PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI II
Disusun Oleh :
Kelompok 10
Tasya Veronica
Ukhti Hanifah
Kelas :D
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2019
B AB I
PENDAHULUANN
A. Latar Belakang
Mahasiswa farmasi pada semester VI ini melakukan praktikum mikrobiologi II merupakan
lanjutan dari praktrikum mikrobiologi I dimana materi praktikumnya lebih ke praktikum
analisis mikrobiologi terapan yang harus dikuasai oleh seorang farmasis khususnya untuk
menguji sediaan farmasi maupun alat kesehatan yang berpedoman pada Farmakope
Indonesia Edisi V.
Sediaan farmasi berdasarkan derajat sterilitasnya dibagi menjadi sediaan steril maupun
sediaan non steril. Produk steril adalah sediaan terapeutis dalam bentuk terbagi-bagi yang
bebas dari mikroorganisme hidup.(1) Adapun contoh dari sediaan steril antara lain obat-obat
parenteral yang berinteraksi dengan komponen tubuh, seperti sediaan ampul dan vial injeksi,
infus (sediaan parenteral volume besaar), obat tetes mata, serta salep untuk luka bakar dan
luka terbuka. Selain sediaan farmasi alat-alat kesehatan yang dipersyaratkan steril menurut
farmakope antara lain alat yang juga kotak lanngsung dengan humoral tubuh seperti alat-alat
yang digunakan untuk bedah (kain kassa, kapas, dan benang bedah), selang infus, jarum
suntik, dll.(2)
Produk steril yang paling banyak adalah larutan dan suspensi, tetapi bisa juga pellet
padatan untuk ditanam di jaringan. Pengontrolan pada waktu pembuatan untuk mengurangi
kontaminasi sejumlah tertentu dapat dicapai relatif mudah. Jika jumlah produk bertambah,
masalah kontrol pada waktu pembuatan untuk menghidari kontaminasi jadi berlipat ganda.
Oleh karena itu, preparat produk steril menjadi wawasan khusus dalam proses farmasi.
Standar yang ditetapkan, sikap pekerja, dan kontrol proses harus berada dalam tingkatan
teratas.(1)
Oleh karena itu, pentingnya akan wawasan khusus mengenai produk steril beserta
komponen uji sterilitasnya, maka praktek uji sterilitas ini perlu dilakukan guna menambah
pembekalan wawasan ilmu pengetahuan mahasiswa di bidang farmasi.
B. Perumusan Masalah
Mengingat akan pentingnya wawasan khusus mengenai sterilisasi, tetapi dalam pelaksanaan
uji masih ada saja kesalahan analis oleh karena itu kemungkinan kontaminasi masih dapat
terjadi, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
a. Bagaimana teknik uji sterilitas secara mikrobiologi menurut Farmkope Indonesia?
b. Apa saja faktor yang berpengaruh dalam uji sterilitas?
c. Bagaimana sediaan dan alat kesehatan farmasi dapat dikatakan memenuhi syarat sterilitas
dillihat dari kualitas media?
Sterilisasi biasanya didefenisikan sebagai penghancur sempurna atau pembersih dari segala
bentuk kehidupan dari suatu bahan (DOM, 1987).
Sterilisasi adalah proses yang dirancang untuk menciptakan keadaan steril, secara tradisional
keadaan steril adalah kondisi mutlak yang tercipta sebagai akibat penghancuran dan
penghilangan semua mikroorganisme hidup. Konsep ini menyatakan bahwa steril adalah
istilah yang mempunyai konotatif relative, dan kemungkinan menciptakan kondisi mutlak
bebas dari mikroorganisme hanya dapat diduga atas dasar proyeksi kinetis angka kematian
mikroba. (Ansel, 1985)
Prinsip pengujian sterilitas adalah pertumbuhan mikroorganisme pada media tertentu yang
diinokulasi dan diinkubasi pada suhu tertentu (Djide, 2008).
Istilah sterilisasi yang digunakan pada sediaan – sediaan farmasi berarti, penghancur secara
lengkap semua mikroba hidup dan spora – sporanya atau penghilang secara lengkap mikroba
dari sediaan (Ansel, 1985)
Sediaan farmasi berdasarkan sterilitasnya dibedakan menjadi sediaan steril dan non steril.
Sediaan-sediaan steril diantaranya adalah sediaan parenteral (injeksi/sediaan parenteral
volume kecil dan infus/sediaan parenteral volume besar), obat tetes mata, dan obat luka
bakar dan luka terbuka.. Beberapa alat kesehatan juga dipersyaratkan steril, misalnya
berbagai alat kesehatan yang digunakan untuk bedah (kain kassa, kapas, dan benang bedah),
selang infus, jarum suntik, dll. (5)
Secara tradisional keadaan steril adalah kondisi mutlak yang tercipta sebagai akibat
penghancuran dan penghilangan semua mikroorganisme hidup. Konsep ini menyatakan
bahwa steril adalah istilah yang mempunyai konotasi relatif, dan kemungkinan menciptakan
kondisi mutlak bebas dari mikroorganisme hanya dapa diduga atas dasar proyeksi kinetik
angka kematian mikroorganisme.(1)
Mikroorganisme merupakan makhluk-makhluk kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata
biasa, terlihat jelas apabila menggunakan bantuan alat berupa mikroskop. Adapun jenis
mikroorganisme meliputi virus, bakteri, sebagian jamur/fungi, sebagian alga (ganggang),
dan protozoa. Adapun yang dimaksudkan steril dari kontaminasi mikroba pada sediaan
farmasi maupun alat kesehatan yang dimaksudkan adalah terhadap bakteri aerob, bakteri
anaerob, dan fungi.(1)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
I. HASIL PENGAMATAN
Kelompok 1
sampel media Hari ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Injeksi FTM ≠ ≠ - - - - - - - -
ampul TSB ≠ ≠ - - - - - - - -
Pisau FTM ≠ ≠ - + + + + + + +
Bedah TSB ≠ ≠ - - - - - - - -
Kelompok 2
sampel media Hari ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
OTM FTM ≠ ≠ + + + + + + + +
TSB ≠ ≠ + + + + + + + +
MESS FTM ≠ ≠ - + + + + + + +
TSB ≠ ≠ - - - - - - - -
Kelompok 3
sampel media Hari ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Injeksi TSB - - - - - - - -
ampul FTM - - - - - - - -
Pisau TSB - + + + + + + +
Bedah FTM - + + + + + + +
Kelompok 4
sampel media Hari ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
OTM TSB + + + + + + + +
FTM + + + + + + + +
Kain TSB + + + + + + + +
kassa FTM + + + + + + + +
Kelompok 5
sampel media Hari ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Injeksi TSB - - - - - - - -
ampul FTM - - - - - - - -
Pisau TSB - + + + + + + +
Bedah FTM - + + + + + + +
Kelompok 6
sampel media Hari ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Injeksi TSB - - - - - - - -
ampul FTM - - - - - - - -
Kain TSB + + + + + + + +
kassa FTM + + + + + + + +
Kelompok 7
sampel media Hari ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Injeksi TSB - - - - - - - -
ampul FTM - - - - - - - -
Pisau TSB + + + + + + + +
Bedah FTM + + + + + + + +
Kelompok 8
sampel media Hari ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Injeksi TSB - - - - - - - -
ampul FTM - - - - - - - +
Pisau TSB - + + + + + + +
Bedah FTM - + + + + + + +
Kelompok 9
sampel media Hari ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Injeksi TSB
ampul FTM
Pisau TSB
Bedah FTM
Kelompok 10
sampel media Hari ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Injeksi TSB - + + + + + + +
ampul FTM - - - - - - + +
Kassa TSB + + + + + + + +
steril FTM + + + + + + + +
Kelompok 11
sampel media Hari ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Injeksi TSB - - - - - - -
ampul FTM - - - - - - -
Kain TSB - + + + + + +
kassa FTM + + + + + + +
Pembahasan
Pada semua kelompok yang menggunakan sampel kain kassa sebagai sampel baik dengan
media TSB (Tryptic Soy Broth) maupun FTM (Fluid Thioglycolate Medium) pada hari
ke-3 sudah menunjukkan hasil positif mikroorganisme berupa kekeruhan media dan
adanya gumpalan koloid pada permukaan tabung. Hasil positif mikroorganisme dapat
dikarenakan tidak sterilnya kain kassa atau kain kassa sudah terkontaminasi sebelum
dimasukkan ke dalam media.
Pada media yang sama praktikum dilakukan menggunakan sedian injeksi sianokobalamin
dalam ampul 1 ml pada tabung yang berbeda. Beberapa hari setelah inkubasi jika
dibandingkan dengan kelompok 1,3,5,6,7,8,9, dan 11 yang menggunakan sediaan dan
media yang sama didapatkan hasil yang negatif sampai hari ke-14. Karena tidak adanya
gumpalan koloid pada permukaan tabung dan juga tidak terlihat kekeruhan. Namun, pada
kelompok kami didapatkan hasil positif pada hari ke-4 pada media TSB (Tryptic Soy
Broth) yang ditandai dengan kekeruhan media dan adanya gumpalan koloid pada
permukaan tabung. Sedangkan dengan media FTM (Fluid Thioglycolate Medium)
didapatkan hasil yang positif pada hari ke-13. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor
yaitu pada saat pengerjaan yang tidak sesuai dengan prosedur atau tidak dilakukan secara
aseptis pada saat memasukkan sampel kasa steril ke dalam media mungkin pinset yang
dipergunakan juga tidak steril yang berarti adanya zat yang memungkinkan
mengkontaminasi medianya. factor lain juga bisa di dapat karena pada saat pengamatan
penutup kasa yang berada di mulut tabung tidak sengaja terbuka dan membuat
kontaminan masuk sehingga menyebabkan keruh dan menggumpal.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
I. KESIMPULAN
a. Sediaan ampul tidak steril karena didapat larutan keruh pada media.
b. Sediaan kassa steril tidak steril karena didapat larutan keruh pada kedua media.
II. SARAN
Sebaiknya pada saat menginokulasikan sampel ke media dilakukan dengan teknik
aseptis yang baik dan benar menurut prosedur literature sehingga didapatkan hasil
yang memenuhi syarat.