Mudita,S.Farm,M.Farm.,Apt
Pengertian
Ciri
Alasan Humektan humektan
ideal
Contoh
Pengertian
• Bahan tambahan untuk mencegah kekeringan pada sediaan semi solid
krim dan salep.
• Mempertahankan kadar air atau meminimalisir hilangnya kadar air dalam
sediaan semisolid
Higroskopisitas
Kompatibilitas
Warna, bau, rasa
Toksisitas
Tingkat kerusakan
Stabilitas
Reaksi
Availabilitas
Urgensi & Pertimbangan
Penggunaan
Mencegah kekeringan sediaan
Mempermudah penyebaran produk di kulit
Gliserol
RM : C3H8O3
OTT dengan oksidator kuat :
CrO3, KClO, KMnO4
BM : 92,09
Jika terpapar oleh cahaya, warna
Cairan jernih, tidak berwarna, berubah menjadi hitam.
tidak berbau, kental, bersifat
higroskopis, berasa manis
Stabil jika bercampur dengan air,
etanol, dan propilenglikol.
Larut dalam pelarut polar
Humektan : ≤ 30%
Tidak mudah teroksidasi oleh
kondisi udara penyimpanan biasa
Pemanasan : terurai, suhu rendah
: dapat mengkristal
Penyimpanan : suhu kamar
Propilen glikol
BM : 76,09
Cairanyang jernih, tidak berwarna, kental, hampir tidak berbau,
dengan rasa manis dan sedikit tajam seperti gliserol
Bercampur dalam air, aseton, alkohol, kloroform. Larut eter (1:6)
Penyimpanan : temperatur sejuk, wadah tertutup rapat. Pada
temperatur tinggi dan dalam keadaan terbuka, senyawa ini akan
mulai teroksidasi menjadi propionaldehid, asam laktat, asam
piruvat, dan asam asetat
Stabil jika dicampur dengan etanol 95%, gliserol, atau air
OTT dengan oksidator KMnO4
Konsentrasi sebagai humektan : sampai 15%
Propilen glikol dan PEG kadang dikombinasi dgn gliserin
kemampuan menyerap lembab propilen glikol dan PEG lebih kecil
dari gliserin.
Sorbitol
RM : C6H14O6
BM : 182,17
Serbuk kristal higroskopis, tidak berbau, berwarna putih atau hampir
tidak berwarna.
Manis, ± 50-60% rasa manis dari sukrosa.
Secara kimia, sorbitol relatif inert dan dapat bercampur dengan
sebagian besar eksipien.
Stabil di udara terbuka selama tidak ada katalis, asam encer, dan basa.
Sorbitol tidak menghitam dan tidak rusak pada suhu tinggi atau pada
kehadiran amin.
Senyawa ini juga tidak mudah terbakar, tidak korosif, dan tidak
menguap.
Pada sediaan topikal, konsentrasi sorbitol yang digunakan sebagai
humektan adalah 3-15 %.
Polietilen Glikol (PEG)
Karbomer adalah suatu polimer sintetis dari asam akrilat dengan kandungan
kopolimer alil sukrosa sebanyak 0,75-2%.
Terdapat beberapa jenis karbomer dengan berat molekul yang berbeda-
beda carbomer 940, 934, 941
berbentuk serbuk putih yang bersifat korosif, higroskopis dan asam dengan
bau khas yang samar
Perhatian: pakailah wadah yang tahan korosi
Konsentrasi yang sering digunakan untuk gelling agent = 0,5-2%
Karakteristik: pada pH 6-11 akan menjadi lebih kental. Viskositas akan
berkurang jika pH kurang dari 3 atau lebih dari 12
Gel umunya stabil dengan suhu mencapai 104 oC, tetapi kurang stabil jika
terpapar oleh cahaya, mikroba, dan elektrolit dengan konsentrasi tinggi
inkompatibel dengan resorsinol, fenol, kationik polimer, asam kuat dan
elektrolit dalam konsentrasi tinggi
Cara buatnya..
Aduk Netralisa
kuat si
hingga dengan
terdisper basa Pada bentuk garamnya,
Dispersik si dan misal Natrium Carbomer
an jauhkan
tidak perlu
1 gram carbomer ditambahkan basa.
carbomer gelembun
dinetralisasikan
dalam air dengan ± 0,4 gram
g NaOH
Xanthan Gum
Diperoleh dari kultur murni fermentasi aerob karbohidrat Xanthomonas
campestris.
merupakan serbuk halus yang berwarna krem hingga putih berwarna, tidak
berbau, dan mudah mengalir
Konsentrasi yang biasa digunakan: 1%
Xanthan gum bersifat tidak toksik dan memiliki stabilitas dan viskositas yang
baik pada rentang pH dan temperatur yang luas.
Pada pelarut air stabilitasnya berkisar pada pH 3-12 dengan temperatur 10-600C.
Xanthan gum ini juga relatif stabil dengan kemunculan enzim, garam, asam,
maupun basa
inkompatibel dengan bahan yang bersifat kationik, zat pengoksidasi, karboksi
metal selulosa, alumunium hidroksida gel, dan beberapa zat aktif seperti
amitriptyline, tamoxifen, dan verapamil.
sering dikombinasikan dengan guar gum, locust bean gum, dan magnesium
aluminum silikat
Metil Selulosa
diperoleh dari selulosa pulp kayu dengan pembasaan dan dilanjutkan dengan
metilasi dengan klorometana
berbentuk granul atau serbuk dengan warna putih hingga putih kekuningan,
tidak berbau, tidak berasa, dan bersifat higroskopis.
Konsentrasi yang sering digunakan: 1-5%
Viskositas turun jika ada kenaikan suhu dan penurunan pH. Namun hal ini
bersifat reversible, sehingga pada saat suhu turun maka viskosistasnyapun
akan naik kembali
Konsentrasi elektrolit yang tinggi dapat meningkatkan viskositas dispersi
metil selulosa.
inkompatibel dengan: aminakrin hidroklorida, klorokresol, merkuri klorida,
fenol, resorsinol, asam tannat, perak nitrat, asam p-hidroksibenzoat, metal
paraben, asam p-aminobenzoat, propel paraben,butyl paraben, dan kadar
elektrolit yang tinggi.
Cara Pembuatan dispersi
metil selulosa
Metil selulosa
ditambahkan dalam
air panas sebanyak Metil selulosa
setengah jumlah air Campur metil dilembutkan dahulu
yang dipakai. selulosa dengan dengan pelarut
Selanjutnya sisa air bahan lain organic seperti
dingin ditambahkan kemudian ditambah alkohol 95%
untuk dengan air dingin kemudian
mendinginkan ditambahkan air
larutan metil
selulosa
Bentonit
Merupakan koloid hidrat aluminium silikat
berbentuk serbuk kristal halus, tidak berbau, bersifat
higroskopis, dan berwarna krem hingga kuning pucat.
Dapat mengembang 12 kali dari volume awal dengan air,
tetapi tidak mengembang dengan pelarut organik
Biasanya bentonit digunakan sebagai bentonit magma dengan
konsentrasi 5%
Inkompatibel dengan asam, alkohol, bahan bermuatan positif,
elektrolit kuat.
Cara Pembuatan
Bentonit
Biarkan selama
ditaburkan pada
24 jam
air hangat
Enhanced Cavitation
Reduced Skin Impedance
Increased Enhancer Deposition
Reduced Size-Selectivity
Enhancer Dispersion
Enhanced Electrophoresis
Ultrasound
• Lipid Bilayer Disordering
• Enhanced Diffusion
• Convection
Electroporation
• Pore Formation
• Electrophoresis
• Electroosmosis
Contoh enhancer
Isopropil palmitat
Alami
Pewang
i
Buatan
• Pewangi yang digunakan harus sesuai
dengan warna sediaan yang dibuat dan
disesuaikan dengan konsumen yang
ditargetkan
Pertimbangan Pemilihan
Pewangi
Warna sediaan yang dibuat
Konsumen yang ditargetkan
Pertimbangan durasi
High-volatility fragrance
Medium-volatility fragrance
Low-volatility fragrance
pH mempengaruhi kestabilan
Laju degradasi obat dipengaruhi oleh pH
Sebagian besar obat stabil pada pH 4-8
Obat-obat asam/basa lemah lebih mudah
terdekomposisi ketika terionisasi
Digunakan pH adjusting agent untuk
Menekan ionisasi obat
Meningkatkan kelarutan
pH
Adjusters
Acidifying Alkalizing
Agents Agent
Dapar
Askorbil
palmitat
Tokoferol
butilated
hidroksianiso
l (BHA)
Butilated
hidroksitolue
n Propil galat
(BHT)
Askorbil palmitat butilated
hidroksianisol (BHA)
Konsentrasi sediaan topikal 0,005%-0,02%.
BHA memiliki kemampuan antioksidan yang
baik pada lemak hewan dalam sistem
makanan panggang, namun relatif tidak
efektif pada minyak tanaman.
BHA bersifat larut lemak dan tidak larut air,
berbentuk padat putih dan dijual dalam
bentuk tablet atau serpih, bersifat volatil
sehingga berguna untuk penambahan ke
materi pengemas.
Butilated hidroksitoluen
(BHT)
Penggunaan sediaan topikal 0,0075-0,1%.
Antioksidan sintetik BHT memiliki sifat serupa BHA,
akan memberi efek sinergis bila dimanfaatkan bersama
BHA, berbentuk kristal padat putih dan digunakan
secara luas karena relatif murah.
Propil galat
EDTA
Foaming Agent
& Antifoaming Agent
Pengertian dan perbedaan
Foaming agent Antifoaming agent
senyawa kimia yang memfasilitasi Substansi yang menyebar pada
pembentukan busa atau foam, larutan berbusa sebagai partikel
membantu menjaga integritas padat, tetesan minyak, atau
busa dengan memperkuat globul campuran minyak-padat.
gelembung film. Fungsi utama adalah untuk
mencegah terbentuknya busa
yang berlebihan.
Defoaming agent mengurangi
jumlah busa berlebih yang
tercipta selama proses
pembuatan sediaan.
A. Foaming Agent
Digunakan ketika membuat sediaan yang membutuhkan kehadiran busa atau untuk sediaan-sediaan
yang diharapkan berbusa.
Busa digunakan sebagai agen pembersih
Busa memiliki dinding film yang sangat kaku dan tegas, beberapa lainnya lembut, bergerombol dan
pecah pada waktu tertentu.
Sifat yang berbeda ini menjadi salah satu alasan pemilihan agen busa yang tepat.
Misalnya, pasta gigi sering diformulasikan agar memiliki busa yang kecil-kecil, lembut, dan
bergerombol sementara deterjen diformulasi agar memiliki busa yang besar-besar dan kaku sehingga
dapat menutupi permukaan dan mengikat kotoran saat pembersihan.
Urgensi dan Pertimbangan Penggunaan
Sodium Lauril Sulfat Butiran, jarum, Serbuk Pasta gigi, serbuka atau
basis pasta, shampoo
dan detergent
Polydimethylsiloxane
Silicones
Daftar Pustaka