Anda di halaman 1dari 24

TUGAS PRAKTIKUM KIMIA FARMASI DASAR SEMESTER GANJIL

2021/2022
SINTESIS METIL BENZOAT
Hari / Jam Praktikum : Senin / 13.00-15.50
Tanggal Praktikum : 22 November 2021
Kelompok : 13
Asisten : 1. Shannon Maidelaine P.
2. Lauren Pangestu

Nama NPM Pembagian Tugas

Elisya Kartadikaria 26011021026 Tujuan, Reaksi, Teori Dasar, Alat dan Bahan,
Hasil identifikasi, Pertanyaan dan jawaban 2A,
3A, 4A, 1B, 2B, 8B, 9B.

Zahra Noor Silmi H. A. 260110210027 Prinsip, Prosedur, Perhitungan, Kesimpulan


Pertanyaan dan jawaban 1A, 5A, 3B, 4B, 7B, 1C,
2C

LABORATORIUM ANALISIS FARMASI DAN KIMIA MEDISINAL


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2021
I. Tujuan
1.1 Melakukan reaksi esterifikasi dengan hasil cairan
1.2 Melakukan proses pendinginan balik (refluks) dan destilasi

II. Prinsip
2.1 Esterifikasi
Esterifikasi adalah suatu reaksi pembentukan ester dengan mereaksikan asam
karboksilat dan alkohol. Ester asam karboksilat atau ester hasil esterifikasi memiliki gugus
-CO2R dimana R berupa alkil ataupun anil. Laju esterifikasi dipengaruhi oleh halangan sterik
pada pereaksinya yaitu alkohol dan asam karboksilat. Penamaan ester berdasarkan kelompok
alkil dari alkohol dilanjutkan dengan alkanoat (bagian dari asam karbon) (Fessenden, 1982).
2.2 Distilasi
Distilasi atau dengan nama lain penyulingan merupakan metode pemisahan bahan
kimia didasarkan atas kemudahan suatu zat untuk menguap (volatilitas). Secara sederhana
distilasi dilakukan dengan prinsip perbedaan titik didih untuk mendapatkan senyawa
murninya. Metode ini biasanya digunakan pada senyawa-senyawa dalam satu fasa yaitu fasa
cair dengan cair. Senyawa–senyawa yang terdapat dalam campuran akan menguap pada saat
mencapai titik didih masing–masing (Wahyudi dkk, 2017).
Secara umum prinsip kerja metode distilasi sendiri adalah memasukkan sampel ke
dalam kolom distilasi kemudian dipanaskan dengan steam yang dihasilkan dari reboiler. Uap
akan terbentuk jika sudah mencapai titik didihnya. Uap kemudian naik ke atas kolom distilasi
dan keluar melalui lubang keluaran uap. Uap yang keluar akan didinginkan oleh kondensor.
Setelah itu reboiler akan memanaskan bahan yang berada di bawah kolom distilasi agar dapat
terbentuk fase uap sementara bahan yang tak teruapkan akan dikelaurkan melalui lubang hasil
bawah kolom distilasi sebagai waste (Wahyudi dkk, 2017).
2.3 Kondensasi
Kondensasi atau dalam bahasa awam dikenal sebagai pengembunan adalah proses
berubahnya wujud zat menjadi wujud yang lebih padat misalnya pada perubahan gas menjadi
cairan. Kondensasi dari uap menjadi cairan merupakan proses yang berlawanan dari
penguapan atau evaporasi. Selain terjadi saat uap didinginkan menjadi cairan, kondensasi
juga terjadi ketika uap dikompresi menjadi cairan atau keduanya (Rice, 2011). Pada
kondensasi terjadi proses perubahan wujud gas menjadi wujud cair disebabkan oleh adanya
perbedaan temperatur suhu. Salah satu instrumen yang digunakan adalah kondensor dimana
bekerja dengan memindahkan panas dari suatu fluida yang temperaturnya tinggi ke fluida
dengan temperatur rendah (Atoni dan Mahmud, 2015).

III. Reaksi

(Fessenden dan Fessenden , 1982)


IV. Teori Dasar
Metil benzoat adalah salah satu suatu senyawa organik ester yang berupa
cairan tidak berwarna yang kurang larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik
yang memiliki rumus kimia C6H5CO2CH3 dengan titik didih 199,6 oC. Metil benzoat ini
mempunyai aroma yang enak dan mirip sekali dengan aroma buah pohon feijoa.
Dikarenakan memiliki aroma yang harum, metil benzoat bisa digunakan ketika
pembuatan parfum. Metil benzoate juga dapat digunakan sebagai pelarut dan
pembuatan pestisida untuk menarik serangga seperti orchid bees (Julianto, 2016).
Berikut merupakan struktur dari metil benzoat :

(NCBI, 2021)
Pada praktikum kali ini kami menggunakan metode refluks digunakan untuk
mensintesis metil benzoat. Refluks merupakan suatu metode ekstraksi dengan pelarut
pada temperatur tinggi dengan lama waktu tertentu dan dalam jumlah pelarut terbatas
serta relatif konstan dengan pendinginan yang balik (Hasrianti et al, 2016). Refluks ini
biasanya digunakan untuk mensintesis senyawa-senyawa mudah menguap atau
volatile. Metode refluks ini memiliki prinsip bahwa pelarut yang digunakan akan
mengalami penguapan pada suhu tinggi, namun akan dilakukan pendinginan oleh
kondensor sehingga pelarut yang awalnya uap akan mengembun pada kondensor dan
turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga pelarut akan masih ada sepanjang reaksi
berlangsung (Sineke et al, 2016).
Metil Benzoat ini awalnya terbentuk dari asam benzoat yang dimana
bentuknya berupa padatan kristal yang memiliki warna putih dan merupakan asam
karboksilat aromatik yang paling sederhana yang memiliki rumus kimia C7H6O2 atau
C6H5COOH dengan titik didih 249,2 oC. Asam benzoat secara alami dapat ditemukan
pada tanaman buah cranberry, cengkih dan kayu manis, yang biasanya digunakan
untuk bahan pengawet pada produk bahan pangan (Winarno, 1997). Berikut
merupakan struktur dari asam benzoat :

(NCBI, 2021)
Pada praktikum kali ini juga metil benzoat akan mengalami reaksi esterifikasi.
Esterifikasi merupakan suatu reaksi pembentukan ester dengan mereaksikan asam
karboksilat dan alkohol. Esterifikasi juga merupakan salah satu metode sintesis ester
serta terbagi menjadi beberapa jenis diantaranya adalah esterifikasi Fischer,
esterifikasi dengan asil halida, dan esterifikasi menggunakan asam karboksilat dengan
diena terkonjugasi. Ester asam karboksilat atau ester hasil esterifikasi memiliki gugus
-CO2R dimana R berupa alkil ataupun anil. Asam karboksilat yang mengandung
gugus -COOH dan pada sebuah ester hidrogen pada gugus ini diganti dengan gugus
hidrokarbon dari berbagai jenis. Gugus tersebut bisa berupa gugus alkil seperti metil
atau etil atau gugus yang mengandung cincin benzen seperti fenil. Ester ini memiliki
aroma harum serta sering digunakan sebagai pengharum makanan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi jalannya reaksi tersebut adalah pengadukan, katalisator, temperatur
reaksi, waktu reaksi, serta pembanding reaktan. Asam sulfat dan klorida merupakan
contoh katalis yang bisa digunakan (Suratmo, Retnowati, dan Chasana, 2014). Laju
esterifikasi juga dipengaruhi oleh halangan sterik pada pereaksinya yaitu alkohol dan
asam karboksilat. Penamaan ester berdasarkan kelompok alkil dari alkohol
dilanjutkan dengan alkanoat (bagian dari asam karbon) (Fessenden, 1982).
Dalam praktikum ini juga dilaksanakan distilasi, distilasi atau bisa disebut
juga penyulingan merupakan metode pemisahan bahan kimia yang dilandasi dengan
kemudahan suatu zat untuk menguap (volatilitas). Secara sederhana distilasi
dilakukan dengan prinsip perbedaan titik didih untuk mendapatkan senyawa
murninya. Metode ini umumnya dipakai pada senyawa-senyawa dalam satu fasa,
yakni fasa cair dengan cair. Senyawa–senyawa yang terdapat dalam campuran akan
menguap pada saat mencapai titik didih masing–masing (Wahyudi et al, 2017).
Pelarut yang digunakan pada tahap ini yaitu. Metanol adalah suatu senyawa yang bisa
terbentuk dari batu bara, gas alam, dan kayu metanol yang memiliki titik didih 65 oC
sehingga diperlukan pemanasan 65 agar bisa berpisah dengan sempurna. Jika metanol
dibandingkan dengan etanol, metanol lebih reaktif. Akan tetapi metanol itu alkohol
yang agresif, oleh karena itu bisa berakibat fatal jika tidak sengaja tertelan sehingga
diperlukan pengawasan yang tinggi pada metanol (Manai, 2010).
Selain itu juga pada kesempatan praktikum kali ini terjadi kondensasi atau
dikenal dengan pengembunan yang dimana merupakan suatu proses berubahnya
wujud zat menjadi wujud yang lebih padat, contohnya pada perubahan gas menjadi
cairan. Kondensasi dari uap menjadi cairan merupakan proses yang berlawanan dari
penguapan atau evaporasi. Selain terjadi saat uap didinginkan menjadi cairan,
kondensasi juga terjadi ketika uap dikompresi menjadi cairan atau keduanya (Rice,
2011). Pada kondensasi ketika terjadi perubahan wujud gas menjadi wujud cair
disebabkan oleh adanya perbedaan temperatur suhu. Kondensor ini akan
memindahkan panas dari suatu fluida yang temperaturnya tinggi ke fluida dengan
temperatur rendah (Atoni dan Mahmud, 2015).

V. Alat Bahan
5.1 Alat

No. Nama Alat Gambar


1. Batang magnetik stirrer

2. Corong Buchner

Corong Berleher Panjang

3. Corong Pisah

4. Erlenmeyer 250 mL
4. Gelas Ukur

5. Gelas Kimia

6. Heating mantle

7. Kertas Saring

8. Kertas Perkamen

10. Klem dan Statif


11. Kondensor

12. Labu alas bulat berleher pendek 100


mL

12. Penangas Minyak

13. Pipet Ukur

14. Selang

15. Spatula
16. Termometer

16. Timbangan Analitik

5.2 Bahan
1. Asam Benzoat
2. Asam Sulfat
3. Aquades
4. CCl4
5. Dietil Eter
6. MgSO4 Anhidrat
7. Methanol
8. NaCl pekat
9. NaHCO3
VI. Prosedur
6. 1 Sintesis Metil Benzoat
VII. Hasil Identifikasi
7.1 Sintesis A
No Tahapan Hasil

1. Dicampurkan 5 gram Asam Benzoat dengan 40 Didapatkan campuran 5


mL Methanol absolut dan ditambahkan gram Asam Benzoat
magnetic stirrer serta dipanaskan sambil diaduk dengan 40 mL Methanol
dan ditambahkan 1,1 mL H2SO4 absolut dan larutan nya
tak berwarna

2. Dipasangkan dengan kondensor dan direfluks Didapatkan campuran


selama 90 menit selanjutnya didinginkan pada larutan NaCl pekat dan
suhu ruang dan ditambahkan larutan NaCl dietil eter dan larutan
pekat dan dietil eter berwarna putih

3. Larutan tersebut diaduk dalam selama 2-3


menit dan dipindahkan ke dalam corong pisah
serta dikocong. Kemudian

VIII. Perhitungan
8.1 Perhitungan Massa Maksimal Metil Benzoat
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎
𝑀𝑜𝑙 = 𝑀𝑟
(Santoso, 2008)
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 (ρ) = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
(Santoso, 2008)

● Asam Benzoat ( C6H5COOH)


Massa : 5 gram
Mr : 122,12 (NCBI, 2021)
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎
𝑀𝑜𝑙 = 𝑀𝑟

5
= 122,12
= 0,0409 mol

● Metanol ( CH3OH )
Volume : 40 mL
Massa Jenis : 0,792 gram/mL (NCBI, 2021)
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑥 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
= 0, 792 𝑥 40 = 31,68 gram
Mr : 32,04 (NCBI, 2021)
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎
𝑀𝑜𝑙 = 𝑀𝑟

31,68
= 32,04
= 0,9888 mol

C6H5COOH + CH3OH → C9H8O4 + H2O

M 0,0409 mol 0,9888 mol - -

R - 0,0409 mol - 0,0409 mol 0,0409 mol 0,0409 mol

S 0 0,9479 mol 0,0409 mol 0,0409 mol

● Metil Benzoat ( C6H5COOCH3 )


Mol : 0,0409 mol
Mr : 136,15 (NCBI, 2021)
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎
𝑀𝑜𝑙 = 𝑀𝑟

Massa = Mol x Mr
= 0,0409 x 136,15 = 5,5685 gram = 5,57 gram

● Air ( H2O )
Mol : 0,0409 mol

Berdasarkan perhitungan stoikiometri massa Metil Benzoat ( C6H5COOCH3 ) yang


dihasilkan adalah 5,57 gram.
8.2 Rendemen Percobaan
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 4,55
Rendemen = 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
x 100%= 5,57
x 100% = 81,69 % = 82%

IX. Jawaban Pertanyaan


A. Proses Sintesis
1. Tuliskan alat (dilengkapi gambar) dan bahan yang digunakan pada pembuatan Metil
benzoat, sesuai prosedur terlampir
(Zahra Noor Silmi Hermawan Ayodduki - 260110210027)
Jawab :
Alat

No. Nama Alat Gambar

1. Batang magnetik stirrer

2. Corong Buchner

Corong Berleher Panjang

3. Corong Pisah
4. Erlenmeyer 250 mL

4. Gelas Ukur

5. Gelas Kimia

6. Heating mantle

7. Kertas Saring

8. Kertas Perkamen
10. Klem dan Statif

11. Kondensor

12. Labu alas bulat berleher pendek 100


mL

12. Penangas Minyak

13. Pipet Ukur


14. Selang

15. Spatula

16. Termometer

16. Timbangan Analitik

Bahan
1) Asam Benzoat
2) Asam Sulfat
3) Aquades
4) CCl4
5) Dietil Eter
6) MgSO4 Anhidrat
7) Methanol
8) NaCl pekat
9) NaHCO3

2. Tuliskan mekanisme reaksi pada sintesis metil benzoat?


(Elisya Kartadikaria - 260110210026)
Mekanisme reaksi yang terjadi pada sintesis metil benzoat yakni pertama-tama H+
dari katalisator atau asam sulfat memprotonasi atom oksigen dari asam benzoat
membuat atom oksigen mempunyai muatan positif. Selanjutnya, elektron pada ikatan
C=OH beresonansi membentuk atom oksigen yang netral dan membuat karbon
tersebut menjadi bermuatan positif. Kemudian, elektron bebas dari atom oksigen pada
senyawa metanol menyerang karbokation dan berikatan. Setelah itu atom hidrogen
yang menempel pada atom oksigen dari metanol terlepas membentuk H+ dan
membentuk atom oksigen yang bermuatan netral. Selanjutnya, elektron bebas pada
atom oksigen dari gugus alkohol menyerang atom hidrogen pada gugus alkohol yang
lain dan melepas ikatannya membentuk molekul air dan membentuk ikatan rangkap
C=O sehingga didapatkanlah senyawa metil benzoat (Fessenden dan Fessenden,
1986).
3. Apa fungsi asam sulfat dalam reaksi ini?
(Elisya Kartadikaria - 260110210026)
Jawab : Fungsi asam sulfat disini untuk mempercepat reaksi (katalisator) dan unutuk
memaksimalkan produk. Alasan dipilihnya asam sulfat ini karena dapat bekerja
maksimal sebagai katalis pada reaksi esterifikasi. Reaksi esterifikasi bersifat
reversible (Fessenden & Fessenden, 1986)
4. Tuliskan proses kerja dari alat refluks yang digunakan
(Elisya Kartadikaria - 260110210026)
Proses kerja dari alat refluks ini adalah pertama-tama masukkan sampel ke dalam labu
alas bulat secara bersamaan dengan cairan penyari, kemudian panaskan. Uap-uap
cairan penyari akan didinginkan oleh kondensor atau terkondensasi sehingga
terbentuk embun atau molekul-molekul cairan penyari yang akan turun kembali ke
dalam labu alas bulat sehingga akan tetap terus menerus bereaksi sampai penyarian
sempurna (Mohan et al, 2013 ).
5. Berapa temperatur reaksi yang disarankan dalam sintesis ini?
(Zahra Noor Silmi Hermawan Ayodduki - 260110210027)
Jawab :
Temperatur yang disarankan adalah 650C, karena temperatur yang terlalu rendah
menyebabkan reaksi tidak berjalan cepat (reaksi esterifikasi membutuhkan energi).
Jangan menggunakan temperatur yang terlalu tinggi atau mendekati titik didih
pereaksi yaitu Methanol 64,7oC (NCBI, 2021)

B. Proses Pemurnian
1. Gambarkan susunan alat distilasi dan tuliskan prinsip serta proses kerja alat tersebut
(Elisya Kartadikaria - 260110210026)
Jawab :
Prinsip dari distilasi ini adalah pemisahan dengan berdasarkan perbedaan titik didih
untuk mendapatkan senyawa murninya. Metode ini biasanya digunakan pada
senyawa-senyawa dalam satu fasa yaitu fasa cair dengan cair. Senyawa–senyawa yang
terdapat dalam campuran akan menguap pada saat mencapai titik didih masing–masing dan
titik didih yang lebih rendah daripada senyawa yang lain akan menguap terlebih dahulu.
Proses kerja dari distilasi ini yaitu pertama-tama memasukkan sampel ke dalam kolom
distilasi dan dipanaskan dengan steam yang dihasilkan dari reboiler. Selanjutnya uap akan
terbentuk jika sudah mencapai titik didihnya. Uap kemudian naik ke atas kolom distilasi dan
keluar melalui lubang keluaran uap. Uap yang keluar ini nantinya akan didinginkan dengan
kondensor. Setelah itu reboiler akan memanaskan bahan yang berada di bawah kolom
distilasi agar dapat terbentuk fase uap sementara bahan yang tak teruapkan akan dikeluarkan
melewati lubang hasil bawah kolom distilasi sebagai waste (Wahyudi et al, 2017).

2. Tentukan temperatur yang disarankan untuk pemisahan metanol


(Elisya Kartadikaria - 260110210026)
Jawab : Temperatur yang disarankan untuk pemisahan metanol adalah 65 derajat
celcius karena sesuai dengan titik didih metanol yaitu 65 derajat celcius agar metanol
menguap dan terjadi pemisahan (Manai, 2010).

3. Apa fungsi penambahan air dalam proses ini?


(Zahra Noor Silmi Hermawan Ayodduki - 260110210027)
Jawab : Air ditambahkan agar terbentuk 2 fase sehingga memudahkan pemisahan
dengan corong pisah, karena metil benzoat tidak larut dalam air (Julianto, 2016).

4. Mengapa penambahan CCl4 dilakukan saat tidak tampak batas yang jelas antara
lapisan ester dan air?
(Zahra Noor Silmi Hermawan Ayodduki - 260110210027)
Jawab : Karena CCl4 merupakan senyawa non-polar dan air merupakan senyawa
polar, maka akan terlihat air tidak akan larut dalam CCl4 dan akan terlihat dua fase
yang lebih jelas.

5. Pada video terlampir penggunaan CCl4 digantikan dengan dietil eter, dalam tahap
pemisahan, perbedaan apa yang terjadi pada kedua prosedur itu dan mengapa terjadi
perbedaan tersebut?
(Zahra Noor Silmi Hermawan Ayodduki - 260110210027)

6. Berikan gambaran mengenai cara kerja dengan menggunakan corong pisah


(Elisya Kartadikaria - 260110210026)
Cara kerja dari corong pisah ini pertama-tama campuran dan dua fase pelarut
dimasukkan ke dalam corong dari atas dengan keadaan corong keran tertutup.
Setelah dimasukkan tutup bagian ata dan digoyang-goyangkan agar membentuk dua
fase larutan tercampur. Selanjutnya corong tersebut dibalik dan kerannya dibuka agar
melepaskan berlebihnya tekanan uap. Selanjutnya diamkan corong untuk proses
pemisahan antara dua fase berlangsung. Setelah itu penyumbat dan keran pada
corong dibuka dan dua fase larutan ini dipisahkan dengan mengontrol keran corong.
Dan yang terakhir tutup keran jika pemisahan sudah selesai dilaksanakan (Febrianti
et al, 2019).

7. Apakah fungsi penambahan natrium bikarbonat pada proses ini?


(Zahra Noor Silmi Hermawan Ayodduki - 260110210027)
Jawab : Natrium Bikarbonat (NaHCO3) bertindak sebagai basa dalam menetralkan
asam serta dapat menghasilkan buih dan membebaskan karbondioksida (CO2).
Natrium bikarbonat juga larut sempurna dalam air (Siregar dan Wikarsa, 2010).

8. Kondisi apa yang ditunjukkan dengan sudah tidak adanya gelembung gas CO2 yang
terbentuk?
(Elisya Kartadikaria - 260110210026)
Jawab : Kondisi yang ditunjukan ketika tidak adanya gelembung gas CO2 akan
ditandai dengan tidak ada suara desisan ketika kita membuka corong pisah (Rusli,
2013)

9. Apakah fungsi penambahan MgSO4 anhidrat pada tahap ini?


(Elisya Kartadikaria - 260110210026)
Jawab : Penambahan MgSO4 anhidrat pada tahap ini berfungsi sebagai agar bisa
mengikat air dari ester dengan sifatnya yang higroskopis dan memisahkan air dari
ester untuk memperoleh ester (Iskandar, 2015).
10. Mengapa perlu digunakan penangas minyak dalam proses distilasi di atas?
(Zahra Noor Silmi Hermawan Ayodduki - 260110210027)
Suhu yang digunakan pada proses destilasi yaitu antara 90℃ - 120℃. Hal ini
dikarenakan diketahui dalam penangas minyak suhu maksimumnya adalah 170℃ -
180℃. Alasan dipakai penangas minyak karena suhu yang dihasilkan lebih tinggi
daripada penangas air 100℃. Dengan menggunakan penangas minyak oleh karena
itu proses pemanasan yang dihasilkan lebih maksimum sehingga hasil destilasi lebih
murni (Muhammad et al, 2014).

11. Temperatur distilasi berapakah yang disarankan untuk memisahkan CCl4?


(Zahra Noor Silmi Hermawan Ayodduki - 260110210027)
Karbon tetraklorida bersifat mudah menguap dengan titik didih 77,72oC sehingga
destilasi dapat dilakukan pada temperatur dibawah itu yaitu 77,72oC (NCBI,2021)

C. Identifikasi
1. Berdasarkan perhitungan teoritis, tentukan jumlah produk metil benzoat maksimum yang
dapat diperoleh dari prosedur reaksi di atas!

(Zahra Noor Silmi Hermawan Ayodduki - 260110210027)


Jawab :
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎
𝑀𝑜𝑙 = 𝑀𝑟
(Santoso, 2008)
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 (ρ) = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
(Santoso, 2008)

● Asam Benzoat ( C6H5COOH)


Massa : 5 gram
Mr : 122,12 (NCBI, 2021)
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎
𝑀𝑜𝑙 = 𝑀𝑟

5
= 122,12
= 0,0409 mol

● Metanol ( CH3OH )
Volume : 40 mL
Massa Jenis : 0,792 gram/mL (NCBI, 2021)
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑥 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
= 0, 792 𝑥 40 = 31,68 gram
Mr : 32,04 (NCBI, 2021)
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎
𝑀𝑜𝑙 = 𝑀𝑟

31,68
= 32,04
= 0,9888 mol

C6H5COOH + CH3OH → C9H8O4 + H2O

M 0,0409 mol 0,9888 mol - -

R - 0,0409 mol - 0,0409 mol 0,0409 mol 0,0409 mol

S 0 0,9479 mol 0,0409 mol 0,0409 mol

● Metil Benzoat ( C6H5COOCH3 )


Mol : 0,0409 mol
Mr : 136,15 (NCBI, 2021)
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎
𝑀𝑜𝑙 = 𝑀𝑟

Massa = Mol x Mr
= 0,0409 x 136,15 = 5,5685 gram = 5,57 gram

● Air ( H2O )
Mol : 0,0409 mol

Berdasarkan perhitungan stoikiometri massa maksimum Metil Benzoat ( C6H5COOCH3)


yang dihasilkan adalah 5,57 gram.

2. Tuliskan prosedur identifikasi metil benzoat secara kualitatif?


(Zahra Noor Silmi Hermawan Ayodduki - 260110210027)
20 g sampel halus dimasukkan ke dalam beaker glass lalu ditambahkan larutan NaCl jenuh
hingga volume 100 mL. Campuran kemudian diaduk hingga homogen. Selanjutnya
ditambahkan larutan NaOH 10% sampai larutan bersifat basa sambil diaduk (distirer) selama 5
menit. Biarkan selama semalam dan disaring. Filtrat yang terbentuk ditambahkan dengan 2
mL larutan HCL pekat hingga larutan bersifat asam. Larutan asam kemudian diekstraksi
sebanyak 3 kali dengan dietil eter masing-masing 10 mL. Setelah itu panaskan ekstrak pada
suhu 80oC menggunakan penangas air. Larutkan residu yang terbentuk dalam akuades dan
panaskan dalam penangas air pada suhu antara 80-85oC selama 10 menit. Lalu dinginkan
larutan. Ke dalam larutan yang telah dingin ditambahkan beberapa tetes larutan FeCl3 5%. Jika
terbentuk endapan berwarna salmon atau cincin merah kecoklatan artinya sampel masih
mengandung asam benzoat dan metil benzoat yang dihasilkan belum murni (Rorong, 2013).

X. Kesimpulan
Telah dilakukan sintesis metil benzoat dengan prinsip distilasi, kondensasi, dan
esterifikasi. Bahan utama dalam sintesis ini antara lain asam benzoat, metanol absolut, dan
asam sulfat sebagai katalisator. Mekanisme reaksi yang terjadi diawali dengan protonasi
dari atom oksigen pada gugus karbonil asam benzoat kemudian atom karbon akan bersifat
elektrofil dan bermuatan positif. Atom karbon tersebut akan diserang oleh metanol sebagai
nukleofil. Atom oksigen pada metanol selanjutnya akan kehilangan proton. Kemudian
akan dilepaskan molekul air dan terbentuk ikatan rangkap C=O. Dihasilkanlah metil
benzoat. Lalu dilakukan perhitungan teoritis massa maksimum metil benzoat yang
terbentuk yaitu 5,57 gram dengan rendemen sebesar 82%. Berdasarkan hasil tersebut
tujuan praktikum tercapai.

XII. Daftar Pustaka


Atoni, A. dan Mahmud, H. K. 2015. Jurnal Integrasi Sistem Industri: Pengaruh Variasi
Temperatur Air Pendingin Kondensor Terhadap Tekanan Pada Beban Tetap, 2(1).
Febrianti, D.R, Susanto Y., Niah, R., dan Latifah, S. 2019. Aktivitas Antibakteri Minyak
Atsiri Kulit Jeruk Siam Banjar (Citrus Reticulata) Terhadap Pertumbuhan
Pseudomonas Aeurigonsa. Jurnal Pharmascience, 6 (1) : 10 - 17.
Fessenden, J. dan Fessenden, S. 1986. Kimia Organik (ed. 3). Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hasrianti, H., Nururrahmah, N., dan Nurasia, N. (2016). Jurnal Dinamika: Pemanfaatan
Ekstrak Bawang Merah dan Asam Asetat Sebagai Pengawet Alami Bakso, 7 (1) : 9 -
30.
Iskandar, S. 2015. Ilmu Kimia Teknik. Yogyakarta: Deepublish.
Julianto, S.T. 2016. Minyak Atsiri Bunga Indonesia. Sleman : Deepublish.
Manai, S. 2010. Membuat Sendiri Biodiesel : Bahan Bakar Alternatif Pengganti Solar.
Yogyakarta : Andi Publisher.
Mohan, M.S, Khanam, B.G, dan Shivanda, S. 2013. Optimization of Microwave Assisted
Extraction of Andrographolide from Andrographis paniculata and its Comparison
with Refluxation Extraction Method. Journal of Pharmacognosy and
Phytochemistry, 2 : 342-348.
Muhammad, M., Dimas, D., Darmadji, P dan Pranoto Y. 2014. Pengaruh Suhu Distilasi dan
Tingkat Kondensor Terhadap Sifat Sensoris Distilat Asap Cair. Jurnal Teknologi
Hasil Pertanian, 4(2):104 –1.
National Center for Biotechnology Information. 2021. PubChem Compound Summary for
CID 243, Benzoic acid. Tersedia online di
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Benzoic. [Diakses pada 22 November
2021].
National Center for Biotechnology Information. 2021. PubChem Compound Summary for
CID 7150, Methyl Benzoate. Tersedia online di
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Methyl-benzoate. [Diakses pada 22
November 2021]
National Center for Biotechnology Information. 2021. PubChem Compound Summary for
CID 887, Methanol. Tersedia online di
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Salicylic-acid. [Diakses pada 22
November 2021].
Rice, W. B. 2011. Condensation. California:Teacher Created Materials.
Rorong, J. A. (2013). Analisis benzoat dengan perbedaan preparasi pada kulit dan daun kayu
manis (Cinnamomun burmanni), 81-85.
Sineke, F.U, Suryanto, E., dan Sudewi, Sri. 2016. Penentuan Kandungan Fenolik dan Sun
Protection Factor (SPF) Dari Ekstrak Etanol Dari Beberapa Tongkol Jagung (Zea
mays, L.). Jurnal Ilmiah Farmasi, 5 (1).
Siregar, C.J.P., dan Wikarsa, S. (2010). Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar -Dasar
Praktis. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Suratmo, S., Retnowati, R., dan Chasana, U. (2014). Kimia Student Journal: Esterifikasi
l-Mentol dan Anhidrida Asetat dengan Variasi Rasio Mol Reaktan, 1(2): 276-282.
Wahyudi, T. N., Ilham, F., Kurniawan, I., dan Sanjaya, S. A. 2017. Jurnal Chemurgy:
Rancangan Alat Distilasi untuk Menghasilkan Kondensat dengan Metode Distilasi
Satu Tingkat, 1(2): 30-34.
Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai