Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI FARMASI

PERCOBAAN III

ISOLASI, IDENTIFIKASI, DAN KONFIRMASI MIKROBA

Disusun oleh :

Zhahra Fauzhia Yusup (10060322001)


Faisal Syahrul Abidin (10060322002)
Daffa Hanif Fadillah (10060322003)
Tiara Hasya Juhara (10060322004)
Roza Kholila Rosyada (10060322005)

Shift/Kelompok : A/1
Tanggal Praktikum : Senin, 27 Februari 2023
Tanggal Laporan : Senin, 06 Maret 2023
Nama Asisten : Aisyah Q., S.Farm

LABORATORIUM KIMIA TERPADU UNIT D


PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2023/1444 H
PERCOBAAN III
ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN KONFIRMASI MIKROBA

I. TUJUAN PERCOBAAN
1.1 Mengamati bakteri tertentu yang diinokulasi pada media spesifik yang
digunakan.
1.2 Mengamati perubahan yang terjadi pada media spesifik yang diinokulasi
bakteri.
II. Teori Dasar

Isolasi merupakan rangkaian untuk memisahkan atau memindahkan


mikroba tertentu dari lingkungan, sehingga diperoleh kultur murni atau
biakkan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya
berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Beberapa cara yang
dilakukan untuk mengisolasi mikrooraganisme antara cara goresan
(streak plate), cara taburan/tuang (pour plate), cara sebar (spread plate),
cara pengenceran ( dilution plate) serta micromanipulator (Pleczar,
2006).
Dalam pemurnian mikroba dikenal istilah yaitu isolasi mikroba dan
kultur murni. Isolasi mikroba adalah memindahkan mikroba dengan
lingkungannya dengan mengisolasi mikroba bakteri yang diperlukan
atau dengan kata lain mikroba yang tidak kita butuhkan segera di
singkirkan, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni (Trianda,
2011).
Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang
berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan
mikroorganisme. Zat hara digunakan oleh mikroorganisme untuk
pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme, dan
pergerakan. Lazimnya, medium biakan berisi air, sumber energi, zat hara
sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen serta
unsur-unsur sekelumit (trace element). Dalam bahan dasar medium
dapat
pula ditambahkan faktor pertumbuhan berupa asam amino, vitamin atau
nukleotida (Volk, 1993).
Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba
dengan mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam
mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam
media padat, sel-sel mikroba akan membentuk koloni sel yang tetap pada
tempatnya (Hadioetomo, 1993).
Selain teknik pertumbuhan mikroba, dikenal juga teknik isolasi
mikroba yaituinokulasi yang merupakan suatu teknik pemindahan suatu
biakan tertentu dari medium yang lama ke medium yang baru dengan
tujuan mendapatkan biakan murni tanpa adanya kontaminasi dari
mikroba yang tidak diinginkan (Hadioetomo,1993).
Teknik inokulasi merupakan suatu pekerjaan memindahkan bakteri
dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian
yang sangat tinggi. Dengan demikian akan diperoleh biakan
mikroorganisme yang dapat digunakan untuk pembelajaran
mikrobiologi. Pada praktikum ini akan dilakukan teknik inokulasi
biakan mikroorganisme pada medium steril untuk mempelajari
mikrobiologi dengan satu kultur murni saja (Emma, 2013).
Medium adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrisi untuk
menumbuhkan mikroorganisme. Selain untuk menumbuhkan
mikroorganisme, medium dapat digunakan untuk isolasi, pengujian
sifat-sifat fisiologi, dan perhitungan jumlah mikroorganisme
(Rakhmawati, 2012).
Media atau medium berfungsi untuk mengisolasi, menumbuhkan
mikroorganisme, memperbanyak jumah, menguji sifat fisiologis dan
menghitung jumlah mikroba. Dalam proses pembuatan medium harus
disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari
kontaminasi pada medium (Yusdiani, 2016).
Media Spesifik (selective medium) atau media penghambat
adalah media yang ditambah zat kimia tertentu yang bersifat selektif
untuk mencegah pertumbuhan mikroba lain sehingga dapat mengisolasi
mikroba tertentu, misalnya media yang mengandung kristal violet pada
kadar tertentu, dapat mencegah pertumbuhan bakteri gram positif tanpa
mempengaruhi bakteri gram negatif.

Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam


dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Prinsip dari isolasi
mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya
yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat
dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba
akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya. Isolasi
bakteri atau biakan yang terdiri dari satu jenis mikroorganisme (bakteri)
dikenal sebagai biakan murni atau biakan aksenik. Biakan yang berisi
lebih dari satu macam mikroorganisme (bakteri) dikenal sebagai biakan
campuran, jika hanya terdiri dari dua jenis mikroorganisme, yang
dengan sengaja dipelihara satu sama lain dalam asosiasi, dikenal sebagai
biakan dua-jenis

Persyaratan utama bagi isolasi dan kultivasi fage adalah harus


adanya kondisi optimum untuk pertumbuhan organisme inangnya.
Sumber bakteriofage yang paling baik dan paling utama adalah habitat
inang. Sebagai contoh fage koli yang di jumpai di dalam pencernaan
dapat diisolasi dari limbah atau pupuk kandang. Hal ini dilakukan
dengan sentifugasi atau filtrasi bahan sumbrnya dan penambahan
kloroform untuk membunuh sel-sel bakterinya (Adams, 2000).

Ada beberapa cara yang digunakan untuk bakteri, fungi, dan


khamir dengan metode garis, metode tuang, metode sebar, metode
penuangan, serta micromanipulator. Dua diantaranya yang paling sering
banyak digunakan adalah teknik cawan tuang dan cawan gores. Kedua
metode ini didasarkan pada prinsip yang sama yaitu mengencerkan
organisme sedemikian rupa sehingga individu species dapat dipisahkan
(plezar, 2006)

Mikroorganisme dibiakkan di laboratorium pada medium yang


terdiri dari bahan nutrient. Biasanya pemilihan medium yang dipakai
bergantung kepada banyak faktor seperti seperti apa jenis
mikroorganisme yang akan ditumbuhkan.
Perbenihan untuk pertumbuhan bakteri agar dapat tetap dipertahankan
harus mengandung semua zat makanan yang diperlukan oleh organisme
tersebut. Faktor lain seperti PH, suhu, dan pendinginan harus
dikendalikan dengan baik (Buckle, 2007)

Selain untuk tujuan diatas medium juga memiliki fungsi lain,


seperti tempat untuk mengisolasi, seleksi, evaluasi dan diferensiasi
biakan yang didapatkan. Agar tiap-tiap medium memilki karakteristik
yang sesuai dengan tujuan sehingga seringkali digunakan beberapa jenis
zat tertentu yang mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangbiakan mikroba (Suriawiria, 2005). Beberapa indikasi
pembiakan pada laboratorium mikrobiologi meliputi:

1. Pengasingan (isolasi) mikroba pada biakan bakteri

2. Menunjukan sifat khas mikroba.

3. Untuk menentukan jenis mikroba yang diisolasi dengan cara-cara


tertentu.

4. Untuk mendapatkan bahan biakan yang cukup untuk membuat


antigen dan percobaan serologi lainnya.

5. Menentukan kepekaan kuman terhadap antibiotik.

6. Menghitung jumlah kuman

7. Mempertahankan biakan mikroba.


Mikroorganisme tidak memerlukan banyak ruangan untuk
perkembangannya, sebab itu media buatan (agar) dapat dimasukkan ke
dalam sebuah tabung percobaan labu atau cawan Petri. Pada
permulaannya tabung atau cawan Petri harus dalam keadaan steril (bebas
dari setiap mikroorganisme hidup) lalu setelah itu dimasukkan mikrobia
yang diinginkan, tabung atau cawan harus dilindungi terhadap
kontaminasi dari luar. Sumber utama pencemaran dari luar adalah udara,
yang banyak mengandung mikroorganisme yang berterbangan. Bentuk
cawan petri, dengan tutup yang saling menyelubungi, dirancang untuk
mencegah pencemaran udara. Pencemaran tabung atau labu dihindari
dengan cara menyumbat mulutnya dengan penutup yang cocok,
biasanya dengan kapas.

Permukaan luar cawan biakan yang menjadi sasaran pencemaran,


dan bagian dalam labu atau tabung akan tercemar bila dibuka untuk
memasukkan atau mengeluarkan bahan. Bahaya ini dapat dihindari
dengan cara membakar bibir atau pinggiran cawan, tabung atau labu
dalam api, segera setelah penutup dibuka dan dibakar sekali lagi pada
waktu akan ditutup.

Ada empat cara isolasi bakteri yaitu :

a. Pour plate atau shake culture

Beberapa ml suspensi bakteri dicampur dengan mediaum yang masih


cair (belum membeku) dengan demikian akan diperoleh piaraan
adukan. Digunakan untuk mengencerkan atau mengisolasi yang terdapat
pada contoh. Setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu, koloni akan
tumbuh pada permukaan dan bagian bawah agar.

b. Streak Plate atau culture


Ujung kawat imokulasi yang membawa bakteri digesekkan atau
digoreskan dengan bentuk zig-zag pada permukaan agar-agar dalam
cawan Petri sampai meliputi seluruh permukaan. Untuk memperoleh
hasil yang baik diperlukan keterampilan, yang biasanya diperoleh dari
pengalaman. Metode cawan gores yang dilakukan dengan baik
kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang
diinginkan. Dua macam kesalahan yang umum sekali dilakukan adalah
tidak memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik- baiknya untuk
digores sehingga pengenceran mikroorganisme menjadi kurang lanjut
dan cenderung untuk menggunakan inokulum terlalu banyak sehingga
menyulitkan pemisahan sel - sel yang digores.

c. Slant culture

Ujung kawat yang membawakan bakteri digesekkan pada permukaan


agar-agar miring dalam tabung reaksi. Dapat dilakukan dengan cara
menggoreskan secaa zig-zag pada permukaan agar miring menggunakan
jarum ose yang bagian atasnya dilengkungkan. Cara ini juga dilakukan
pada agar tegak untuk meminimalisir pertumbuhan mikroba dalam
keadaan kekurangan oksigen. (Rusdimin, 2003)

d. Stab culture

Ujung kawat yang membawakan bakteri ditusukkan pada media padat


(agar-agar) dalam tabung reaksi, berbeda dengan slant culture
permukaan agar-agar ini tidak miring. Media agar setengah padat dalam
tabung reaksi, digunakan untuk menguji gerak bakteri secara
makroskopis.

Karakteristik koloni bakteri hasil inokulasi merupakan salah satu


bagian dalam identifikasi bakteri. Beberapa bentuk koloni spesifik koloni
bakteri pada media agar datar yaitu (Sutedjo dalam Sari, 2009) :
1. Ukuran

• Titik

• Kecil

• Sedang

• Besar

2. Warna koloni

Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan tidak kontras dengan air,
di mana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Oleh karena itu
pengamatan tanpa pewarnaan menjadi lebih sukar dan tidak dapat
digunakan untuk melihat bagian-bagian sel dengan teliti

3. Bentuk koloni

• Bundar

• Tidak beraturan

• Rhizoid (tersebar seperti akar)

4. Bentuk bagian tepi koloni (margin )

• Rata (entire)

• Tidak rata, bergelombang secara beraturan (lobate )

• Bergelombang (undulate )

• Bergerigi (serrate )

• Seperti filamen (filamentous).


Media ini selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu
sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan
merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Macam-macam
media yang digunakan:
1. Mac Conkey Agar

Media MCA (Mac Conkey Agar) merupakan media selektif dan


diferensiasi yang paling sering digunakan. Media ini berisi pewarna
kristal violet yang dapat menghambat pertumbuhan dari bakteri gram
positif dan jamur, serta memungkinkan beberapa tipe dari bakteri
batang gram negatif untuk tumbuh. Indikator pH dan pewarna merah
netral garam empedu memungkinkan media ini juga memiliki
kapasitas 24 diferensiasi. Bakteri yang mampu memfermentasi
laktosa akan memproduksi asam yang akan menurunkan pH medium
dan indikator warna merah akan diabsorpsi memberikan warna
merah muda hingga merah pada koloni bakteri tersebut dan garam
empedu akan diendapkan. Sedangkan bakteri bakteri yang tidak
mampu memfermentasikan laktosa seperti Shigella sp akan nampak
tidak berwarna (colorless dan translucent). Garam empedu yang ada
pada media ini mampu menghambat pertumbuhan dari bakteri gram
positif dan bakteri gram negatif fastidious seperti Neisseria. Bakteri
gram negatif mampu hidup pada media ini dikarenakan memiliki
membrane sel yang tahan terhadap garam empedu sehingga bakteri
menjadi tidak sensitive terhadap garam empedu (Bailey, 2013).
2. Vogel Jonson Agar

Vogel Johnson Agar mengandung mannitol, tellurite dan


lithium chloride yang berperan untuk mengisolasi bakteri yang
bersifat koagulase positif, karena semua yang bersifat koagulase
positif akan tumbuh pada media ini. S. aureus mempunyai koloni
hitam sebagai akibat pengendapan hasil reduksi tellurite. Media di
sekitar koloni akan berubah menjadi kuning akibat fermentasi
mannitol. Adanya lithium chloride sangat bermanfaat untuk
menghambat pertumbuhan bakteri lain termasuk Escherichia coli.
Namun demikian media ini kurang mampu memilah S. aureus
karena semua koagulase positif dapat tumbuh (Rosliana, 2009).
3. Cetrimide Agar

Cetrimide Agar biasanya digunakan untuk isolasi


Pseudomonas. Kandungan cetrimide yang merupakan quarternary
ammonium merupakan senyawa yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri lain, karena menyebabkan kebocoran unsur-
unsur didalam sel, namun tidak terjadi pada Pseudomonas. Pada
media cetrimide konvensional beberapa bakteri dapat tumbuh
seperti Klebsiella, proteus dan Providencia. Untuk menghambat
pertumbuhan mereka dapat ditambahkan cetrimide. Pada media ini,
Pseudomonas aeruginosa dapat dibantu dengan menggunakan
media Pseudomonas Selektif Medium yang mengandung Nalidixi
acid untuk menghambat pertumbunan bakteri lain (Brooks et al,
2010).
4. Simmon Sitrat (SS)

Media SS (Simmon Sitrat) digunakan untuk membedakan


bakteri gram negatif berdasarkan pemanfaatan sitrat. Ini berguna
untuk memilih organismeyang menggunakan sitrat sebagai karbon
utama dan sumber energinya. Ini adalah media yang ditentukan,
selektif dan diferensial yang menguji kemampuan organisme untuk
menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon dan ion
amonium sebagai satu-satunya sumber nitrogen. Organisme yang
tumbuh pada agar sitrat Simmons mampu menggunakan sitrat
sebagai satu-satunya sumber karbon dan mereka dapat
memetabolisme garam amonium dalam medium (berfungsi sebagai
satu-satunya sumber nitrogen untuk pertumbuhan). Penggunaan
hasil sitrat dalam pembentukan karbonat dan bikarbonat sebagai
produk sampingan. Organisme pendegradasi sitrat juga harus
menggunakan garam amonium, menghasilkan amonia, sehingga
meningkatkan pH medium. Peningkatan pH kemudian
menyebabkan perubahan warna pada indikator biru bromotimol,
menjadi biru.
Dalam kondisi netral medium tetap berwarna hijau. Perubahan
warna menjadi biru berguna karena pertumbuhan pada agar sitrat
Simmons seringkali terbatas dan akan sulit diamati jika bukan
karena perubahan warna. Kadang-kadang, pertumbuhan pada agar
sitrat Simmons dapat dideteksi tanpa disertai perubahan warna
menjadi biru. Ini harus dinilai sebagai negatif untuk tes penggunaan
sitrat. Bakteri seperti Salmonella dan Providencia berkembang pada
media semacam itu.

Mediumnya mengandung Sodium Chloride Sodium Citrate


Dipotassium Phosphate Magnesium Sulphate Bromothymol Blue.
pH di bawah 6,9, dan kemudian berubah menjadi biru pada pH 7,6
atau lebih (Brown, 2015).
5. Triple Sugar Iron Agar (TSIA)

Media ini berfungsi untuk mengetahui kemampuan bakteri


dalam memfermentasikan karbohidrat berdasarkan panjang rantai
karbon. TSIA (Triple Sugar Iron Agar) digunakan untuk
identifikasi bakteri gram negative. Media ini mengandung 3
macam gula yaitu glukosa, laktosa dan sukrosa, indikator merah
fenol dan FeSO4 untuk memperlihatkan pembentukan H2S yang
ditunjukan dengan adanya endapan hitam. Konsentrasi glukosa
adalah 0,1 dari konsentrasi laktosa aatau sukrosa agar fermentasi
glukosa dapat terlihat reaksi setelah 24-48 jam (Rosliana, 2009).

Ada bermacam-macam metode isolasi yang dapat digunakan.


Macam-macam metodeisolasi tersebut antara lain :

1) Isolasi Tunggal

Merupakan metode isolasi dengan cara meneteskan bahan


yang mengandung mikroorganisme pada suatu kaca penutup
dengan menggunakan mikropipet, yang kemudian diteliti
dibawah obyektif mikroskop.

2) Isolasi Gores

Merupakan metode isolasi dengan cara menggeser atau


menggoreskan ujung jarum ose yang telah mengandung
mikroorganisme dengan hati-hati di atas permukaan agar
secara zig zag yang dimulai dari dasar tabung menuju ke
bagian atas tabung.

3) Isolasi Tebar

Merupakan metode isolasi dengan cara menebarkan


bahan yang mengandung mikroorganisme pada permukaan
atas tabung.
4) Isolasi Tuang

Merupakan metode isolasi dengan cara mengambil sedikit


sampel campuran bakteri yang telah diencerkan dan sampel
tersebut kemudian disebarkan didalam suatu medium dari
kaldu dan gelatin encer (Dwidjoseputro, 1998).

Oleh Nuniek, 2001 isolasi mikroba dapat dilakukan


dengan dua cara yaitu cara penggoresan dan cara penaburan.

a. Isolasi Mikroba dengan Cara Penggoresan

Tujuan utama dari penggoresan ini adalah untuk menghasilkan


koloni-koloni bakteri yang terpisah dengan baik dari suspensi
sel yang pekat.Cara ini lebih menguntungkan bila ditinjau dari
sudut ekonomi dan waktu, tapi memerlukan ketrampilan yang
diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan
menghasilkan koloni yang terpisah.

Ada beberapa teknik goresan, diantaranya adalah :

- Goresan T

- Goresan Kuadran

- Goresan Radian

- Goresan Sinambung (Nuniek, 2001)

b. Isolasi Mikroba dengan Cara Penaburan

Cara penaburan (pour plate) merupakan cara yang kedua di


samping penggoresan untuk memperoleh biakan murni dari
biakan campuran mikroba. Cara ini berbeda dari cara penggoresan
dimana media agar diinokulasi dalam keadaan tetap cair yaitu pada
suhu 450C, dan demikian pula koloni-koloni akan berkembang di
seluruh media, tidak hanya pada permukaan. Untuk beberapa
tujuan hal ini menguntungkan, contohnya dalam mempelajari
pertumbuhan kololoniStreptococcal pada sel-sel darah merah.

Distribusi koloni-koloni lebih baik juga diperoleh dalam


cawan penaburan yang dibuat dengan baik, dan isolasi akan lebih
mudah dibuat. Supaya koloni tumbuh dalam cawan tidak terlalu
banyak ataupun sedikit maka contoh diencerkan hingga beberapa
kali pengenceran dan ditaburkan pada beberapa cawan. (Nuniek,
2001).

III. Alat dan bahan

Alat yang digunakan pada percobaan kali ini adalah Bunsen,


inkubator 37°C, ose bundar dan lurus, papan pembentuk agar miring,
pinset, pipet 5ml dan 10 ml, rak tabung reaksi dan juga tabung reaksi
steril.

Bahan yang digunakan pada percobaan kali ini adalah media Mac
Conkey Agar (MCA), media Vogel Jonson Agar (VJA), media Simmon
Sitrat (SS), media Triple Sugar Iron Agar (TSIA), potassium tellurite
dan juga suspensi bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas
aeruginosa, dan Eschericia coli.
IV. Prosedur Percobaan

Pada percobaan kali ini pembuatan media MCA, VJA, dan CA dalam plat
agar. Pertama dibuat media MCA dengan dipipet sebanyak 20 ml dan
dimasukkan ke dalam cawan petri,kemudian media dibiarkan padat. Dilakukan
hal yang sama pada 3 cawan petri lainnya,lalu dicatat dan didokumentasikan
warna media sebelum diinokulasi. Selanjutnya dibuat media VJA dengan
dipipet sebanyak 20 ml dan dimasukkan ke dalam cawan petri, kemudian media
dibiarkan padat. Dilakukan hal yang sama pada 3 cawan petri yang lain,lalu
dicatan dan didokumentasikan warna media sebelum diinokulasi.Dibuat media
CA dengan dipipet sebanyak 20 ml, kemudian media dibiarkan padat.
Dilakukan hal yang sama pada 3 cawan petri yang lain,lalu dicatan dan
didokumentasikan warna media sebelum diinokulasi.

Kedua, dilakukan pembuatan media SS dan TSIA dalam media miring.


Media SS dipipet sebanyak 5 ml dan dimasukkan ke dalam tabnung
reaksi,kemudian media dibiarkan padat dalam keadaan miring. Dilakukan hal
yang sama pada 3 tabung reaksi yang lain,lalu dicatan dan didokumentasikan
warna media sebelum diinokulasi. Selanjutnya, dibuat media TSIA dengan
dipipet sebanyak 5 ml dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi,kemudian media
dibiarkan padat dalam keadaan miring. . Dilakukan hal yang sama pada 3
tabung reaksi masing-masing bakteri yang lain,lalu dicatan dan
didokumentasikan warna media sebelum diinokulasi.

Ketiga,diinokulasikan bakteri Staphylococcus aureus,Pseudomonas


aureginosa, dan Eschericia coli pada media MCA, VJA, CA, SS, dan TSIA
yang telah padat dengan swab(apus). Diambil inokula pada masing-masing
suspensi bakteri dengan dicelupkan cotton swab pada suspense bakteri,lalu
cotton sab diapuskan pada permukaan media plat agar dan media agar miring.
Pada setiap media diinokulasi bakteri berbeda. Setelah itu, dilakukan pra-
inkubasi selama 30 menit.Setelah pra-inkubasi, seluruh kultur bakteri
diinkubasi pada incubator dengan suhu 37 derajat celcius selama 24-48 jam.
Diamati waktu inokulasi,warna media sebelum dan sesudah diinokulasi,warna
koloni setelah inokulasi.
IV. DATA PENGAMATAN
Bakteri Waktu Media
MCA VJA CA
Staphilococus Sebelum
Aureus 24/02/2023

Sesudah
27/02/2023

Atas:24
jam

Bawah:48
jam
Bakteri Waktu Media
TSIA SS
Staphilococus Sebelum
aereus 24/02/2023

Sesudah
27/02/2023

Kiri:24
jam

kanan:48jam

Bakteri Waktu Media


MCA VJA CA
Pseudomonas Sebelum
aeruginosa 24/02/2023
Sesudah
27/02/2023

Atas:24
jam

Bawah:48jam

Bakteri Waktu Media


TSIA SS
Pseudomonas Sebelum
aeruginosa 24/02/2023
Sesudah
27/02/2023

Bakteri Waktu Media


MCA VJA CA
Eschericia Sebelum
Coli 24/02/2023

Sesudah
27/02/2023

Atas:24 jam

Bawah:48jam
Bakteri Waktu Media
TSIA SS
Eschericia Sebelum
Coli 24/02/2023

Sesudah
27/02/2023
VI. Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu isolasi, identifikasi, dan konfirmasimikroba.
Tujuan dari praktikum kali ini yaitu dapat memahami prinsip isolasi, identifikasi,
dan konfimasi mikroba serta dapat melakukannya dengan baik. Isolasi mikroba
merupakan upaya pembiakan suatu jenis mikroba tertentu yang diperoleh dari
suatu sampel di dalam suatu media yang spesifik, sehingga dapat dilakukan
identifikasi dan konfirmasi.

Prinsip dari isolasi adalah pemisahan dari campuran. Identifikasi mikroba yaitu
upaya untuk mengetahui sifat-sifat morfologi bakteri berdasarkan pertumbuhan
koloni dan karakteristik bakteri. Konfirmasi mikroba yaitu upaya untuk
mengetahui jenis koloni berdasarkan reaksi kimia dan pewarnaan gram. Tujuan
dari percobaan ini yaitu mengamati pertumbuhan bakteri tertentu yang
diinokulasikan pada media spesifik yang digunakan, dan mengamati perubahan
yang terjadi pada media spesifik yang diinokulasikan bakteri.

Teknik pengerjaan dilakukan dengan teknis aseptis. Teknik aseptis yaitu


teknik yang digunakan dalam pencegahan kontaminasi selama membuat dan
mensterilkan medium kultur (Kusnadi, 2003).Teknik aseptis yang digunakan pada
praktikum kali ini yaitu dengan menggunakan sarung tangan dan masker,
membersihkan meja kerja dengan alkohol 70%, dan menyalakan dua bunsen.
Tujuan dari pembersihan meja kerja dengan alkohol 70% yaitu untuk mengurangi
mikroorganisme yang akan mengkontaminasi bakteri yang akan di uji pada meja
kerja yang digunakan. Selainitu, dua bunsen dinyalakan pada jarak 30-40cm di
kanan dan kiri dengan tujuan menghindari kontaminasimikroorganisme terhadap
bakteri yang di uji yang berasal dari udara.
Media yang digunakan pada praktikum kali ini adalah media spesifik.
Media spesifik mendukung pertumbuhan kelompok bakteri tertentu dan
menghambat pertumbuhan kelompok bakteri lain. Selain mengandung nutrisi juga
ditambah suatu zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan
mikroba lain dan

merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Langkah pertama yang


dilakukandibuat media MCA, VJA, dan CA dalam bentuk plat agar, sedangkan
media Simmon sitrat dan TSIA dalam media agar miring. Pada plat agar
fungsinya mengamati koloni untuk dilihat karakteristik berupa warna, bentuk,
dan jumlah karena mempunyai luas permukaan yang cukup luas sehingga
memudahkan pengamatan. Sedangkan pada media agar miring dipadatkan
dengan posisi dimiringkan bertujuan untuk melakukan proses peremajaan dan
pengamatan reaksi biokimia (menghasilkan suatu senyawa) karena pada posisi
miring luas permukaannya kecil, morfologi koloni dapat terlihat dengan jelas
sebagai kultur murni. Catat dan dokumentasikan warna masing-masing media
sebelum diinokulasi dengan bakteri. Kemudian inokulasikan masing-masing
suspensi bakteri pada media MCA, VJA, CA, Simmon sitrat, dan TSIA. Bakteri
yang diinokulasikan yaitu Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa,
dan Escherichia coli. Setelah melakukan inokulasi, selanjutnya diinkubasi
seluruh kultur bakteri pada inkubator 37°C selama 48 jam. Inkubator digunakan
untuk menginkubasi,menggerami atau mengembangbiakkan bakteri ataupun sel
mikroba lainnya dengan memanfaatkan suhu dan kelembapan yang dapat
dikontrol sesuai kebutuhan. Pertumbuhan kuman berbeda-beda tetapi suhu
optimal yang digunakan dalam penginkubasian media ada pada suhu 37°C
(Cappucino & Sherman, 2001).
MCA (Mac Conkey Agar) merupakan media kultur yang dirancang untuk
tumbuhnya bakteri gram negatif seperti Escherichia coli dan Pseudomonas
aeruginosa dan membedakannya berdasarkan kemampuan memfermentasi
laktosa, serta menghambat pertumbuhan mikroorganisme gram positif seperti
Staphylococcus aureus. MCA termasuk ke dalam media selektif diferensial bagi
mikroba. Jenis mikroba tertentu akan membentuk koloni dengan ciri tertentu
apabila ditumbuhkan pada media ini. Komposisi utama dalam media MCA
adalah laktosa, garam empedu, dan neutral red sebagai indikator warna. MCA
akan menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dengan adanya garam
empedu yang akan membentuk kristal violet. Bakteri gram negatif yang tumbuh
dapat dibedakan dalam kemampuannya memfermentasi laktosa, koloni bakteri
yang memfermentasi laktosa menghasilkan warna merah bata dan dapat
dikelilingi oleh endapan garam empedu. Endapan ini disebabkan oleh
penguraian laktosa menjadi asam yang akan bereaksi dengan garam empedu.
Sedangkan bakteri gram negatif yang tidak bisa memfermentasi laktosa akan
membentuk koloni transparan.
Pada media MCA dilakukan pengamatan terhadap 3 bakteri. Bakteri
yang pertama, yaitu Staphylococcus aureus dengan keterangan warna sebelum
inokulasi (27-02-2023) berwarna merah bata, kemudian setelah inokulasi yang
pertama (28-02-2023) media berwarna merah tidak ada koloni, dan setelah
inokulasi yang kedua (01- 03-2023) media berwarna merah, koloni masih belum
terlihat. Staphylococcus aureuspada media MCA tidak terdapat koloni karena
merupakan bakteri gram positif yang akan terhambat pertumbuhannya pada
media MCA karena pada media ini mengandunggaram empedu dan kristal violet
yang akan menghambat pertumbuhan mikroorganismegram positif. Bakteri yang
kedua, yaitu Escherichia coli dengan keterangan warna sebelum inokulasi (27-
02-2023) berwarna merah, kemudian setelah inokulasi yang pertama (27-02-
2023) media berwarna merah, tumbuh koloni berwarna merah, dan setelah
inokulasi yang kedua (01-03-2023) media berwarna merah, tumbuh koloni
berwarna merah tua. Pada media ini bakteri dapat tumbuh dengan baik karena
dapat menguraikan laktosa. Bakteri yang ketiga, yaitu Pseudomonas aeruginosa
dengan keterangan warna sebelum inokulasi (27-02-2023) berwarna merah bata,
kemudian setelah inokulasi yang pertama (28-02-2023) media berwarna merah,
pertumbuhan koloni hampir diseluruh bagian, koloni berwarna bening, dan
setelah inokulasi yang kedua (01-03-2022) media berwarna merah, pertumbuhan
koloni hampir rata dipermukaan, koloni berwarna putih. Pada media ini bakteri
tidak dapat memfermentasikan laktosa sehingga koloni transparan.

Media selanjutnya yaitu VJA (Vogel Johnson Agar), merupakan media


selektif dan digunakan untuk mengidentifikasi strain bakteri yang bersifat
koagulase positif dan mampu memfermentasikan manitol.
Media ini biasanya digunakan untuk identifikasi atau isolasi bakteri
Staphylococcus aureus. VJA mengandung manitol sebagai komposisi utama,
kalium telurit dan litium klorida berperan untuk mengisolasibakteri yang bersifat
koagulase positif. Oleh karena itu, bakteri yang bersifat koagulasepositif akan
tumbuh pada media ini. Manitol merupakan sumber karbohidrat. Kalium telurit
dan litium klorida akan menghambat pertumbuhan bakteri lain pada media VJA.
Pertumbuhan Staphylococcus aureus akan berubah menjadi warna kuning akibat
fermentasi manitol.

Pada media VJA dilakukan pengamatan terhadap 3 bakteri. Bakteri yang


pertama, yaitu Staphylococcus aureus dengan keterangan warna sebelum
inokulasi (27-02-2023) berwarna orange kecoklatan, kemudian setelah inokulasi
pertama (28- 02- 2023) media berwarna orange, terlihat adanya pertumbuhan
koloni, dan setelah inokulasi kedua (01-03-2023) media berwarna orange,
koloni berwarna putih berbentuk zigzag. Pada media ini bakteri Staphylococcus
aureus dapat tumbuh denganbaik karena kandungan manitol, kalium telurit, dan
litium klorida yang terdapat pada media VJA berperan untuk mengisolasi bakteri
yang bersifat koagulase positif. Bakteri yang kedua, yaitu Escherichia coli
dengan keterangan warna sebelum inokulasi (27- 02-2023) berwarna orange,
kemudian setelah inokulasi pertama (28-02-2023) media berwarna orange
kuning, pertumbuhan koloni seperti bintik-bintik berwarna hitam, dan setelah
inokulasi kedua (01-03-2023) warna media dan koloni tidak ada perubahan.
Pada media VJA bakteri Escherichia coli seharusnya tidak tumbuh koloni karena
adanya litium klorida yang dapat menghambat pertumbuhannya, karena
merupakan bakteri gram negatif. Namun pada pertumbuhan bakteri umumnya
sangat dipengaruhi oleh asupan nutrisi, suhu, pH, air, dan oksigen. Perubahan
faktor-faktor ini dapat mengakibatkan perubahan sifat bentuk secara morfologi
dan cara kerja secara fisiologis.
Bakteri yang ketiga, yaitu Pseudomonas aeruginosa dengan keterangan
warna sebelum inokulasi (27-02-2023) berwarna orange kecoklatan, kemudian
setelah inokulasi pertama (28-02-2023) media berwarna orange, tidak telihat
adanya pertumbuhan koloni, dan setelah inokulasi kedua (01-03-2023) warna
media dan koloni tidak ada perubahan. Pada media VJA karena adanya kalium
telurit dan litium klorida yang berperan untuk mengisolasi bakteri yang bersifat
koagulase positif sehingga bakteri Pseudomonas aeruginosa tidak dapat tumbuh
koloni karena merupakan bakterigram negatif.

Pada media CA (Cetrimide Agar), untuk isolasi bakteri gram negative (-


) Pseudomonas aeruginosa. Komposisi yang di kandung terdapat, gelatin,
gliserol, cetrimide, MgCl2, kalium sulfat dan agar. Media CA diperuntukan
untuk isolasi selektif bagi bakteri Pseudomonas aeruginosa. Cetrimide hanya
diperuntukan untuk mencari gram negative (-) di bakteri Pseudomonas
aeruginosa. Hanya bakteri Pseudomonas aeruginosa yang dapat memproduksi
pigmen pyocyanin dan pyoferdin. Kandungan MgCl2 dan kalium sulfat dalam
CA dapat menyebabkan peningkatan produksi pigmen tersebut. Senyawa
cetrimide akan merusak bakteri lain, hanya bakteriPseudomonas aeruginosa saja
yang tahan terhadap senyawa cetrimide. Sehingga sewanya cetrimide hanya
diperuntukan untuk bakteri Pseudomonas aeruginosa. Indicator pertumbuhan
biasanya akan tumbuh hijau cerah pada sekitar koloni, warna hijau cerah ini
berasal dari pigmen pyocyanin dan pyoferdin.
Pada media CA dilakukan pengamatan terhadap 3 bakteri yaitu;
Staphylococcus aereus dengan keterangan warna sebelum inokulasi (27-02-
2023) media berwarna putih sedikit transparan, kemudian dilakukan inokulasi
yang pertama (28-02-2023) media berwarna putih, tidak ada pertumbuhan
koloni, dan setelah itu dilakukan inokulasi yang kedua (01-03-2023) warna
media putih bening, tidak ada pertumbuhan koloni. Bakteri Staphylococcus
aureus pada media CA tidak terdapat koloni, karena media ini untuk isolasi
bakteri gram negatif sedangkan bakteri Staphylococcus aureus merupakan
bakteri gram positif (+) serta kandungan cetrimide yang hanya diperuntukan
untuk mencari gram negative (-) di bakteri Pseudomonas aeruginosa. Hanya
bakteri Pseudomonas aeruginosa yang dapat memproduksi pigmen pyocyanin
dan pyoferdin.

Bakteri yang kedua yaitu Pseudomonas aeruginosa dengan warna media


sebelum inokulasi (27-02-2023) media berwarna putih bening, kemudian
dilakukan inokulasi yang pertama (28-02-2023) media berwarna bening dan
ditemukan koloni yang juga berwarna bening, koloni mengikuti arah apusan, dan
setelah itu dilakukan inokulasi yang kedua (01-03-2023) warna media bening
dan koloni tetap tidak ada perubahan. Pada media ini, bakteri Pseudomonas
aeruginosa, terdapat koloni karena media ini bersifat gram negative (-). Serta
kandungan cetrimide yang hanya diperuntukan untuk mencari gram negative (-
). Sehingga pada media ini tumbuh koloni.

Kemudian dilakukan pengamatan menggunakan bakteri yang ketiga


yaitu Escherichia coli dimana warna media sebelum inokulasi (27-02-2023)
yaitu berwarna putih, dilakukan inokulasi yang pertama (28-02-2023) dengan
media warna putih dan tidak ada terlihat adanya koloni, inokulasi yang kedua
(01-03-2023) menghasilkan warna putih dan tidak ada koloni. Seharusnya bakteri
ini tumbuh pada media CA karena bakteri ini merupakan bakteri gram negatif
yang dapat tumbuh pada media CA seperti halnya bakteri Pseudomonas
aeruginosa.
Pada media Simmon sitrat (SS), media ini dipergunakan untuk melihat
bakteriEnterobacteriaceae yang terdapat di dalam saluran pencernaan atau di
usus besar manusia. Media ini juga merupakan media untuk menentukan apakah
bakteri yang menggunakan sitrat sebagai sumber karbon dan energi untuk
pertumbuhannya atau tidak. Komposisi dari media Simmon Sitrat ini, sitrat
merupakan sumber karbohidrat untuk pertumbuhan bakteri. Selain itu juga
terdapat, NaCl (natrium klorida), ammonium dihidrogen fosfat, magnesium
sulfat, dipotassium fosfat, bromtimol biru, dan agar. Agar berfungsi sebagai
pemadat. Bromtimol biru merupakan indikator pH. NaCl (natrium klorida),
ammonium dihidrogen fosfat, magnesium sulfat, serta dipotassium fosfat
merupakan senyawa yang mampu menaikkan pH. Indikator pertumbuhan
Simmon sitrat, warna sebelum inokulasi Simmon Sitrat berwarna hijau, lalu
dilakukan inokulasi bakteri, jika bakteri menggunakan sitrat sebagai sumber
karbon dan energinya dalam pertumbuhan, maka media akan berubah menjadi
warna biru. Perubahan warna biru dikarenakan penggunnaan sitrat akan
menghasilkan pH basa (menggunakan indicator Bromtimol biru). Jika bakteri
tidak menggunakan sitrat sebagai sumber karbon dan energinya, maka media
akan tetap berwarna hijau sama seperti warna sebelum inokulasi.

Pada media SS juga dilakukan pengamatan terhadap 3 bakteri yaitu;


Staphylococcus aereus dengan keterangan warna sebelum inokulasi (27-02-
2023) yaitu media berwarna hijau pekat, kemudian setelah inokulasi yang
pertama (28-02-2023) media berwarna tetap hijau dan tidak terlihat ada koloni,
setelah inokuasi yang kedua (01-03-2023) warna media dan koloni tidak ada
perubahan apapun tetap bewarna hijau dan tidak ada koloni. Bakteri
Staphylococcus aereus tidak menggunakan sitratsebagai sumber karbon dan
energinya, maka media akan tetap berwarna hijau sama seperti warna sebelum
inokulasi.
Menurut literatur, bakteri Staphylococcus aereus dalam pertumbuhannya
menggunakan sumber karbon dan energi, sehingga terjadi perubahan warna
menjadi biru. Perubahan warna biru dikarenakan penggunnaan sitrat akan
menghasilkan pH basa (menggunakan indicator Bromtimol biru).

Bakteri yang kedua yaitu Pseudomonas aeruginosa dengan warna media


sebelum inokulasi (27-02-2023) yaitu media berwarna hijau pekat, kemudian
setelah inokulasi yang pertama (28-02-2023) media berwarna biru tua dan tidak
terlihat adanyakoloni, setelah inokuasi yang kedua (01-03-2023) warna media
dan koloni tidak ada perubahan apapun tetap bewarna biru tua dan tidak ada
koloni. Bakteri Pseudomonas aeruginosa menggunakan sitrat sebagai sumber
karbon dan energinya dalam pertumbuhan, maka media akan berubah menjadi
warna biru. Perubahan warna biru dikarenakan penggunnaan sitrat akan
menghasilkan pH basa (menggunakan indicator Bromtimol biru).

Kemudian dilakukan pengamatan menggunakan bakteri yang ketiga yaitu


Escherichia coli dimana warna media sebelum inokulasi (27-02-2023) yaitu
media berwarna hijau kemudian setelah inokulasi yang pertama (28-02-2023)
media berwarna hijau tua dan tidak terlihat adanya koloni, setelah inokuasi yang
kedua (01-03-2023) warna media dan koloni tidak ada perubahan apapun tetap
bewarna hijau dan tidak adanya koloni. Bakteri Escherichia coli tidak
menggunakan sitrat sebagai sumber karbon dan energinya, maka media akan
tetap berwarna hijau sama seperti warna sebelum inokulasi.
Pada media TSIA, media terakhir yang digunakan adalah Triple Sugar
Iron Agar (TSIA). Media ini diperuntukan untuk melihat apakah bakteri dapat
memfermentasikan gula atau tidak. Fungsi TSIA untuk mengidentifikasi bakteri
berdasarkan kemampuan fermentasi karbohidrat dan produksi hydrogen sulfida.
TSIAtermasuk media diferensial, bisa melihat di dalam satu media yang sama
dan dapat menyimpulkan dua hal dengan karakteristik yang berbeda. Komponen
utama dari media Triple Sugar Iron Agar ini terdiri dari, laktosa, sukrosa, glukosa
sebagai sumber karbohidrat untuk pertumbuhan bakteri. Selain itu terdapat
indikator pH pada media iniberupa fenol merah dan FeSO4 (ferrous ammonium
sulfat) untuk melihat kemampuan bakteri dalam memfermentasikan tiga gula
utama yang ada pada media ini. Terdapat juga kasein, esktrak jar. Hewan,
pepton, NaCl, agar, sodium tiosulfat. Jika media ditandai dengan adanya
perubahan warna dari media yang asalnya berwarna merah menjadi kuning
dibagian permukaan dan kuning di dasar tabung reaksi, bertanda bahwa bakteri
dapat memfermentasi tiga jenis gula (laktosa, sukrosa, glukosa). Jika media
ditandai dengan adanya perubahan warna dari media yang asalnya berwarna
merah menjadi merah dibagian permukaan dan kuning di dasar tabung reaksi,
bertanda bahwabakteri hanya dapat memfermentasi satu jenis gula (glukosa).

Jika media tidak berubahwarna, tetap berwarna merah, bertanda bawah


bakteri tidak bisa memfermentasikam gula atau karbohidrat. Jika media ditandai
dengan adanya retakan dibagian dasar tabung reaksi, akibat adanya pertumbuhan
bakteri jika terjadi retakan seperti ini menunjukan bakteri menghasilkan gas.
Jika media ditandai dengan adanya endapan berwarna hitam dibagian dasar
tabung reaksi, menunjukan bakteri memproduksi atau menghasilkan H2S
(Hidrogen sulfida).

Dilakukan pengamatan pada media TSIA terhadap 3 bakteri yaitu;


Staphylococcus aereus dengan keterangan warna sebelum inokulasi (27-02-
2023) yaitu media berwarna merah, kemudian setelah inokulasi yang pertama
(28-02-2023) media berwarna merah kuning dan tidak ada koloni, tidak ada
retakan, dan tidak ada endapanhitam. Setelah inokuasi yang kedua (01-03-2023)
warna media dan koloni tidak ada perubahan apapun tetap bewarna merah
kuning di seluruh permukaan dan tidak ada koloni, tidak ada retakan, dan tidak
ada endapan hitam. Terjadi perubahan warna padamedia Triple Sugar Iron Agar
yang ditandai dengan perubahan warna dari warna merahmenjadi merah dibagian
permukaan dan kuning di dasar tabung reaksi, bertanda bahwa bakteri hanya
dapat memfermentasi satu jenis gula (glukosa).

Bakteri yang kedua yaitu Pseudomonas aeruginosa dengan warna media


sebelum inokulasi (27-02-2023) yaitu media berwarna merah, kemudian setelah
inokulasi yang pertama (28-02-2023) media berwarna merah dan tidak ada
koloni, tidak ada retakan, dan tidak ada endapan hitam. Setelah inokuasi yang
kedua (01-03-2023) warna media dan koloni tidak ada perubahan apapun tetap
bewarna merah di seluruh permukaan dan tidak ada koloni, tidak ada retakan,
dan tidak ada endapan hitam. Tidak terjadi perubahan warna pada media Triple
Sugar Iron Agar bertanda bawah bakteri tidak bisa memfermentasikam gula atau
karbohidrat.

Kemudian dilakukan pengamatan menggunakan bakteri yang ketiga


yaitu Escherichia coli dimana warna media sebelum inokulasi (27-02-2023)
yaitu media berwarna merah, kemudian setelah inokulasi yang (28-02-2023)
media berwarnakuning diseluruh permukaan dan tidak ada koloni, tetapi terlihat
ada retakan. Setelah inokuasi yang kedua (01-03-2023)warna media kuning
diseluruh permukaan dan terlihat ada koloni berwarna putih serta terdapat
retakan. Pada media Triple Sugar IronAgar ditandai dengan adanya retakan
dibagian dasar tabung reaksi, akibat adanya pertumbuhan bakteri jika terjadi
retakan seperti ini menunjukan bakterimenghasilkan gas.
Dilakukan pengamatan pada media TSIA terhadap 3 bakteri yaitu;
Staphylococcus aereus dengan keterangan warna sebelum inokulasi (27-02-
2023) yaitumedia berwarna merah, kemudian setelah inokulasi yang pertama
(28-02-2023) media berwarna merah kuning dan tidak ada koloni, tidak ada
retakan, dan tidak ada endapanhitam. Setelah inokuasi yang kedua (01-03-2023)
warna media dan koloni tidak ada perubahan apapun tetap bewarna merah
kuning di seluruh permukaan dan tidak ada koloni, tidak ada retakan, dan tidak
ada endapan hitam. Terjadi perubahan warna padamedia Triple Sugar Iron Agar
yang ditandai dengan perubahan warna dari warna merahmenjadi merah dibagian
permukaan dan kuning di dasar tabung reaksi, bertanda bahwa bakteri hanya
dapat memfermentasi satu jenis gula (glukosa).

Bakteri yang kedua yaitu Pseudomonas aeruginosa dengan warna media


sebelum inokulasi (27-02-2023) yaitu media berwarna merah, kemudian setelah
inokulasi yang pertama (28-02-2023) media berwarna merah dan tidak ada
koloni, tidak ada retakan, dan tidak ada endapan hitam. Setelah inokuasi yang
kedua (01-03- 2023) warna media dan koloni tidak ada perubahan apapun tetap
bewarna merah di seluruh permukaan dan tidak ada koloni, tidak ada retakan,
dan tidak ada endapan hitam. Tidak terjadi perubahan warna pada media Triple
Sugar Iron Agar bertanda bawah bakteri tidak bisa memfermentasikam gula atau
karbohidrat.

Kemudian dilakukan pengamatan menggunakan bakteri yang ketiga


yaitu Escherichia coli dimana warna media sebelum inokulasi (27-02-2023)
yaitu media berwarna merah, kemudian setelah inokulasi yang (28-02-2023)
media berwarnakuning diseluruh permukaan dan tidak ada koloni, tetapi terlihat
ada retakan. Setelah inokuasi yang kedua (01-03-2023) warna media kuning
diseluruh permukaan dan terlihat ada koloni berwarna putih serta terdapat
retakan. Pada media Triple Sugar Iron Agar ditandai dengan adanya retakan
dibagian dasar tabung reaksi, akibat adanya pertumbuhan bakteri jika terjadi
retakan seperti ini menunjukan bakteri menghasilkan gas.
VII. Kesimpulan
Pada praktikum isolasi, identifikasi dan konfirmai mikroba dapat
disimpulkan bahwa:
1. Bentuk koloni bakteri Staphylococcus aureus berupa bintik-bintik putih
pada media spesifik VJA dan CA, bentuk koloni bakteri Pseudomonas
aeruginosa berupa bulatan kecil bintik-bintik putih pada media spesifik
VJA dan TSIA, bakteri Escherichia coli tidak dapat diamati pada semua
media spesifik karena tidak ada pertumbuhan koloni, dan bentuk koloni
bakteri Bacillus subtilis berupa bintik putih pada media spesifik VJA.
2. Pada media spesifik MCA, VJA, CA, SS, dan TSIA tidak terjadi
perubahan warna dan retakan pada media.
VIII. Daftar Pustaka

- Adams, M.R. (2000). Food Microbiology. University of Surrey. Guildford.


New York
- Buckle. (2007). Mikrobiologi Terapan. Universitas Gajah Mada:
Yogyakarta
- Luis M. De LA Maza; Pezzlo, Marie T.; Janet T. Shigei; Peterson, Ellena
M. (2004) Bakteriologi Warna. Atlas Kedokteran. Washington, DC: ASM
Press. 103 hlm. ISBN 1-55581-206-6 .
- Madigan, MT; Martinko J; Parker J (2004). Brock Biology of
Microorganisms (edisi ke-10th Edition). Lippincott Williams &
Wilkins. ISBN 0-13-066271-2.
- Plezar.(2006). Dasar-Dasar-Mikrobiologi. Jakarta : UI Press
- Rusdimin. (2003). Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta: Pt
Gramedia
- Sari, Noorkomala. (2009). Teknik Isolasi
Mikroorganisme.http://www.scribd.com/doc/24589708/Teknik-Isolasi-M-
O [24 Desember 2013].
- Suriawiria, U. (2005). Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti, Jakarta

- Waluyo, L. (2004). Mikrobiologi Umum. Penerbit Universitas


Muhammadiyah Malang.
IX. LAMPIRAN

BAGIAN YANG MENGERJAKAN

Cover dan Tujuan Faisal (10060322002)

Teodas dan Alat bahan Daffa (10060322003)

Prosedur percobaan Roza (10060322005)

Data Pengamatan Faisal (1006032202)

Pembahasan Tiara (10060322004)

Kesimpulan Zhahra (10060322001)

Daftar Pustaka Roza (10060322005)

Anda mungkin juga menyukai