Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR
ORGANOLEPTIK DAN REAKSI KERING

KELOMPOK : III
KELAS : STIFA B
ASISTEN : DAFID RAPI RARI

LABORATORIUM KIMIA FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI
MAKASSAR
2018
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kimia Analitik adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari mengenai
cara-cara penganalisaan zat kimia yang terdapat didalam suatu sampel yang
akan dianalisa baik jenis maupun kadarnya. Dalam bidang kimia analitik,
suatu analisis harus melalui beberapa tahapan seperti pemilihan dan
penyiapan sampel (sampling), perlakuan awal (pretreatment), pemisahan,
pengukuran,dananalisis data. Kimia Analitik dibagi menjadi dua golongan
yakni kimia analitik kualitatif dan kimia analitik kuantitatif.Analisa kualitatif
mempunyai arti mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan
yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang paling
efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam
larutan. Definisi dari analisis kualitatif adalah pemeriksaaan kimiawi tentang
jenis unsur atau ion yang terdapat dalam suatu zat tunggal atau campuran
beberapa zat (Ir. C.Poliling.1982).
Dalam analisis secara kualitatif tahap awal yang dilakukan adalah uji
organoleptis sebagai hipotesis awal untuk mengetahui kandungan zat dalam
suatu sampel.Organoleptik berarti kesan indra atau organ. analisis
organoleptik mencakup aplikasi penglihatan, bau, rasa, sentuhan, dan
bentuk. Sampel diamati sifat-sifat fisik dan kimiawinya dengan beberapa
metode analisis pendahuluan, dengan tujuan mendapatkan informasi awal
untuk menduga komponen yang terkandung didalamnya.Pengamatan
meliputi sifat fisik seperti bentuk, warna, bau, pelarut yang sesuai dan warna
nyala jika memungkinkan. Perubahan secara fisika dan kimia seperti dalam
proses pelarutan dan pemanasan menjadi pengamatan yang penting dalam
analisis pendahuluan.
Harus disadari bahwa untuk melakukan analisa kualitatif yang cepat
dan tepat diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai sifat fisis bahan-
bahan yang dianalisa.
Analisa pendahuluan bersifat dugaan dan hasilnya baru di prediksi
tetapi belum pasti (tidak sampai menghasilkan zat yang
diingkan).Pemeriksaan pendahuluan meliputi pengamatan sifat fisik secara
organoleptik, pengamatan bentuk dan warna pada pemanasan, uji kelarutan,
dan warna nyala.Pengamatan secara organoleptik meliputi bentuk, wujud,
dan warna dari suatu sampel.Suatu senyawa mempunyai penampakan fisik
yang khas baik dari bentuk maupun warna yang dimiliki.Warna dapat
dijadikan sebagai salah satu hipotesis keberadaan salah satu komponen
senyawa kimia.
I.2 Maksud dan Tujuan
I.2.1 Maksud Percobaan
Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan
memahami cara menganalisis senyawa dengan uji organoleptik, uji
pemanasan dan uji nyala.
I.2.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan
karakteristik dari senyawa melalui uji organoleptik, uji pemanasan dan uji
nyala.
I.3 Prinsip Percobaan
I.3.2 Prinsip Percobaan secara Organoleptik
Prinsip berdasarkan pengamatan pada warna, abu dan bentuk sampel
akan menunjukkan kandungan kation atau anion dalam suatu zat.
I.3.3 Prinsip Percobaan Uji Pemanasan
Adapun prinsip dari percobaan uji pemanasan adalah pengamatan
terhadap warna dari sampel saat teroksidasi ketika dingin dan panas, dan
saat tereduksi ketika dingin dan panas
I.3.4 Prinsip Percobaan Uji Nyala
Percobaan Tes Nyala dengan pengunaan sumber panas dari
pembakar Bunsen. Prinsipnya adalah pengamatan warna nyala yang
dihasilkan oleh sampel yang dipanaskan diatas nyala api Bunsen, baik
secara langsung atau melalui kaca kobal. Warna api akan berubah bila reaksi
yang terjadi dalam analisis ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori Umum
Pengujian organoleptik adalah pengujuan yang didasarkan pada
proses penginderaan. Penginderaan diartikan sebagai kesadaran atau
pengenalan alat indera akan sifat-sifat benda karena adanya rangsangan
yang diterima alat indera yang berasal dari benda tersebut. Rangsangan
yang dapat diindera dapat bersifat mekanis (tekanan, tusukan), bersifat fisis
(dingin, panas, sinar, warna), sifat kimia (bau, aroma, rasa).Bagian organ
tubuh yang berperan dalam penginderaan adalah mata, telinga, indera
pengecap, indera pembau dan indera peraba atau sentuhan(Iksa Gusman,
2013).
Ada prinsipnya terdapat 3 jenis uji organoleptik, yaitu uji
pembedaan(discriminative test), uji deskripsi (descriptive test) dan uji afektif
(affective test ). Uji pembedaan dimaksudkan untuk melihat secara statistic
ada tidaknya perbedaan contoh dan sensitifiti test yang mengukur
kemampuan panelis untuk mendeteksi suatu sifat sensorik. Uji pembedaan
pada prinsipnya adalah penginderaan dua rangsangan yang sejenis. Uji
afektif merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui produk-produk mana
yang disukai penguji dan produk-produk yang tidak disukai. Uji deskripsi
merupakan suatu uji yang digunakan untuk mendapatkan gambaran yang
utuh tentang karakteristik suatu produk. Kita menggunakan uji pembedaan
untuk memeriksa apakah ada perbedaan diantara contoh-contoh yang
disajikan. Uji deskripsi digunakan untuk menentukan sifat dan intensitas
perbedaan tersebut.Kedua kelompok uji di atas membutuhkan panelis yang
terlatih atau berpengalaman.Sedangkan uji afektif didasarkan pada
pengukuran tingkat kesukaan relative.Pengukuran afektif yang menguji
kesukaan dan atau penerimaan terhadap suatu produk dan membuthkan
jumlah panelis tidak dilatih yang banyak yang sering dianggap untuk mewakili
kelompok konsumen tersebut.
Pemanasan dilakukan dalam tabung reaksi untuk mengamati suatu zat yang
jika dipanaskan menimbulkan gejala-gejala seperti terjadi sublimasi,
pelelehan, atau penguraian yang disertai perubahan warna, atau dapat
dibebaskan suatu gas yang dikenali dari sifat-sifat khas tertentu.
Caranya yaitu dengan menaruh sedikit zat dalam sebuah tabung
reaksi yang dipanasi oleh nyala Bunsen.Mula-mula dengan nyala kecil
kemudian dengan nyala yang lebih kuat (Afifah, 2013).
Uji nyala api adalah pengujian untuk melihat warna nyala yang
ditimbulkan ketika zat uji dibakar pada nyala api dengan cara tententu. Warna
nyala yang ditimbulkan sebagai identitas zat yang terkandung.
Senyawa kimia yang dipanaskan akan teruarai menghasilkan unsur-
unsur penyusunnya dalam wujud gas atau uap yang selanjutnya atom-atom
tersebut mampu menyerap sejumlah energy panas untuk membentuk atom
logam berenergi tinggi. Pada keadaan ini atom logam tersebut sifatnya tidak
stabil (keadaan tereoksidasi), sehingga mudah kembali ke keadaan semula
(berenergi rendah) dengan cara memancarkan energy yang diserapnya
dalam bentuk cahaya (Brady, 1999).
Reaksi analisis kering adalah reaksi pengujian sampel yang berwujud
padat.Pengamatanya biasa berupa identifikasi warna, bau, warna dapat
menunjukkan keberadaan unsur-unsur tertentu, sedanagkan bau dapat
berasal dari bau gas yang terkandung (Brady James E, 2010).
II.2 Uraian Bahan
1. NatriumHidroksida (DEPKES RI, 1979)
NamaResmi : NATRII HYDROXYDUM
NamaLain : NatriumHidroksida
RumusMolekul : NaOH
BeratMolekul : 40,00
Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau keping,
kering, keras, rapuh dan menunjukkan susunan hablur;
putih, mudah meleleh basah. Sangat alkalis dan korosif.
Segera menyerap karbodiosida.
Kelarutan : Sangatmudahlarutdalam air dandalametanol(95%)
P.
Penyimpanan : Dalamwadahtertutupbaik.
Kegunaan : Zat pereaksi.
2. AsamKlorida (KEMENKES RI, 2014)
NamaResmi : ACIDIUM HYDROCHLORIDUM
Nama Lain : AsamKlorida
RumusMolekul : HCl
BeratMolekul : 36,64
Pemerian : Cairantidakberwarna, berasap, baumerangsang.Jika
diencerkandengan 2 bagian volume air, asaphilang.
Bobotjenislebihkurang 1,18.
Penyimpanan : Dalamwadahtertutuprapat.
Kegunaan : Zat pereaksi.
3. Parasetamol (DEPKES RI, 1979)
NamaResmi : ACETAMINOPHENUM
Nama Lain : Parasetamol
RumusMolekul : C8H9NO2
BeratMolekul : 151,16
Pemerian : Habluratausedikithablurputih; tidakberbau; rasa
pahit.
Kelarutan : Larutdalam70 bagian air, dalam 7 bagianetanol
(95%) P, dalam 13 bagianaseton P, dalam 40 bagian
gliserol P dandalam 9 bagianpropilenglikol P; larut
dalamlarutan alkali hidroksida.
Penyimpanan : Dalamwadahtertutupbaik, terlindungdaricahaya.
Kegunaan : Zat pereaksi.
4. KaliumIodida (DEPKES RI, 1979)
NamaResmi : KALII IODIDUM
Nama Lain : KaliumIodida
RumusMolekul : KI
BeratMolekul : 166,00
Pemerian : Hablurheksahedral, transparanatautidakberwarna,
opakdanputih; atauserbukbutiranputih.Higroskopik.
Kelarutan : Sangatmudahlarutdalam air, lebihmudahlarut
dalam air mendidih; larutdalametanol (95%) P;
mudahlarutdalamgliserol P.
Penyimpanan : Dalamwadahtertutupbaik.
Kegunaan : Zat pereaksi.
5. Tembaga (II) Sulfat (DEPKES RI, 1979)
NamaResmi : Tembaga (II) Sulfat
RumusMolekul : CuSO4
BeratMolekul : 159,60
Pemerian : Prismatriklinikatauserbukhablur; biru.
Kelarutan : Larutdalam 3 bagian air dandalam 3 bagiangliserinP,
sangatsukarlarutdalametanol (95%) P.
Penyimpanan : Dalamwadahtertutuprapat.
Kegunaan : Zat pereaksi.
6. KaliumPermanganat (DEPKES RI,1979)
NamaResmi : KALII PERMANGANAS
Nama Lain : KaliumPermanganat
RumusMolekul : KMnO4
BeratMolekul : 158,03
Pemerian : Hablurmengkilap;ungutuaatauhampirhitam; tidak
berbau; rasa manisatausepat.
Kelarutan : Larutdalam16 bagian air;mudahlarutdalam air
mendidih
Penyimpanan : Dalamwadahtertutupbaik.
Kegunaan : Zat pereaksi.

7. NatriumKlorida (DEPKES RI, 1979)


NamaResmi : NATRII CHLORIDUM
Nama Lain : NatriumKlorida
RumusMolekul : NaCl
BeratMolekul : 58,44
Pemerian : Hablurheksahedral, tidakberwarnaatausebuk
hablurputih, tidakberbau, rasa asin.
Kelarutan : Larutdalam 2,8bagian air, dalam 2,7 bagian air
mendidihdandalamlebihkurang 10 bagiangliserol
P, sukarlarutdalametanol (95%) P.
Penyimpanan : Dalamwadahtertutup baik.
Kegunaan : Zat pereaksi.
BAB III
METODE KERJA
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan uji organoleptik, uji
pemanasan dan uji nyala adalah kaca arloji, tabung reaksi, spatula, pipet
tetes, lampu spiritus/bunsen, kawat nikrom, penjepit tabung reaksi.
III.1.2 Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan uji
organoleptik, uji pemanasan dan uji nyala adalah NaOH, HCl, Paracetamol,
CuSO4, Fehling A, H2, NaCl, KI, I2, KMnO4, Ammonium.
III.2 Cara Kerja
III.2.1 Organoleptik
1.Disiapkan alat dan bahan
2.Diambil sampel dalam jumlah secukupnya menggunakan spatula untuk
sampel yang bahan padat.
3.Selanjutnya, letakkan sampel tersebut pada kaca arloji.
4.Jika sampelnya berbahan cair, maka dimasukkan sampel tersebut
secukupnya ke dalam tabung reaksi.
5.Dilakukan pengamatan karakteristik seperti warna, bentuk kristal dan bau
dari tiap-tiap sampe.
6.Dicatat hasil pengamatannya.
III.2.2 Uji Pemanasan
1.Disiapkan alat dan bahan.
2.Diambil logam Cu dalam jumlah yang sedikit (seujung sendok spatula)
kemudiandiletakkan kedalam cawan penguapan.
3.Diamati dan di catat warna sebelum pemanasan.
4.Dipanaskan logam tersebut diatas nyala api spiritus.

5.Diamati perubahan warnanya dan dibandingkan dengan warna sebelum


pemanasan.
6.Selanjutnya, lakukan prosedur yang sama juga untuk semua logam yang
tersedia.
III.2.3 Uji Nyala
1.Disiapkan alat dan bahan.
2.Dicelupkan kawat nikrom ke dalam HCl pekat dan dibakar pada nyala api
oksidasi sampai tidak timbul warna nyala sebagai tanda bahwa kawat telah
terbebas dari zat yang mempengaruhi reaksi nyala.
3.Kawat nikrom tersebut ditusukkan ke dalam padatan atau dicelupkan ke
dalam larutan zat yang diperiksa dan kemudian dibakar kembali pada nyala
api oksidasi.
4.Warna nyala yang timbul diamati dan dicatat.
BAB IV
HASIL
IV.1 Hasil Percobaan
IV.1.1 Uji Organoleptik
Sampel Bentuk Warna Bau Rasa
Pellet, serpihan
atau batang atau
bentuk lain. Keras,
rapuh dan Putih atau - -
NaOH menunjukkan praktis putih
pecahan hablur
HCl Cairan Tidak berwarna Merangsang -
Paracetamol Serbuk hablur Putih Tidak Sedikit
berbau pahit
Hablur Transparan/tidak
KI heksahedral, berwarna/agak - -
serbuk granul buram dan putih
Prisma triklinik
CuSO4 atau serbuk hablur Biru - -
KMnO4 Hablur Ungu tua, biru - -
metalik
NaCl Hablurheksahedral Tidak berwarna Tidak Asin
(putih) berba
u
IV.1.2 Uji Pemanasan
Oksidasi Reduksi
NO Logam Panas Dingin Panas Dingin
1. Cu Hijau Biru Tidak Merah
berwarna
2. Fe Cokelat Kuning Hijau Hijau
kuning
3. Mn Violet Violet Tidak Tidak
berwarna verwarna
4. Co Biru Biru Biru Biru

4.1.3 Uji Nyala


Unsur Nyala Api
Na Kuning emas
Ca Merah bata
Ba Hijau kekuningan
Pb Biru pucat
Cu Hijau
K Violet
Bi Biru pucat

4.2 Pembahasan
Adapunhasilpraktikum yangtelahkamilakukanyaituuji
organoleptik,ujipemanasan,dan ujinyala.Digunakan beberapa sampel yaitu
natriumhidroksida(NaOH),asam klorida (HCl), paracetamol (C8H9NO2),kalium
iodide (KI),tembaga(II)sulfat (CuSO4),kalium permanganate (KMnO4),airmurni
(H2O),Natrium klorida (NaCl), I2, ammonium,danfehlingA.
Pada ujiorganaleptik, ujiorganoleptik merupakan ujipendahuluan pada
tahap kering.Uji kering ini dilakukan denganmenggunakan indera
penglihatan.Pada dasarnya senyawa mempunyaibentukdanwarnakhasyang
bisaberasaldarikationatauanionyangterkandung didalamnya.Atau bisa juga
dikarenakan oleh biascahaya karenaadanyamolekulair dalam
senyawa.Selainbentukdanrupabeberapasenyawajugamempunyaibauyangkha
satausifatyanglain sebagaiidentitas senyawa tersebut. Dari percobaan yang
dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut:
Untuk padatan sampel NaOH memilki bentuk pellet, serpihan atau
batang atau bentuk lain, memiliiki konsistensi yang keras, rapuh, dan
menunjukkan pecahan hablur serta berwarna putih atau praktis putih.NaOH
tidak memiliki rasa dan bau.Paracetamol memiliki bentuk serbuk hablur,
berwarna putih, tidak berbau dan memiliki rasa yang sedikit pahit.KI memiliki
bentuk hablur, heksahedral, serbuk dan serbuk hablur, warna
transparan/tidak berwarna/agak buram dan putih, tidak berbau dan tidak
berasa.CuSO4 memiliki bentuk prisma triklinik atau serbuk hablur, warna biru
dan tidak memiliki rasa serta bau.KMnO4 berbentuk hablur, dengan warna
ungu tua atau ungu metalik, serta tidak memiliki rasa dan bau. NaCl
berbentuk hablur, heskahedral, tidak berwarna ( putih ), tidak berbau dan
rasa asin.
Untuk cairan, sampel HCl berbentuk cair, tidak berwarna, bau
merangsang, dan tidak memiliki rasa.
Dari percobaan uji pemanasan yang dilakukan didapatkan hasil: logam
Cu ketika dipanaskan akan mengalami perubahan warna menjadi warna hijau
ketika panas dan biru ketika dingin saat terjadi oksidasi. Ketika terjadi reduksi
warna akan berubah menjadi tidak berwarna ketika panas dan berwarna
merah ketika dingin.
Logam Fe mengalami perubahan warna menjadi cokelat kuning saat
dalam keadaan panas dan kuning saat dingin ketika terjadi oksidasi.
Ketika mengalami reduksi, logam Fe akan mengakami perubahan
warna menjadi warna hijau saat panas dan tidak berubah warna dalam
keadaan dingin.
Ketika dipanaskan dan mengalami oksidasiakan mengalami
perubahan menjadi warna violet saat panasi, dan tidak terjadi perubahan
warna ketika didinginkan. Namun, ketika terjadi reduksi, logam Mn menjadi
tidak berwarna ketika panas dan dingin.
Logam Co saat dipanaskan dan mengalami oksidasi, akan menjadi
warna biru saat panas dan tetap biru ketika dingin. Setelah terjadi reduksi,
logam Co tetap berwarna biru dalam keadaan panas maupun ketika
didinginkan.
Besarnya energi yang diserap atau dipancarkan oleh setiap atom
unsur logam yang khas berbeda-beda. Hal ini dapat ditunjukkan dari warna
nyala atom-atom logam yang mampu menyarap radiasi cahaya. Dari hasil uji
nyala didapatkan hasil sebagai berikut:
Ketika kawat nikrom dicelupkan pada HCl lalu dibakar, kemudian
dicelupkan lagi pada Natrium ( Na ) maka nyala api akan berwarna kuning
emas. Pada unsur kalsium ( Ca ) ketika dilakukan uji nyala api, akan
menghasilkan nyala api berwarna merah bata. Unsur Barium ( Ba )
menghasilkan nyala api berwarna hijau kekuningan, Pb menghasilkan warna
nyala api biru pucat, Cu ketika dilakukan uji nyala akan menghasilkan nyala
api hijau, Kalium ( K ) menghasilkan nyala api violet, dan Bismut (Bi)
menghasilkan warna biru pucat.
Dari literatur, pada uji nyala api senyawa yang mengandung logam
golongan A, B dan transisi diuapkan dengan oksidasi nayal api yang akan
memberikan warna tertentu. Semua logam alkali lunak, putih mengkilap
seperti perak memiliki titik leleh terendah. Sifat ini karena atom-atom alkali
hanya memiliki satu e;ektron terluar yang terlibat degan ikatan logam
sehingga energy kohesi antar atom dalam Kristal sangatlah kecil.
Logam-logam yang termasuk dalam golongon ini adalah natrium yang
menhasilkan warna kuning, dan kalsium yang menghasilkan warna violet.
Logam-logam golongan IIA memiliki jari-jari yang lebih kecil
dibandingkan dengan golongan IA, sehingga logam-logam ini memiliki
kerapatan serta energy ionisasi yang lebih tinggi.Hal ini karena logam dari
golongan ini memiliki dua elektron sehingga ikatan antar atom lebih kuat.
Garam- garam alkali tanah jika dibakar jika dibakar dengan nyala Bunsen
akan menghasilkan spektrum emisi antara lain: Ca merah bata, Ba hijau
kuning. Masing-masing warna mempunyai panjang gelombang tertentu yang
berarti energy yang dibebaskan juga tertentu.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Pengujian organoleptrik adalah pengujian yang didasarkan pada
proses penginderaan dan memberikan tanggapan berupa perubahan warna,
bentuk, bau, dan rasa. Dan reaksi kering merupakan reaksi yang dilakukan
tanpa proses pelarutan.
Dalam reaksi kering ada beberapa teknink yang digunakan diantarnya uji
pemanasan dan uji nyala api.
V.2 Saran
V.2.1 Saran untuk laboratorium
Sebaiknya alat dan bahan pada laboratorium dilengakapi lagi, dan ada
baiknya jika laboratorium diperluas agar praktikan tidak berdesakan pada
saat praktikum.
V.2.2 Saran untuk Dosen
Sebaiknya lebih mengontrol tim asisten dan praktikannya saat
praktikum sedang berlangsung.
V.2.3 Saran untuk Asisten
Sebaiknya para asisten lebih tepat waktu dan sebaiknya selalu
mendampingi praktikan saat melakukan praktikum agar tidak terjadi
kesalahan pada saat praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI.1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Balai Pustaka.


Kemenkes RI.2014. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Balai Pustaka.
Sri Ayuni Ni Putu. 2014. Kimia Analitik. Yogyakarta: Graha Ilmu
Rosilawati Ila. 2016. Kimia Organik. Yogyakarta: Graha Ilmu
Haryadi. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: PT.Gramedia
Shvehla, G. 1995. Vogel Buku Teks Analisis Makro dan Semimikro I. Jakarta:
PT. Kalman Media Pustaka
Ibrahim Sanusi HM, Sitorus Marham. 2013. Teknik Laboratorium Kimia
Organik.Yogyakarta. Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai