Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS FARMASI INSTRUMENTAL (FA3111)

SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
KRIM ASIKLOVIR

Tanggal Praktikum : Senin, 20 September 2021

Disusun oleh : Kelompok 5 - Shift Senin

Nyoman Cynthia Krisniani O. (10719003)


Tazkia Adawiyah (10719009)
Liana Okataviani Nur Izmi (10719049)
Raihan Nur Azmi (10719065)
Aqila Hafizha Hanun (10719072)
Marcella Folina (10719088)

SEKOLAH FARMASI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2021
A. Tujuan
1. Menentukan nilai konsentrasi dan absorbansi asiklovir dalam sampel krim asiklovir
menggunakan spektrofotometri UV-Vis
2. Menentukan nilai absorbtivitas molar asiklovir dalam sampe krim asiklovir
3. Menentukan pemenuhan syarat konsentrasi sampel krim asiklovir berdasarkan syarat
kadar yang tertera di dalam Farmakope VI

B. Prinsip Percobaan
Spektroskopi merupakan ilmu yang mempelajari tentang cahaya sebagai fungsi dari panjang
gelombang yang telah dipancarkan, dipantulkan atau dihamburkan dari zat padat, cair, atau gas.
Cahaya atau radiasi elektromagnetik dapat dianggap menyerupai gelombang atau dianggap sebagai
aliran paket energi atau partikel yang bergerak sangat cepat. Spektrofotometri serapan UV/Vis
adalah istilah yang digunakan ketika radiasi ultraviolet dan visible region dapat diserap oleh
molekul serta serapannya ternilai.
Salah satu karakteristik zat kimia adalah memiliki tingkatan energi yang spesifik. Tingkatan energi
yang spesifik dari suatu zat menentukan panjang gelombang elektromagnetik yang dapat diserap
atau dipancarkan. Spektrofotometri UV/Vis paling umum digunakan karena nilai absorbansinya
tidak mudah terpengaruh suhu ataupun partikulat asing. Spektrofotometri UV/Vis mengikuti
hukum Lambert-Beer yang dapat menghubungkan nilai absorbansi dengan konsentrasi melalui dua
persamaan yaitu :
A = a b c or A = ε b c
Keterangan :

A : Absorbansi b : Tebal kuvet (cm) ε : Molar absorptivity (M-1 cm-1)


a : Absorptivity c : Konsentrasi (M)

Hukum Lambert-Beer mengasumsikan bahwa gelombang elektromagnetik yang


diabsorbansi adalah gelombang monokromatik, sehingga panjang gelombang yang
diabsorbansi tidak tunggal. Jika nilai absorptivitas atau molar absorptivitas dari suatu zat
tidak mendekati nilai setara, maka hukum Lambert-Beer tidak berlaku.
Pelarut dalam spektrofotometri UV/Vis sangat berperan penting terhadap hasil yang akan
diperoleh. Hal ini dikarenakan pelarut juga memiliki nilai absorbansi sehingga hasil yang
diperoleh tidak akurat. Maka dari itu ada beberapa persyaratan dalam memilih pelarut
diantaranya, harus dapat melarutkan zat kimia, tidak bereaksi dengan zat yang akan
diidentifikasi, serta tidak menunjukkan absorbansi spesifik di panjang gelombang yang
sama dengan zat aktif. Pelarut polar cenderung mengalami komplikasi menghilangkan
struktur dari spektrum yang diabsorpsi. Hal tersebut dapat dihindari dengan cara
menggunakan pelarut non polar contohnya sikloheksana atau molekul yang mengalami
transisi
C. Prosedur
Persiapan larutan uji

Persiapan larutan baku

Analisis sampel
Ringkasan Video Spektrofotometri UV
Sumber: https://youtu.be/be11ta3TX4E
Penentuan kadar ZnO
• Reagen yang digunakan:
Xilenol orange 0.2%, buffer asetat 1 M pH 6 dan ZnO 1000 ppm untuk membuat kurva
kalibrasi
• Bahan kimia yang dibutuhkan: Zn standar 1000 mg/L, Na Asetat 1 M, Asam asetat 1
M, Xilenol Orange 0.2%, akuades
Prosedur:
1. Preparasi dapar asetat pH 6
Sebelum memulai proses pembuatan dapar, terlebih dahulu melakukan kalibrasi pH
meter, dengan cara:

pH elektode dibilas
Perhatikan untuk melakukan
menggunakan aquades dan Dilakukan juga hal yang sama
pembilasan pH elektrode
dicelupkan ke larutan dapar tetapi dengan pH7 dan 10,
sensor dengan akuades setiap
pH4 klik cal pada alat dan sehingga perlu menggunakan
dipindahkan dari larutan dapar
tunggu sampai angka 4 tampi larutan dapar pH7 dan 10.
satu ke larutan dapar lainnya.
di layar pH meter.

Tekan end dan save. pH meter berhasil dikalibrasi

Proses pembuatan dapar asetat pH 6:

Tempatkan pH meter Asam asetat diberikan Penetasan asam


Natrium asetat setetes demi tetes
pada beaker glass asetat dilakukan
ditempatkan di yang berisi natrium
menggunakan pipet
hingga layar pH meter
beaker glass tetes ke dalam natrium
asetat tersebut asetat menunjukkan pH 6

2. Preparasi reagen
Komposisi working solution (Xilenol orange : dapar asetat : Zn standar - 10 mg/ dL)
• Zn : Xilenol Orange : Dapar asetat = 1 : 1 : 8
• Zn : Xilenol Orange : Dapar asetat = 0.1: 1 : 8
• Zn : Xilenol Orange : Dapar asetat = 0.1 : 0.1 : 8
• Zn : Xilenol Orange : Dapar asetat = 0.05 : 0.1 : 8
Target: absorbansi diantara 0.2 – 0.8

Pembuatan working solution dengan


komposisi bervariasi seperti yang tertera di
atas

Instrumen spektrofotometri UV-vis dinyalahkan. Lampu


dinyalakan (VIS ON; UV ON) dengan diklik. Pemindaian
panjang gelombang. Dilakukan pemilihan rentang
panjang gelombang

Blanko dengan akuades. Selalu dilakukan pencucian kuvet


sebelum digunakan. Kuvet diisi dengan akuades. Perhatikan
untuk selalu memegang kuvet pada sisi opaque dan jangan
pegang pada sisi yang jernih. Sisi yang jernih ditempatkan
menghadap sumber cahaya. Kemudian klik blank yang
berada di layar monitor spektrofotometri UV-vis.
spektrofotometri UV-vis akan melakukan pembacaan
blanko.

Pemeriksaan panjang gelombang maksimum dan absorpsi dari


working reagent yang memiliki komposisi bervariasi. Dilakukan
pencucian kuvet atau pembilasan kuvet menggunakan working
reagent sebelum digunakan. Perhatikan untuk selalu memegang
kuvet pada sisi opaque dan jangan pegang pada sisi yang jernih.
Sisi yang jernih ditempatkan menghadap sumber cahaya. Kuvet
diisi dengan working reagent. Klik read sample pada
spektrofotometri UV-vis, maka pada layar akan mulai terlihat hasil
pengukuran.

Diketahui dari video, bahwa


absorbansi Zn : Xilenol Orange : Dapar asetat =
0.05 : 0.1 : 8
adalah sebesar 0.2 – 0,8

3. Preparasi konsentrasi seri untuk kurva kalibrasi berdasarkan komposisi yang diperoleh
Komposisi yang diperoleh:
Zn : Xilenol Orange : Dapar asetat = 0.05 : 0.1 : 8

Karena absorbansinya sebesar 0.2 – 0.8


Catatan: Pengambilan Xilenol orange, dapar asetat dan Zn dilakukan menggunakan
bantuan mikropipet dan ditempatkan ke labu ukur 5 mL yang sudah diberi label ppm-
nya masing-masing (Pada video jumlah labu ukur ada 5 buah).

Akan terjadi
Pertama xilenol orange Dilanjutkan dengan
pembentukan warna
ditempatkan terlebih penempatan dapar
orange hasil reaksi
dahulu pada seluruh asetat pada setiap labu
Xilenol Orange dan
labu ukur. ukur.
dapar.

Kemudian dilanjutkan Akan terjadi Dilakukan penggenapan


dengan penambahan pembentukan warna volume sampai batas
larutan stok Zn ke violet hasil reaksi Xilenol garis, homogenkan, dan
seluruh labu ukur. orange dan Zn inkubasi

4. Pengukuran absorbansi dari konsentrasi seri dan mematikan instrumen


Spektofotometri UV-Vis jika sudah selesai digunakan.

Jika sudah selesai, matikan


Pada layar monitor Lakukan hal yang instrumen spektrofotometri
spektrofotometri UV- Pembacaan sama untuk semua UV-vis dengan cara: matikan
vis tandai kotak save sample blanko. standard dan lampu (VIS OFF; UV OFF), klik
quit dan tombol untuk
result dan klik ok sampel (triplo) mematikannya.

D. Diskusi
Prinsip Dasar
Spektroskopi merupakan ilmu atau studi yang mempelajari mengenai interaksi radiasi
elektromagnetik seperti cahaya, gelombang radio, dan REM lainnya dengan materi
(Bertolucci & Harris, 1989), sedangkan spektrofotometri adalah metode untuk mengukur
seberapa banyak substansi kimia mengabsorbsi cahaya melalui pengukuran intensitas
cahaya ketika berkas cahaya melewati larutan sampel (LibreTexts., 2020). Prinsip
spektrofotometri UV-Vis adalah absorbansi radiasi elektromagnetik (REM) spesifik pada
daerah ultraviolet (200-400 nm) dan cahaya tampak (400-800 nm) dimana terjadi eksitasi
elektron di molekul yang melibatkan transisi elektron dari orbital molekul keadaan dasar
yang memilki energi rendah ke orbital molekul dengan energi lebih tinggi.
Kemampuan suatu molekul dapat menyerap dan mengabsorbsi suatu sinar sehingga dapat
digunakan sebagai prinsip dasar dari pengukuran spektrofotometri dipengaruhi oleh
kromofor. Kromofor adalah suatu molekul yang dapat mengabsorbsi sinar pada daerah Uv-
Vis. Kromofor memiliki struktur khas yaitu ikatan rangkap terkonjugasi (memiliki ikaatan
rangkap dan tunggal dengan posisi selang-seling) sehingga umumnya ditemukan pada
senyawa organik seperti benzena, karbonil, aseton, heksanaa, dan gas nitrogen. Semakin
panjang ikatan rangkap tersebut maka cahaya akan terserap ke panjang gelombang yang
semakin besar sehingga dapat masuk ke dalam rentang landa sinar Uv-Vis. Auksokrom
merupakan bagian gugus fungsi yang menempel pada kromofor yang berperan dalam
meningkatkan absorbsi kromofor. Auksokrom umumnya merupakan gugus fungsi
pendorong elektron, contohnya halida, hidroksi, dan amina (Suhartati, 2013).

Gambar 1. Tipe Transisi Elektron dalam Senyawa Organik (Suhartati, 2013).

Interaksi dari sinar Uv-Vis akan menghasilkan transisi elektron melalui 2 janis ikatan yaitu
ikatan sigma (σ), phi (π), non ikatan (n). Tansisi elektorn akan menyebabkan terjadinya
perpindahan elektron dari suatu orbital ke orbital lainnya. Berdasarkan gambar diatas, ,
transisi elektron σ ke σ * memerlukan energi yang paling besar, sedangkan transisi elektron
n ke π* , memerlukan energi yang paling kecil. Di dalam spektrumfotometri Uv-Vis, hanya
terdapat pada rentang panjang gelombang 200-700 nm, yakni hanya terjadi pada transisi n
ke π* dan π ke π* (Suhartati, 2013).
Instrumen

Gambar 2. Skema Instrumen Spektrofotometri UV-Vis Single Beam dan Double Beam (Jena, S. et
al., 2015)
Sumber cahaya yang terdiri atas lampu deuterium untuk ultraviolet dan lampu wolfram
untuk cahaya tampak, memancarkan cahaya polikromatik yang akan diteruskan menuju
monokromatis. Di monokromatis, cahaya polikromatik masuk slit atau pintu masuk yang
berperan mempersempit cahaya polikromatik ke ukuran yang sesuai dan cahaya putih
polikromatik akan mengalami pemisahan oleh pendispersi atau penyebar cahaya menjadi
pita cahaya monokromatik dengan panjang gelombang tunggal. Kemudian, cahaya tersebut
akan melewati slit atau pintu keluar yang berperan dalam memilih panjang gelombang
yang diinginkan. Setelah itu, cahaya melewati sel atau kuvet transparan yang menampung
sampel dan mengenai detektor yang memiliki komposisi katode fotoemisi, beberapa
dynodes dan anode. Detektor biasanya terhubung dengan signal processor dan perangkat
yang akan menampilkan hasil dari pengukuran Spektrofotometri UV-Vis. Seperti yang
disampaikan sebelumnya, kuvet yang digunakan pada Spektrofotometri harus transparan,
sehingga bahan yang dapat digunakan untuk kuvet adalah quartz atau fused silica untuk
daerah UV serta kaca silika untuk cahaya tampak. Perbedaan antara Spektrofotometri UV-
Vis single beam dan double beam adalah pada spektrofotometri UV-Vis double beam,
terdapat dua berkas cahaya seperti yang ditampilkan di gambar 1. yang menyebabkan satu
cahaya dapat melewati sel sampel serta cahaya yang lain melewati sel referensi atau blanko
(Jena, S. et al., 2015).

Di dalam prinsip spektrofotometri Uv-Vis, suatu panjang gelombang dan absorpsovitas


memiliki kemungkinan untuk bergeser dikarenakan perubahan energi dan transisi elektron.
Terdapat 4 efek yang dihasilkan dari pergeseran tersebut antara lain efek batokromik,
hipsokromik, hiperkromik, dan hipokromik. Efek batokromik atau pergeseran merah
merupakan pergeseran absorban ke arah panjang gelombang yang lebih besar, hal ini dapat
disebabkan oleh adanya pergantian pelarut. Efek hipsokromik atau pergeseran biru
merupakan pergeseran absorban ke arah panjang gelombang yang lebih pendek, hal ini
juga dapat disebabkan oleh tidak adanya pergantian pelarut atau tidak adanya kromofor di
dalam pelarut. Efek hiperkromik merupakan proses terjadinya peningkatan intensitas
absorban dan yang terakhir adalah efek hipokromik yang merupakan proses terjadinya
penurunan intensitas absorban (Dachriyanus, 2004)

Hukum Lambert-Beer merupakan penggabungan antara Hukum Bouger dan Lambert serta
Hukum Beer. Hukum Bouger dan Lambert menyatakan bahwa intensitas REM yang
diteruskan akan menurun secara proposional terhadap kenaikan tebal media, sedangkan
Hukum Beer menyatakan bahwa intensitas REM yang diteruskan akan menurun secara
proposional terhadap konsentrasi yang mengabsorbsi. Dari kedua hukum tersebut maka
lahirlah Hukum Lambert-Beer yang dapat menghubungkan nilai absorbansi dengan
konsentrasi melalui dua persamaan yaitu :
A = a b c atau A = ε b c
Keterangan :
A : Absorbansi b : tebal kuvet (cm) ε : Molar absorptivity (M-
1
cm-1)
a : Absorptivity c : Konsentrasi (M)

Selain itu terdapat hubungan antara nilai absorbsivitas, transmittan, dan intesitas melalui
persamaan berikut:

T = I / Io dan A = -log T = - log (I / Io)

I = intensitas cahaya setelah melewati sampel


Io = adalah intensitas cahaya awal
T = transmittan

Aplikasi
Aplikasi spektrofotometri UV-Vis dapat dibagi menjadi 2, yaitu untuk analisis kualitatif
dan analisis kuantitatif. Untuk analisis kualitatif, spektrofotometri UV-Vis dapat
digunakan untuk identifikasi dan karakterisasi sampel. Prinsip analisis kualitatif pada
spektrofotometer UV-Vis adalah membandingkan panjang gelombang maksimum atau
absorbansi pada larutan baku dan larutan uji. Untuk analisis kuantitatif, spektrofotometri
UV-Vis dapat digunakan untuk penetapan kadar serta uji disolusi. Penetapan kadar
menggunakan spektrofotometri UV-Vis dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu metode kurva
kalibrasi dan one point method. Pada metode kurva kalibrasi, dibuat seri larutan
pembanding dan diukur pada panjang gelombang, suhu, dan pelarut tertentu, lalu
dihasilkan nilai absorbansi. Setelah itu, dibuat grafik absorban terhadap konsentrasi dan
ditentukan regresi linearnya yang memenuhi hukum lambert-beer. Pada metode one point
method, larutan uji dan larutan pembanding memiliki absorbansi berdekatan dan dilakukan
pada rentang linier kurva dengan syarat panjang gelombang maksimum, suhu, pelarut, dan
alat harus sama. Selain aplikasi diatas, spektrofotometri UV-Vis di bidang Farmasi juga
dapat digunakan untuk pemeriksaan kemurnian, uji disolusi, elusidasi struktur, penetapan
Ka, P, isobestik, dan laju reaksi.

Video Prosedur Praktikum


Sebelum melakukan percobaan, harus disiapkan dahulu bahan-bahan dan reagen
yang akan digunakan. Pertama, lakukan preparasi dapar asetat pH 6. Sebelum itu, pH meter
harus dikalibrasi terlebih dahulu karena untuk memastikan agar tidak terjadi kesalahan
pengukuran. Ujung elektroda pH meter tidak boleh dilap kasar, cukup di tepuk pelan saja
karena bagian itu adalah bagian sensitif dan penting untuk mengukur pH.
Tahapan berikutnya yaitu preparasi reagen. Dalam video, digunakan reagen xilenol
orange 0,2% yang berfungsi untuk memberikan perubahan warna ketika bereaksi dengan
ZnO sehingga sampel bisa dideteksi menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Dibuat
beberapa komposisi reagen Zn : xilinol orange : dapar asetat kemudian diinkubasi. Proses
inkubasi bertujuan memberikan waktu pada larutan untuk bereaksi sebelum dilakukan
pengujian.
Tahapan preparasi reagen untuk sediaan krim asiklovir membutuhkan larutan uji
dan larutan baku yang sesuai dengan ketentuan pada Farmakope Indonesia Edisi VI
halaman 224. Selain mengikuti ketentuan farmakope, pelarut yang digunakan pun
umumnya memiliki beberapa syarat tertentu, seperti :
o Pelarut harus dapat melarutkan sampel dengan sempurna
o Pelarut dapat menghantarkan gelombang dengan daerah panjang
gelombang yang dipakai pada analisis
o Pelarut tidak berinteraksi dengan molekul senyawa yang dianalisis
o Pelarut yang digunakan tidak mengandung ikatan rangkap terkonjugasi
pada struktur molekulnya
o Pelarut tidak boleh menunjukan absorbs yang signifkan terhadap panjang
gelombang yang dipakai pada analisis
Prosedur pembuatan larutan uji dan larutan baku telah dilampirkan pada bagian “prosedur”.
Setelah semua reagen siap, lakukan pengujian pada blanko dan larutan uji
menggunakan spektrofotometri UV-Vis dengan panjang gelombang tertentu. Pengujian
blanko bertujuan untuk mengetahui kemampuan pelarut dalam menyerap panjang
gelombang yang dipakai pada proses analisis. Apabila pelarut mampu menyerap panjang
gelombang tersebut, maka hasil akhir pengujian perlu diselisihkan dengan nilai absorbansi
pelarut. Selanjutnya amati komposisi yang manakah yang memenuhi target absorbansi 0,2-
0,8. Diketahui dari video bahwa komposisi Zn : Xilenol Orange : Dapar asetat yang
memenuhi target aborbansi 0,2-0,8 adalah 0,05 : 0,1 : 8. Pengujian umumnya dilakukan
triplo agar keberulangan dari kelarutan campur yang digunakan dapat terlihat. Selain itu,
pengujian dilakukan secara triplo untuk meningkatkan ketepatan percobaan sehingga
memberikan hasil yang lebih akurat.
Absorbansi harus berada pada rentang 0,2-0,8 karena berdasarkan hukum lambert
beer hubungan absorbansi terhadap konsentrasi adalah linear apabila nilai absorbansi
larutan antara 0,2-0,8. Hal ini sering disebut sebagai daerah berlaku hukum lambert beer
(FMIPA UNEJ, 2017). Jika absorbansi yang diperoleh lebih besar maka hubungan
absorbansi dengan konsentrasi tidak linear lagi. Oleh karena itu, apabila nilai absorbansi
berada lebih dari 0,8 maka perlu dilakukan pengenceran pada larutan uji. Di sisi lain, bila
nilai absorbansi berada kurang dari 0,2 maka larutan uji perlu dibuat lebih pekat ataupun
ditingkatkan konsentrasinya.

E. Kesimpulan
Berdasarkan data spektrofotometri UV-Vis yang diberikan, didapatkan kesimpulan:
1. Nilai konsentrasi sampel sebesar 10,04575401 ppm dan absorbansi asiklovir dalam
sampel krim asiklovir adalah 0,6238.
2. Nilai absorptivitas molar asiklovir dalam sampel krim asiklovir sebesar 7,15133 × 10-
5
M-1 cm-1
3. Kadar asiklovir dalam sampel adalah 100%, sehingga disimpukan bahwa syarat
terpenuhi karena berdasarkan Farmakope Indonesia VI, krim Asiklovir mengandung
Asiklovir (C8H11N5O3) tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
jumlah yang tertera pada etiket.

F. Referensi
Bertolucci, M. D., Harris, D. C. (1989). Symmetry and Spectroscopy: An Introduction to
Vibrational and Electronic Spectroscopy. United Kingdom: Dover Publications.
FMIPA Universitas Jember. 2017. Spektrofotometri Sinar Tampak (Visible). Diakses pada
22 September 2021 melalui http://kimia.fmipa.unej.ac.id/?p=472
Jena, Shuvendu & Tokas, Raj & Thakur, Sonika & Sahoo, N.. (2015). Characterization of
Optical Thin Films by Spectrophotometry and Atomic Force Microscopy. Diakses
pada 22 September 2021, dari https://www.researchgate.net/figure/Schematic-of-
Single-and-double-beam-spectrophotometer_fig1_328353870
Gandhi, P., Momin, N., Kharade, S., Konapure, N. P., & Kuchekar, B. S. (2005).
Spectrophotometric Estimation of Acyclovir in Pharmaceutical Dosage Forms.
Indian Journal of Pharmaceutical Sciences, 68(4).

LibreTexts. (2020). Spectrophotometry. Diakses pada 22 September 2021, dari


https://chem.libretexts.org/@go/page/1431
Suhartati, Tati. (2013). Dasar-dasar Spektrofotometri UV-VIS dan Spektrometri Massa
untuk Penentuan Senyawa Organik. Aura: Bandar Lampung.
Dachriyanus. (2004). Analisis Struktur Senyawa Organik Secara Spektroskopi. Lembaga
Pengembangan Teknologi Infomasi dan Komuni kasi (LPTIK)
G. Kontribusi Individual

No Nama NIM Kontribusi


1 Nyoman Cynthia Krisniani O. 10719003 Prosedur, Diskusi Aplikasi dan
Video Prosedur Praktikum
2 Tazkia Adawiyah 10719009 Perhitungan
3 Liana Okataviani Nur Izmi 10719049 Prinsip Percobaan, Perhitungan
4 Raihan Nur Azmi 10719065 Diskusi Aplikasi dan Video
Prosedur Praktikum
5 Aqila Hafizha Hanun 10719072 Tujuan, Prosedur, Diskusi Prinsip
Dasar dan Instrumen
6 Marcella Folina 10719088 Cover, Prosedur, Diskusi Prinsip
Dasar dan Instrumen, Kesimpulan

LAMPIRAN
ULTRAVIOLET AND VISIBLE ABSORPTION SPECTROPHOTOMETRY

• Bahan aktif: Asiklovir


• Stock Solution: Asiklovir 1000 pm

Standard solution:
No Concentration Preparation Absorbance
(ppm)
1 2 ppm Diambil 0,02 mL larutan stok menggunakan 0,2244
mikropipet dan dilarutkan dengan 10 mL
aquades

2 4 ppm Diambil 0,04 mL larutan stok menggunakan 0,3365


mikropipet dan dilarutkan dengan 10 mL
aquades

3 6 ppm Diambil 0,06 mL larutan stok menggunakan 0,4392


mikropipet dan dilarutkan dengan 10 mL
aquades
4 7 ppm Diambil 0,07 mL larutan stok menggunakan 0,4902
mikropipet dan dilarutkan dengan 10 mL
aquades

5 9 ppm Diambil 0,09 mL larutan stok menggunakan 0,5781


mikropipet dan dilarutkan dengan 10 mL
aquades

6 12 ppm Diambil 0,12 mL larutan stok menggunakan 0,7042


mikropipet dan dilarutkan dengan 10 mL
aquades

• Wavelength Scan

Keterangan gambar: Gambar diatas menunjukan grafik spektofotometer UV-Vis dalam sediaan
tablet asiklovir
• Kesimpulan:
Sampel asiklovir akan mengabsorbsi pada panjang gelombang maksimal 253 nm (Gandhi et al., 2005)

• Kurva Kalibrasi
X = konsentrasi
Y = Absorbansi
• Sampel: Krim Asiklovir
• Preparasi sampel:
Sejumlah sampel dilarutkan dalam 50 mL akuades. 1 mL larutan tersebut kemudian diencerkan
menjadi 10 mL larutan sampel. Kemudian larutan sampel diambil 1mL dan diencerkan kembali
menjadi 10 mL. Larutan sampel yang telah diencerkan kemudian diuji pada spektrofotometri UV-
Vis.
• Kalkulasi:
1. Mencari nilai konsentrasi sampel
- Regresi data pada tabel larutan standar dengan y = absorbansi dan x = konsentrasi
Didapat y = 0,1430789474 + 0,04785315789 x
- Ekstrapolasi
Diketahui absorbansi sampel = 0,6238
Maka 0,6238 = 0,1430789474 + 0,04785315789 x
x = 10,04575401 ppm
2. Menentukan nilai absoptivitas molar sampel
- Mengonversi satuan konsentrasi sampel
Diketahui:
konsentrasi sampel = 10,04575401 ppm
BM asiklovir = 225,2
10,04575401 ppm = 10,04575401 gr/ 10-6 ml
10,04575401 gr/ 106 ml × 1000 = 0,01004575401 gr/L
M = mol/L = 0,01004575401 gr/L ÷ 225,2 gr/mol = 4,461 × 10-5 M
- Digunakan persamaan lambert beer, A = ℇ b c
Diketahui:
absorbansi sampel (A) = 0,6238
konsentrasi sampel (c) = 4,461 × 10-5 M
asumsi tebal kuvet = 1 cm
A=ℇbc
ℇ=bc÷A
= 1 cm × (4,461 × 10-5 M) ÷ 0,6238
= 7,15133 × 10-5 M-1 cm-1
Maka didapat nilai absorptivitas molar sampel 7,15133 × 10-5 M-1 cm-1
3. Mencari jumlah asiklovir pada sampel
Konsentrasi asiklovir = 4,461 x 10-5 M ~ mol asiklovir
• 4,461 x 10-5 / 1L = mol / 0,01L
mol = 4,461 x 10-7
• 4,461 x 10-7/0,001L = mol / 0,01L
mol = 4,461 x 10-6
• 4,461 x 10-6 /0,001L = mol / 0,05L
mol = 2,2305 x 10-4
Sehingga berat asiklovir dalam sampel = 2, 2305 x 10-4 x 225,2 = 0,05 g
Didapat kadar asiklovir dalam sampel = 50 mg / 50 mg x 100% = 100%

• Kesimpulan:
Sampel memenuhi syarat
Krim Asiklovir mengandung Asiklovir, C8H11N5O3, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. (FI VI hal. 224)

Anda mungkin juga menyukai