PERCOBAAN 3
ANALISIS KUANTITATIF
Disusun Oleh :
Nama : Rodhiatul Jurdillah
NPM : 10060318027
Shift/Kelompok : A/5
Tanggal Praktikum : 22 Oktober 2018
Tanggal Pengumpulan : 5 November 2018
Nama Asisten : Nety
I. Tujuan percobaan
Menentukan konsentrasi NaOH dan HCL dengan titrasi asam basa
menggunakan larutan baku asam oksalat.
3.2 Titrasi
Titrasi merupakan metode analisis kimia secara kuantitatif yang biasa
digunakan dalam laboratorium untuk menentukan konsentrasi dari reaktan.
Karena pengukuran volume memainkan peranan penting dalam titrasi, maka
teknik ini juga dikenali dengan analisis volumetrik. Dalam analisis volumetri,
larutan yang hendak dianalisis direaksikan dengan larutan reagen tertentu
yang diketahui konsentrasinya. Penambahan reagen dilakukan sampai
sejumlah reagen tersebut ekivalen dengan jumlah zat yang di analisis. Secara
umum tidak ada jumlah reagen berlebih yang digunakan kecuali pada titrasi
balik. Tujuan dari analisis volumetri ini ialah menentukan banyaknya suatu
zat dalam volume tertentu (Goldberg, 2002).
Dalam titrasi, reagen tertentu yang diketahui konsentrasinya disebut
larutan standar. Sementara zat yang ditambahkan dalam proses titrasi
sehingga reaksi dapat diamati secara visual disebut dengan istilah indikator
(Chang, 2004).
Ada beberapa jenis titrasi, yaitu titrasi asam basa, titrasi redoks, titrasi
argentometri, dan titrasi kompleksasi (Stacy, 2003).
3.2.1 Titrasi Asam Basa
Di dalam titrasi, ada lima jenis titrasi yang digunakan dalam analisis
volumetri titrasi, yaitu titrasi langsung asam kuat oleh basa kuat, titrasi
langsung asam lemah oelh basa kuat, titrasi langsung basa kuat oleh asam
kuat, titrasi langsung basa lemah oleh asam kuat,titrasi kembali (titrasi balik)
Larutan merupakan suatu campuran yang terdiri dari dua atau lebih zat
(dalam kimia). Zat yang jumlahnya lebih sedikit yang ada didalam larutan itu
(zat) solut atau terlarut, sedangkan zat yang memiliki jmlah zat lebih banyak
dibandingkan dengan zat-zat lain dalam larutan juga disebut solven atau
pelarut. Takaran atau komposisi zat terlarut serta pelarut dalam sebuh larutan
dinyatakan dalam konsentrasi larutan, dan sedangkan proses campuran zat
terlarut dan pelarut disebut pelarutan atau solvasi (Underwood, 1991).
Larutan asam adalah senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air
akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Asam juga dapat
diartikan zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain(yang disebut
basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa (Chang,
2005).
Terdapat dua jenis larutan asam yaitu asam kuat dan asam lemah.
Adanya karat pada besi merupakan salah satu ciri yang menunjukkan bahwa
asam bersifat korosif terhadap logam. Jika suatu asam dilarutkan hingga
hampir seluruh ion H+ dilepaskan maka asam ini disebut asam kuat. Jika ion
H+ yang dilepaskan hanya sebagian kecil saja maka asam ini disebut asam
lemah. Asam kuat dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan asam lemah
hampir tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Terdapat dua jenis larutan basa yaitu basa kuat dan basa lemah. Jika
saat basa dilarutkan dan hampir seluruh ion (OH–) dilepaskan maka basa itu
disebut basa kuat. Contoh basa kuat, diantaranya sepeti natrium hidroksida
(NaOH), kalsium hidroksida (KOH), barium hidroksida(Ba(OH)2).
Namun, jika hanya sebagian kecil OH- yang dilepaskan maka basa itu
disebut basa lemah. Contoh basa lemah, diantaranya seperti ammonium
hidroksida (NH4(OH) dan aluminium hidroksida (Al(OH)3).
3.4 Indikator
Indikator adalah suatu senyawa kompleks yang dapat beraksi dengan
asam dan basa. Dengan indikator, kita dapat mengetahui tingkat kekuatan
suatu asam atau basa. Dalam laboratorium kimia, indikator asam-basa yang
biasa di gunakan adalah indikator buatan dan indikator alami, Beberapa
indikator terbuat dari zat warna alami tanaman, tetapi ada juga beberapa
indikator yang dibuat secara sintesis di laboratorium (Basset, 2010).
3.4.1 Indikator Buatan
Alat yang digunakan pada percobaan kali ini adalah buret, corong gelas
kimia, labu titrasi (erlenmeyer) 250 ml, pipet 25 ml dan pipet tetes.
Sedangkan bahan yang digunakan pada percobaan kali ini adalah larutan
asam oksalat, larutan NaOH, larutan HCL, aquades, dan indikator fenolftalein.
V. Prosedur kerja
5.1 Titrasi Pembakuan (Asidimetri)
Ditentukan konsentrasi larutan NaOH dengan larutan baku asam oksalat.
Buret yang telah bersih dibilas dengan larutan NaOH lalu isi larutan NaOH
sebanyak 50ml, setelah itu di ambil larutan asam oksalat dengan pipet volume
sebanyak 25ml lalu dimasukan kedalam erlemeyer 250 ml, setelah itu larutan
asam oksalat ditetesi indikator fenolftalien sebanyak 3 tetes. ditempatkan
erlemeyer berada di bawah buret setelah itu teteskan sedikit demi sedikit
larutan NaOH, diperhatikan sampai terjadi perubahan warna menjadi merah
muda, dicatat volume buret dari volume awal sampai terjadinya perubahan
warna.
5.2 Titrasi Asam-Basa (Alkalimetri)
Ditentukan konsentrasi larutan HCl dengan larutan NaOH.
Konsentrasi NaOH yang telah diketahui berdasarkan percobaan sebelumnya,
kemudian larutan HCl yang akan ditentukan ditempatkan ke dalam labu takar
lalu diencerkan dahulu sampai 100 ml/ sampai garis batas, setelah itu di ambil
larutan HCl dengan pipet volume sebnyak 25 ml, lalu dimasukkan kedalam
labu titrasi (Erlenmeyer), kemudian larutan HCl ditambahkan 3 tetes indikator
fenolftalein, ditempatkan erlemeyer berada di bawah buret setelah itu teteskan
sedikit demi sedikit larutan NaOH, diperhatikan sampai terjadi perubahan
warna menjadi merah muda, dicatat volume buret dari volume awal sampai
terjadinya perubahan warna.
= 37,6 ml
= 2,9 ml
VII. Pembahasan
7.1 Titrasi Pembakuan (Asidimetri)
Pada waktu NaOH ditambahkan sedikit demi sedikit ke larutan asam
oksalat yang ada di dalam labu erlenmeyer yang diletakkan di bawah buret,
beberapa tetes pertama warna dari campurannya tidak berubah. Tetapi pada waktu
ditambahkan beberapa tetes lagi dan labu erlenmeyernya terus digoyangkan,
warna dari campuran tersebut telah berubah. Awalnya warnanya masih pink muda
dan ketika dikocok warnanya kembali bening, tetapi pada waktu diteteskan lagi
setetes NaOH dari buret, warnanya langsung berubah menjadi ungu muda dan
warnanya bertahan agak lama. Ungu muda ini disimpulkan menjadi warna dari
titik akhir titrasi ini. Padahal sebenarnya warna dari titik akhir titrasinya berwarna
pink muda dan warnanya bertahan lama. Mengapa menjadi warna ungu muda
yang menjadi warna titik akhir titrasi ini ? Ini dikarenakan penambahan asam
oksalatnya terlalu banyak. Warna ungu mudanya lama-kelamaan memudar dan
menghilang. Ini dikarenakan titik akhir titrasinya sudah habis dan warnanya
kembali seperti semula yaitu bening kembali.
7.2 Titrasi Asam Basa (Alkalimetri)
VIII. Kesimpulan
Dari hasil percobaan kali ini dapat disimpulkan bahwa konsentrasi larutan
NaOH adalah 0,06 N dan konsentrasi larutan HCl adalah 0,006 N.