Anda di halaman 1dari 17

SPEKTROSKOPI

EMISI ATOM
SEA / AES

apt. Nur Herlina Nasir, S.Farm., M.Pharm.Sci.


ATOMIC EMISSION
SPECTROSCOPY
(AES)
ATOMIC EMISSION SPECTROSCOPY (AES)
adalah metode analisis kimia yang menggunakan intensitas cahaya yang dipancarkan
(diemisikan) dari nyala api (flame), plasma, arc atau spark pada panjang gelombang
tertentu untuk menentukan jumlah elemen dalam sampel

3
SPEKTRA AES
Emisi atom terjadi ketika elektron valensi
dalam orbital atom energi tinggi kembali
ke orbital atom energi rendah.
Gambar di samping menunjukkan
sebagian dari diagram tingkat energi untuk
Natrium (Na), yang terdiri dari serangkaian
garis diskrit pada panjang gelombang yang
sesuai dengan perbedaan energi antara
dua orbital atom.

4
INSTRUMEN AES serupa dengan desain instrumentasi untuk AAS

ATOMISASI DAN EKSITASI


Emisi atom membutuhkan sarana untuk
mengubah analit padat, cair, atau larutan
menjadi atom gas bebas. Sumber energi
panas yang sama biasanya berfungsi
sebagai sumber eksitasi. Metode yang
paling umum adalah nyala (flame) dan
plasma, keduanya berguna untuk sampel
cairan atau larutan. Sampel padat dapat
dianalisis dengan melarutkannya dalam
pelarut dan menggunakan atomizer nyala
(flame) atau plasma.

5
CON’T...

SUMBER NYALA (FLAME)

Atomisasi dan eksitasi dalam AES nyala


dapat menggunakan nebulisasi dan
chamber spray yang sama seperti
dalam AAS. Burner head terdiri dari
slot tunggal atau ganda, atau burner
Meker.

6
CON’T...

ARC ATAU SPARK


Sumber eksitasi spark dan arc menggunakan pulse
(spark/percikan) atau pelepasan listrik berkelanjutan
(arc/busur) antara dua elektroda untuk menguapkan dan
mengeluarkan atom analit. Elektroda adalah logam atau
grafit. Jika sampel yang akan dianalisis adalah logam,
dapat digunakan sebagai satu elektroda.
Sampel non-konduktor ditumbuk dengan bubuk grafit
dan ditempatkan ke dalam elektroda bawah berbentuk
cangkir. Sumber arc dan spark dapat digunakan untuk
mengeksitasikan atom untuk AES atau untuk
mengionisasi atom untuk spektrometri massa. Sumber
eksitasi arc dan spark telah diganti dalam banyak aplikasi
dengan sumber plasma atau laser, tetapi masih banyak
digunakan dalam industri logam.
7
CON’T...

SUMBER PLASMA

Plasma adalah gas panas terionisasi sebagian yang


mengandung konsentrasi kation dan elektron yang
berlimpah. Plasma yang digunakan dalam AES
terbentuk dengan mengionisasi aliran gas argon,
menghasilkan ion argon dan elektron.
Suhu tinggi plasma merupakan hasil dari
pemanasan resistif ketika elektron dan ion argon
bergerak melalui gas. Karena plasma beroperasi
pada suhu yang jauh lebih tinggi daripada nyala
(flame), plasma memberikan atomisasi yang lebih
baik dan populasi yang lebih tinggi saat keadaan
tereksitasi.
8
CON’T... INDUCTIVELY COUPLED PLASMA SOURCE (ICP)

ICP terdiri dari tiga tabung kuarsa konsentris, dikelilingi di


bagian atas oleh koil induksi frekuensi radio. Sampel
dicampur dengan aliran Argon (Ar) menggunakan nebulizer,
dan dibawa ke plasma melalui tabung kapiler sentral.
Pembentukan plasma diinisiasi oleh percikan (spark) dari
kumparan Tesla.
Arus frekuensi radio bergantian dalam kumparan induksi
menciptakan medan magnet yang berfluktuasi yang
menginduksi ion Argon dan elektron-elektron bergerak
dalam jalur melingkar. Tabrakan yang dihasilkan dengan gas
tak terion yang melimpah menimbulkan pemanasan
resistif, menghasilkan suhu setinggi 10.000 K pada dasar
plasma, dan antara 6000 dan 8000 K pada ketinggian 15-20
mm di atas koil, dimana emisi biasanya diukur. Pada suhu
tinggi ini tabung kuarsa luar harus diisolasi secara termal
dari plasma.
9
ANALISIS MULTIELEMENTAL AES sangat cocok untuk analisis multielemental
karena semua analit dalam sampel tereksitasi
secara bersamaan. Kita dapat memprogram
panjang gelombang analit yang diinginkan secara
cepat, berhenti sejenak untuk merekam intensitas
emisinya, dan kemudian pindah ke panjang
gelombang analit berikutnya. Analisis sekuensial
ini memungkinkan laju sampling 3-4 analit per
menit.
Pendekatan lain untuk analisis multi elemen
adalah dengan menggunakan instrumen
multichannel yang memungkinkan kita untuk
secara bersamaan memonitor banyak analit.
Desain sederhana untuk spektrometer
multichannel couple monokromator dengan
beberapa detektor yang dapat diposisikan dalam
array setengah lingkaran di sekitar monokromator
pada posisi yang sesuai dengan panjang
gelombang untuk analit.
10
APLIKASI KUANTITATIF

AES banyak digunakan untuk analisis jejak logam dalam berbagai matriks
sampel. Pengembangan metode AES kuantitatif membutuhkan beberapa
pertimbangan, termasuk:
a. memilih sumber untuk atomisasi dan eksitasi,
b. memilih panjang gelombang (wavelength) dan lebar celah (slit width),
c. menyiapkan sampel untuk analisis,
d. meminimalkan gangguan spektral dan kimia.

11
Kecuali untuk logam alkali, batas deteksi ketika
MEMILIH SUMBER ATOMISASI DAN menggunakan ICP secara signifikan lebih baik
EKSITASI daripada yang diperoleh dengan emisi nyala (flame)

12
CON’T...

MEMILIH PANJANG GELOMBANG


DAN LEBAR CELAH
Pilihan panjang gelombang ditentukan oleh kebutuhan akan Sumber nyala (flame) dan plasma paling
sensitivitas dan kebutuhan untuk menghindari gangguan dari cocok untuk sampel dalam bentuk larutan.
garis emisi elemen lain dalam sampel. Karena spektrum analit Meskipun sampel padat dapat dianalisis
AES memiliki banyak garis emisi - terutama ketika dengan langsung memasukkannya ke dalam
menggunakan sumber plasma suhu tinggi - tidak dapat nyala (flame) atau plasma, biasanya sampel
dihindari bahwa akan ada beberapa tumpang tindih antara tersebut terlebih dahulu dimasukkan ke
garis emisi. Misalnya, analisis untuk Nikel (Ni) menggunakan dalam larutan melalui digesti atau ekstraksi.
garis emisi atom pada 349,30 nm tumpang tindih dengan garis
emisi atom untuk Besi (Fe) pada 349,06 nm.
Lebar celah (slit width) yang sempit memberikan resolusi yang MEMPERSIAPKAN SAMPEL
lebih baik, tetapi dengan radiasi sedikit yang mencapai
detektor. Pendekatan termudah untuk memilih panjang
gelombang adalah dengan merekam sampel spektrum emisi
dan cari jalur emisi yang memberikan sinyal kuat.
13
MEMINIMALKAN GANGGUAN
SPEKTRAL
Gangguan spektral yang paling penting yaitu adanya
pelebaran (broad), emisi latar belakang (background)
dari nyala (flame) atau plasma dan pita emisi dari
spesies molekuler. Emisi latar belakang ini
memperburuk nyala karena suhunya tidak cukup untuk
memecah senyawa-senyawa tahan api, seperti oksida
dan hidroksida. Koreksi latar belakang untuk emisi
nyala dibuat dengan memindai (scanning) garis emisi
dan menggambar garis dasar (baseline)
Karena suhu plasma jauh lebih tinggi, gangguan latar
belakang karena emisi molekuler tidak terlalu menjadi
masalah. Meskipun emisi dari inti plasma (plasma's
core) kuat, hal ini tidak signifikan pada ketinggian 10-30
mm di atas inti, tempat dimana pengukuran biasanya
terjadi.

14
MEMINIMALKAN GANGGUAN
SPEKTRAL
Emisi nyala merupakan jenis gangguan kimia yang sama
dengan AAS. Gangguan ini diminimalkan dengan
menyesuaikan komposisi nyala dan menambahkan
bahan proteksi (protecting agent), bahan pelepas
(releasing agent), atau penekan ionisasi (ionization
suppressor). Gangguan kimia juga disebabkan oleh self-
absorption. Karena suhu nyala yang paling tinggi berada
di pusat (center), konsentrasi atom analit dalam
keadaan tereksitasi lebih besar di pusat nyala daripada
di tepi luarnya.
Atom dalam keadaan tereksitasi (excited state) di pusat
nyala memancarkan foton, dan ketika kembali ke
keadaan dasarnya (ground state) akan menjadi dingin.
Bagian luar nyala dapat menyerap foton, sehingga
mengurangi intensitas emisi.

15
REFERENCES

WIKIPEDIA CHEMISTRY LIBRETEXTS SCIENUP SPRINGER LINK


Atomic emission spectroscopy 10.7: Atomic Emission An inductively coupled plasma Atomic Absorption, Inductively
Spectroscopy (ICP) Coupled Plasma Optical
Emission Spectroscopy, and
Infrared Spectroscopy

16
THANK YOU !
NUUR.HERLINA@GMAIL.COM

HTTP://WWW.CONTOSO.COM/

Anda mungkin juga menyukai