indonesia (1979). Farmakope Indonesia Edisi


III. Jakarta : Departemen Kesehatan Repoblik Indonesia.

Departemen Kesehatan Repoblik Indonesia (1995). Farmakope Indonesia Edisi


IV. Jakarta : Departemen Kesehatan Repoblik Indonesia.

Fatimah .(2016). Optimasi PH dan Hidrogen Peroksida Pada Proses Elektroda


Kolorisasi Rhodamin B. Surakarta : university Research Coloquin.

P3AI. ( 2011). Reaksi Redoks dan Elekrokimia. Surabaya : Institut Teknologi


Sepuluh November.

Rahman .( 2018). Kimia Analisis Farmasi. Yogyakarta : pustaka pelajar.

Sa’dah .( 2019). Reaksi Redoks Dalam Rekasi Logam dengan Logam Nitrat dan
Larutan HCL. Semarang : UNY.

Salyani. ( 2018). Pengembangan Buku Saku Pada Materi Reaksi Redoks Oksidasi
( Redoks ) di MAN Model Banda Aceh. Aceh : Universitas Syiah Kuala Banda
Aceh.

Saryanta. ( 2013). Redoks dan Elektrokimia Modul. PLPG Kimia : Konsoriuf


Sertifikasi Kuala Banda Aceh.

Tim dosen.( 2019). Penuntun Praktikum Kimia Analisi Farmasi . palu :


Universitas Tadulako.

Anda mungkin juga menyukai