Anda di halaman 1dari 7

Nama: Maulida Anisa

NIM: 1804019021

“Pengaruh Penggunaan Polimer Polivinil Pirolidon (PVP) Terhadap Uji Ketahanan


Lipat dan Moisture Content pada Sediaan Patch Benzoil Peroksida”

Salah satu penyakit kulit yang merisaukan remaja dan dewasa adalah jerawat, karena
dapat mengurangi kepercayaaan diri seseorang. Jerawat adalah penyakit kulit yang terjadi
akibat peradangan menahun kelenjar polisebasea yang ditandai dengan adanya komedo,
papul, pustul, nodus, dan kista pada tempat predileksi. Jerawat merupakan kelainan kulit yang
bersifat umum, menyerang hampir pada semua remaja yang berusia16-19 tahun, bahkan
dapat berlanjut hingga usia 30 tahun . Dengan kondisi masalah kulit tersebut terutama
dibagian wajah dapat menjadi masalah yang mengganggu penampilan, kebanyakan wanita
khususnya, sering kali menutupi jerawat tersebut dengan menggunakan Make-Up padahal
tanpa disadari tindakan itu malah dapat memperburuk kondisi jerawat. Di pasaran sediaan
anti jerawat telah banyak beredar baik dalam bentuk gel, krim, losio dan patch.

Cara untuk pencegahan serta mengobati jerawat digunakan benzoil peroksida, topical
treatment, tazarotene, tretinoin serta pemberian antibiotik doxycycline seperti trimethoprim
kombinasi dengan sulfamethoxazole dan azithromycin (Tranggono, 2007). Benzoil peroksida
adalah salah satu zat yang dapat digunakan untuk menangani jerawat, dapat mengurangi
jumlah Propionibacterium acnes yang merupakan bakteri anaerob penyebab infeksi jerawat .
Zat ini umumnya digunakan untuk “acne vulgaris”, aman untuk anak-anak, dewasa dan ibu
hamil. Zat ini telah tersedia dalam bentuk krim, gel, losio, patch dan pencuci muka, biasanya
digunakan pada konsentrasi 2,5; 5 dan 10%. Benzoil peroksida dapat digunakan tunggal
maupun dalam bentuk kombinasi.

Tetapi dari jenis sediaan tersebut sediaan patch sekarang ini lebih banyak dipilih.
Karena selain untuk mengobati jerawat juga dapat menjadi cover atau pelindung jerawat
sebelum mengaplikasikan Make-Up. Kemampuan pelepasan obat dari polimer merupakan
salah satu hal yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu patch. Penelitian ini dibuat
sediaan patch bentuk matriks karena pada patch matriks tidak terjadi kebocoran membran
sehingga tidak terjadi pelepasan obat dalam jumlah besar serta dapat membentuk sediaan
patch yang tipis, lentur dan elegan sehingga nyaman untuk digunakan. Polimer merupakan
komponen utama dalam sediaan patch. Polimer yang digunakan sebagai pembawa pada tipe
matriks ada dua jenis, yaitu polimer hidrofilik seperti hidroksi propil metil selulosa, hidroksi
propil selulosa dan polivinilpirolidon (PVP), serta polimer hidrofobik seperti etil selulosa,
polietilen dan polivinil klorida.

Penggunaan polimer hidrofilik seperti polivinilpirolidon (PVP) akan menyebabkan


media disolusi mudah berpenetrasi ke dalam matriks, sehingga terjadi difusi bahan obat yang
cepat. PVP dapat mengembang (swellable) apabila berada dalam pelarut yang sesuai. Polimer
yang dapat mengembang ketika kontak dengan medium disolusi akan terbentuk pori yang
akan meningkatkan difusi bahan aktif sehingga mengakibatkan pelepasan obat lebih
terkontrol. Semakin tinggi polimer PVP yang digunakan maka dapat meningkatkan proses
penyerapan air dan hidrasi dari polimer matriks, sehingga obat akan lebih mudah terlepaskan.
Pada penelitian ini juga akan digunakan mentol sebagai enhancer. Mentol merupakan
golongan terpen. Terpen adalah bahan yang disukai sebagai enhancer untuk membantu
penghantaran obat menembus membran kulit Mentol memiliki kemampuan berinteraksi
dengan lipid interseluler dan peningkatkan partisi ke dalam kulit yang lebih baik
dibandingkan dengan asam oleat, isopropil miristat dan monooleate. Polietilen glikol 400
digunakan sebagai plasticizer. Plastcizer PEG 400 dapat bekerja dengan baik dalam
meningkatkan elastisitas patch sehingga dapat menghindari kerusakan patch ketika di
kombinasikan dengan polimer berbeda.

Dalam sediaan patch terdapat beberapa uji evaluasi diantara nya adalah uji moisture
content atau uji kelembaban dan uji daya lipat. Uji kelembaban menjadi salah satu kunci dari
keberhasilan sediaan patch karena pada sediaan patch dengan komposisi semakin banyak
kadar PVP yang merupakan polimer hidrofil didapatkan nilai MC nya semakin tinggi.
Adanya kadar air dalam patch ini akan membantu pada proses pelepasan ketika diaplikasikan
pada kulit. Tetapi bila kadar airnya semakin tinggi akan bisa menyebabkan ketidak stabilan
sediaan patch. Mekanisme pelepasan obat dari sediaan patch adalah air yang berasal dari
reseptor ( in vitro) atau tubuh (kalau sudah diaplikasikan dikulit) akan diabsorpsi oleh sediaan
patch. Dengan adanya air ini maka bahan obat yang terkandung didalamnya akan terlarut dan
akan berdifusi keluar dari sediaan patch. Untuk patch yang MC nya relatif tinggi, adanya air
ini akan membantu proses pelepasan. Sehingga sediaan patch yang mempunyai nilai MC
Yang tinggi akan bisa melepaskan bahan aktifnya lebih besar. Tetapi bila kadar MC terlalu
besar akan menyebabkan sediaan patch kurang stabil antara lain bisa menjadi media
pertumbuhan jamur atau pada plasticizer tertentu menjadi kurang berfungsi dengan baik.
Syarat % moisture content yang dikehendaki yaitu 1–10 %. Uji ketahanan lipat dilakukan
secara manual dengan cara melipat patch berulang kali pada satu garis yang sama sampai
pecah atau dilipat hingga 300 kali.

Berdasar hal tersebut di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh penggunaan polimer hidrofilik terhadap uji kelembaban dan uji daya lipat sediaan
patch benzoil peroksida.
Nama : Ade Mutiara Dwicahya
NIM : (1804019017)

“Pengaruh Penggunaan Polimer Natrium Karboksimetil Seluosa (Na-CMC) pada Uji


Ketahanan Lipat dan Moisture Content pada Sediaan Patch Benzoil Peroksida”

Salah satu penyakit kulit yang merisaukan remaja dan dewasa adalah jerawat, karena
dapat mengurangi kepercayaaan diri seseorang. Jerawat adalah penyakit kulit yang terjadi
akibat peradangan menahun kelenjar polisebasea yang ditandai dengan adanya komedo,
papul, pustul, nodus, dan kista pada tempat predileksi. Jerawat merupakan kelainan kulit yang
bersifat umum, menyerang hampir pada semua remaja yang berusia 16-19 tahun, bahkan
dapat berlanjut hingga usia 30 tahun.

Benzoil peroksida adalah salah satu zat yang dapat digunakan untuk menangani
jerawat, dapat mengurangi jumlah Propionibacterium acnes yang merupakan bakteri anaerob
penyebab infeksi jerawat. Zat ini umumnya digunakan untuk “acne vulgaris”, aman untuk
anak-anak, dewasa dan ibu hamil. Zat ini telah tersedia dalam bentuk krim, gel, losio, dan
pencuci muka, biasanya digunakan pada konsentrasi 2,5; 5 dan 10%. Benzoil peroksida dapat
digunakan tunggal maupun dalam bentuk kombinasi.

Pembuatan sediaan dalam bentuk patch merupakan suatu inovasi dalam pembuatan
sediaan untuk memodifikasi sediaan dalam memudahkan penggunaan, menutupi penampilan
jerawat yang sedang meradang, serta menutup jerawat dari debu atau bahan riasan yang
sedang digunakan. Patch yang baik secara fisik harus fleksibel, tipis, halus, homogen,
memiliki susut pengeringan dan daya serap kelembaban yang rendah.

Penelitian ini dibuat sediaan patch bentuk matriks karena pada patch matriks tidak
terjadi kebocoran membran sehingga tidak terjadi pelepasan obat dalam jumlah besar serta
dapat membentuk sediaan patch yang tipis, lentur dan elegan sehingga nyaman untuk
digunakan. Salah satu komponen dasar dari patch adalah polimer. Polimer memberikan
peranan penting dalam menghasilkan sediaan patch dengan karakteristik fisik yang baik.
Polimer menentukan dan mengontrol kecepatan pelepasan obat dari sediaan (Arunachalam et
al., 2010). Polimer yang digunakan sebagai pembawa pada tipe matriks ada dua jenis, yaitu
polimer hidrofilik seperti hidroksipropil metilselulosa (HPMC), natrium karboksimetil
selulosa (Na-CMC) dan polivinilpirolidon (PVP), serta polimer hidrofobik seperti etil
selulosa (EC), polietilen dan polivinil klorida (PVC).

Penggunaan polimer hidrofilik dapat meningkatkan permeabilitas matrik, sehingga


difusi obat melalui matriks lebih cepat dibandingkan polimer hidrofobik. Pada penelitian ini
akan digunakan polimer hidrofilik untuk mendapatkan konsentrasi polimer yang terbaik
untuk sediaan patch benzoil peroksida berdasarkan sifat fisik dan kemampuan pelepasan zat
aktifnya. Polimer hidrofilik yang digunakan adalah Natrium Karboksimetil Selulosa (Na-
CMC). Na-CMC telah digunakan secara luas di bidang farmasi sebagai eksipien. Na-CMC
banyak digunakan sebagai emulsifying agent, gelling agent dan tablet binder, agen pelapis,
agen penstabil. Penggunaan na-CMC pada konsentrasi 1 – 10 % b/v.

Evaluasi sifat fisik patch meliputi uji organoleptis, uji keseragaman bobot, uji
ketebalan patch, uji ketahanan terhadap lipatan, pH permukaan, moisture content (kandungan
lembab) serta kadar obat dalam sediaan. Pemeriksaan organoleptis meliputi pengamatan
warna, bau dan kondisi permukaan dari patch yang dihasilkan.

Berdasarkan diatas, maka dalam penelitian ini akan dibuat suatu sediaan lokal topikal
berupa patch. Patch sediaan dibuat dalam bentuk matriks dengan menggunakan polimer
hidrofilik Na-CMC. Patch dengan karakteristik yang baik ditentukan berdasarkan
polimernya. Sehingga dilakukan evaluasi moisture content dan ketahanan lipat dari sediaan
patch Benzoil Peroksida.
Nama :HILMA AZZAHRAH

NIM : (1804019005)

“Pengaruh Penggunaan Polimer Hydroxypropyl methylcellulose (HPMC) Pada Uji


Moisture Content Dan Uji Ketahanan Lipat Sediaan Patch Benzoil Peroksida”

Salah satu penyakit kulit yang sering mendapat perhatian bagi para remaja dan dewasa muda
adalah jerawat. Jerawat merupakan penyakit peradangan yang terjadi akibat penyumbatan pada
pilosebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papul, pastul dan bopeng (scar) pada daerah
wajah, leher, lengan atas, dada dan punggung. Peradangan dipicu oleh bakteri Propionibacterium
acnes, Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus.

Benzoil peroksida adalah salah satu zat yang dapat digunakan untuk menangani
jerawat, dapat mengurangi jumlah Propionibacterium acnes yang merupakan bakteri anaerob
penyebab infeksi jerawat. Zat ini umumnya digunakan untuk “acne vulgaris”, aman untuk
anak-anak, dewasa dan ibu hamil. Zat ini telah tersedia dalam bentuk krim, gel, losio, dan
pencuci muka, biasanya digunakan pada konsentrasi 2,5; 5 dan 10%. Benzoil peroksida dapat
digunakan tunggal maupun dalam bentuk kombinasi.

Di pasaran sediaan anti jerawat telah banyak beredar baik dalam bentuk gel, krim dan
losio tetapi jenis sediaan yang baru muncul dan banyak digunakan anak remaja kini adalah
jenis patch. Patch adalah salah satu sediaan lokal yang dapat menghantarkan obat ke tempat
aksi. Pada penggunaannya sediaan patch di jerawat dapat juga berfungsi sebagai pelindung
jerawat ketika tetap ingin make-up selain itu mudah digunakan, mengurangi frekuensi
pemberian obat, mengeliminasi first-pass metabolism, serta mengurangi efek samping seperti
iritasi lambung.

Penelitian ini dibuat sediaan patch bentuk matriks karena pada patch matriks tidak
terjadi kebocoran membran sehingga tidak terjadi pelepasan obat dalam jumlah besar serta
dapat membentuk sediaan patch yang tipis, lentur dan elegan sehingga nyaman untuk
digunakan. Polimer merupakan komponen utama dalam sediaan transdermal patch.

Polimer menentukan dan mengontrol kecepatan pelepasan obat dari sediaan. Polimer
yang digunakan sebagai pembawa ada dua jenis, yaitu polimer hidrofilik dan polimer
hidrofobik. Penggunaan polimer hidrofilik dapat meningkatkan permeabilitas matriks,
sehingga difusi obat melalui matriks lebih cepat dibandingkan polimer hidrofobik. Sehingga
saya memilih polimer hidrofilik yang digunakan yaitu Hydroxypropyl methylcellulose
(HPMC). Polimer HPMC mampu mengembang lebih baik dibanding polimer lain sehingga
mampu melepaskan obat dari matriks relatif cepat.

Hydroxypropyl methylcellulose (HPMC) merupakan polimer yang biasa digunakan


dalam formulasi sediaa oral, optalmik, nasal, dan juga opikal. HPMC sering digunakan
sebagai agen pengental, penstabil, pengemulsi, penampung air, film-forming, konsentrasi
HPMC yang dibutuhkan adalah 2-20% b/b.

Berdasarkan diatas, maka dalam penelitian ini akan dibuat suatu sediaan lokal topikal
yang berupa patch. Patch sediaan bentuk matriks dengan menggunakan polimer hidrofilik
HPMC. Patch yang baik ditentukan berdasarkan polimernya. Sehingga dilakukan evaluasi
moisture content dan ketahanan lipat dari sediaan patch Benzoil Peroksida.

Anda mungkin juga menyukai