Anda di halaman 1dari 84

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Fungsi alat sangat penting dalam praktikum karena ada bahan-bahan

yang berbahaya yang pada dasarnya tidak dapat disentuh dengan tangan secara

langsung. Pengenalan alat-alat praktikum sangat penting dilakukan guna

kelancaran dan keselamatan kerja dalam melakukan kegiatan praktikum.

Setiap alat-alat laboratorium mempunyai fungsi atau kegunaan yang berbeda-

beda. Alat-alat laboratorium dapat berbahaya jika terjadi kesalahan dalam

prosedur pemakaiannya. Maka diperlukannya pengenalan alat-alat

laboratorium agar penggunaan alat tersebut dapat dipergunakan sesuai dengan

fungsi dan prosedurnya dengan baik hingga kesalahan yang terjadi dapat

dihindari.

Sistem periodik unsur merupakan pengelompokan unsur-unsur dalam tabel

periodik unsur yang dilakukan para kimiawan untuk menemukan keteraturan

sifat dari unsur (Musal wahyuni dkk, 2017: 125). Sistem periodik unsur

merupakan materi yang abstrak karena mencakup pembahasan materi yang

ukurannya kecil (Ika Mawarni, 2017: 3).


Stoikiometri ialah cabang kimia yang berhubungan dengan suatu

hubungan kuantitatif yang terdapat antara reaktan dan juga produk dalam

reaksi kimia. Reaktan ialah suatu zat yang berpartisipasi didalam reaksi kimia,

dan juga produk ialah suatu zat yang diperoleh sebagai hasil dari reaksi kimia

Zat padat adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut

dan tidak dapat langsung mengendap, terdiri dari partikel-partikel yang ukuran

maupun beratnya lebih kecil dari sedimen, misalnya tanah liat, bahan-bahan

organik tertentu, sel-sel mikroorganisme, dan sebagainya

Zat cair adalah zat atau benda yang memiliki volume yang tetap tetapi

bentuknya berubah-ubah sesuai dengan tempat (wadahnya). Contohnya;

bensin dalam botol, teh dalam gelas, air minum dalam ceret, sirum dalam

gelas, dan lain-lain.

Asam basa adalah zat yang zat warnanya bergantung pada pH larutan atau

zat yang menunjukkan sifat asam, basa, atau netral pada suatu larutan.

Indikator asam atau basa yang baik harus mampu menampilkan warna berbeda

pada larutan asam.

Identifikasi gugus fungsi adalah gugus yang bertanggung jawab untuk

Sebagian besar reaksi senyawa-senyawa induknya. Sebagai Contoh gugus

fungsi adalah alcohol. Alkohol terdiri atas alkohol primer, sekunder dan

tersier ( tim dosen kimia organik. 2016 : 2020-2021)

2
1.2 Tujuan praktikum

Pada percobaan satu pengenalan alat K3 bertujuan Mengidentifikasi

beberapa macam alat dan menggunakan dengan benar. Percobaan dua Sistem

Periodik Unsur yaitu mempelajari cara mendeteksi adanya unsur hara nitrogen,

fosfor, dan kalium pada tanah dan tanaman. Percobaan ketiga Stoikiometri

bertujuan untuk mempelajari cara penetapan kadar air dalam sampel. percobaan

keempat Larutan 1 bertujuan untuk mempelajari cara membuat larutan dan

menentukan konsentrasi larutan. percobaan ke enam Asam Basa bertujuan

untuk mempelajari cara menentukan pH larutan NaOH, HCI dan pH tanah

menggunakan pH meter dan kertas lakmus.

Percobaan ke tujuh identifikasi gugus fungsi bertujuan untuk

menentukan gugus fungsi yang terdapat pada senyawa organik dan,

menentukan hidrokarbon jenuh dan tak jenuh serta mempelajari sifat-sifat

senyawa organic melalui identifikasi gugus fungsinya. percobaan ke delapan

Senyawa Karbon bertujuan untuk mempelajari cara uji/identifikasi senyawa-

senyawa yang termasuk kelompok karbohidrat.

3
1.3 tujuan praktikum

Manfaat dari percobaan 1 ( pengenalan alat K3) yaitu untuk

mengenalkan cara kerja, fungsi, cara mengunakan, dan cara merawat alat-alat

laboratorium, mengenalkan tanda-tanda bahaya bahan kimia, dan juga untuk

memperkenal budaya Kesehatan dan keselamatan kerja dilaboratorium.

Percobaan 2 (sistem periodik unsur) yaitu kita dapat mengetahui cara

mendenteksi unsur hara nitrogen, fosfor dan kalium dalam tanah dan tanaman.

Percobaan 3 (stoikiometri) yaitu kita dapat mengetahui cara penetapan kadar

air tanah dan bahan nabati. Percobaan 4 (larutan 1) yaitu kita dapat mengethui

cara membuat larutan natriun hidroksida dan asam klorida, serta cara

menentukan konsentrasi larutan yang dibuat. Percobaan 6 (asam basa) yaitu

kita dapat mengetahui cara menentukan PH larutan NaOH, HCL. Percobaan 7

(identifikasi gugus fungsi) yaitu kita dapat mengetahui cara membedakan

antara hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh, antara alcohol dan fenol, dan

membedakan antara alhedid dan keton. Percobaan 8 (senyawa karbon) pada

identifikasi karbohidrat yaitu kita dapat mengetahui cara uji atau identifikasi

senyawa yang termasuk kelompok karbohidrat, pada identifikasi protein yaitu

kita dapat mengetahui cara uji atau identifikasi protein dalam suatu bahan dan

mempelajari sifat sifat protein, pada identifikasi sifat minyak dan lemak yaitu

kita dapat mengetahui tingkat kelarutan minyak atau lemak pada berbagai jenis

pelarut, reaksi pembentuk.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 pengenalan alat K3

2.1.1. pengertian pengenalan alat K3

Pengertian K3 yakni suatu upaya yang dilakukan untuk memastikan

kebutuhan dan kesempurnaan jasmani dan rohani tenaga kerja pada khususnya,

dan masyarakat pada umumnya terhadap hasil karya dan budaya menuju

masyakat adil dan Makmur (agung, 2019).

2.2 sistem periodik unsur

2.2.1. pengertian periodik unsur

Sistem periodik unsur kimia adalah susunan unsur-unsur berdasarkan

urutan nomor atom dan kemiripan sifat unsur tersebut.

2.2.2. nitrogen (N)

Nitrogen adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memilki

lambang N dan nomor atom 7.

2.2.3 kalium (K)

5
Kalium adalah suatukimia dalam tabel periodik yang memilki lambang K

dan nomor atom 19.

2.3 Stoikiometri

2.3.1 Pengertian Stoikiometri

Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari kuantitas suatu saat dalam

reaksi kimia. Suatu reaksi kimia dapat dikatakan sebagai reaksi stoikiometri

apabila reakan dalam reaksi habis seluruhnya. Tak hanya itu, stoikiometri juga

diartikan sebagai perhitungan kimia yang menyangkut hubungan kuantitatif

saat yang terlibat dalam reaksi. (mukhlis 2017).

2.3.2 Penetapan kadar air tanah dan bahan nabati

Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu presentase volume

air terhadap volume tanah . cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan

sejumlah tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu 100 ℃ – 110 ℃

untuk waktu tertentu (candra setiadi 2016).

2.3.3 Hubungan stoikiometri dan penetapan kadar air

Menggambarkan hubungan kuantitatif antara zat Ketika mereka

berpartisipasi dalam reaksi kimia dikenal sebagai stoikiometri reaksi.

6
Stoikiometri reaksi mengukur hubungan antara metana dan oksigen Ketika

bereaksi membentuk karbon dioksida dan kadar air. (nursiah sappaile 2019).

2.4 Larutan

2.4.1 Pengertian Larutan

Larutan adalah pengkajian keadaan koloid, suatu keadaan subdivisi yang

terletak antara suatu larutan dan suatu suspensi. Partikel-partikel dalam suatu

dispersi koloid terlalu besar untuk dianggap benar-benar terlarut, tetapi

partikel- partikel ini begitu kecil sehingga tidak dapat mengendap seperti

partikel suspense (mainur 2019).

2.4.2 Zat terlarut

Zat terlarut adalah komponen dari larutan yang memiliki jumlah lebih

sedikit dalam sistem larutan selain ditentukan oleh kuantitas zat, istilah pelarut

dan terlarut juga ditentukan oleh sifat fisiknya atau strukturnya .zat pelarut

memiliki struktur yang tidak berubah sedangkan struktur zat terlarut dapat

berubah (delvi 2018).

2.4.3 Jenis jenis pelarut

Pelarut polar, adalah pelarut yang memiliki tingkat kepolaran yang tinggi

dan cocok untuk mengekstraksi senyawa senyawa polar dari tanaman. Pelarut

semipolar, adalah pelarut yang memiliki tingkat kepolaran yang rendah dari

7
pelarut polar tetapi lebih tinggi dibanding pelarut non polar, cocok digunakan

untuk melarutkan senyawa senyawa semipolar dari tanaman . pelarut non polar,

adalah pelarut yang hamper tidak polar, biasa digunakan untuk mengekstreksi

senyawa senyawa yang tidak larut dalam pelarut polar. (n hidayah 2018).

2.4.4 Titrasi

Titrasi merupakan metode analisi kimia secara kuantitatif yang biasa

digunakan untuk laboratorium untuk menentukan kosentrasi dari reaktan.

Karena pengukuran volume memainkan peranan penting dalam titrasi, maka

Teknik ini juga dikenali dengan analisis volumerik.

2.4.5 Pengenceran

Pengenceran pada prinsipnya hanya menambahkan pelarut saja, sehingga

jumlah mol zat terlarut sebelum pengenceran sedikit dibanding jumlah mol zat

terlarut sesudah pengenceran atau jumlah gram sama dengan gram zat terlarut

sesudah pengenceran

2.5 Asam Basa

2.5.1 Derajat kemasaman ,

Sifat asam basa suatu larutan dapat ditunjukan dengan mengukur pH nya.

pH adalah parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman

larutan. Larutan asam mempunyai pH kurang lebih 7, sedangkan larutan netral

mempunyai pH sama dengan 7.

2.5.2 Larutan asam dan larutan basa

8
Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepaskan ion H +,

sedangkan basa adalah yang dalam air melepaskan ion OH -. Jadi pembawa sifat

asam adalah ion H+, sedangkan pembawa sifat basa adalah ion OH-. Istilah basa

berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. suatu senyawa dikelompokkan

menjadi basa jika zat tersebut dilarutkan ke dalam air menghasilkan ion

hidroksida (OH). zat yang bersifat basa antara lain natrium hidroksida (NaOH),

kalium hidroksida (KOH), pasta gigi dan sabun. Istilah asam berasal dari

bahasa latin yaitu acetum yang berarti cuka. pengertian asam menurut

Arrhenius adalah zat yang menghasilkan ion H + di dalam air. jadi asam dapat

diartikan sebagai senyawa yang menghasilkan ion hydrogen (H +) ketika

dilarutkan ke dalam air

2.5.3 pH rill dan pH potensial

Harga pH yang diukur dalam pelarut air menyatakan kepekatan

ionhidrogen tersedia dalam tubuh tanah, dikenal dengan pH riil. Sedangkan

nilai pHyang diukur dalam pelarut KCl 1 M menyatakan kepekatan ion

hidrogen yang adadalam tanah dikenal sebagai pH potensial. Harga pH

potensial biasanya lebih besar dibandingkan dengan harga pH riil, sebab pH

yang terukur bukan hanyahidrogen bebas akan tetapi juga hidrogen terikat

sedangkan pH riil yang terukurhanya hidrogen bebas.

2.6 Identifikasi gugus fungsi

2.6.1 Hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh

9
Hidrokarbon jenuh/tersaturasi (alkana) yang merupakan hidrokarbon yang

paling sederhana. Hidrokarbon ini seluruhnya terdiri dari ikatan tunggal dan

terikat dengan atom hidrogen. Rumus umum untuk hidrokarbon tersaturasi

adalah CnH2n+2.Hidrokarbon jenuh merupakan komposisi utama pada bahan

bakar fosil dan ditemukan dalam bentuk rantai lurus maupun bercabang.

Hidrokarbon dengan rumus molekul sama tetapi rumus strukturnya berbeda

dinamakan isomer struktur. Hidrokarbon tak jenuh/tak tersaturasi adalah

hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap, baik rangkap dua

maupun rangkap tiga. Hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap dua

disebut dengan alkena, dengan rumus umum CnH2n.Hidrokarbon yang

mempunyai ikatan rangkap tiga disebut alkuna, dengan rumus umum CnH2n-2.

2.6.2 Alkohol dan fenol

Alkohol dan fenol merupakan dua senyawa organik yang mempunyai

struktur yang serupa, tetapi gugus fungsi pada fenol melekat langsung pada

cincin aromatik. Hidrokarbon berlaku sebagai dasar pengelompokan senyawa

organik. Suatu senyawa non hidrokarbon yang mana mengandung rantai

karbon atau cincin atom-atom karbon yang sama.Yang akan dibahas terbatas

pada derivate sederhana yang diperoleh dari menggantikan satu, dua, atau tiga

atom hidrogen dalam molekul hidrokarbon, dengan atom oksigen atau gugus

hidroksil. Adanya atom-atom atau gugus-gugus atom menentukan sebagian

besar sifat fisika dan kimia molekul itu. Atom ataupun gugus atom yang paling

menentukan sifat suatu zat dirujuk sebagai gugus fungsional. Alkohol dan fenol

10
adalah senyawa yang sama-sama mengandung gugus OH. Walaupun sama-

sama memiliki gugus -OH, akan tetapi sifat keduanya tidaklah sama.

2.6.3 Sifat sifat alkohol

Alkohol bersifat lebih polar karena ada gugus –OH. Artinya, alkohol bisa

bercampur dengan air. Kepolaran itu dipengaruhi oleh panjang pendeknya

rantai karbon suatu monoalkohol. Semakin panjang rantai karbonnya, semakin

menurun kelarutan atau kepolarannya.

Titik didih alkohol lebih tinggi daripada turunan alkana lain, seperti eter.

Hal itu karena alkohol memiliki ikatan hidrogen antarmolekulnya. Titik didih

tersebut bisa meningkat seiring peningkatan jumlah atom C pada rantainya.

Alkohol dapat bereaksi dengan logam aktif, seperti Na dan K, membentuk

senyawa alkoksida logam. Reaksi tersebut disertai pelepasan gas hydrogen.

2.6.4 Sifat sifat fenol

fenol memiliki kelarutan terbatas dalam cairan, yakni 8,3 gram/100 ml.

Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, gunanya beliau dapat melepaskan

ion H+ dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tsb menjadikan anion

fenoksida C6H5O− yang dapat dilarutkan dalam cairan. Dibandingkan dengan

alkohol alifatik lainnya, fenol bersifat bertambah asam. Hal ini dibuktikan

dengan mereaksikan fenol dengan NaOH, di mana fenol dapat melepaskan H+.

Pada kondisi yang sama, alkohol alifatik lainnya tidak dapat bereaksi seperti

itu. Pelepasan ini diakibatkan pelengkapan orbital selang satu-satunya pasangan

11
oksigen dan sistem aromatik, yang mendelokalisasi beban negatif menempuh

cincin tsb dan menstabilkan anionnya.

2.7 Senyawa Karbon

2.7.1 Pengertian karbohidrat

karbohidrat merupakan salah satu makronutrien, yaitu nutrisi yang

diperlukan tubuh dalam jumlah besar dan dapat menghasilkan energi karena

mengandung kalori.

2.7.2 Sifat sifat karbohidrat

Pada umumnya sukar larut pada larutan nonpolar (eg: eter, kloroform,

benzene), pada umumnya larut di air membentuk ikatan hydrogen.

Gelatinisasi > Bila pati dimasukkan dalam air dingin, granula pati akan

menyerap air dan membengkak (55°C sampai 78°C, dengan pH optimum 4-7).

Retrogradasi > Proses kristalisasi kembali pati yang telah mengalami

gelatinase.

Sineresis > Keluarnya air dari gel karbohidrat yang telah tergelatinisasi,

karena perlakuan tertentu.

Polimerisasi pati >pembentukan pati dimulai dari monosakarida hingga

ke polisakarida (glukogenesis).

12
Pemecahan pati > pemberian panas dan enzim tertentu pada karbohidrat

akan memotong ikatan kimianya.

2.7.3 Monosakarida

Monosakarida (dari Bahasa Yunani mono: satu, sacchar: gula) adalah

senyawa karbohidrat dalam bentuk gula yang paling sederhana. Dalam arti

molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja dan tidak dapat

diuraikan dengan cara hidrolisis dalam keadaan lunak menjadi karbohidrat lain.

Beberapa monosakarida mempunyai rasa manis. Sifat umum dari monosakarida

adalah larut air, tidak berwarna, dan berbentuk padat kristal. Beberapa

monosakarida yang penting, yaitu : glukosa, fruktosa, galaktosa, pentosa,

2.7.4 Disakarida

Disakarida merupakan suatu molekul yang dibentuk oleh dua molekul

monosakarida yang berikatan satu sama lain. Disakarida merupakan jenis

karbohidrat yang banyak dikonsumsi oleh manusia di dalam kehidupan sehari-

hari. Setiap molekul disakarida akan terbentuk dari gabungan 2 molekul

monosakarida. Ada empat jenis disakarida, yaitu sukrosa atau sakarosa,

maltosa, laktosa dan trehalosa.

2.7.5 Oligosakarida

Oligosakarida merupakan gabungan dari molekul-molekul monosakarida

yang jumlahnya antara 2 sampai dengan 10 molekul monosakarida (oligo

bererti sedikit). Sehingga oligosakarida dapat berupa disakarida, trisakarida dan

lainnya. Oligosakarida secara eksperimen banyak dihasilkan dari proses

13
hidrolisa polisakarida dan hanya beberapa oligosakarida yang secara alami

terdapat di alam.

2.7.6 Polisakarida

Karbohidrat kompleks ini dapat mengandung sampai 3000 unit gula

sederhana yang tersusun dalam bentuk rantain panjang lurus atau bercabang.

Gula sederhana ini terutama glukosa. Jenis polisisakarida yang penting dalam

ilmu gizi yaitu ; pati, dekstrin, dan glikogen.

2.8 Identifikasi Protein

2.8.1 Pengertian protein

Protein merupakan makromolekul yang terbentuk dari asam amino yang

tersusun dari atom nitrogen, karbon, dan oksigen, beberapa jenis asam amino

yang mengandung sulfur (metionin, sistin dan sistein) yang dihubungkan oleh

ikatan peptida. Dalam makhluk hidup, protein berperan sebagai pembentuk

struktur sel dan beberapa jenis protein memiliki peran fisiologis.

2.8.2 Sifat sifat protein

Sukar larut dalam air karena ukuran molekulnya yang sangat besar, Dapat

mengalami koagulasi oleh pemanasan dan penambahan asam atau basa,

Bersifat amfoter karena membentuk ion zwitter. Pada titik isoelektriknya,

protein mengalami koagulasi sehingga dapat dipisahkan dari pelarutnya, Dapat

mengalami kerusakan (terdenaturasi) akibat pemanasan. Pada denaturasi,

14
protein mengalami kerusakan mulai dari struktur tersier sampai struktur

primernya.

2.8.3 Asam asam amino

Fungsi utama sekaligus yang paling penting adalah untuk pemeliharaan

dan pertumbuhan semua sel-sel di dalam tumbuh dan struktur tubuh seperti sel

darah, otot, tulang, rambut, dan kulit. Selain itu, mereka juga merupakan

komponen utama dari enzim karena asam amino tersebut membantu

memfasilitasi berbagai reaksi kimia di dalam tubuh, termasuk terjadinya

pencernaan. Protein juga turut berperan penting dalam produksi berbagai

hormon penting bagi tubuh seperti hormon tiroid, hormon insulin, hormon

testosteron, dan hormon estrogen (Riska dan Aryabuana, 2017). Fungsi protein

Protein yang membangun tubuh di sebut protein structural, pada umumnya

bersenyawa dengan zat lain di dalam tubuh makhluk hidup, sedangkan protein

yang berfungsi sebagai enzim, antibodi atau hormone di kenal sebagai protein

fungsional.

2.9 Sifat sifat minyak dan lemak

2.9.1 Minyak

Minyak adalah istilah umum untuk semua cairan organik yang tidak

larut/bercampur dalam air (hidrofobik) tetapi larut dalam pelarut organik. Ada

sifat tambahan lain yang dikenal awam: terasa licin apabila dipegang. Dalam

arti sempit, kata 'minyak' biasanya mengacu ke minyak bumi (petroleum) atau

produk olahannya: minyak tanah (kerosena). Namun, kata ini sebenarnya

15
berlaku luas, baik untuk minyak sebagai bagian dari menu makanan (misalnya

minyak goreng), sebagai bahan bakar (misalnya minyak tanah), sebagai

pelumas (misalnya minyak rem), sebagai medium pemindahan energi, maupun

sebagai wangi-wangian (misalnya minyak nilam).

2.9.2 Lemak

Lemak (bahasa Inggris: fat) merujuk pada sekelompok besar molekul-

molekul alam yang terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen

meliputi asam lemak, malam, sterol, vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak

(contohnya A, D, E, dan K), monogliserida, digliserida, fosfolipid, glikolipid,

terpenoid (termasuk di dalamnya getah dan steroid) dan lain-lain.

2.9.3 Reaksi reaksi pengenal lipid

Uji kelarutan, pada uji kelaruatan lipid hampir semua jenis lipid tidak

larut dalam pelarut seperti aquadest, alkohol, dan larutan Na2 CO 3tetapi larut

dalam pelarut non polar seperti eter dan kloroform. Lemak hewan dan minyak

kelapa terdispersi menjadi sabun. Ketengikan pada lemak / minyak berarti

trigleserida dalamnya telah teroksidasi dalam udara bebas oleh O2. Trigleserida

adalah trierter yang terbentuk dari gliserol asam-asam lemak. Asam lemak

jenuh umumnya merupakan rantai tidak bercabang dan jumlah atom karbonnya

selalu genap. Trigleserida dibagi menjadi dua macam yaitu sederhana dan

campuran (Mithel, 2016). Reaksi pembentukan ester, dibuat dengan

mereaksikan alkohol atau fenol dengan asam karboksilat kemudian dititrasi.

Fenol yaitu senyawa organik dimana gugus -OH langsung terikat pada cincin

16
benzena. Reaksi pembuatan ester disebut esterifikasi dan reaksi yang terjadi

disebut reaksi esterifikasi Fischer.Reaksi esterifikasi merupakan reaksi

reversibel yang sangat lambat, tetapi bila menggunakan katalis asam mineral

seperti asam sulfat (H2SO4) dan asam klorida (HCl) kesetimbangan akan

tercapai dalam waktu yang cukup.

BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan waktu

Praktikum kimia dasar dilaksanakan dilaboratorium agroteknologi,

fakultas pertanian, universitas tadulako, palu. Mulai pada 21 oktober sampai 18

november 2021 setiap hari kamis pukul 13.00 sampai selesai.

3.2 Alat dan bahan

Alat yang digunakan yaitu berupa pipet ukur, pipet volume, pipet tetes,

labu ukur, gelas ukur, Erlenmeyer, tabung reaksi, corong,neraca analitik, rak

tabung dan gegep, batang pengaduk, spatula, buret, klem, statif, tabung bengkok,

gelas arloji, botol semprot, sentrifuge, dan tabung sentrifugi, lampung dan alu,

ayakan, pemanas, pipa bengkok, gelas ukur 100 ml, cawan penguap, kaca arloji,

17
desikator, gelas kimia 250 ml, pH meter, kertas pH universal, magnetic stiker,

bunsen, kaki tiga, kasa asbes, stopwatch, penangas air, dan vortex.

Bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu berupa aquades,sampel

(tanah,padatan amorf, atau bagian tanaman), kertas lakmus, padatan NaOH,

larutan NaOH 1 M, larutan HCI 1 M, indicator PP, etanol teknis, garam, minyak

kelapa, tanah, larutan KCI 1 M, larutan natrium, hidroksida 0,01 M, larutan asam

klorida 0,01 M, sikloheksena, benzene, KmnO4 1%, etanol teknis, fenol teknis,

HCI teknis, FeCl3 0,3 0,2 M, reagen,fehling biru, asetaldehid, aseton, etil asetat,

macis,asam sulfat pekat, larutan alfa naftol 10%,alcohol 95%,larutan iodium,

larutan glukosa,larutan maltose ,larutan sukrosa, larutan pati, kacang kedelai,

tauge,asam nitrat, larutan ninhidrin, reagen milions, larutan timbal asetat, reagen biuret

3.3 Prosedur kerja

3.3.1 Sistem Periodik Unsur

3.3.1.1 Nitrogen Organik


Pada percobaan system periodik unsur langkah yang perlu kita lakukan

adalah dengan menyiapkan tabung reaksi yang bersih, lalu isi dengan tanah yang

berada dalam tabung A dan D, kacang kedelai pada tabung B dan E dan F, kacang

ijo pada tabung C, dan kapur tohor diisi di masing-masing tabung. lalu tabung A,

B, dan C beri kertas lakmus merah pada permukaan tabung, kemudian panaskan

dan amati perubahan warna kertas lakmus. pada tabung D, E dan F sumbat dengan

gabus yang dilengkapi dengan pipa bengkok dan hubungkan dengan tabung lain

18
yang berisi aquades. selanjutnya panaskan tabung selama 30 menit dan keluarkan

tabung berisi aquades, kemudian tetsi dengan indicator PP, dan amati perubahan

warna yang terjadi.

Nitrogen Organik

1.Pada percobaan system periodik 2..lalu tabung A, B, dan C beri


unsur langkah yang perlu kita kertas lakmus merah pada
lakukan adalah dengan permukaan
menyiapkan tabung reaksi yang
bersih, lalu isi dengan tanah yang
berada dalam tabung A dan D,
kacang kedelai pada tabung B dan
E dan F, kacang ijo pada tabung C, 3.,kemudian panaskan dan amati
dan kapur tohor diisi di masing- perubahan warna kertas lakmus
masing tabung

5. selanjutnya panaskan tabung


4.pada tabung D, E dan F sumbat
selama 30 menit dan keluarkan
dengan gabus yang dilengkapi
tabung berisi aquades,kemudian
dengan pipa bengkok dan
tetsi dengan indicator PP, dan
hubungkan dengan tabung lain
19
amati perubahan warna yang
yang berisi aquades
terjadi.
3.3.1.2 Kalium

Masukan 10 g tanah halus kedalam Erlenmeyer,kemudian tambahkan 25 ml

asam klorida 0,1 N dan didihkan selama 5 menit. Kemudian saring uapkan

fitratnya hingga kering dan bakar residuhnya. lalu dinginkan, kemudian

tambahkan air panas sebanyak 25 ml. Saring kembali dan tamping filtratnya

dalam tabung reaksi tambahkan beberapa tetes larutan natrium kobalti nitrat dan

amati perubahan yang terjadi.

KALIUM

Masukan 10 g tanah halus kedalam Erlenmeyer,


kemudian tambahkan 25 mlasam klorida 0,1 N dan
didihkan selama 5 menit

.kemudian saring uapkan fitratnya hingga


kering dan bakar residuhnya

.lalu dinginkan,kemudian tambahkan air panas sebanyak


25 ml.,saring kembali dan tamping filtratnya dalam
tabung reaksi

20
tambahkan beberapa tetes larutan natrium
kobalti nitrat dan amati perubahan yang
terjadi.

3.3.2 Stoikiometri

3.3.2.1 Penentuan

Cuci dengan air bersih kaca arloji yang hendak digunakan kemudian

masukkan kedalam oven bersuhu 100o C selama 20 menit. Lalu panaskan gelas

arloji yang telah dipanaskan keluarkan dari oven dengan gegep dan masukkan

kedalam desikator sekitar 10 menit (agak dingin).timbang gelas arloji yang telah

di panaskan tersebut dengan neraca analitik dan catat berat nya (W 2) kemudian

masukan kembali kaca arloji yang berisi bahan ke dalam oven yang bersuhu sama

dengan kaca arloji kosong, kemudian panaskan hingga beratnya constant

(pemanasan berlangsung sekitar 2 jam) dan catat beratnya (W 3) dan hitung kadar

air bahan dengan menggunakan persamaan berikut

w2 −w3
Kadar air bahan = x 100%
w2 −w1

Penentuan Kadar Air

Cuci dengan air bersih kaca arloji lalu panaskan gelas arloji yang
yang hendak digunakan kemudian telah dipanaskan keluarkan dari
4 masukkan
Penentuankedalam oven bersuhu
Kadar Air oven dengan gegep dan masukkan
0
100 C selama 20 menit. kedalam desikator sekitar 10 menit
(agak dingin).
21
Kaca arloji yang telah terisi
dengan bahan selanjutnya Timbang gelas arloji yang telah
ditimbang kembali dengan neraca dipanaskan deangan neraca analitik
analitik dan catat beratnya (W2) dan nyatakan beratnya sebagai berat
gelas arloji kosong(W1), lalu ini
dengan bahan yang hendak
ditetapkan kadar airnya
Masukan kembali kaca arloji
kedalam oven yang bersuhu
sama dengan suhu
awal,kemudian panaskan Hitunglah kadar air dengan rumus
hingga beratnya constant dan kadar air bahan
catat beratnya (W3)

3.3.3 Larutan 1

3.3.3.1 Membuat larutan dari zat padat

Timbang sebanyak 4g NaOH dan masukan ke dalam gelas kimia yang

berisi aquades sebanyak 95 ML (air yang di gunakan harus bebas dari karbon

dioksida) kemudian aduk dengan batang pengaduk hinnga semua zat NoAH larut,

kemudian pindahkan larutan ke dalam labu ukur dan tambahkan aquades dengan

pipet tetes hingga tand batas kemudian larutan sebanyak 25mL dengan pipet

volume, kemudian masukan ke dalam Erlenmeyer ,dan tambahkan 3 tetes

indicator PP setelah itu siapkan buret 50 mL, kemudian isi dengan asam klorida 1

M. Titrasi larutan NaOH dalam Erlenmeyer hingga larutan tidak berwarna.lalu

22
catat vplume larutan HCI yang di gunakan.selanjutnya tentukan konsentrasi

NaOH menggunakan rumus diatas.

Membuat larutan dari zat padat

Timbang sebanyak 4g NaOH dan aduk dengan batang pengaduk


masukan ke dalam gelas kimia yang hingga semua zat NoAH larut,
berisi aquades sebanyak 95 ML (air kemudian pindahkan larutan ke
yang di gunakan harus bebas dari dalam labu ukur dan
karbon dioksida) tambahkan aquades dengan
pipet tetes hingga tanda batas

setelah itu siapkan buret 50 mL,


kemudian isi dengan asam klorida 1
M.
kemudian larutan sebanyak
25mL dengan pipet volume,
23 kemudian masukan ke dalam
Erlenmeyer ,dan tambahkan 3
tetes indikator PP
Titrasi larutan NaOH dalam
Erlenmeyer hingga larutan tidak
berwarna.

Selanjutnya tentukan
catat volume larutan HCI yang di konsentrasi NaOH
gunakan
menggunakan rumus
pengenceran diatas.

3.3.3.2 Membuat larutan dari zat cair

Ukur 10 ml larutan asam klorida 1 M menggunakan pipet volume 10 ML,

kemudian masukkan kedalam gelas ukur 100 ML kemudian tambahkan 85 ML

aquades, kemudian tambahkan aquades mealui pipet tetes sampai tanda batas.

kocok campuran hingga homogen,kemudian tanbahkan aquades melalui pipet

tetes hingga tanda batas.lalu kocok campuran hingga homogen, kemudian ambil

sebanyak 25 ML dengan pipet volume dan masukkan kedalam

Erlenmeyer,tambahkan 3 tetes indicator PP. dan siapkan buret 50 mL, kemudian

isi dengan karutan NaOH 1 M.lalu titrasikan larutan HCI dalam Erlenmeyer

hingga larutan berwarna merah muda.kemudian catat volume larutan NaOH yang

digunakan. dan langkah akhir adalah tentukan konsentrasi HCI menggunakan

rumus pengenceran.

Membuat larutan dari zat cair

Ukur 10 ml larutan asam klorida 1 M menggunakan pipet volume 10 ML,


kemudian masukkan kedalam gelas ukur 100 ML

24
lalu tambahkan 85 ML aquades ,kemudian tambahkan aquades mealui
pipet tetes sampai tanda batas.

.kocok campuran hingga homogen,kemudian tanbahkan aquades melalui


pipet tetes hingga tanda batas.lalu kocok campuran hingga homogen,
kemudian ambil sebanyak 25 ML dengan pipet volume dan masukkan
kedalam Erlenmeyer,tambahkan 3 tetes indicator PP

dan siapkan buret 50 mL,kemudian isi dengan karutan NaOH 1 M

titrasikan larutan HCI dalam Erlenmeyer hingga larutan berwarna merah muda

Catat volume larutan NaOH yang digunakan

Tentukan konsentrasi HCI menggunakan rumus pengenceran

3.3.4 Asam Basa

3.3.4.1 Menentukan pH tanah

Timbang contoh tanah sebanyak 10 gram, kemudian masukan ke dalam

lumpang dan gerus halus kemudian masukan ke dalam Erlenmeyer dan

tambahkan aquades sebanyak 50 mL, kemudian kocok selama 30 menit lalu

diamkan sampai tanahnya mengendap dan hitung pH meter dan kertas pH

universal lalu lakukan hal yang sama pada butir 1,2, dan 3 akan tetap aquadesnya

ganti dengan KCI 0,01 M

Menentukan pH tanah

25
Timbang contoh tanah sebanyak 10 gram,
kemudian masukan ke dalam lumpang daan gerus
halus

kemudian masukan ke dalam Erlenmeyer dan


tambahkan aquades sebanyak 50 mL, kemudian
kocok selama 30

kemudian kocok selama 30 menit lalu diamkan


sampai tanahnya mengendap dan hitung pH meter
dan kertas pH universal

lalu lakukan hal yang sama pada butir 1,2, dan 3


akan tetap aquadesnya ganti dengan KCI 0,01 M

3.3.5 Identifikasi Gugus Fungsi

3.3.5.1 Hidrokarbon Jenuh dan Tak Jenuh


Siapkan 2 tabung reaksi sebanyak 5 tetes sikloheksena dan 5 tetes benzena

dan di masukan ke dalam masing-masing tabung reaksi kemudian 7 tetes

larutan KMnO4 di tambahkan ke dalam masing-masing tabung reaksi lalu

kedua tabung reaksi digoyangkan selama 2 menit dan amati dan catat

perubahan yang terjadi.

Hidrokarbon Jenuh dan Tak Jenuh

26
sebnayk 5 tetes sikloheksena dan 5 tetes benzene
dan di masukan ke dalam masing-masing tabung
reaksi

7 tetes larutan KMnO4 di tambahkan ke dalam


masing-masing tabung reaksi

lalu kedua tabung reaksi digoyangkan selama 2


menit dan amati dan catat perubahan yang terjadi

3.5.5.2 Alkohol dan fenol

Siapakan 2 tabung reaksi, sebanyak 1 mL etanol dan 1 mL fenol di

masukan ke dalam masing-masing tabung reaksi. Setiap tabung reaksi di goyang

untuk setiap penambahan satu tetes NaOH d amati apa yang terjadi. Sebanyak 5

tetes HCI teknis di tambahkan ke dalam tabung reaksi 2 yang berisi fenol teknis,

amati dan catat perubahan yang terjadi.

Alkohol dan fenol

27
Siapkan 2 tabung reaksi

1 mL etanol dan 1 mL fenol di masukan ke


dalam masing-masing tabung reaksi.

Setiap tabung reaksi di goyang untuk setiap


penambahan satu tetes NaOH dan amati apa
yang terjadi

Sebanyak 5 tetes HCI teknis di tambahkan ke


dalam tabung reaksi 2 yang berisi fenol teknis,
amati dan catat perubahan yang terjadi.

3.3.6 Senyawa karbon

3.3.6.1 Identifikasi karbohidrat

3.3.6.1.1 Uji fehling

Siapkan 4 buah tabung reaksi,kemudian berih kode A,B,C dan D. keempat tabung

reaksi simpan ke dalam tabung. Kedalam tabung reaksi A,B,dan C masukan

masing-masing 2 mL larutan fehling A dan fehling B. kemudian masin-masing

tabung reaksi tambahkan 2 mL larutan glukosa 10% untuk tabung A, 2 mL larutan

maltose 10% untuk tabung B, 2 mL larutan sukrosa 10% untuk tabung C dan 2

28
mL larutan pati 1% untuk tabung D. kocok ke 4 tabung tersebut,kemudian

masukan ke dalam penangas air dan panaskan selama kurang lebih 15 menit

kemudian amati dan catat warna endapan yang terbentuk

Siapkan 4 buah tabung reaksi

kemudian masin-masing tabung


reaksi tambahkan 2 mL larutan kemudian masukan ke dalam
glukosa 10% untuk tabung A, 2 penangas air dan panaskan
mL larutan maltose 10% untuk selama kurang lebih 15 menit
tabung B, 2 mL larutan sukrosa
10% untuk tabung C dan 2 mL
larutan pati 1% untuk tabung D. kemudian amati dan catat
kocok ke 4 tabung tersebut warna endapan yang
terbentuk

3.3.6.1.2 Uji barfoed

Siapkan 2 tabung reaksi yang bersih dan berikan kode A dan B, selanjutnya

simpan Dalam rak tabung kemudian dalam tabung reaksi A masukan 3 mL larutan

glukosa 10% dan tabung reaksi B masukan 3 mL larutaan sukrosa 10% lalu

masing-masing tabung tambahkan 3 mL reagen berfoed, kocok campuran dan

masukan ke dalam penangas air kemudian amati dan catat waktu terbentuknya

endapan merah bata.

Uji barfoed

29
Siapkan 2 tabung reaksi yang
selanjutnya simpan Dalam
bersih dan berikan kode A
rak tabung
dan B

kemudian dalam tabung


reaksi A masukan 3 mL lalu masing-masing tabung
larutan glukosa 10% dan tambahkan 3 mL reagen
tabung reaksi B masukan 3 berfoed, kocok campuran dan
mL larutaan sukrosa 10% masukan ke dalam penangas
air

kemudian amati dan catat


waktu terbentuknya endapan
merah bata.

3.3.6.2 Identifikasi protein

3.3.6.2.1.Uji xanthoprotein

Siapkan 2 tabung reaksi yang bersih dan berikode 1 dan 2. Selanjutnya

simpan dalam rak tabung masing-masing, kemudian tabung reaksi 1 diisi dengan

2 ML ekstrak kacang kedelai lalu tambahkan dengan larutan NaOH 0,1 N dan

dikocok selama 30 menit. selanjutkan tabung reaksi 2 diisi dengan 2 ML ekstrak

tauge lalu blender dengan 200 ML air kemudian saring. Masing masing tabung

reaksi ditambahkan dengan 5 tetes asam nitrat pekat kedua tabung didinginkan

kemudian sesudahnya didinginkan kedua tabung ditambahkan dengan NaOH

sebanyak 10% perlahan lahan dengan pipet tetes sampai terjadi perubahan warna,

amati dan catat perubahan warnanya yang terjadi.

Uji xanthoprotein

30
kemudian tabung reaksi 1
diisi dengan 2 ML ekstrak
Siapkan 2 tabung reaksi yang
kacang kedelai lalu
bersih dan berikode 1 dan 2.
tambahkan dengan larutan
NaOH 0,1 N dan dikocok
selama 30 menit.
Selanjutnya simpan dalam
rak tabung masing-masing,

selanjutkan tabung reaksi 2 kemudian saring. Masing


diisi dengan 2 ML ekstrak masing tabung reaksi
tauge lalu blender dengan ditambahkan dengan 5 tetes
200 ML air asam nitrat pekat.kedua
tabung didinginkan

kemudian sesudahnya didinginkan


kedua tabung ditambahkan dengan
NaOH sebanyak 10% perlahan
lahan dengan pipet tetes sampai
terjadi perubahan warna, amati dan
catat perubahan warnanya yang
terjadi.
3.3.6.2.2 Uji biured

Siapkan 2 buah reaksi yang berkode 1 dan 2 kemudian masukan ke dalam

rak tabung masing masing, tabung 1 diisi dengan 2 ML ekstrak kacang kedelai,

tabung 2 diisi dengan 2 ML eksrtak tauge. masing masing tabung tambahkan 2

ML NaOH 10% kemudian kocok, selanjutnya amati dan catat perubahan warna

yang terjadi.

Uji biured

Siapkan 2 buah reaksi yang kemudian masukan ke dalam rak


berkode 1 dan 2 tabung masing masing, tabung 1
31
diisi dengan 2 ML ekstrak kacang
kedelai, tabung 2 diisi dengan 2
ML eksrtak tauge. masing masing
kemudian kocok, selanjutnya
amati dan catat perubahan warna
yang terjadi.

3.3.6.2.3 Uji ninhidrin

Siapkan 2 buah tabung yang berkode 1 dan 2 kemudian masukan kerak tabung

masing-masing, kemudian tabung 1 diisi dengan 2 ML ekstrak kacang kedelai,

dan pada tabung reaksi 2 diisi dengan 2 ML ekstrak tauge. Kemudian masing

masing tabung ditambahkan 5 tetes larutan ninhidrin 0,1% kemudian panaskan

diatas penengas air selama 10 menit selanjutnya amati dan catat warna perubahan

yang terbentuk masing masing tabung.

Uji ninhidrin

Siapkan 2 buah tabung yang kemudian masukan kerak tabung


berkode 1 dan 2 masing-masing,

Kemudian masing masing tabung kemudian tabung 1 diisi dengan 2


ditambahkan 5 tetes larutan ML ekstrak kacang kedelai, dan
ninhidrin 0,1% pada tabung reaksi 2 diisi dengan 2
ML ekstrak tauge.

kemudian panaskan diatas


penengas air selama 10 menit
selanjutnya amati dan catat warna
perubahan yang terbentuk masing
masing tabung.
32
3.3.6.3 Identifikasi sifat minyak dan lemak

3.3.6.3.1 Uji kelarutan

Siapkan 4 buah tabung reaksi dan beri kode A,B,C dan D. keempat tabung reaksi

masukan ke dalam rak tabung kemudian pada tabung A di isi 2 mL air dan 10

tetes minyak kelapa pada tabung B di isi dengan 2 mL etanol dan 10 tets minyak

kelapa pada tabung C di isi dengan 2 mL heksana dan 10 tetes minyak kelapa

pada tabung D di isi dengan 2 mL asetan dan 10 tetes minyak kelapa lalu tutup

semua tabung dengan sumbat karet lalu kocok dengan vortex selama 1 menit,

kemudian diamkan selama 10 menit, kemudian amati kelarutan minyak dalam

setiap tabung.

Uji kelarutan

Siapkan 4 buah tabung reaksi dan


kemudian pada tabung A di isi 2
beri kode A,B ,C dan D. keempat
mL air dan 10 tetes minyak
tabung reaksi masukan ke dalam
kelapa pada tabung B di isi
rak tabung
dengan 2 mL etanol dan 10 tets
minyak kelapa pada tabung C di
isi dengan 2 mL heksana dan 10
tetes minyak kelapa pada
lalu kocok dengan vortex selama 1 tabung D di isi dengan 2 mL
menit, asetan dan 10 tetes minyak
kelapa lalu tutup semua tabung
33 dengan sumbat karet
kemudian diamkan selama 10
menit, kemudian amati kelarutan
minyak dalam setiap tabung.

3.3.6.3.2 Reaksi penyabunan

Siapkan 2 buah Erlenmeyer 50 mL dan beri kode A dan B lalu Erlenmeyer

berkode A isi dengan 1 ML air, kemudian tambahkan 10 mL KOH 0,5 N

kemudian Erlenmeyer berkode B isi dengan 1 mL minyak kelapa, kemudian

tambahkan 10 mL KOH 0,5 N lalu kedua Erlenmeyer panaskan di atas penangas

air sambil di aduk kurang lebih 10 menit, kemudian amati dan catat perubhan-

perubahan yang terjadi pada masing-masing tabung.

Reaksi penyabunan

Siapkan 2 buah Erlenmeyer 50 mL


dan beri kode A dan B lalu kemudian tambahkan 10 mL
Erlenmeyer berkode A isi dengan KOH 0,5 N
1 ML air,

kemudian Erlenmeyer berkode B


isi dengan 1 mL minyak kelapa,
kemudian tambahkan 10 mL
KOH 0,5 N lalu kedua
Erlenmeyer panaskan di atas
penangas air sambil di aduk
kurang lebih 10 menit,
kemudian amati dan catat
perubhan-perubahan yang terjadi 34
pada masing-masing tabung.
BAB IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Tabel 1 Peralatan Laboratorium


No Nama Alat Gambar Fungsi
1. Erlenmeyer Tempat membuat larutan.

35
2. Labu Untuk destilasi larutan.
Destilasi

3. Gelas Beker Tempat untuk


menyimpan dan
membuat larutan.

36
4. Corong untuk memasukan atau
Gelas memindah larutan dari
satu tempat ke tempat
lain dan digunakan pula
untuk proses penyaringan
setelah diberi kertas
saing pada bagian atas.

5. Corong Menyaring larutan


Bucher dengan dengan bantuan
pompa vakum.

6. Buret untuk titrasi, tapi pada


keadaan tertentu dapat
pula digunakan untuk
mengukut volume suatu
larutan.

7. Corong Untuk memisahkan dua


Pisah larutan yang tidak
bercampur karena adanya
perbedaan massa jenis.
Corong pisah biasa
digunakan pada proses
ekstraksi.

37
8. Labu Ukur Untuk membuat
dan atau
mengencerkan
larutan dengan
ketelitian yang
tinggi.

9. Gelas Ukur Untuk mengukur


volume larutan.

10 Kondensor Untuk destilasi


. larutan.
Lubang lubang
bawah tempat air
masuk, lubang atas
tempat air keluar.

11 Filler (karet digunakan untuk


. pengisap) menyedot larutan,
yang biasanya
dipasang pada
pangkal pipet

38
12 Pipet Ukur Untuk mengukur
. volume larutan

13 Pipet untuk mengambil


. volume atau larutan dengan
pipet volume tertentu
gondok atau sesuai dengan label
volumetrik yang tertera pada
bagian pada bagian
yang
menggembung.
14 Pipet Tetes Untuk meneteskan
. atau mengambil
larutan dengan
jumlah kecil.

15 Pengaduk Untuk mengocok atau


, mengaduk suatu baik
akan direaksikan mapun
ketika reaksi sementara
berlangsung.

39
16 Tabung Untuk mereaksikan dua
. reaksi atau lebih zat.

17 Spatula Untuk mengambil bahan-


. bahan kimia dalam
bentuk padatan, misalnya
dalam bentuk kristal.
18 Kawat untuk uji nyala dari
. Nikrom beberapa zat.

19 Pipa kapiler Untuk mengalirkam gas


. atau kaca ke tempat tertentu dan
kapiler digunakan pula dalam
penentuan titik lebur
suatu zat.
20 Desikator Untuk menyimpan
. bahan-bahan yang harus
bebas air dan
mengeringkan zat-zat
dalam laboratorium.

40
21 Indikator Untuk identifikasi
. universal keasamaan larutan/zat.

22 Gelas arloji Sebagai penutup saat


melakukan pemanasan
.
terhadap suatu bahan
kimia, untuk menimbang
bahan-bahan
kimia ,untuk
mengeringkan suatu
bahan dalam desikator.

23 Hot hands Untuk memegang


. peralatan gelas yang
masih dalam kondisi
panas.

24 Klem dan Sebagai penjepit,


. statif misalnya:
• Untuk menjepit soklet
pada proses ekstraksi
• Menjepit buret dalam
proses titrasi
• Untuk menjepit
kondensor pada proses
destilasi

41
25 Ring Untuk menjepit corong
. pemisah dalam proses
pemisahan dan untuk
meletakan corong pada
proses penyaringan.

26 Clay Untuk menahan wadah,


. Triangle misalnya krus pada saat
pemanasan ataau corong
pada waktu penyaringan.

27 Termometer Untuk mengukur panas


. dinginnya suatu benda.
28 Pemanas Untuk membakar zat atau
. spiritus memmanaskan larutan.

29 Pemanas Untuk memanaskan


. atau larutan dan dapat pula
pembakar digunakan untuk
bunsen sterilisasi dalam proses
suatu proses.

42
30 Hot Plate Untuk memanaskan
larutan. Biasanya untuk
.
larutan yang mudah
terbakar.

31 Plat tetes Untuk menguji keasaman


. suatu larutan atau
mereaksikan larutan

32 Lumpang Untuk menghancurkan


. dan Alu atau menghaluskan suatu
bahan atau zat yang
masih bersifat padat atau
kristal.

33 Rak tabung Sebagai tempat


. reaksi menyimpan tabung
reaksi, mengeringkan dan
menjaga tabung reaksi
agar tidak berjamur.

34 Penjepit Digunakan untuk


. Tabung menjepit tabung reaksi
Reaksi disaat proses pemanasan

43
Tabel 2 Gambar atau symbol K3

Nama dan Simbol Kode Keterangan


Toxic(beracun ) T Bahan dan formulasi yang
ditandai dengan notasi bahaya
TOXIC dapat menyebabkan
kerusakan kesehatan akut
atau kronis dan bahkan
kematian pada konsentrasi
sangat rendah jika masuk ke
tubuh melalui
inhalasi, melalui mulut
(ingestion),atau kontak
dengan kulit.

Explosive (bersifat mudah E Bahan ini mudah meledak


meledak) dengan adanya panas,percikan
bunga api,guncangan atau
gesekan.

Corrosive (korosif) C Bahan ini dapat merusak


jaringan hidup,menyebabkan
iritasi kulit dan gatal.

49

44
Oxidizing(pengoksidasi) Bahan ini dapat menyebabkan
kebakaran. Bahan ini
O menghasilkan panas jika
kontak dengan bahan
organik,bahan pereduksi dan
roduktor.

Harmful (berbahaya) Xn Bahan ini menyebabkan luka


bakar pada kulit, berlendir
dan mengganggu pernapasan.

Bahan amat sangat mudah


Extremely terbakar berupa gas dengan
flammable (amat sangat F udara dapat membentuk suatu
mudah terbakar) campuran bersifat mudah
meledak di bawah kondisi
normal.

Flammable (mudah Bahan kimia memiliki titik


terbakar) nyala rendah dan mudah

45
menyala/terbakar dengan api
- bunsen, permukaan metal
panas atau loncatan bunga
api.

Flammable Solid ( padatan Merupakan bahan peledak


mudah terbakar) basah, Merupakan zat yang
dapat bereaksi sendiri, karena
- tidak stabil terhadap panas
dan terdekomposisi
menghasilkan panas
(walaupun tanpa oksigen dari
udara), Padatan yang
mudah sekali terbakar.

Irritant (menyebabkan Xi Bahan yang dapat


iritasi) menyebabkan iritasi, gatal-
gatal dan dapat menyebabkan
luka bakar pada kulit.
Tindakan : Hindari kontak
langsung dengan kulit.
Contoh : NaOH, C6H5OH, Cl2

Dengerous For the N Bahan kimia yang berbahaya


Environment (Bahan bagi satu atau beberapa
berbahaya bagi lingkungan) komponen lingkungan. Dapat
menyebabkan kerusakan
ekosistem.
Tindakan :Hindari kontak
atau bercampur dengan
lingkungan yang dapat
membahayakan makhluk

46
hidup.
Contoh :Tributil timah
klorida, Tetraklorometan,
Petroleum bensin.

Flammable Liquid (Cairan - Hindari kontak dengan benda


yang mudah terbakar) yang berpotensi
mengeluarkan panas atau api.
Contoh : Petrol, Acetone,
Benzene.

Flammable Gas (Gas mudah - Simbol pengaman yang


terbakar ) digunakan untuk transportasi
atau penyimpanan gas yang
mudah terbakar

Non flammable gas - Simbol pengaman yang


(Non mudah terbakar gas ) digunakan pada transportasi
dan penyimpanan material gas
yang tidak mudah
terbakar. Contoh : Oksigen,
Nitrogen, Helium.

47
Spontaneously - Material yang dapat secara
Combustible (Secara spontan spontan mudah terbakar.
mudah terbakar ) Tindakan : Simpan di tempat
yang jauh dari sumber panas
atau sumber api.
Contoh : Carbon, Charcoal-
non-activated, Carbon black.

4.1.2 Pembahasan

4.1.2.1 Berdasarkan hasil praktikum percobaan alat dan K3 didapatkan

hasil bahwa

Erlenmeyer adalah jenis labu laboratorium yang banyak digunakan. Alat

berbentuk kerucut dengan leher silinder dan dasar yang datar ini diambil dari

48
nama “Emil Erlenmeyer”. seorang kimiawan asal jerman.Fungsi labu erlenmeyer

adalah untuk mencampur, mengukur dan menyimpan cairan. Umumnya

erlenmeyer terbuat dari kaca borosilikat sehingga tahan ketika dipanaskan.

Ukuran labu erlenmeyer bervariasi mulai dari 25ml, 50ml, 100ml, 250ml, 500ml,

1000ml, 2000ml, 3000ml, 4000ml, 5000ml. Dalam laboratorium mikrobiologi alat

lab ini digunakan untuk membantu proses pembiakan mikroba

Fungsi destilasi atau penyulingan adalah memisahkan suatu larutan ke dalam

masing masing komponennya. Bisa juga didefinisikan sebagai suatu metode

pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan dan volatilitas atau

kemudahan menguap. Labu destilas digunakan untuk menampung zat-zat,

utamanya zat yang memiliki titik lebih tinggi ketika proses destilasi. Alat yang

ada di laboratorium kimia ini mempunyai pipa yang mengarah kesisi. Pipa

tersebut nantinya disambungkan pada gelas pendingin pada saat digunakan untuk

destilasi

Gelas yang sering disebut gelas piala dan gelas kimia ini adalah alat

laboratorium yang berfungsi sebagai penampung. Alat berbentuk silinder dengan

alas datar ini, biasa digunakan untuk bahan kimia dengan sifat korosif yang

terbuat dari PPTE. Dan untuk mencegah terjadinya kontaminasi atau hilangnya

cairan, gelas ini biasa dipasangkan dengan gelas arloji sebagai penutup.Terdapat

beberapa ukuran untuk gelas ini, mulai dari 5ml, 10ml, 25ml, 50ml, 100ml,

150ml, 250ml, 400ml, 500ml, 600ml, 1000ml, 2000ml, 3000ml, 5000ml. Gelas

beaker terbuat dari kaca berbahan borosilikat atau plastik.

49
Corong ini berfungsi Sebagai alat memasukan atau memindah larutan dari

satu tempat ke tempat lain dan tempat kertas saring yang digunakan untuk

membuat campuran ke dalam tabung yang mulutnya kecil. Untuk menyaring

campuran kimia dengan gravitasi. Seperti namanya alat ini terbuat dari kaca dan

memiliki beberapa ukuran diantaranya 25mm, 50mm, 75mm, 100mm, 150mm.

Corong bucher adalah peralatan laboratorium kimia yang digunakakan untuk

penyaring dengan dipasangkan pada labu penyaring dan pompa penghisap

(vacuum pump). Corong Buchner dapat menyaring dengan cepat dibandingkan

dengan corong gelas. Corong Buchner memiliki alas dalam datar dan terdapat

pori-pori. Pada saat akan melakukan penyaringan maka pada permukaan alas

dalam ini diberi kertas saring yang sudah dipotong berbentuk bulat seperti alas

tersebut

Buret adalah peralatan gelas yang bentuknya silidris memanjang yang

mempunyai skala mm pada bagian luarnya dan terdapat kran pada sisi bawahnya.

Buret sering digunakan pada titrasi asam basa. Buret digunakan untuk

menambahkan larutan pereaksi di mana volume penambahan harus

diketahui/dicatat.Kapasitas buret yang tersedia adalah:

 ukuran 10 ml dengan sub skala 0,05 ml

 ukuran 25 ml dengan sub skala 0,1 ml

 ukuran 50 ml dengan sub skala 0,1 ml

 ukuran 100 ml dengan sub skala 0,2 ml

Peralatan laboratorium berbentuk kerucut dengan tutup setengah bola ini

biasanya digunakan dalam proses ekstraksi cair. Yaitu proses memisahkan

50
komponen-komponen fase pelarut dengan densitas yang berbeda. Corong pisah

atau corong pemisah memiliki bagian penyumbat di atasnya dan keran

dibawahnya. Alat lab kimia ini dibuat dari kaca borosilikat. Sedangkan kerannya

terbuat dari teflon ataupun kaca.ukurannya terdiri dari 125ml, 250ml, 500ml,

1000ml.

Labu ukur atau labu takar adalah alat kimia, yang digunakan untuk

mengencerkan larutan hingga mencapai volume tertentu. Alat yang terbuat dari

kaca berbentuk labu ini juga bisa digunakan untuk menyisakan larutan kimia

analitik dengan konsentrasi dan jumlah yang berakurasi tinggi.Keakuratan yang

tinggi ini dikarenakan oleh bagian lehernya yang terdapat sebuah lingkaran

gradasi, volume, toleransi, suhu kalibrasi dan kelas gelas. Pada lehernya juga

terdapat tanda batas yang menunjukkan ukuran volume, mulai 5ml, 10ml, 25ml,

50ml, 100ml, 200ml, 250ml, 500ml, 1000ml, 2000ml. Umumnya, labu ukur ini

berwarna transparan, sehingga sangat memudahkan pemantauan. Namun, ada pula

yang berwarna gelap serta dilengkapi dengan penutup yang tahan terhadap bahan

dan reaksi kimia, seperti bahan polietilen.

Gelas ukur berbentuk pipa yang terbuat dari kaca dan/ plastic yang

mempunyai kaki/dudukan sehingga dapat ditegakkan. Pada bagian atas gelas ukur

terdapat bibir tuang yang berfungsi untuk menuangkan cairan atau larutan

sedangkan bagian badan tabung terdapat skala ukur. Gelas ukur berfungsi untuk

mengukur suatu cairan dan/ larutan dengan volume tertentu yang tidak

memerlukan ketelitian tingkat tinggi.Gelas ukur mempunyai beberapa kapasitas

mulai dari ukuran 5ml, 10ml, 25ml, 50ml, 100ml, 250ml, 500ml, 1000ml, 200ml.

51
Condesor adalah alat laboratorium yang memiliki fungsi untuk mendinginkan

cairan panas dan mengembunkan uap. Alat ini memiliki beragam jenis bentuk,

dengan di antaranya adalah condesorgraham, Vigreux kolom, condesor dimroth

(spiral), condesor Liebig (lurus), dan condesor Allihn (bulat)

Filler adalah alat yang digunakan untuk menyedot larutan, yang biasanya

dipasang pada pangkal pipet. Alat laboratorium ini dilengkapi dengan karet yang

resistan terhadap bahan kimia, sehingga dijamin aman dan tidak mudah rusak.

Fungsi Pipet ukur adalah untuk memindahkan larutan secara terukur sesuai

dengan volume. Pada pipet ini juga terdapat skala yang menunjukan volume

tersebut. Ukuran volume terbesat pipet ukur sendiri adalah 50 ml.

Pipet gondok atau pipet volume. Berbeda dengan pipet tetes, pipet volume

memiliki ukuran yang lebih besar sehingga mampu memindahkan cairan dari

wadah ke wadah. Peralatan laboratorium ini merupakan alat ukur kuantitatif

dengan tingkat ketelitian tinggi. Pipet volume memiliki bagian menggelembung

ditengahnya. Fungsinya adalah untuk mengambil larutan dengan volume yang

tepat dan sesuai dengan label yang tertera pada bagian yang menggelembung

tersebut. Pipet ini terbuat dari Kaca boroksilikat dan memiliki ukuran mulai dari

1ml, 2ml, 5ml, 10ml, 20ml, 25ml, 50ml, 100ml.

Pipet digunakan untuk memindahkan volume cairan yang telah terukur. Alat

ini terdiri dari beberapa jenis dengan bentuk, fungsi, dan tingkat ketelitian yang

berbeda. Sesuai dengan namanya, pipet yang satu ini mampu memindahkan cairan

dalam jumlah yang sangat kecil yaitu berupa tetesan. Hal ini dikarenakan bentuk

dari pipet ini yang berupa pipa kecil yang ditutupi dengan karet di bagian atasnya.

52
Alat ukur ini terbuat dari Kaca jenis soda kapur dan karet dengan ukuran Panjang

150mm dan 1cm 20 tetes.

Pengaduk digunakan untuk mencampur cairan dengan bahan kimia untuk

keperluan praktek di laboratorium. Batang pengaduk umumnya terbuat dari kaca

pejal, borosilikat (pyrex). Ukurannya hampir sama dengan sedotan minuman.

Namun sedikit pandang dengan ujung membulat. Selain untuk mencampur

larutan. Fungsi batang pengaduk juga adalah untuk membantu dekantasi larutan,

menginduksi kristalisasi dan memecahkan emulsi pada suatu ekstraksi.

Tabung reaksi adalah peralatan gelas yang terbuat dari kaca atau plastik.

bentuknya kira kira sebesar jari tangan manusia. Tabung reaksi tersedia dalam

berbagai macam ukuran. Namun pada umumnya memiliki ukuran berdiameter 10-

20 dengan panjang 50-200 mm. Fungsi tabung reaksi adalah untuk mencampur,

menampung dan memanaskan bahan-bahan kimia cair atau padat, utamanya untuk

uji kualitatif. Selain berukuran kecil ada juga Tabung reaksi yang memiliki

ukuran besar. Alat tersebut dinamakan “Labu didih”.

Mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan atau butiran halus

danuntukmengambilzat yang tidakbereaksidenganbesi.biasanya spatula terbuat

dari plastik atau alumunium. Fungsi kawat krom adalah untuk mengidentifikasi

zat dengan cara uji nyala.

Untuk mengalirkan gas ketempat tertentu dan digunakan pula dalam

penentuan titik lebur suatu zat. Dalam pemilihannya, banyak kombinasi panjang

dengan diameter pipa kapiler ini. Diameter berkisar antara 0,8 mm-2,0 mm

dengan panjang kurang lebih 1 meter.

53
Desikator merupakan salah satu peralatan yang sering digunakan di

laboratorium kimia anorganik.Desikator berfungsi untuk melakukan pengeringan

bahan kimia dengan menggunakan zat higroskopis (zat yang dapat menyerap uap

air dari udara). Tempat bagian bawah digunakan untuk meletakkan zat

higroskopis tersebut. Desikator terbuat dari kaca dan memiliki ukuran mulai dari

250ml, 500ml, 1000ml, 2000ml. Alat ini berfungsi untuk mengukur pH auatu

larutan, juga dapat digunakan sebagai voltmeter untuk tekanan rendah.

Gelas berbentuk bundar dengan beragam diameter ini memiliki beberapa

fungsi, di antaranya Penutup gelas kimia ketika tengah proses pemanasan sampel

(penguapan)Sebagai tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator,

Sebagai tempat benda yang tengah berada dalam proses pengamatan dan Sebagai

tempat untuk menyimpan bahan yang akan ditimbang. Alat laboratorium ini

terbuat dari Kaca jenis soda kapur dan memiliki ukuran 3,5mm, 5mm, 7,5ml,

10ml. Hot hands berfungsi untuk memegang peralatan gelas yang masih dalam

kondisi panas.

Statif terbuat dari besi atau baja dan klem dari alumunium atau besi. Statif

berfungsi untuk menegakan buret, corong pisah, dan peralatan lainnya sedangkan

klem berfungsi untuk memegang atau menjepit buret buret corong dan peralatan

lainnya.alat ini memliki ukuran diameter klem10 mm dan panjang statif 60cm.

Ring berfungsi untuk menjepit corong pemisah dalam proses pemisahan dan

untuk meletakan corong pada proses penyaringan.

54
Kaki tiga dalam alat laboratorium adalah besi yang mempunyai 3 kaki yang

memiliki fungsi sebagai penyangga ring. Fungsi kaki tiga adalah sebagai penahan

kawat kasa dan penyangga ketika proses pemanasan.kaki tiga biasanya terbuat

dari besi dan memiliki ukuran diameter 13cm serta tinggi 15cm.

Alat ini berfungsi untuk mengukur panas dinginnya suatu benda. Termometer

biasanya berbahan kaca jenis soda kapur dandalamnyaberisiraksaatau alcohol.

Fungsi pemanas spiritus adalah untuk memanasi larutan atau membakar zat

proses percobaan kimia. Pembakar bunsen diambil dari nama Robert Bunsen.

Fungsi pembakar bunsen adalah untuk pemanasan, pembakaran dan sterilisasi

jarum osi atau lainnya. Pembakar bunsen menghasilkan nyala api gas tunggal

terbuka. dan secara maan membakar gas yang mudah terbakar seperti gas alam

dan bahan bakar gas cair semisal, propana dan butana atau campuran keduanya.

Hot plate berfungsi untuk memanaskan suatu larutan dalam jumlah besar dan

untuk menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan.

Fungsi Plat tetes adalah sebagai penguji keasaman suatu larutan atau

mereaksikan larutan . Plat tetes terbuat dari bahan porselen dan umumnya tersedia

dalam jumlan 6, 12 dan 16 lubang tetes. Fungsi alat laboratorium ini adalah untuk

menghancurkan atau menghaluskan suatu bahan atau zat yang masih bersifat

padat atau kristal.Dalam laboratorium biologi mortar dan alu ini juga digunakan

untuk menghancurkan atau menghaluskan bahan – bahan praktek seperti daun,

biji-bijian, akar, protein, DNA, RNA dll. Perlu diketahui juga, Mortal (lumpang)

adalah bagian wadah sedangkan pestle (alu) adalah bagian batang yang kita

pegang.

55
Rak tabung reaksi adalah alat yang umumnya terbuat dari kayu. Ia mempunyai

12 lubang dengan 12 cekungan dibawahnya untuk menyimpan tabung reaksi.

Ukuran rak ini sekitar 20 x 10 cm. Pada bagian lainnya, terdapat 6 batang kayu

yang berfungsi sebagai tempat tabung reaksi dikeringkan.secara ringkas rak

tabung reaksi adalah sebagai tempat menyimpan tabung reaksi, mengeringkan dan

menjaga tabung reaksi agar tidak berjamur

Penjepit tabung reaksi terbuat dari kayu dan digunakan untuk menjepit tabung

reaksi disaat proses pemanasan. Atau bisa juga digunakan untuk mengambil

kertas saring dan benda-benda lab lain disaat kondisi alat tersebut panas.

Keterampilan bekerja di Laboratorium maupun dunia kerja dapat diperoleh

melalui kegiatan praktikum. Disamping itu ada kemungkinan bahaya yang terjadi

di laboratorium seperti adanya bahan kimia yang karinogenik, bhaya kebakaran,

keracunan, sengatan listrik dalam penggunaan alat listrik(kompor, oven, dll).

Disamping itu orang yang bekerja di laboratorium dihadapkan pada resiko yang

cukup besar, yang disebabkan karena dalam setiap percobaan digunakan:

1. Bahan kimia yang mempunyai sifat mudah meledak, terbakar, korosif,

karsinogenik dan beracun

2. Alat gelas yang mudah pecah dan mengenai tubuh.

3. Alat listrik seperti kompor listrik yang dapat menyebabkan snegatan listrik.

4. Penggunaan bahan-bahan yang bersuhu tinggi.

Untuk mencegah terjadi kecelakaan , ada hal-hal yang harus diperhatikan

diantaranya:

1. Tahap persiapan

56
 Mengetahui secara pasti (tepat dan akurat) apa yang akan dikerjakan pada

acara praktikum, dengan mambaca petunjuk praktikum, mengetahui tujuan

dan cara kerja serta bagaimana data percobaan akan diperoleh, mengetahui

hal-hal atau tindakan yang harus dihindarkan, misalnya menjauhkan bahan

yang mudah terbakar dengan sumber api, membuang sampah dan limbah

praktikum pada tempat yang telah ditentukan dan sebagainya.

 Mengetahui sifat-sifat bahan yang akan digunakan apakah bersifat mudah

terbakar, bersifat racun, karsinogenik atau membahayakan dan sebagainya,

sehingga dapat terhindar dari potensi bahaya yang dapat ditimbulkan dari

bahan kimia yang digunakan.

 Mengetahui alat dan bagaimana merangkai alat serta cara kerja alat yang

akan digunakan.

 Mempersiapkan peralatan pelindung tubuh seperti, jas laboratorium

berwarna putih lengan panjang, kacamata gogle, sarung tangan karet,

sepatu, masker, dan sebagainya sesuai kebutuhan praktikum.

2. Tahap pelaksanaan

 Mengenakan peralatan pelindung tubuh dengan baik.

 Mengambil dan memeriksa peralatan dan bahan yang akan digunakan.

 Merangkai alat yang digunakan dengan tepat, dan mengambil bahan kimia

secukupnya. Penggunaan bahan kimia Jangan sampai berlebihan karena

dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.

 Membuang sisa percobaan pada tempatnya sesuai dengan sifat sisa bahan

yang digunakan.

57
 Bekerja dengan tertib, tenang dan tekun, catat data-data yang diperlukan.

3. Tahap pasca pelaksanaan

 Kembalikan peralatan dan bahan yang digunakan sesuai posisi semula.

 Hindarkan bahaya yang mungkin terjadi dengan mematikan peralatan

listrik, kran air, menutup tempat bahan kimia dengan rapat (dengan

tutupnya semula).

 Bersihkan tempat atau meja dimana kalian bekerja.

 Keluarlah dari laboratorium dengan tertib.

4.2 SISTEM PERIODIK UNSUR

4.2.1 Hasil

Tabel 3 hasil pengamatan nitrogen organik


Jenis bahan Kode tabung/ perubahan warna

A B C D E F

Tanah Biru Putih


pekat
+
Kapur tohor
Kacang ijo Biru Putih
samar
+
Kapur tohor
Kacang biru Putih
kedelai samar
+
Kapur tohor

58
Tabel 4 hasil pengamatan kalium
NO Perlakuan Pengamatan

1. Masukkan HCL sebanyak 12,5 Perubahan warna menjadi merah muda,


ml tidak terdapat endapan dan terdapat
2. Panaskan 5 menit cincin dipermukaan airnya
3. Saring menggunakan
penyaring
4. Tambahkan air panas 12,5 ml
5. Lalu tambahkan natrium
kobaltisebanyak 15 tetes

4.2.2 pembahasan

Dalam percobaan yang dilakukan, tabung reaksi dengan kode A,B,C diisi

menggunakan bahan sampel berturut-turut sebagai berikut tanah seberat 2,0523

dicampur kapur tohor 2,0310 kacang hijau 2,0316 dicampur dengan kapur tohor

2,0 374 dan kacang kedelai 2,0206 dicampur dengan kapur tohor 2,0486. Semua

bahan dipanaskan dari jam 16:17-16:59 ini atau sekitar 42 menit di atas alat

pembakar spirtus setelah beberapa saat setelah dibakar sekitar jam 17: 22 tabung

reaksi menimbulkan uap namun kertas lakmus

belum berubah warna setelah beberapa saat tabung reaksi dipindahkan ke

gelas ukur yang sementara dipanaskan setelah itu tepat jam 17: 59 tabung reaksi

59
diangkat dilihat sudut bawah kertas lakmus merah berubah menjadi warna biru

namun tidak terlalu banyak hal ini menurut kami belum efektif dan akurat karena

percobaan hanya dilakukan sekali saja selanjutnya percobaan tabung reaksi

dengan kode D,E,F dengan bahan berturut-turut 2,004+kapur tohor 2,0030 dan

kacang hijau 2,0060 + kapur tohor 2,0014. Semua bahan dipanaskan selama 30

menit setelah dipanaskan aquades dicampur kan dengan indicator pp lalu di kocok

sekitar 5 menit lebih dan dihasilkan warna putih susu penyebab hal itu karena

aquades tidak mendidih.

Pada percobaan ketiga dilakukan dengan menggunakan erlenmeyer yang

diisi tanah sebanyak 5,0360 gr dan kita akan mengamati perubahan yang terjadi

pada saat diteteskan larutan natrium kolbati nitrat. Setelah dimasukkan sampel

tanah tersebut ditetesi asam klorida dengan menggunakan pipet ukuran 12,5 ml

kemudian didihkan selama 5 menit. Pengaruh temperatur akan menyebabkan

reaksi atau perubahan kimia terjadi, dan juga mempercepat reaksi. Panas yang

tinggi dapat memacu terjadinya reaksi oksidasi. Keadaan temperature yang rendah

juga dapat menyebabkan keterlambatan perubahan. Bahan kimia yang mempunyai

sifat khas nya masing-masing. Misalnya asam sangat mudah bereaksi dengan basa

hingga dapat menimbulkan panas yang tinggi dan ledakan api setelah dipanaskan

kemudian disaring menggunakan corong yang dilapisi kertas saring. Kemudian

didinginkan Dan tambahkan air panas 12,5 ml sharing kembali dan tampung

filtratnya. Pada kelompok 3 terjadi perubahan warna pada larutan yaitu menjadi

warna merah muda,tetapi tidak ada endapan pada bagian permukaannya dan pada

tabung reaksi tersebut terdapat bentuk cincin di bagian permukaannya. Sedangkan

60
pada percobaan kelompok 4 dapat diamati dalam tabung reaksi tersebut terjadi

perubahan warna pada saat ditambahkan 15 tetes natrium nitrat yaitu berubah

menjadi warna kuning pucat serta terjadi pengendapan pada bagian permukaan

nya.

Nitrogen (N) merupakan salah satu unsur utama dalam tanah yang sangat

berperan dalam merangsang pertumbuhan dan memberi warna pada daun. Peran

nitrogen pada tanaman adalah untuk merangsang pertumbuhan secara

keseluruhan khususnya batang,cabang,dan daun serta mendorong terbentuknya

klorofil. Sehingga daunnya menjadi hijau yang berguna bagi fotosintesis. Selain

itu nitrogen berfungsi mempercepat pertumbuhan tanaman, menjadikan daun

tanaman lebih hijau dan segar serta banyak mengandung butir-butir hijau daun

yang penting dalam fotosintesis.

Pada unsur kalium dilakukan percobaan dengan menggunakan erlenmeyer

yang diisi tanah. Bioteknologi tanah adalah teknologi yang memanfaatkan tanah

terutama organisme tanah (makro, mikro dan mikrobiota, belum untuk berbagai

keperluan seperti perbaikan sifat tanah guna memperbaiki pertumbuhan dan

produksi tanaman serta kesehatan tanah.

61
4.3 STIOKIOMETRI

4.3.1 hasil

Tabel 5 hail pengamatan penentuan kadar air


Sampel Berat sampel W1 W2 W3

Tanah 2,0707 5,0395 7,1102 7,0670

Kacang hijau 2,0448 5,0407 7,0855 6,9332

Kacang 2,0654 5,0460 7,1114 6,8084


kedelai

4.3.2 pembahasan
Pada praktikum kimia kali ini kita akan menganalisis beberapa banyak

kadar air dengan menggunakan tiga sampel sebagai bahan percobaan,yaitu tanah,

kacang hijau, dan kacang kedelai. Berdasarkan praktikum yang dilakukan kita

telah mendapatkan nilai kadar air pada ketiga sampel atau bahan tersebut pada

sampel tanah mendapatkan hasil atau nilai awal W1 = 5,0395 W2=7,1102

62
W3=7,0620 dengan berat sampel 2,0707. Pada sampel kacang hijau mendapatkan

hasil atau nilai nilai W1=5,0407,W2=7,0855,W3=6,9332 dengan berat sampel

2,0448. Pada sampel kacang kedelai mendapatkan hasil atau nilai awal

W1=5,0460,W2=7,1114,W3=6,8084 dengan berat sampel 2,0654 dan setelah

dihitung kembali menggunakan rumus kadar air di dapatkan hasil akhir dari kadar

air ketiga sampel tersebut di mana nilai kadar air tertinggi yaitu ada pada kacang

kedelai 14,6% dan kacang hijau 7,4% sedangkan nilai kadar air yang paling

rendah adalah tanah yaitu 2,3%. Kandungan kadar air yang terdapat pada bahan

ternyata berbeda-beda,tergantung pada kandungan air suatu bahan yang

mempunyai berat basah maupun berat kering. Kadar air merupakan banyaknya air

yang terkandung dalam bahan yang dinyatakan dalam bentuk persen (%). Air

dalam bahan dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu air bebas dan air

terikat. Dimana air bebas mudah menguap sedangkan air terikat tidak mudah

menguap. Air terikat dapat menguap melalui pemanasan dengan suhu tinggi yakni

suhu didih air atau memanaskan di suhu didih 100-1255°c. Sedangkan air bebas

mudah terlepas dengan pengeringan biasa atau di bawah sinar matahari. Pada

praktikum kali ini metode yang digunakan adalah metode dengan cara

pengeringan bahan di dalam oven. Metode oven merupakan salah satu metode

pemanasan langsung dalam penetapan kadar air suatu bahan. Dalam metode ini

sampel atau bahan dipanaskan pada suhu sekitar 100°-150°c

dengan waktu yang kurang lebih sekitar 20 menit. Suhu pengeringan ini sangat

berpengaruh terhadap nilai kadar air yang diperoleh.

63
4.4 LARUTAN 1

4.4.1 hasil

A. larutan zat padat

berat NaOH
Konsentrasi NaOH yang dibuat : x volume larutan
berat ekovalen NaOH
4
x 0,1
40
0 , 01 N
konsentrasi HCL penitrasi
Konsentrasi NaOH titrasi : x volume HCL
25 ml
penitrasi
1N
x 28,5
25
1 ,14
B. zat cair
konsentrasi HCL
Konsentrasi HCL yang dibuat : x volume HCL
100
10 N
x 10 ml
100
1N
konsentrasi NaOH
Konsntrasi HCL penitrasi : x volume NaOH
25
1N
x 29,7
25
1,188 N

4.4.2 pembahasan

64
Pada modul keempat kita melakukan percobaan larutan 1 yang bertujuan

untuk mempelajari cara membuat larutan dan menentukan konsentrasi larutan.

Dan kali ini dilakukan percobaan larutan zat padat dan larutan zat cair.

1. Zat padat

Dari percobaan larutan zat padat diketahui bahwa jika kita melakukan percobaan

dengan menggunakan 4 gram NaOH yang diberikan aquades 80 ml yang

dicampur rata kemudian ditambah dengan asam klorida 1 M maka larutan zat

padat akan mengalami perubahan pada warnanya ya itu berawal dari larutan ungu

muda berubah menjadi bening (tidak berwarna). Dan kemiripan sifat konsentrasi

yang dihasilkan NaOH yaitu 0,01N dengan konsentrasi NaOH dititrasi sebanyak

1,14N. Zat padat merupakan zat yang bersifat tetap yang memiliki volume tetap

atau tidak bisa diubah.

2. Zat cair

Dari percobaan diatas pada larutan zat cair diketahui menggunakan 10 Ml asam

klorida 1M yang mengalami beberapa tahapan cara kerja sehingga larutan

mengalami perubahan pada warnanya ya itu di mana warna awal bening atau tidak

berwarna namun saat dilakukan titrasi berubah menjadi warna ungu muda.

Konsentrasi yang dihasilkan pada zat cair yaitu 1N sedangkan pada titrasi

mendapatkan nilai 1,88N.

4.5 ASAM BASA

65
4.5.1 hasil
Aquades
Kelompok 5 : ph universal ph 7
Ph meter ph 4,95
Kelompok 8 : ph universal ph 7
Ph meter ph 6,99
KCL
Kelompok 6 : ph universal ph 7
Ph meter ph 5,26
Kelompok 7 : ph universal ph 7
Ph meter ph 4,59

4.5.2 pembahasan

Pada modul ke-6 yaitu asam dan basa dilakukan percobaan di dalam

laboratorium Agroteknologi universitas tadulako. Dimana percobaan ini dilakukan

untuk mengetahui berapa ph pada larutan yang dicampur aquades dan KCL. PH

adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat ke asaman di

mana kali ini kita menggunakan PH universal dan PH meter. PH universal

merupakan pH yang berisi larutan dari beberapa senyawa yang menunjukkan

beberapa perubahan warna yang harus berada pada rentang PH antara 1-14 untuk

menunjukkan kesamaan atau kebasaan larutan. Sedangkan PH meter adalah

sebuah alat elektronik atau bias dikatakan alat yang lebih modern untuk mengukur

pH (derajat keasaman dan kebasaan) suatu cairan dengan cara mencelupkan alat

pada larutan yang akan diuji kemudian kita akan mengetahui hasil ph-nya. Namun

pada percobaan ini pH yang diukur menggunakan PH universal dan PH meter

mengalami perbedaan. Hal ini dikarenakan sampel tanah A dan B memiliki

66
kepadatan homogen yang berbeda. Pada sampel B homogennya lebih padat yang

digunakan oleh kelompok 7 dan 8 sedangkan sampel A yang digunakan oleh

kelompok 5 dan 6 memiliki homogen relatif lebih rendah dibandingkan sampel B.

4.6 IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI


4.6.1 hasil
A. hidrkarbon jenuh dan tidak jenuh
Table kelompok 1
tabung sikloheksena Benzene KMNO4 Reaksi
1 5 tetes 7 tetes Terdapat endapan,
warna menjadi ungu
kehitaman. diatas
ungu dibawah ungu
kehitaman.
2 5 tetes 7 tetes Terdapat endapan
hitam, di atas bening
dan sebelum dikocok
berwarna ungu

Table kelompok 3
Tabun sikloheksena Benzene KMNO4 Reaksi

67
g
1 5 tetes 7 tetes Memiliki endapan dan
terjadi perubahan
warna ungu kehitam
hitaman . lebih gelap
hitam pekat
2 5 tetes 7 tetes Warna endapannya
kehitam hitaman
diatasnya merah
kehitam hitaman
dibawahnya hitam
diatasnya kuning

Table kelompok 5
tabung sikloheksena Benzene KMNO4 Reaksi
1 5 tetes 7 tetes Terdapat endapan
berwarna ungu
dibagian bawahnya
2 5 tetes 7 tetes terdapat endapan hitam
dan dibagian atas
berwarna bening

Table kelompok 7

68
tabung Sikloheksena benzena KMNO4 Reaksi
1 5 tetes 7 tetes Terdapat endapan
dibawahnya berwarna
hitam perubahan warna
dari bening menjadi
ungu gelap/ ungu
hitam
2 5 tetes 7 tetes Terdapat endapan
diatasnya bening
dibawahnyaungu hitam

B. pengujian alcohol dan fenol


Table kelompok 2
tabung Etanol fenol NaOH HCL Reaksi

1 20 tetes 10 tetes Tidak terokidasi,


tidak dapat bereaksi
pada larutan NaOH
2 20 tetes 10 tetes 10 tetes Setelah icampurkan
dan di goyangkan
berubah warna
menjadi kekuning
kuningan dibagian
bawah terdapat
endapan

Table kelompok 4

69
tabung Etanol fenol NaOH HCL Reaksi

1 20 tetes 10 tetes Terdapat endapan


berwarna bening
tidak ada reaksi
teroksidasi

2 20 tetes 10 tetes 10 tetes Terdapat endapan


memiliki cincin
endapan, berwarna
bening dan tidak
mengalami
perubahan

Table kelompok 6
tabung etanol fenol NaOH HCL Reaksi
1 20 tetes 10 tetes Tidak ada perubahan
warna tidak teroksidasi
warnanya kuning.
2 20 tetes 10 tetes 10 tetes Tidak ada perubahan
sebenarnya warnanya
kuning dan memiliki
endapan.

Table kelompok 8
tabung etanol fenol NaOH HCL Reaksi

70
1 20 tetes 10 tetes Dikocok tetapi tidak
teroksidasi (tidak
bereaksi) tidak terdapat
endapan.
2 20 tetes 10 tetes 10 tetes Tidak terdapat perubahan
dan tidak terdapat
endapan.

4.6.2 pembahasan

1.Hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh

Pada praktikum kali ini kita melakukan percobaan yang berjudul

identifikasi gugus fungsi yang bertujuan untuk menentukan gugus fungsi yang

terdapat pada senyawa organik. Serta menentukan hidrokarbon jenuh dan tidak

jenuh serta mempelajari sifat-sifat senyawa organik melalui identifikasi gugus

fungsinya. Pada percobaan pertama dilakukan identifikasi pada senyawa

hidrokarbon yang menggunakan dua sampel yaitu sikloheksena dan benzene yang

akan direaksikan dengan kmno4. Hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya

tersusun dari atom hidrogen dan karbon. Hidrokarbon merupakan senyawa non

polar. Pada percobaan pertama dilakukan pengujian pada larutan sikloheksana.

Pertama-tama masukkan larutan sikloheksana ke dalam tabung reaksi sebanyak 5

tetes dan beri label untuk menandai. Kemudian tambahkan 7 tetes kmno4 setelah

diamati larutan tersebut mengalami perubahan warna yang awalnya berwarna

bening atau tidak berwarna berubah warna menjadi ungu kehitaman dan di bagian

71
atas berwarna ungu dan di bagian bawah berwarna ungu kehitaman serta terdapat

endapan di bagian bawah tabung. Pada percobaan ke-2 dilakukan pengujian pada

larutan benzena ambil 5 tetes larutan benzena masukkan dalam tabung reaksi dan

tambahkan 7 tetes kmno4 kemudian setelah diamati larutan tersebut mengalami

perubahan sebelum dikocok berwarna ungu dan terdapat endapan hitam di bagian

atas ungu di bagian bawah. Padahal seharusnya tidak ada endapan pada larutan

benzena karena larutan ini termasuk dalam hidrokarbon tidak jenuh.

2. Alkohol dan fenol

Pada kali ini kita melakukan percobaan senyawa alkohol dan fenol.

Alkohol mempunyai ikatan yang mirip air dan terdiri dari molekul polar.

Sedangkan fenol merupakan asam yang lebih kuat daripada alkohol atau air. Pada

percobaan pertama yang dilakukan yaitu pada sampel alkohol isi 20 tetes larutan

etanol lalu lakukan penambahan NaOH 10 tetes dan kemudian sampel tersebut

mengalami atau tidak menghasilkan reaksi karena tidak dapat teroksidasi alkohol

tidak bereaksi pada larutan NaOH. Pada sampel kedua yaitu fenol juga di lakukan

hal yang sama yaitu 20 tetes fenol yang dimasukkan ke dalam tabung reaksi

kemudian tambahkan 10 tetes NaOH dan HCL. Setelah diamati larutan tersebut

mengalami perubahan atau bereaksi dengan cara digoyangkan atau dikocok

sehingga berwarna menjadi kekuning-kuningan di bagian bawah dan terdapat

endapan.

4.7 SENYAWA KARBON

72
4.7.1 hasil

a. uji fehling

Table uji fehling


tabung Fehling Glukosa Maltosa Sukrosa Pati 1 %
A+B 10% 10% 10 %

A 2 ml 2 ml

B 2 ml 2 ml

C 2 ml 2 ml

D 2 ml 2 ml

Penamatan :
tabung A setelah ditambahkan dengan pereaksi fehling dan dipanaskan

dalam penangas air terbentuk endapan yang berwarna merah bata. tabung B

setelah ditambahkan dengan pereaksi fehling dan dipanskan dalam penangas air

terdapat endapan merah bata. tabung C setelah ditambahkan dengan pereaksi

fehling dan dipanaskan dalam penagas air tidak terdapat endapan tetpi warnanya

berubah menjadi merah bata. tabung D setelah ditamahkan dengan pereaksi

fehling dan dipanaskan dalam penangas air terdapat endapan dan berubah warna

menjadi hijau lumut.

b. uji barfoed

73
table uji barfoed
Tabung glukosa sukrosa barfoed

A 3 ml 3 ml

B 3 ml 3 ml

Pengamatan:
Tabung A setela ditambahakan pereaksi barfoed dan dimasukkan kedalam

penangas air tidak terjadi endapan namun warnanya berubah menjadi warna biru

muda setelah reaksi berlangsung selama lebih dari 15 menit. Sedangkan tabung B

ditambhkan pereaksi barfoed dan dipanaskan di penangas air tidak terjadi endapan

namun warnanya berubah menjadi biru muda setelah dipanaskan selama 15 menit

c. uji xanthoprotein

tabel uji exanthoprotein


Tabun Ekstra kacang Ekstra tauge Asam nitrat NaOH
g kedelai
1 2 ml 5 tetes 15 tetes
2 2 ml 5 tetes 15 tetes

Pengamatan:
Tabung berkode 1 setelah ditambahkan asam nitrat pekat dan dipanaskan

terjadi perubahan warna menjadi coklat susu kemudia setelah ditabahkan larrutan

NaOH 10% terjadi perubahan warna dari coklat susu menjadi kuning pekat, ii

menandakan bahwa bahan tersebut mengandung protrin. Sedangkan tabung

berkode 2 setelah ditambahkan asam nitrat pekat daan dipanaskan terjadi

perubahan wrna , setelah ditambahkan NaOH 10% terjadi perubahan warna dari

putih susu menjadi orange dan tidak memiliki endapan.

74
d. uji biuret

tabel uji biuret


tabung Ekstrak Ekstrak tauge Tembaga sulfat NaOH 10%
kacang kedeli 0,5%
1 2 ml 2 ml 2 ml
2 2 ml 2ml 2 ml

Pengamatan:
Tabung berkode 1 setelah ditambahkan larutan tembaga sulfat 0,5 % dan

NaOH 10% terjadi perubahan dari warna abu abu menjadi warna ungu yang

menunjukkan bahan yang yang diuji mengandung protein. Tabung berkode 2

setelah ditambah larutan tembaga sulfat 0,5 % dan NaOH 10% terjadi perubahan

dari warna putih menjadi biru muda yang menunjukkan bahan yang diuji

mengandung protein

e. uji nin hidrin

tabel uji ninhidrin


tabung Ekstrak Ekstrak tauge Larutan ninhidrin 0,1
%
kacang kedeli

1 2 ml 5 tetes
2 2 ml 5 tetes

Pengamatan:
Tabung berkode 1 setelah ditambah larutan ninhidrin 0,1% dan telah

dipanaskan diatas penagas air terjadi perubahan warna kuning pucat menjadi

kuning pekat yang menunjukkan bahwa yang diuji tidak mengandung asam

amino. Tabung berkode 2 stelah ditambahkan larutan ninhidrin 0,1 % dan teah

dipanaskan di atas penangas air terjadi perubahan warna putih keru menjadi ungu

75
taro dan mempunyi endapan yang menunjukkan bahwa bahan yang diuji

mengandung asam amino

f. uji kelarutan

tabel uji kelarutan


tabun air heksana aseton Minyak kelapa
g
A 2 ml 10 tetes
B 2 ml 10 tetes
C 2 ml 10 tetes

Pengamatan:
Tabung A setelah dicampur air dengan minyak kelapa dan dikocok terjadi

dua lapisan yang berpisah ( air dan minyak berpisah) yang menunjukkan minyak

tidak larut dalam air. Tabung c setelah dicampur heksana dengan minyak kelapa

dan dikocok tidak terbagi dua lapisan( heksana dan minyak menyatu) yang

menunjukkan minyak larut dalam heksana.tabung D setelah dicampur aseton yang

terpisah ( aseton dan minyak kelapa terpisah) yang menunjukkan minyak tidak

menyatu dengan aseton.

g. reaksi penyabunan

tabel reaksi penyabunan


Tabung Air Minyak kelapa KOH 0,5 N
A 1 ml 10 ml
B 1 ml 10 ml

Pengamatan:
Erlenmeyer berkode A setelah ditambahakan dengan KOH 0,5%

ditambahkan tak terbentuk busa yang dihasilkan oleh adanya partikel partikel

brwarna puih. Erlenmeyer berkoe B setelah ditambahkan dengan KOH 0,5% dan

dipanaskan terbentuk busa oleh karena adanya partikel partikel berwrna putih

76
4.7.2 pembahasan

pada uji fehling kita menggunakan 4 tabung reaksi yang diberi sampel a b

c dan d pada tabung A ditambahkan larutan fehling dan 2 ml larutan glukosa 10%

kemudian dipanaskan dengan menggunakan penangas air selama kurang lebih 3

menit sampai kedua larutan dalam tabung berubah warna menjadi merah bata.

Sehingga pada percobaan uji fehling tabung A dan tabung B mengalami

perubahan warna dari warna biru menjadi merah bata pada saat dipanaskan titik

terdapat endapan di bagian bawah yang berwarna merah bata tetapi lebih gelap.

Pada tabung C ditambahkan larutan fehling dan 2 ml larutan sukrosa 10% pada

tabung D ditambahkan larutan fehling dan 2 ml larutan Pati 1% pada tabung C

setelah dipanaskan mengalami perubahan warna dari warna biru tua menjadi

merah bata di menit ke 8 titik pada tabung D mengalami perubahan warna dari

warna biru muda menjadi hijau lumut setelah dipanaskan 8 menit titik pada

tabung bagian D terdapat endapan berwarna hijau lumut dan warnanya agak

gelap.

Pada percobaan kali ini menggunakan dua tabung dengan sampel a dan b.

Tabung dimasukkan 3 ml larutan glukosa 10% dan tabung dan tabung B

dimasukkan 3 ml larutan sukrosa 10% lalu tambahkan 3 ml reagen bervoid lalu

kocok dan masukkan ke dalam penangas air lalu diamati titik seharusnya

terbentuk endapan merah bata, namun percobaan yang kami lakukan mengalami

kegagalan karena tidak terjadi perubahan apapun. Hal ini disebabkan oleh

beberapa faktor yang mungkin terjadi adalah adanya human error. Human error

77
terjadi saat praktikum melakukan percobaan di laboratorium. Dapat berupa

kesalahan dalam melakukan prosedur awalnya penambahan reagen yang kurang

atau justru Lela. Waktu pengamatan yang tidak akurat atau mungkin peralatan

yang digunakan kurang bersih.

Pada pengamatan uji xantoprotein kami menggunakan dua tabung dengan

sampel 1 dan 2. Tabung 1 diisi dengan 2 Ml ekstrak kacang kedelai yang

berbentuk tepung 20 gram ditambahkan larutan NaOH sebanyak 15 tetes

kemudian dikocok selama beberapa menit kemudian di dekantasi setelah itu

ditambahkan asam nitrat sebanyak 5 tetes. Setelah diamati tabung 1 mengalami

perubahan warna yang awalnya coklat susu menjadi kuning pekat dan memiliki

endapan, perubahan terjadi di menit ketujuh. Pada tabung kedua diisi dengan 2 Ml

ekstrak tauge yang berbentuk 30 gram diblender dengan 200 Ml air kemudian

disaring Dan tambahkan 5 tetes asam nitrat kemudian dipanaskan warnanya putih

susu panaskan kembali tambahkan 10% NaOH sebanyak 15 tetes dan pada menit

ke-7 mengalami perubahan warna menjadi orange dan tidak memiliki endapan.

Pada pengamatan uji biuret diberikan sampel 1 dan 2. Dengan sampel 1

diberi 2 Ml extra kacang kedelai dan pada sampel 2 diberi 2 Ml ekstrak tauge

kemudian pada masing-masing tabung ditambahkan 2 Ml ekstrak tauge kemudian

pada masing-masing tabung ditambahkan 2 Ml larutan tembaga sulfat 0,5% Dan

tambahkan 2 Ml NaOH secara perlahan kemudian kocok dan amati. Pada tabung

1 mengalami perubahan warna yang awalnya berwarna kuning setelah ditambah 2

Ml tembaga sulfat 0,5% berubah menjadi warna abu-abu dan ditambahkan lagi 2

Ml NaOH 10% berubah menjadi dan ketika senter cahayanya tidak terang

78
sedangkan pada tabung kedua mengalami perubahan yang awalnya berwarna

putih setelah ditambah 2 Ml tembaga sulfat 0,5% berubah menjadi warna biru

muda dan setelah ditambah 2 Ml NaOH 10% berubah warna menjadi warna ungu

dan saat di senter tembus cahaya.

Pada percobaan uji ninhidrin tabung 1 diisi dengan 2 Ml ekstrak tauge Dan

tambahkan 5 tetes larutan ninhidrin 0,1% lalu dipanaskan selama 10 menit

sehingga terjadi perubahan pada tabung satu yang warna awalnya kuning menjadi

kuning pekat dan tidak ada endapan pada tabung 2 warna awalnya putih terus

berubah menjadi ungu taro dan terdapat endapan setelah kedua tabung dipanaskan

selama 10 menit. Identifikasi lemak

Pada pengamatan uji kelarutan digunakan tiga tabung reaksi dengan

sampel A,B,dan D ketiga tabung tersebut diisi dengan jenis pelarut 2 Ml air dan

10 tetes minyak bumi sebanyak 10 tetes ke dalam tabung A dan tabung C diisi

dengan 2 Ml heksana dan 10 tetes minyak bumi sedangkan tabung D diisi 2 Ml

aseton dan minyak bumi sebanyak 10 tetes dengan perubahan tabung A air +

minyak tidak menyatu, tabung C heksana tambah minyak menyatu tabung D

aseton plus minyak tidak menyatu minyak di atas.

Pada percobaan ini digunakan dua erlenmeyer dengan sampel A dan

B dengan ukuran 50 Ml. Bagian A diisi 1 Ml air ditambah 10 Ml KoH 0,5N

sedangkan B diisi 1 Ml minyak kelapa dan ditambahkan 10 Ml KoH 0,5N

kemudian kedua erlenmeyer dipanaskan di penangas air sambil diaduk selama

kurang lebih 10 menit seharusnya hasil yang diperoleh bagian erlenmeyer B

79
sedikit berbusa setelah dipanaskan namun pengamatan yang kami dapatkan

perubahan tabung B seharusnya berbusa setelah dipanaskan.

80
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Dari gambar alat alat diatas dapat disimpulkan bahwa setiap alat memiliki

fungsi yang berbeda beda begitu juga dalam cara penggunaan dan ukurannya. Dan

pada gambar k3 kita dapat mengetahui symbol symbol bahaya didalam

laboratorium dan kita kita juga dapat mengetahui makana atau fungus dari symbol

tersebut

System priodik unsur adalah suatu susunan dari unsur unsur alam yang

berdasar pada urutan nomor atomnya dan kemiripan sifat sifat pada unsurnya.

Pada percobaaan tabung A,B,C mengubah kertas lakmus menjadi warna biru.

pada tabung D,E,F menguba warna larutan menjadi putih pekat,putih semar, putih

semar,itu terjadi pada unsur nitrogen organic. Pada percobaan unsur kalium terjadi

perubahan warna ,bentuk cincin dan endapan tapi tidak merata.

Berdasarkan praktikum yang telah di lakukan dapat disimpulkan bahwa

prinsip pengeringan yaitu menurunkan nilai kadar air pada sampel bahan pangan

ersebut. Pada praktikum ini didapatkan kadar air pada tiga sampel dimana kadar

air tertinggi yaitu 14,6% sedangkan kadar air yang paling rendah terdapat pada

sampel tanah yaitu 2,3%.setiap sampel bahan pangan memiliki kadar air yang

berbeda tergantung pada kandungan air pada suatu bahan pangan tersebut.

81
Pada praktikum yang dilakukan pada larutan zat padat itu bersifat tetap

dengan perubahan yang dihasilkan yaitu berubahnya warna pada larutan ungu

muda menjadi bening ( tidak berwarna) sedangkan pada larutan zat cair itu

bersifat tidak padat karena larutan zat cair itu bias diubah. Perubahan yang

dialami pada larutan ini yaitu berubah warna menjadi ungu muda dari warna awal

bening ( tidak berwarna)

Pada modul ke enam percobaan asam basa dilakukan karena ingin

mengetahui berapa ph larutan. Yang diukur yang menggunakan ph universal dan

ph meter. Dimana saat diukur dengan kedua alat tersebut ph larutan yang

dihasilkan berbeda. Hal ini yang dikarenakan sampel A dan B memiliki

homogeny yang tidak sama atau seimbang.

Hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya tersusun dari atom

hydrogen dan karbon merupakan senyawa non polar. Pada larutan sikloheksena

terdapat perubahan warna dari bening( tidak berwarna) menjadi ungu kehitaman

dan terdapat endapan. Pada larutan benzene terdapat berubahan berwarna hitam

dibagian atas dengan ungu dibagian bawah serta terdapat endapan. Alcohol

merupakan ikatan yang mirip air den terdiri dari molekul polar. Fenol merupakan

asam yang jauh lebih ikutan dari alcohol

pada uji fehling, pada tabung A dan B memiliki endapan merah bata yang

menunjukkan bahwa glukosa dan maltose merupa gula sederhana dan terbukti

bahwa larutan yang diuji mengandung karbohidrat pada pengujian barfoed tidak

tenrjadi endapan pada tabung A dan B namun percobaan ini masih kliru.

82
Seharusnya warna endapan merah bata. Pada uji xanthoprotein pada tabung 1

warna awalnya coklat susu dan memiliki endapan setelah dipanaskan selama 7

menit dan ditambahkan larutan NaOH 10% sebanyak 15 tetes warnanya berubah

menjadi kuning pekat. Pada uji biuret perubahan warnanya menjadi ungu pada uji

ninhidrin warna awalnya kuning pucat menjadi kuning pekat dan tidak ada

endapan. Pada pengujian larutan, tabung A tidak menyatu dengan air sedangkan

tabung B minyak menyatu dengan heksena. Pada reaksi penyabunan tabung A

tidak berbusa dan tabung B berbusa

5.2 SARAN

Untuk kedepanya agar praktikan libih memperhatikan dalam melakukan

praktikum yang sedang berlangsung, dan agar praktikum kedepannya lebih baik

lagi.

LAMPIRAN

Rumus

w2 −w3
Rumus kadar air = x 100 %
w2 −w1
 Tanah
Hasil yang diperoleh dari kadar air tanah yaitu
Diketahui : w1= 5,0395
w2= 7,1102
w3= 7,07620
penyelesaian:
w 2−w 3 7,1102−7,0620
x 100 % = x 100%
w 2−w 1 7,1102−5,0395
0,0482
¿ x 100 %
2,0707
= 0,023 x 100 %

83
= 2,3 %
 Kacang hijau
Diketahui: w1= 5,0407
w2= 7,0855
w3= 6,9332
pembahasan:
w 1−w 3
x 100%
w 2−w 1
7,0855−6 , 9332
x 100%
7,0855−5,0407
0,1523
x 100%
2,0448
0,074 x 100 %
7,4 %

 Kacang kedelai
Diketahui: w1= 5,0460
w2= 7,1114
w3= 6,8084
pnyelesaian:
w 1−w 3
x 100%
w 2−w 1
7 ,1114−6 , 8084
x 100%
7,1114−5 ,0460
0,303
x 100%
2,0654
0,146 x 100 %
14,6

84

Anda mungkin juga menyukai