Anda di halaman 1dari 38

UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Mikroorganisme adalah makhluk hidup yang berukuran sangat kecil

yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang namun hanya dapat dilihat

dengan bantuan mikroskop, dimana mikroorganisme memiliki karakteristik

tersendiri yang membedakannya dengan hewan dan tumbuhan.

Mikroorganisme itu sendiri memiliki salah satu ciri yang sama dengan

hewan dan tumbuhan yaitu mampu mengadakan pertumbuhan dan

perkembangan.

Antimikroba merupakan suatu senyawa yang dapat membunuh atau

menghambat aktivitas mikroorganisme dengan cara menimbulkan

gangguan pada senyawa penyusun dinding sel, peningkatan permeabilitas

membran sel yang dapat menyebabkan kehilangan cairan sel,

menginaktivasi enzim, dan destruksi atau fungsi material genetik dari

mikroorganisme. Namun, dewasa ini kebanyak antibiotik telah mengalami

resistensi.

Ekstrak bahan alam mengandung banyak metabolit sekunder yang

dapat dijadikan sebagai sediaan baik itu fitofarmaka maupun OHT dan

jamu. Uji aktivitas antibakteri atau antimikroba dari ekstrak bahan alam

bertujuan untuk mengetahui apakah bahan alam yang diujikan dapat

menghambat aktivitas dari suatu mikroba, mengingat banyaknya obat-

EVI APRIYANI NURNANINGSIH


O1A1 16 103
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM 2

obatan yang telah resisten, sehingga mendorong penemuan senaywa baru

yang efektif dalam membasi atau menghambat pertumbuhan bakteri. Oleh

karena itu, dilakukanlah percobaan ini untuk mengetahui aktivitas

antibakteri dari bahan alam pada beberapa bakteri dengan cara melihat

seberapa luas zona hambat dari esktrak tersebut.

B. RUMUSAH MASALAH

Rumusan masalah pada percobaan uji aktivitas antimikroba dari

bahan alam adalah bagaimana pengujian aktivitas antimikroba dari

ekstrak bahan alam?

C. TUJUAN

Tujuan dilakukannya percobaan uji aktivitas antimikroba dari

bahan alam adalah untuk mengetahui cara pengujian aktivitas

antimikroba dari ekstrak bahan alam.

D. MANFAAT

Manfaat dari percobaan uji aktivitas antimikroba dari bahan alam

adalah mahasiswa mampu mengetahui cara pengujian aktivitas

antimikroba .dari ekstrak bahan alam.

EVI APRIYANI NURNANINGSIH


O1A1 16 103
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TEORI UMUM

Antibakteri adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama

fungi yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba lainnya.

Namun dalam perkembangannya antibakteri yang tidak dihasilkan dari

bakteri juga sering digolongkan sebagai antibiotik, misalnya tumbuhan

tingkat tinggi yang sebenarnya memiliki daya antibiotik (Nikham, 2012).

Senyawa antimikroba merupakan salah satu produk metabolit

sekunder. Pembentukan senyawa metabolit sekunder dikode oleh sejumlah

agen yang terdapat pada DNA kromosom atau DNA plasmid. Ada beberapa

kondisi yang mempengaruhi metabolit sekunder yaitu : keterbatasan nutrisi

yang tersedia di lingkungan tumbuh suatu bakteri. Penambahan senyawa

penginduksi dan penurunan kecepatan pertumbuhan. Umumnya metabolit

sekunder tidak terbentuk jika lingkungan tumbuh mengandung cukup

nutrisi untuk pertumbuhan bakteri karena senyawa tersebut bukan unsur

esensial bagi pertumbuhan dan reproduksi sel (Nofiani., 2009).

Resistensi terhadap obat antimikroba bisa didapat atau bawaan, pada

kasus resistensi bawaan, semua spesies bakteri, bisa resisten terhadap

suatu obat sebelum bakteri kontak dengan obat tersebut. Sebagai contoh,

Pseudomonas aeruginosa selalu resisten terhadap flukloksasilin. Yang

paling serius secara klinis adalah resistensi didapat, dimana bakteri yang

pernah sensitive terhadap suatu obat menjadi resistensi. Mekanisme yang

EVI APRIYANI NURNANINGSIH


O1A1 16 103
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM 4

bertanggung jawab untuk resistensi terhadap obat antimikroba adalah

sebagai berikut : menginaktivasi enzim yang merusak obat, mengurangi

akumulasi obat, dan perkembangan jalur metabolik alternatif (Neil, 2006).

Mekanisme penghambatan mikroorganisme oleh senyawa

antimikroba dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: (1)

gangguan pada senyawa penyusun dinding sel, (2) peningkatan

permeabilitas membran sel yang dapat menyebabkan kehilangan cairan sel,

(3) menginaktivasi enzim, dan (4) destruksi atau fungsi material genetik

(Sitepu, 2012).

Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran

sangat kecil (biasanya kurang dari 1 mm) sehingga untuk mengamatinya

diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal

(uniselular) meskipun beberapa protista bersel tunggal masih terlihat oleh

mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata

telanjang. Ilmu yang mempelajari mikroorganisme disebut mikrobiologi

(Lestari dkk., 2010).

Pseudomonas aeruginosa merupakan suatu mikroba gram negatif

berbentuk batang lurus atau melengkung, non sporulasi, tidak berkapsul

dan umumnya memproduksi pigmen yang larut air. Pseudomonas

aeruginosa adalah salah satu spesies yang merupakan kontaminan,

umumnya terdapat pada kulit dan pada keadaan tertentu bersifat patogenik

(Purwani, dkk., 2012).

EVI APRIYANI NURNANINGSIH


O1A1 16 103
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM 5

Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram positif dan berbentuk

kokus. Staphylococcus aureus bersifat non-motil, nonspora, anaerob

fakultatif, katalase positif dan oksidase negatif. Staphylococcus aureus

tumbuh pada suhu 6,5-46° C dan pada Ph 4,2-9,3. Staphylococcus

mengandung polisakarida dan protein yang bersifat antigenik dan

merupakan substansi penting di dalam struktur dinding sel (Dewi, 2013).

EVI APRIYANI NURNANINGSIH


O1A1 16 103
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM 6

B. URAIAN BAHAN

1. Agar (Ditjen POM, 1979:74).

Nama resmi : Agar

Nama lain : Agar-agar

Pemerian : Berkas potongan memanjang, tipis seperti selaput dan

berlekatan, atau berbentuk keping, serpih atau

butiran, jingga lemah kekuningan, abu-abu

kekuningan sampai putih kekuningan atau tidak

berwarna, tidak berbau atau berbau lemah, rasa

berlendir, jika lembab liat, ika kering rapuh

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam air mendidih

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

2. Akuades (Ditjen POM, 1979:96).

Nama resmi : Aqua destillata

Nama lain : Air suling

RM/ BM : H2O / 18,02

Rumus struktur : O

H H

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak

mempunyai rasa

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Stabilitas : Air adalah salah satu bahan kimia yang stabil dalam

bentuk Fisik (es , air , dan uap). Air harus disimpan

EVI APRIYANI NURNANINGSIH


O1A1 16 103
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM 7

dalam wadah yang sesuai. Pada saat penyimpanan

dan penggunaannya harus terlindungi dari

kontaminasi partikel - pertikel ion dan bahan organik

yang dapat menaikan konduktivitas dan jumlah

karbon organik. Serta harus terlindungi dari partikel

– partikel lain dan mikroorganisme yang dapat

tumbuh dan merusak fungsi air.

OTT : Dalam formula air dapat bereaksi dengan bahan

eksipient lainya yang mudah terhidrolisis.

Kegunaan : Sebagai sampel

3. Etanol (Dirjen POM, 1979:65)

Nama resmi : Aethanolum

Nama lain : Etanol / Alkohol

BM/RM : 46,07/C2H6O

Rumus struktur :

Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna, bau

khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah.

Mudah menguap meskipun pada suhu rendah dan

mendidih pada suhu 78ºC dan muda terbakar.

Kelarutan : Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan

semua pelarut organik.

EVI APRIYANI NURNANINGSIH


O1A1 16 103
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM 8

Berat Jenis : 0,812 – 0,816 g/ml.

Stabilitas : Mudah menguap walaupun pada suhu rendah.

OTT : Bahan pengoksidasi Bila dicampur dengan alkali,

warna akan menjadi gelap.

Konsentrasi : 60-90 %.

Kegunaan : Anti mikroba, desinfektan, pelarut, penetrasi kulit.

EVI APRIYANI NURNANINGSIH


O1A1 16 103
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM 9

C. URAIAN MIKROBA

1. Pseudomonas aeruginosa (Purwani, dkk., 2009)

a) Klasifikasi

Kingdom : Bacteria

Filum : Probacteria

Classis : Gamma probacteria

Ordo : Pseudomonadales

Familia : Pseudomonadaceae

Genus : Pseudomonas

Spesies : Pseudomonas aeruginosa

b) Morfologi

Pseudomonasaeruginosa merupakan suatu mikroba gram negatif

berbentuk batang lurus atau melengkung, non sporulasi, tidak berkapsul

dan umumnya memproduksi pigmen yang larut air. Pigmentasi

mengandung pyocyanin (berwarna kebiru- biruan) dan fluorecein (warna

kehijau-hijauan).

c) Deskripsi

Pseudomonas aeruginosa adalah salah satu spesies yang merupakan

kontaminan, umumnya terdapat pada kulit dan pada keadaan tertentu

bersifat patogenik. Spesies dari Pseudomonas umumnya ditemukan di air,

tanah dan sering menyebabkan kebusukan pada makanan.

EVI APRIYANI NURNANINGSIH


O1A1 16 103
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM 10

2. Staphylococcus aureus (Dewi, 2013)

a) Klasifikasi

Domain : Bacteria

Kingdom : Eubacteria

Filum : Firmicutes

Classis : Bacilli

Ordo : Bacillales

Famili : Staphylococcaceae

Genus : Staphylococcus

Spesies : Staphylococcus aureus

b) Morfologi

Staphylococcus aureus bersifat non-motil, nonspora, anaerob

fakultatif, katalase positif dan oksidase negatif. Staphylococcus aureus

tumbuh pada suhu 6,5-46° C dan pada pH 4,2-9,3 .

c) Deskrispi

Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram positif dan berbentuk

kokus. Staphylococcus aureus mudah tumbuh pada banyak pembenihan

bakteri. Berbagai tingkat hemolisis dihasilkan oleh S. Aureus dan kadang-

kadang oleh spesies bakteri lain. Staphylococcus aureus merupakan agen

penyebab utama mastitis pada sapi perah maupun kambing.

EVI APRIYANI NURNANINGSIH


O1A1 16 103
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM 11

3. Candida albicans

a) Klasifikasi

Divisio : Thallophyta

Subdivisio : Fungi

Classis : Deuteromycetes

Ordo : Moniliales

Familia : Cryptococcaceae

Genus : Candida

Spesies : Candida albicans

b) Morfologi

Morfologi mikroskopis C. albicans memperlihatkan pseudohyphae

dengan cluster di sekitar blastokonidia bulat bersepta panjang berukuran 3-

7x3-14 μm. Jamur membentuk hifa semu/pseudohifa yang sebenarnya

adalah rangkaian blastospora yang bercabang, juga dapat membentuk hifa

sejati. Pseudohifa dapat dilihat dengan media perbenihan khusus.

c) Deskripsi

Candida albicans/C. albicans merupakan bagian dari mikroba flora

normal yang beradaptasi dengan baik untuk hidup pada manusia, terutama

pada saluran cerna, urogenital, dan kulit. Candida albicans penyebab

kandidiasis yang merupakan infeksi jamur dengan insiden tertinggi

disebabkan oleh infeksi oportunistik.

EVI APRIYANI NURNANINGSIH


O1A1 16 103
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM 12

D. URAIAN SAMPEL

1. Kunyit (Curcuma domestica Val.)

a) Klasifikasi

Regum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Classis : Monocotyledonae

Ordo : Zingiberales

Familia : Zingiberaceae

Genus : Curcuma

Spesies : Curcuma Domestica Val.

b) Morfologi

Kunyit (Curcuma domestica Val.) mempunyai batang semua yang

terbentuk dari pelepah daun-daunnya. Ketinggian tanamannya dapat

mencapai 1,0 – 1,5 m, tumbuh tegap dan membentuk rumpun seperti semak

bergerombol. Daunnya tunggal bertangkai dan membentuk lancet bertepi

rata, ujung dan pangkalnya meruncing dan bertulang menyirip permukaan

licin dan berwarna hijau pucat.

c) Deskripsi

Kunyit (Curcuma domestica Val.) merupakan salah satu jenis temu-

temuan yang termasuk dalam famili zingiberaceae yang terdiri atas senyawa

kurkumin dan turunannya yang meliputi desmetoksikurkumin dan

bisdesmetoksikurkumin.

EVI APRIYANI NURNANINGSIH


O1A1 16 103
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM 13

2. Kesambi (Schleichera oleosa)

a) Klasifikasi

Plantae : Plantae

Diviso : Spermatophyta

Classis : Dicotyledonae

Ordo : Sapindales

Familia : Sapindaceae

Genus : Schleichera

Spesies : Schleichera oleosa

b) Deskripsi

Kusambi merupakan salah satu tumbuhan yang sudah dipakai secara

turun temurun untuk bahan bakar pengasapan daging Se’i di daerah Timor

timur. Dalam asap yang dihasilkan diduga terdapat berbagai senyawa aktif

yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba pencemar daging Se’i.

c) Morfologi

Kesambi merupakan tumbuha dengan tinggi ± 25 m, batangnya tegak,

bulat, berkayu, permukaan kasar. Daunnya merupakan daun tunggal

berbentuk lanset yang berseling, panjang 11-25 cm, lebar 2-6 cm, tepi rata,

ujung lancip dan pertulangan menyirip. Bunganya merupakan bunga

majemuk, bentuk tandan, di ketiak daun atau ujung batang, kelopannya 4-6

lembar.

EVI APRIYANI NURNANINGSIH


O1A1 16 103
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM 14

3. Kecombrang

a) Klasifikasi

Plantae : Plantae

Filum : Spermatophyta

Classis : Dicotyledonae

Ordo : Zingiberales

Familia : Zingiberaceae

Genus : Etlingera

Spesies : Etlingera elatior Jack.

b) Deskripsi

Kecombrang (Etlingera elatior Jack.) merupakan salah satu jenis

tananaman rempah-rempah asli indonesia yang termasuk dalam familia

Zingiberaceae yang secara tradisional sudah lama digunakan dan

dimanfaatkan masyarakat sebagai obat-obatan dan penyedap rasa.

c) Morfologi

Kecombrang mempunyai batang semu, bulat gilig dan membesar di

pangkalnya, arah tumbuh tegak, tumbuh berdekat-detakan, membentuk

rumpun jarang, keluar dari rrimpan dan menjalar di bawah tanah.

EVI APRIYANI NURNANINGSIH


O1A1 16 103
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM 15

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. WAKTU DAN TEMPAT

Percobaan ini dilaksanakan pukul 08:00-13:00 WITA pada tanggal 09

Mei 2017, tempat dilakukan percobaan ini adalah di laboratorium

mikrobiologi fakultas farmasi Universitas Halu Oleo.

B. ALAT DAN BAHAN

1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu :

a) Autoklaf

b) Bunsen

c) Cawan Petri

d) Elektromantel

e) Erlenmeyer 250 mL

f) Gelas kimia 100 mL dan 250 mL

g) Gelas ukur 25 mL dan 50 mL

h) Inkubator

i) Kaca arloji

j) Labu Takar

k) LAF (Laminar Air Flow)

l) Ose lurus dan bulat

EVI APRIYANI NURNANINGSIH


O1A1 16 103
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM 16

m) Pinset

n) Pipet Tetes

o) Rak tabung

p) Spatula

q) Spidol

r) Spoit

s) Tabung reaksi

t) Timbangan analitik

u) vortex

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan yaitu :

a) Akuades

b) Alkohol

c) Aluminium Foil

d) Aqua Pro Injection

e) Ekstrak kecombrang

f) Ekstrak kesambi

g) Ekstrak kunyit

h) Kertas cakram

i) Media Nutrient Agar (NA)

j) Media Potatoes Dextrose Agar (PDA)

k) Natrium Klorida (NaCl)

EVI APRIYANI NURNANINGSIH


O1A1 16 103
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM 17

l) Plastic wrap

m) Suspensi bakteri CA (Candida albicans)

n) Suspensi bakteri PA (Pseudomonas aeruginosa)

o) Suspensi bakteri SA (Staphylococcus aureus)

p) Tissue

EVI APRIYANI NURNANINGSIH


O1A1 16 103
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM 18

C. PROSEDUR KERJA

1. Inokulasi Bakteri

a) Disiapkan alat dan bahan

b) Dihidupkan LAF dan dibersihkan meja kerja pada LAF

c) Dibagi meja kerja menjadi tiga bagian, yaitu sisi kanan untuk alat dan

sampel, sisi tengah sebagai tempat kerja dan sisi kiri untuk alat dan bahan

yang tidak digunakan

d) Diisi tabung reaksi dengan media NA/PDA hingga setengah tinggi tabung

dan dimiringkan

e) Dibiarkan memadat

f) Diambil suspensi mikroba yang telah diisolasi menggunakan ose lurus

hingga ujungnya memutih

g) Digoreskan pada media yang memadat didalam tabung reaksi

h) Diletakkan pada rak tabung dan ditutup mulut tabung menggunakan kain

kasa yang telah diisi dengan kapas

i) Diinkubasi selama 1x24 jam untuk bakteri dan 3x24 jam untuk jamur

2. Pembuatan larutan difusi

Pada pembuatan larutan ini digunakan 3 konsentrasi yaitu 10 % ; 20 % ; dan

30 %

a) Konsentrasi 10 %

1) Dipipet 1 ml ekstrak kunyit, kecombrang, kesambi .

2) Ditambahkan larutan API sebanyak 10 ml.

EVI APRIYANI NURNANINGSIH


O1A1 16 103
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM 19

b) Konsentrasi 20 %

1) Dipipet 2 ml ekstrak kunyit, kecombrang, kesambi.

2) Ditambahkan larutan API sebanyak 10 ml.

c) Konsentrasi 30 %

1) Dipipet 3 ml ekstrak kunyit, kecombrang, kesambi.

2) Ditambahkan larutan API sebanyak 10 ml.

3. Uji Aktivitas Antimikroba dari bahan alam

a) Disiapkan alat dan bahan

b) Disterilisasi pada autoklaf selama 15 menit pada suhu 121°C

c) Dihidupkan LAF dan dibersihkan meja kerja pada LAF

d) Dibagi meja kerja menjadi tiga bagian, yaitu sisi kanan untuk alat dan

sampel, sisi tengah sebagai tempat kerja dan sisi kiri untuk alat dan bahan

yang tidak digunakan

e) Diambil 1 mL suspensi bakteri yang telah diinokulasi dan diencerkan

menggunakan spoit 1 mL

f) Ditambahkan 15 media NA/PDA ke dalam cawan petri berisi suspensi

bakteri

g) Dihomogenkan dan dibiarkan hingga memadat

h) Dibagi media pada cawan petri menjadi 3 bagian

i) Dicelupkan kertas cakram pada masing-masing ekstrak yang telah

diencerkan pada konsentrasi yang berbeda-beda

EVI APRIYANI NURNANINGSIH


O1A1 16 103
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM 20

j) Diletakkan di tengah-tengah media yang telah dibagi menjadi tiga bgaian

pada cawan petri

k) Dibungkus dan diinkubasi selama 1x24 jam untuk bakteri dan 3x24 jam

untuk kapang

l) Dilakukan semua tahapan secara aseptis

m) Diamati dan Dicatat hasil pengamatan

EVI APRIYANI NURNANINGSIH


O1A1 16 103
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM 21

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENGAMATAN

1. Gambar Pengamatan
a) Ekstrak Kunyit
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO

Paper disck

MEDIA : Nutrient agar


Bakteri : Staphylococcus aureus

EVI APRIYANI NURNANINGSIH


O1A1 16 103
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM 22

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO

Paper disck

MEDIA : Nutrient agar


Bakteri : Pseudomonas aeruginosa

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO

Paper disck

MEDIA : Potatoes Dextrose Agar


Bakteri : Candida albicans

EVI APRIYANI NURNANINGSIH


O1A1 16 103
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM 23

b) Ekstrak Kusambi
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO

Paper disck

MEDIA : Nutrient agar


Bakteri : Staphylococcus aureus

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO

Paper disck

MEDIA : Nutrient agar


Bakteri : Pseudomonas aureginosa

EVI APRIYANI NURNANINGSIH


O1A1 16 103
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM 24

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO

Paper disck

MEDIA : Potatoes Dextrose agar


Bakteri : Candida albicans

c) Ekstrak Kecombang

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO

Paper disck

MEDIA : Nutrient agar


Bakteri : Staphylococcus aureus

EVI APRIYANI NURNANINGSIH


O1A1 16 103
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM 25

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO

Paper disck

MEDIA : Nutrient agar


Bakteri : Pseudomonas aeruginosa

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO

Paper disck

MEDIA : Potatoes Dextrose Agar


Bakteri : Candida albicans

EVI APRIYANI NURNANINGSIH


O1A1 16 103
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM 26

2. Tabel perhitungan

Zona hambat konsentrasi


(Ekstrak Kunyit)
No. Mikroorganisme
10% 20% 30%

1. Pseudomonas aeruginosa - - -

2. Staphylococcus aureus - - -

3. Candida albicans - - -

Zona hambat konsentrasi


(Ekstrak Kesambi)
No. Mikroorganisme
10% 20% 30%

1. Pseudomonas aeruginosa - 1,1 cm 1,42 cm

2. Staphylococcus aureus - - -

3. Candida albicans - - -

Zona hambat konsentrasi


(Ekstrak Kecombrang)
No. Mikroorganisme
10% 20% 30%

1. Pseudomonas aeruginosa - 0,79 cm 1,83 cm

2. Staphylococcus aureus - - 0,81 cm

3. Candida albicans 0,54 cm 1,1 cm 1,14 cm

EVI APRIYANI NURNANINGSIH


O1A1 16 103
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM 27

B. PEMBAHASAN

Antimikroba adalah bahan yang dapat membunuh atau

menghambat aktivitas mikroorganisme dengan bermacam-macam cara.

Antimikroba dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan

mikroorganisme dengan beberapa cara yaitu merusak dinding sel,

mengganggu permeabilitas sel, merusak molekul protein dan asam

nukleat, menghambat aktivitas enzim, serta menghambat sintesa asam

nukleat. Selain antimikroba sintetik, terdapat pula antimikroba non

sintetik yang berasal dari bahan alam yang biasa digunakan masyarakat

untuk mengobati berbagai penyakit.

Penggunaan antimikroba atau antibakteri yang tidak sesuai dapat

menjadi masalah yang membuat antimikroba tersebut resistensi.

Resistensi meruakan perlawanan yang terjadi ketika bakteri, virus, dan

parasit lainnya secara bertahap kehilangan kepekaan terhadap obat yang

sebelumnya membunuh mereka.

Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui dan menguji beberapa

ekstrak bahan yang alam yang memiliki aktivitas sebagai antimikroba.

Dimana ekstrak diperoleh dari proses maserasi beberapa hari dan

dievaporasi, sehingga metabolit sekunder yang ada dalam sampel dapat

keluar dan dimanfaatkan sebagai bahan uji. Sedangkan mikroorganisme

yang akan di hambat aktivitasnya adalah Staphylococcus aureus,

Pseudomonas aeruginosa dan Candida albicans, media yang digunakan

untuk bakteri SA dan PA adalah media Nutrient Agar (NA) sedangkan

EVI APRIYANI NURNANINGSIH


O1A1 16 103
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM 28

untuk kapang CA media yang digunakan adalah Potatoes dextrose agar

(PDA). Dimana sebelum digunakan, bakteri dan kapang yang akan

digunakan diinokulasi dan diinkubasi selama 1x24 jam dan 3x24 jam.

Metode yang digunakan pada percobaan ini adalah metode dilusi

(pengenceran) dan difusi. Sebelum digunakan ekstrak yang diperoleh

diencerkan terlebih dahulu dengan pengenceran bertingkat untuk

memperoleh beberapa variasi konsentrasi yang berbeda-beda yang akan

digunakan sebagai pembanding. Sedangkan untuk proses isolasi

mikroorganismenya dilakukan dengan metode tuang, dimana 1 mL

suspensi bakteri dimasukkan ke dalam cawan peptri dan diberi 15 mL

media sesuai dengan mikroorganisme yang digunakan.

Metode difusi dengan kertas saring atau Kirby-Bauer merupakan

metode yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar aktivitas

bahan alam sebagai antimikroba, kertas sarimg yang digunakan dibuat

melingkar dengan diameter 6 mm. Setelah proses isolasi, cawan petri

dibagi menjadi 3 bagian, karena ekstrak yang akan diuji dibuat dalam

beberapa konsentrasi yaitu 10%, 20% dan 30%. Kertas saring

dicelupkan ke masing-masing ekstrak dengan konsentrasi ebrbeda-beda

dan diletakkan ditengah-tengah media yang telah dibagi tadi. Kemudian

diinkubasi selama 1x24 jam untuk baketri dan 3x24 jam untuk jamur.

Ekstrak yang terserap pada kertas saring tadi akan berdifusi ke media,

sehingga akan terlihat lingkarang yang menunjukkan seberpa besar

aktivitas ekstrak tersebut sebagai antimikroba.

EVI APRIYANI NURNANINGSIH


O1A1 16 103
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM 29

Parameter yang dilhat pada percobaan ini adalah zona hambat

yang terbentuk disekitar kertas cakram yang digujikan, sehingga dapat

diketahui apabila ekstrak yang diujikan memiliki daya hambat. Daya

hambat antimikroba berbeda-beda, kekuatan daya hambat bakteri atau

jamur dapat dikategorikan menurut Davis dan Stouk (1971) dibagi atas :

sangat kuat (zona bening > 20 mm), kuat (zona bening 10-20 mm),

sedang (zona bening 5-10 mm) dan lemah (zona bening < 5 mm).

Hasil yang diperoleh pada percobaan ini adalah sampel ekstrak

kunyit tidak memiliki aktivitas antimikroba pada konsentrasi 10%, 20%

dan 30%, karena tidak telihat zona hambat disekitar kertas cakram yang

di simpan pada media yang berisi suspensi bakteri. Hasil yang dieperoleh

tidak sesuai dengan literatur, pada penelitian-penelitian yang telah

dilakukan diketahui bahwa aktivitas senyawa kurkumin dalam rimpang

kunyit mampu menghambat pertumbuhan jamur, virus, dan bakteri baik

gram positif dan negatif seperti Escherichia coli, Klebsiela pneumonia,

Listeria monocytogenes, dan Salmonella, Staphylococcus aureus,

Micrococcus prygenes var, dan Pseudomonas sp.

Ektrak kecombrang pada percobaan ini diketahui memiliki

aktvitas antimikroba pada konsentrasi 10%, 20% dan 30%, karena

memiliki daya hambat yang dapat menghambat pertumbuhan Candida

albicans dengan zona hambat 0,54 cm pada konsentrasi 10%, 1,1 cm

pada konsentrasi 20% dan 1,14 pada konsentrasi 30%, dan zona hambat

pada Pseudomonas aeruginosa pada konsentrasi 20% sebesar 0,79, pada

EVI APRIYANI NURNANINGSIH


O1A1 16 103
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM 30

konsenrasi 30% sebesar 1,83 cm. Serta zona hambat pada Staphylococcus

aureus sebesar 0,81 cm pada konsentrasi 30%. Hasil yang diperoleh

sudah sesuai dengan literatur, dimana pada penelitian-penelitian yang

telah dilakukan diketahui bahwa ekstrak rimpang dan bunga

kecombrang yang mengandung senyawa fenolik, flavanoid, minyak atsiri,

alkaloid dan lain-lain yang memiliki aktivitas antimikroba.

Ektrak kesambi pada percobaan ini diketahui memiliki aktivitas

antibakteri, yang dapat menghambat pertumbuhan Pseudomonas

aeruginosa, dengan zona hambat sebesar 1,1 cm pada konsentrasi 20%

dan 1,42 cm pada konsentrasi 30%. Hasil yang diperoleh pada percobaan

ini sesuai dengan literatur, dimana pada penelitian yang telah dilakukan

diketahui bahwa ektrak kesambi mengandung senyawa fenol yang dapat

membentuk ikatan kompleks dengan membran plasma sel bakteria,

sehingga dapat mengganggu permeabilitas membran sel atau memacu

terjadinya lisis pada sel bakteri. namun bakteri yang dapat dihambat

pertumbuhannya pada penelitian tersebut adalah E. coli. Fenomena

inilah yang menyebabkan senyawa fenol tersebut dapat berperan

sebagai senyawa antibakteria.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil yang didapat tidak sesuai

dengan literatur adalah perbedaan konsentrasi yang digunakan, cara

kerja yang tidak baik, kesalahan pada saat mencelupkan kertas cakram

yang digunakan, bisa saja kertas camkram tidak tercelup dengan baik

pada ekstrak yang telah diencerkan, serta kesalahan pada saat

EVI APRIYANI NURNANINGSIH


O1A1 16 103
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM 31

dilakukannya pengenceran untuk membuat variasi konsentrasi dari

ekstrak bahan alam.

Manfaat percobaan ini dalam bidang farmasi adalah dengan

mengetahui cara menguji aktivitas antimiroba dari bahan alam, akan

memudahkan dan membantu bagi seorang farmasis untuk membuat

sediaan dari bahan alam yang memiliki aktivitas dan potensi sebagai

antimikroba untuk menggantikan obat-obat sintetik yang telah

mengalami resisten.

EVI APRIYANI NURNANINGSIH


O1A1 16 103
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM 32

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesimpulan pada percobaan ini adalah pengujian aktivitas

antimikroba dari bahan alam dapat dilakukan dengan metode agar

difusion (difusi agar) menggunakan kertas cakram dengan melihat

seberapa besar zona hambatnya.

B. SARAN

Saran pada percobaan ini adalah agar semua alat satu hari sebelum

praktikum di sterilisasi terlebih dahulu, agar dapat mengefisienkan waktu

pada saat melakukan percobaan.

EVI APRIYANI NURNANINGSIH


O1A1 16 103
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM 33

DAFTAR PUSTAKA

Dewi Amalia Khirsna, 2013, Isolasi, Identifikasi Dan Uji Sensitivitas


Staphylococcus aureus Terhadap Amoxicillin Dari Sampel Susu
Kambing Peranakan Ettawa (Pe) Penderita Mastitis Di Wilayah
Girimulyo, Kulonprogo, Yogyakarta, Jurnal Sains Veteriner, Vol. 31
(2).

Ditjen POM RI, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.

Lestari, D. E., Dan Utomo, S. B., 2010, Pengaruh Bioksida Pengoksidasi


Terhadap Pertumbuhan Mikroorganisme Pada Air Pendingin
Sekunder, Rsg-Gas. Jfn. Vol 4 (2).

Neil, 2006, Farmakologi Medis, Erlangga: Jakarta.

Nikham, dan Taty E, 2012, Uji Bahan Baku Antibakteri Dari Buh Mahkota
Dewa (Phaleria Macrocarpa (Scheff) Boerl.) Hasil Iradiasi Gamma
Dan Antibiotik Terhadap Bakteri Patogen, Jurnal Ilmiah Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi Bahan. Vol 1 (1)

Nofiani, R., Siti N., dan Ajuk S., 2009, Aktivitas Antimikroba Ekstrak Metanol
Bakteri Berasosiasi Spons Dari Pulau Lemukutan, Kalimantan
Barat, E-Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 1 (2).

Sitepu, Irma S., I Ketut S,. I Gede K., 2012. Uji Aktivitas Antimikroba Beberapa
Ekstrak Bumbu Dapur Terhadap Pertumbuhan Jamur Curvularia
Iunata (Wakk.) Boed. Dan Asperigillus flavus LINK. Jurnal
Agroekoteknologi Tropika. Vol 1 (1).

Purwani E, Setyo, W. N. H., Rusdin R, 2009, Respon Hambatan Bakteri Gram


Positif Dan Negatif Pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Yang
Diawetkan Dengan Ekstrak Jahe (Zingiber officinale), Jurnal
Kesehatan, Vol. 2 (1).

EVI APRIYANI NURNANINGSIH


O1A1 16 103
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM 34

LAMPIRAN
A. SKEMA KERJA
1. Uji Difusi
a) Nutrient Agar

Bakteri
Suspensi biakan + NA Medium NA

bakteri Dipadatkan

Cawan Petri Steril

Ekstrak 10%

Ekstrak 20% Ekstrak 30%

Diinkubasi pada suhu 37⁰C selama


3 x 24 jam dan 2x24 jam

Di amati

Diukur zona hambatannya

EVI APRIYANI NURNANINGSIH


O1A1 16 103
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM 35

b) Potatoes Dextrose Agar

Suspensi biakan bakteri Jamur Medium PDA


+ PDA
Dipadatkan

Cawan Petri Steril

Ekstrak 10%

Ekstrak 20% Ekstrak 30%

Diinkubasi pada suhu 37⁰C selama

1 x 24 jam

Di amati

Diukur zona hambatannya

EVI APRIYANI NURNANINGSIH


O1A1 16 103
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM 36

B. KOMPOSISI
1. Nutrient Agar (NA)
a. Peptic digest of animal tissue 5.00 gr
b. Natrium klorida 5.00 gr
c. Extract beef 1.5 gr
d. Extract yeast 1.5 gr
e. Agar 15 gr
f. Aquades 1000 mL
2. Potato Dextrose Agar (PDA)
a. Potatos infusion from 200 gr
b. Dekstrosa 20 gr
c. Agar 15 gr
d. Aquades 1000 mL

C. PERHITUNGAN MEDIA
1. Pembuatan media
a) Nutrient Agar (NA)
Untuk membuat NA sintetik, dilarutkan 20 gram serbuk NA
dalam 1000 mL/1 L dalam akuades, maka untuk membuat nedia
NA sintetik 250 mL dibutuhkan sebanyak :

20 g X gram
=
1000 mL 250 mL
20 𝑔 𝑥 250 𝑚𝐿
𝑋=
1000 𝑚𝐿
= 5 𝑔𝑟𝑎𝑚

b) Potato Dextrose Agar (PDA)


Untuk membuat PDA sintetik, dilarutkan 39 gram serbuk
PDA dalam 1000 mL/1 L dalam akuades, maka untuk membuat
nedia PDA sintetik 250 mL dibutuhkan sebanyak :

EVI APRIYANI NURNANINGSIH


O1A1 16 103
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM 37

39 g X gram
=
1000 mL 250 mL
39 𝑔 𝑥 250 𝑚𝐿
𝑋=
1000 𝑚𝐿
= 9,75 𝑔𝑟𝑎𝑚

2. Aktivitas Ekstrak Bahan Alam


a. Ekstrak Kesambi Bakteri Pseudomonas aeruginosa

10% = A + B + C + D
4
= 0+0+ 0+0
4
= 1,1 cm

20% = A + B + C + D
4
= 1,1 + 1,0 + 1,2 + 1,1
4
= 1,1 cm

30% = A + B + C + D
4
= 1,3 + 1,5 + 1,4 + 1,5
4
= 1,42 cm

b. Ekstrak Kecombrang Bakteri Pseudomonas aeruginosa

0,1% = A + B + C + D
4
= 0,85 + 0,7 + 0,65 + 1,0
4
= 0,79 cm

0,15% = A + B + C + D
4
= 1,8 + 1,9 + 1,9 + 1,7
4
= 1,83 cm

EVI APRIYANI NURNANINGSIH


O1A1 16 103
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM 38

c. Ekstrak Kecombrang Bakteri Staphylococcus aureus


0,15% = A + B + C + D
4
= 0,9 + 0,8 + 0,85 + 0,7
4
= 0,81 cm

d. Ekstrak Kecombrang Jamur Candida albicans

0,05% = A + B + C + D
4
= 0,5 + 0,6 + 0,55 + 0,5
4
= 0,54 cm

0,1% = A + B + C + D
4
= 0,9 + 1,2 + 1,1 + 1,2
4
= 1,1 cm

0,15% = A + B + C + D
4
= 1,15 + 1,2 + 1,2 + 1,0
4
= 1,14 cm

EVI APRIYANI NURNANINGSIH


O1A1 16 103

Anda mungkin juga menyukai