Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

PERCOBAAN 3
ISOLASI, IDENTIFIKASI, DAN KONFIRMASI MIKROBA

Disusun oleh :
Kelompok 7/C

Fajar Ferdian 10060316126


Faishal Ahmad Najib 10060316127
Rani Rahmawati 10060316128
Anisa Ashfahany 10060316129
Fitriana Nurrohmah 10060316130

Asisten : Shelvy Asmiranda S. Farm.,


Tanggal Praktikum : 5 Desember 2017
Tanggal Pengumpulan : 12 Desember 2017

LABORATORIUM UNIT D MIKROBIOLOGI FARMASI


PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
1439H/2017M
PERCOBAAN 3
ISOLASI, IDENTIFIKASI, DAN KONFIRMASI MIKROBA

I. Tujuan
- Memahami prinsip isolasi, identifikasi, dan konfirmasi mikroba
- Mengamati pertumbuhan bakteri tertentu yang diinokulasi pada media
spesifik yang digunakan
- Mengamati perubahan yang terjadi pada media spesifik yang
diinokulasi bakteri.

II. Teori Dasar


2.1. Isolasi, Identifikasi, dan Konfirmasi
Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan
menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Proses pemisahan atau
pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan
mikrrobilogis, misalnya telaah dalam identifikasi mikroorganisme, memerlukan
suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Prinsip
solasi mikroba adalah memisahkan suatu jenis mikroba dengan mikroba lainnya
yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan
dengan menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk
suatu koloni sel tetap pada tempatnya (Krisno, 2011).

Identifikasi Bakteri adalah mengetahui suatu jenis mikroorganisme


diperlukan adanya suatu identifikasi. Identifikasi merupakan upaya untuk
mengetahui nama suatu makhluk hidup dalam suatu kelompok tertentu
berdasarkan karakteristik persamaan dan perbedaan yang dimiliki oleh masing
– masing makhluk hidup. Identifikasi mikroorganisme dilakukan dengan
membandingkan ciri – ciri yang ada pada satuan yang belum diketahui dengan
satuan yang sudah dikenal. Identifikasi mikroorganisme yang baru diisolasi
memerlukan perincian, deskripsi, dan perbandingan yang cukup dengan
deskripsi yang telah dipublikasikan untuk jasad – jasad remik lain yang serupa.
Konfirmasi mikroba yaitu untuk mengetahui jenis bakteri dan koloninya.
Konfirmasi jenis bakteri dapat menggunakan berbagai pewarnaan, reaksi
ensimatis atau reaksi biokimia, terutama jika identifikasi menggunakan media
masih meragukan/belum memuaskan. (Pelzar & Chan, 1989).

2.2. Media

Mac Conkey Agar (MCA) adalah suatu jenis media yang digunakan untuk
identifikasi mikroorganisme, yang merupakan medium kultur yang dirancang
untuk tumbuhnya bakteri gram negative dan noda mereka untuk fermentasi
laktosa, serta menghambat pertumbuhan mikroorganisme gram positif.
Mac Conkey Agar direkomendasikan untuk isolasi selektif Escherichia coli dari
produk farmasi. Menurut (The United States Pharmacopoeia, 2011).
Komposisi yang digunakan untuk pembuatan Mac Conkey agar adalah:

Ingredients Gms / Litre


Peptones (meat and casein) 3.000
Pancreatic digest of gelatin 17.000
Lactose monohydrate 10.000
Bile salts 1.500
Sodium chloride 5.000
Crystal violet 0.001
Neutral red 0.030
Agar 13.500
pH after sterilization( at 25°C) 6.9 – 7.3
Fungsi dari tiap bahan pada Mac Conkey Agar yaitu :
Pepton : untuk menyediakan nitrogen, vitamin, mineral dan asam
amino esensial untuk pertumbuhan bakteri.
Laktosa : untuk menyediakan karbon dan energi serta untuk
membedakan bakteri yang bisa memfermentasi laktosa
dengan bakteri yang tidak memfermentasi laktosa.
Bile salts : sebagai agen selektif yang berfungsi menghambat
pertumbuhan bakteri gram positif.
Kristal Violet : sebagai agen selektif yang berfungsi menghambat
pertumbuhan bakteri gram positif.
Natrium Klorida: untuk menyediakan elektrolit dan keseimbangan
osmotik.
Neutral red : sebagai indikator pH, akan berwarna merah jika pH di bawah
ini 6.8.
Agar : untuk memadatkan media.

Vogel Johnson Agar (VJ Agar ) adalah media mikrobiologi yang dengan
penambahan potassium tellurite direkomendasikan untuk isolasi selektif
Staphylococcus Aureus coagulase positif dan mampu memfermentasi mannitol
pada sampel makanan dan sampel klinik yang terkontaminasi berat.. Menurut
(The United States Pharmacopoeia, 2011).

Komposisi yang digunakan untuk pembuatan Vogel Jonson agar adalah:


Ingredients Gms / Litre
Tryptone 10.000
Yeast extract 5.000
Mannitol 10.000
Dibasic potassium phosphate 5.000
Lithium chloride 5.000
Glycine 10.000
Phenol red 0.025
Agar 16.000
pH after sterilization ( at 25°C) 7.0 – 7.4

Vogel Jonson Agar digunakan untuk deteksi dini Staphylococcus aureus,


dengan mengidentifikasi koagulase-positif dan-fermentasi manitol strain.
Medium yang sangat baik untuk mendeteksi Staphylococci Staphylococcus
pembawa serta studi kepedulian sanitasi. S. aureus S. aureus mengurangi
tellurite kalium ke tellirium logam dan menghasilkan pertumbuhan koloni
hitam. Fermentasi manitol ini ditunjukkan dengan zona kuning di sekitar koloni
hitam dan mengubah warna merah medium menjadi kuning.
Peptone merupakan sumber karbon, nitrogen, vitamin dan mineral.
Ekstrak ragi persediaan vitamin B-kompleks yang merangsang pertumbuhan
bakteri. Manitol merupakan karbohidrat. Penghambatan organisme
nonstaphylococcal dicapai dengan kalium yang hambat untuk beberapa spesies
dari kedua gram positif dan gram negatif bakteri, oleh lithium klorida dan oleh
isi glisin tinggi. Staphylococci mungkin sedikit dihambat oleh kehadiran tiga
inhibitor, namun ini dikompensasikan dengan penambahan manitol dan glisin.
Merah Fenol merupakan indikator pH dan agar-agar adalah agen solidifying
(Jalali, 2013).
Cetrimide Selective Agar direkomendasikan oleh U.S Pharmacopoeia
untuk isolasi selektif dan identifikasi Pseudomonas aeruginosa. Menurut
(United States Pharmacopoeia, 2011) komposisi pembuatan Catrimide agar
adalah:
Ingredients per liter of deionized water

Pancreatic Digest of Gelatin 20.0 gms/L


Potassium Sulfate 10.0 gms/L
Magnesium Chloride 1.4 gms/L
Cetyltrimethylammonium Bromide 0.3 gms/L
Glycerine 10.0 ml
Agar 13.6 gms/L
Final pH 7.2 +/- 0.2 at 25ºC.

Cetrimide Agar Medium biasanya digunakan untuk isolasi Pseudomonas.


Kandungan cetrimide yang merupakan quarternary ammonium merupakan
senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri lain, karena
menyebabkan kebocoran unsur-unsur di dalam sel, namun tidak terjadi pada
Pseudomonas. Pada media cetrimide konvensional beberapa bakteri dapat
tumbuh seperti Klebsiella, Proteus dan Providencia. Untuk menghambat
pertumbuhan mereka dapat ditambahkan cetrimide. Pada media ini, P.
aeruginosa dapat dibantu dengan menggunakan media Pseudomonas Selective
Medium yang mengandung Nalidixi acid untuk menghambat pertumbunan
bakteri lain (Downes, 2001).

Simmons Citrate Agar direkomendasikan untuk membedakan anggota


Enterobacteriaceae berdasarkan penggunaan sitrat. Simmon sitrat atau nama
lainnya Simmons Citrate Medium mengandung amonium dihidrogen fosfat,
natrium klorida, natrium sitrat. Magnesium sulfat, agar, bromtimol biru,
aquades dan memiliki pH 6,9 (Waluyo, 2004).
Menurut (United States Pharmacopoeia, 2011) komposisi pembuatan
simmon sitrate adalah:

Ingredients Gms / Litre


Magnesium sulphate 0.200
Ammonium dihydrogen phosphate 1.000
Dipotassium phosphate 1.000
Sodium citrate 2.000
Sodium chloride 5.000
Bromothymol blue 0.080
Agar 15.000
Final pH ( at 25°C) 6.6 – 7.0

Media ini digunakan untuk diferensiasi antara Enterobacteriaceae dan


anggota kelompok aerogen pada basisnya, pemanfaatan sitrat sebagai sumber
karbon tunggal. Awalnya media sitrat dikembangkan oleh Koser yang
mengandung garam ammonium sebagai satu-satunya sumber nitrogen dan sitrat
sebagai satu-satunya sumber karbon, untuk membedakan Escherichia coli dan
Enterobacter aerogenes dilakukan oleh tes IMViC. Kemudian Simmons
memodifikasi formulasi Kosers dengan menambahkan agar dan bromo thymol
blue. Amonium dihidrogen fosfat dan natrium sitrat berfungsi sebagai satu-
satunya sumber nitrogen dan karbon masing-masing. Mikroorganisme juga
menggunakan garam ammonium anorganik sebagai satu-satunya sumber
nitrogennya. Metabolisme garam ini menyebabkan medium menjadi basa,
ditandai dengan perubahan warna indikator pH dari hijau ke biru. Bromotymol
biru adalah pH indikator. Media harus disiapkan dengan segar karena jika
dalam kondisi kering akan mengakibatkan perubahan warna sebelum inokulasi,
terutama di bagian bawah kemiringan (Macfaddin, 1985).
Triple Sugar Iron Agar medium (TSIA), biasanya digunakan untuk
konfirmasi pengujian E. coli dan dapat digunakan untuk identifikasi bakteri
gram negatif yang memfermentasi dekstrosa/laktosa/sukrosa dan produksi H2S.
Dari fungsi tersebut media ini dapat diusulkan untuk konfirmasi Salmonella dan
memilahkan dari Pseudomonas yang tumbuh pada media lain BSA dan BGA.
Terjadinya fermentasi dekstrosa oleh Salmonella akan menurunkan pH menjadi
asam. Kondisi ini akan menyebabkan perubahan phenol red (media merah)
menjadi kuning. Sedangkan Pseudomonas karena tidak mampu memfermentasi
dekstrosa, maka media akan tetap berwarna merah. Dengan demikian media ini
dapat dengan mudah memilah Salmonella dari Pseudomonas (Waluyo, 2004).
Menurut (United States Pharmacopoeia, 2011) komposisi pembuatan TSIA
adalah:
Ingredients Gms / Litre

Beef extract 3.000


Peptone 20.000
Yeast extract 3.000
Lactose 10.000
Sucrose 10.000
Dextrose monohydrate 1.000
Ferrous sulphate 0.200
Sodium chloride 5.000
Sodium thiosulphate 0.300
Phenol red 0.024
Agar 12000

Peptone, ekstrak ragi dan ekstrak daging sapi memberikan senyawa


nitrogen, belerang, unsur jejak dan vitamin B kompleks dll. Sodium klorida
mempertahankan ekuilibrium osmotik. Laktosa, sukrosa dan dekstrosa
monohidrat adalah karbohidrat yang dapat difermentasi. Sodium thiosulphate
dan ferric atau ferrous ion menghasilkan sistem indikator H2S. Sodium
thiosulphate juga merupakan inaktivator halogen dan dapat meminimalkan
toksisitasnya pada sampel uji, jika ada selama uji batas mikroba. Fenol merah
adalah indikator pH.
Organisme yang memfermentasi dekstrosa monohidrat menghasilkan
berbagai asam, memvariasikan warna medium dari merah menjadi kuning.
Lebih banyak jumlah asam dibebaskan di daerah pantat (fermentasi) daripada di
miring (respirasi). Bakteri yang tumbuh juga terbentuk produk basa dari
dekarboksilasi oksidatif pepton dan produk basa ini menetralkan jumlah besar
asam hadir di pantat. Dengan demikian munculnya kemiringan basa (merah)
dan butiran asam (kuning) setelah inkubasi menunjukkan hal itu organisme
adalah fermentor dekstrosa tetapi tidak dapat memfermentasi laktosa dan / atau
sukrosa.
Bakteri yang memfermentasi laktosa atau sukrosa (atau keduanya), selain
dekstrosa, menghasilkan sejumlah besar asam tidak memungkinkan adanya
pengembalian pH di wilayah tersebut dan dengan demikian bakteri
menunjukkan asam miring dan butt asam. Produksi gas (CO2) dideteksi dengan
adanya retakan atau gelembung di media, kapan akumulasi gas lolos.
Thiosulphate dikurangi menjadi hidrogen sulfida oleh beberapa spesies bakteri
dan H2S dengan ion besi dari besi ferric untuk menghasilkan endapan hitam
ferrous sulfida yang tidak larut. Pengurangan hasil tiosulfat. Hanya di
lingkungan asam dan menghitam biasanya terjadi di butt tabung.

III. Alat dan Bahan

Alat Bahan

Suspennsi bakteri; S.aureus, p.


Tabung reaksi steril aeruginosa, E. coli

Rak tabung reaksi Potasium

Media Mac Concey Agar (MCA),


Vogel Jonson Agar (VJA), Cetrimide
Pinset Agar (CA), Simmon sitrat, dan Triple
Sugar Iron Agar (TSIA)

Ose bundar dan lurus


Pipet ukur 5 mL dan 10 ml

Bunsen

Papan pembentuk agar miring

Inkubator 37oC

IV. Prosedur

Dibuat media MCA, VJA, dan CA dalam bentuk plat agar, sedangkan
media Simmon sitrat dan TSIA dalam bentuk agar miring. Sebelum
diinokulasi, warna dari masing-masing media dicatat dan
didokumentasikan.
Masing-masing suspensi bakteri diinokulasikan pada media MCA,
VJA, CA, Simon sitrat, dan TSIA. Kemudian seluruh kultur bakteri
diinkubator pada suhu 37o selama tiga hari.

V. PEMBHASSN
VI. Pembahasan

Pada percobaan kali ini adalah isolasi, identifikasi dan konfirmasi


mikroba. Tujuan percobaan praktikum ini adaah mengamati pertumbuhan
bakteri tertentu yang diinokulasi pada media spesifik yang di gunakan serta
mengamati perubahan yang terjadi pada media spesifik yang diinokulasi
bakteri. Isolasi mikroba merupakan upaya pembiakkan suatu jenis mikroba
tertentu yang diperoleh dari suatu sampel di dalam suatu media yang spesifik,
sehingga selanjutnya dapat dilakukan identifikasi dan konfirmasi. Media yang
di gunakan dalam isolasi bakteri adalah media padat yaitu MCA (Mac Conkey
Agar), Vogel Johnson Agar(VJA), Cetrimide Agar (CA), Simmon sitrat dan
Triple Sugar Iron Agar (TSIA). Dan bakteri yang di gunakan untuk di inokulasi
adalah Staphylococcus aureus, E. Coli dan Pseudomonas aeruginosa.

Sebelum melakukan percobaan, ruangan tempat penanaman bakteri harus


bersih dan dalam keadaan steril. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan
dalam pengamatan atau percobaan dalam laboratorium. Setelah melakukan
pensterilan ruangan, meja sebagai tempat melakukan penanaman inokula pun
harus dibersihkan menggunakan alcohol 70 %. Hal ini dilakukan agar tidak
terjadinya kontaminasi mikroorganisme. Semua pekerjaan pada praktikum ini
dilakukan dengan memperhatikan prosedur teknik aseptic. Teknis aseptis sangat
diperlukan pada saat memindahkan biakan dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Tujuan teknik aseptis mencegah terjadinya kontaminasi dengan biakan yang
mungkin bersifat pathogen. Kerja aseptik dilakukan dengan bekerja diantara
dua nyala api Bunsen dengan jarak ± 20 cm hal ini dilakukan untuk
meminimalkan kontaminasi serta melindungi praktikan dari mikroorganisme
pathogen maupun non pathogen. Sebelum melakukan pertumbuhan bakteri
tertentu yang diinokulasi pada media spesifik, alat dan bahan yang digunakan
harus steril yang sudah di lakukan proses sterilisasi dengan panas lembab pada
alat autoklaf. Hal ini bertujuan untuk menghancurkan secara lengkap semua
mikroba hidup dan spora-sporanya.
Suatu media yang memenuhi kebutuhan mikroba untuk bertahan hidup
dan melakukan aktivitasnya secara normal diperlukan untuk melakukan isolasi
jenis mikroba tertentu. Setiap media spesifik memiliki kandungan senyawa
tertentu yang dapat mendukung pertumbuhan mikroba tertentu tetapi
menghambat pertumbuhan jenis mikroba lainnya. Pada umumnya media yang
digunakan untuk membiakkan mikroba mengandung air, sumber energi (protein
dan karbohidrat), zat hara (sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen dan
hidrogen), serta faktor penunjang pertumbuhan (seperti asam amino, vitamin).
Proses awal praktikum ini adalah membuat media plat agar dan agar
miring. Pada praktikum ini inokulasi di media padat yang dapat dilakukan
dengan teknik plat agar yaitu media MCA (Mac Conkey Agar), Vogel Johnson
Agar(VJA) dan Cetrimide Agar (CA) menggunakan cawan petri dan untuk
inokulasi dengan teknik agar miring yaitu Simmon sitrat dan Triple Sugar Iron
Agar (TSIA) menggunakan tabung reaksi.
Proses kedua praktikum ini adalah menginokulasi bakteri Staphylococcus
aureus, E. Coli dan Pseudomonas aeruginosa.ke masing masing media spesifik
dengan cara streak/gores Kemudian setelah melakukan inokulasi maka di
inkubasi ke dalam inkubator dengan suhu 37oC selama 3 hari. Digunakan
kondisi suhu 37oC karena bakteri akan mengalami pertumbuhan pada suhu
tersebut.

Pada media MCA dari hasil pengamatan yang telah dilakukan bakteri
yang tumbuh pada media ini adalah Pseudomas aeruginosa dan Escherichia
coli dengan perubahan warna media dari merah tua menjadi merah bata
perubahan warna tersebut menunjukan kedua bakteri ini tumbuh dengan baik
pada media ini. Sedangkan untuk bakteri Staphylococcus aureus terlihat
tumbuh kolini berwarna ungu. Menurut literatur MCA merupakan media
spesifik yang menghambat pertumbuhan gram positif karena mengandung
garam empedu dan zat warna kristal ungu yang menghamat pertumbuhan
bakteri gram positif. Dari percobaan yang telah dilakukan bakteri Pseudomas
aeruginosa dan Escherichia coli tumbuh baik pada media ini karena
merupakan bakteri gram negatif sedang kan untuk bakteri Staphylococcus
aureus merupakan bakteri gram positif yang seharusnya tidak tumbuh pada
media ini dan tidak menyebebkan perubahan apapun pada media MCA.
Tumbuhnya bakteri Staphylococcus aureus pada media MCA dapat disebabkan
karena adanya cemaran oleh bakteri lain dari lingkungan kerja.
Pada media VJA dari hasil pengamatan bakteri Pseudomas aeruginosa
dan Escherichia coli media terjadi perubahan warna dari merah terang menjadi
warna jingga dan koloni berwarna merah sedangkan media yang diinokulasi
bakteri Staphylococcus aureus media mengalami perubahan warna menjadi
jingga agak kekuningan dan terlihat koloni berwarna kuning. Menurut literatur
VJA merupakan media selektif yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
strain bakteri yang bersifat koagulase positif dan mengandung manitol, tellurite,
dan lithium chloride. Dari percobaan yang telah dilakukan bakteri
Staphylococcus aureus terjadinya pembentukan koloni warna kuning akibat
terjadinya fermentasi manitol. Adanya lithium chloride dapat menghambat
pertumbuhan lain termasuk Escherichia coli dan Pseudomas aeruginosa tetapi
dari hasil percobaan dkedua bakteri tersebut tetap dapat tumbuh dalam media
VJA.
Pada media CA dari hasil pengamatan bakteri Pseudomas aeruginosa
media tidak terjadi perubahan warna tetapi terlihat koloni berwarna putih
sedangkan Escherichia coli dan Staphylococcus aureus tidak terjadi
perubahan dan warna tetap bening dan tidak terlihat terbentuknya koloni.
Menurut literarur CA merupakan media selektif untuk isolasi bakteri gram
negatif yaitu Pseudomas aeruginosa. Adanya kandungan cetrimide dapat
meningkatakan produksi pigmen puoferdin dengan terjadinya perubahan warna
menjadi kuning kecoklatan. Sedangkan pembentukan pigmen piosianin
menyebabkan perubahan warna menjadi biru kehijauan. Dapat tumbuhnya
bakteri Pseudomas aeruginosa karena media ini memang selektif untuk bakteri
tersebut. Tidak tumbuhnya bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
karena kandungan cetrimide yang merupakan quarternary ammonium
merupakan senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri lain, karena
menyebabkan kebocoran unsur-unsur di dalam sel, namun tidak terjadi pada
Pseudomonas.

Media simmon citrat merupakan media diferensial dimana media ini


berfungsi untuk membedakan karakter tertentu dari bakteri yang denkat
kekerabatannya. Karakter tersebut dapat berupa warna dan bentuk dari koloni.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada Pseudomas aeruginosa terjadi
perubahan warna media dari warna hijau menjadi biru. Ini karena bakteri
Pseudomonas aeruginosa menggunakan sitrat, maka asam akan dihilangkan
dari media Simmon Sitrat sehingga menyebabkan peningkatan pH . Medium
Simmon sitrat agar yang merupakan medium sintetik dengan trinatrium sitrat
sebagai satu-satunya sumber karbon, amonium (NH4+) sebagai sumber
nitrogen dan brom timol biru sebagai indikator pH. Sedangkan pada bakteri
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus tidak terjadi perubahan warna
media dan tidak terlihat adanya tumbuh koloni. Ini menunjukan bahwa bakteri
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus tidak dapat tumbuh dalam media
ini.

Media TSIA juga merupakan media diferensial yang digunakan untuk


mengidentifikasi mikroorganisme berdasarkan kemampuannya dalam
memfermentasi gula. Menurut literatur pada media TSIA mengandung 3
komposisi glukosa yaitu laktosa,sugkrosa dan glukosa untuk mengidentifikai
bakteri gram negatif yang dapat memfermentasikan ketiga gula tersebut.
Medium TSIA biasanya digunakan untuk konfirmasi pengujian Escherichia
coli gram negatif. Jika terjadinya fermentasi gula oleh bakteri Escherichia coli
akan menurunkan ph media menjadi asam yang menyebabkan media menjadi
berwarna kuning. Sedangkan untuk bakteri bakteri Pseudomas aeruginosa dan
Staphylococcus aureus dalam pertumbuhannya tidak mampu memfermentaikan
gula makan tidak akan terjadi perubahan warna pada media. Dari hasil
pengamatan yang telah dilakukan media TSIA yang diinokulasi oleh bakteri
Pseudomas aeruginosa, Escherichia coli, dan Staphylococcus aureus tidak
terlihat terjadinya pertumbuhan bakteri atau terbentuknya koloni. Ini
disebabkan karena media yang digunakan belum terlalu padat sehinnga tidak
sesuai dengan kebutuhan mikroorganisme untuk tumbuh pada media tersebut.
Sehingga

VII. Kesimpulan
- Isolasi mikroba merupakan upaya pembiakkan suatu jenis mikroba
tertentu yang diperoleh dari suatu sampel di dalam suatu media yang
spesifik, sehingga selanjutnya dapat dilakukan identifikasi dan
konfirmasi. Identifikasi mikroba yaitu Untuk mengetahui sifat-sifat
morfologi bakteri, maka bakteri dapat diperiksa dalam keadaan hidup atau
mati. Pemeriksaan morfologi bakteri ini perlu, untuk mengenal nama
bakteri. Sedangkan konfirmasi mikroba yaitu untuk mengetahui jenis
bakteri dan koloninya. Konfirmasi jenis bakteri dapat menggunakan
berbagai pewarnaan, reaksi ensimatis atau reaksi biokimia, terutama jika
identifikasi menggunakan literatur.
- Media MCA merupakan media yang selektif untuk pertumbuhan bakteri
gram negatif dan dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram positif.
Media VJA merupakn media elektif untuk mengientifikasi bakteri yang
dapar memfermentasikan manitol. Media CA merupakan media selektif
untuk isolasi bakteri gramnegatif yaitu pseudomonas aeruginosa. Media
SS merupakan media diferensiasi untuk mengidentifikasi mikroorganisme
yang membutuhkan sitrat pada pertumbuhannya. Media TSIA merupakan
media diferensiasi untuk mengidentifikasi mikroorganisme berdasarkan
kemampuan memfermentasikan gula.
- Dari percobaan yang telah dilakukan media MCA yang telah diinokulasi
bakteri tumbuh dengan baik bakteri gram negatif E.coli dan P.aeruginosa.
pada media VJA terjai perubahan warna media menjadi jingga dimana
menunjukan fermentasi manitol oleh bakteri S.aereus. pada media CA
selektif untuk bakteri gram negatif khusus nya bakteri P.aeruginosa, pada
media ini dapat terjadi perubahan warna media menjadi kuning
kecoklatan karena adanya produksi pigmen puoferdin oleh cetrimide yang
terkandung dalam media. Pada media SS dapat terjadi perubahan warna
media menjadi biru karena peningkatan ph yang disebabkan oleh
fermentasi sitrat oleh bakteri yang pertumbuhannya membutuhkan citrat
dan pada percobaan ini media berubah warna pada media yang ditumbuhi
bakteri P.aeruginosa. pada media TSIA media ini selektif untuk bakteri
E.coli tang akan mnunjukan perubahan warna media jika terjadi
fermentasi gula menjadi warna kuning dan akan terbentuk retakan yang
disebabka oleh gas H2S tetapi pada percobaan ini semua media yang
diinokulasi oleh semua bakteri tidak tumbuh yang disebabkan karena
kerusakan medianya.

VIII. Daftar Pustaka


.
Downes F P and Ito K(Eds.). (2001). Compendium of Methods For The
Microbiological Examination of Foods, 4th ed. APHA:
Washington, D.C.
Jalali, Samir. (2013). Mikroorganisme. Jakarta: Djambatan
Krisno, Agus. 2011. Peran Rhizopus oryzae Pada Industri Tempe Dalam
Peranan Peningkatan Gizi Pangan. Jakarta: UI press
MacFaddin J. (1985). Media for Isolation-Cultivation-Identification-
Maintenance of Medical Bacteria Vol. 1. Williams and
Wilkins, Baltimore.
Pelczar dan Chan. (1989). Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid II,
diterjemahkan oleh Ratna Siri Hadioetomo, Teja Imas, S.
Sutami, Sri Lestari Jakarta: , Universitas Indonesia.
United States Pharmacopeial Convention. (2011). United States
Pharmacopeia 30 - National Formulary 25, United States
Pharmacopeial Convention, Maryland
Waluyo, Joko. (2006). Biologi Dasar. Jember: Universitu press

Anda mungkin juga menyukai