Anda di halaman 1dari 29

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS FARMASI 2

JURUSAN FARMASI

PERCOBAAN I

“PENETAPAN KADAR VITAMIN C DALAM SEDIAAN OBAT, MAKANAN


DAN MINUMAN”

DI SUSUN OLEH :

NAMA : JESICA CARINE POLUAN

NIM : G 701 18 028

KELAS / KELOMPOK : D / V (LIMA)

HARI/ TANGGAL :

ASISTEN : REZA AFRIANO

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2020
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Vitamin dan mineral merupakan nutrisi atau zat yang sangat berperan penting
bagi tubuh dan merupakan salah satu indikator penentu kesehatan pada tubuh
manusia. Vitamin sendiri merupakan komponen gizi parenteral yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Kekurangan atau defisiensi terhadap
vitamin dan mineral dapat menjadi masalah bagi kesehatan manusia sehingga
menimbulkan berbagai penyakit pada tubuh (Rusiani, E, dkk., 2019).

Salah satu vitamin yang penting bagi tubuh yaitu vitamin C. Vitamin C adalah
vitamin yang larut dalam air, penting bagi kesehatan manusia, memberikan
perlindungan antioksidan plasma lipid dan diperlukan untuk fungsi kekebalan
tubuh, penekanan replikasi virus dan produksi interferon. Peran utama dari
vitamin C dalam sistem imun (kekebalan tubuh) yaitu melindungi sel-sel
kekebalan tubuh terhadap stres oksidatif yang dihasilkan selama infeksi. Sebagai
antioksidan yang efektif, vitamin C harus dipertahankan dalam tubuh pada
tingkat yang relatif tinggi. Sementara manusia tidak memiliki gulonolactone
oksidase yang merupakan enzim yang diperlukan untuk biosintesis vitamin C,
vitamin C biasanya ditemukan dalam buah-buahan dan sayuran segar (Nasution,
A, dkk., 2019).

Aplikasi dalam bidang farmasi adalah seorang farmasis dapat mengetahui cara
menganalisa kadar vitamin C dan menentukan kadarnya dalam obat, makanan
ataupun minuman, sehingga dapat juga menjadi dasar untuk membuat sediaan
obat, dengan kandungan vitamin C yang tepat. Hal inilah yang
melatarbelakangi percobaan ini.
I.2 Maksud dan Tujuan

I.2.1 Maksud percobaan


Menganalisis kadar vitamin C dalam sediaan obat, makanan dan
minuman.
I.2.2 Tujuan percobaan
Menentukan kadar vitamin C dalam sediaan obat, makanan dan
minuman.

I.3 Manfaat Percobaan

Manfaat dari percobaan ini yaitu mampu menganalisis dan menentukan kadar
vitamin C dalam sediaan obat, makanan dan minuman.

I.4 Prinsip percobaan

Penetapan kadar vitamin C menggunakan spektrofotometri UV-Vis yang


diamati dengan cahaya tampak pada panjang gelombang tertentu dengan berisi
larutan vitamin C sebagai sampel.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Dasar Teori

Vitamin merupakan senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh yang
berfungsi untuk membantu pengaturan atau proses metabolism tubuh. Salah satu
vitamin yang diperlukan oleh tubuh adalah vitamin C. Vitamin C atau asam
askorbat adalah salah satu vitamin yang terbuat dari turunan heksosa yang larut
dalam air dan mudah rusak karena pemanasan. Disamping itu, vitamin C
memiliki gugus kromofor yang peka terhadapa rangsangan cahaya (Nasution, A,
dkk., 2019).

Vitamin C adalah vitamin larut air dan paling mudah rusak. Vitamin C telah
menjadi subjek penting dalam bidang biokimia dan makanan. Vitamin C, juga
dikenal sebagai asam askorbat adalah salah satu nutrisi Paling aman dan paling
efektif. Vitamin ini mudah teroksidasi oleh oksigen atmosfer atau karena enzim
askorbat oksidase. Namun demikian, vitamin C merupakan antioksidan yang
sangat kuat dan dapat mencegah proses oksidasi didalam pangan maupun dalam
sistem tubuh manusia. Vitamin C mempunyai banyak fungsi didalam tubuh
sebagai koenzim atau kofaktor. Asam askorbat mempunyai kemampuan kuat
dalam reduksinya dan bertindak sebagai antioksidan dalam reaksi-reaksi
hidroksil (Rusiani, E, dkk., 2019).

Spektrofotometer UV-Vis merupakan gabungan antara prinsip spektrofotometer


UV dan Visible. Alat ini menggunakan dua buah sumber cahaya yang berbeda,
yaitu sumber cahaya UV dan sumber cahaya Visible. Larutan yang dianalisis
akan sebanding dengan jumlah sinar yang diserap oleh zat yang terdapat dalam
larutan tersebut. Spektrofotometer UV-Vis mengacu pada hokum lambert-Beer.
Apabila cahaya monokromatik melalui suatu media (larutan), maka sebagian
cahay tersebut diserap, sebagian dipantulkan dan sebagian lagi akan dipancarkan
(Sembiring, T. dkk., 2019).

Ada beberapa metode yang dikembangkan untuk menentukan kadar vitamin C,


salah satunya adalah metode Spektrofotometri UV-Vis. Spektrofotometri UV-Vis
dapat digunakan untuk informasi baik analisis kualitatif maupun analisis
kuantitatif. Analisis kualitatif dapat digunakan untuk mengidentifikasi kualitas
obat atau metabolitnya. Data yang dihasilkan oleh Spektrofotometri UV-Vis
berupa panjang gelombang maksimal, intensitas, efek pH dan pelarut, sedangkan
dalam analisis kuantitatif, suatu berkas radiasi dikenakan pada cuplikan (larutan
sampel) dan intensitas sinar radiasi yang diteruskan diukur besarnya (Putri dan
setiawati, 2015).

Kadar vitamin C dapat ditentukan dengan beberapa metode seperti titrasi


iodimetri, titrasi 2,6-diklorofenol indofenol dan secara spektrofotometri UV-Vis.
Metode spektrofotometri dapat digunakan untuk penetapan kadar campuran
dengan spektrum yang tumpang tindih tanpa pemisahan terlebih dahulu. Karena
perangkat lunaknya mudah digunakan untuk instrumentasi analisis dan
mikrokomputer, spektrofotometri banyak digunakan di berbagai bidang analisis
kimia terutama farmasi. Vitamin C sangat perlu untuk salah satunya adalah
karena berperan sebagai antioksidan. Kekurangan vitamin C biasanya
menyebabkan penyakit scurvy atau skorbut. Skorbut ditandai dengan adanya
pembengkakan dan perdarahan pada gusi, gingivalis, kaki menjadi empuk,
anemia, dan deformasi tulang (Sulhan,2018).
II.2 Uraian Bahan

1. Aquadest (FI edisi III.1979 : 96)


Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air suling, aquadest
RM/BM : H2O/18,02
Rumus struktur :

(Pubchem.com)

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan


tidak memiliki rasa.
Kelarutan : -
Kegunaan : Sebagai pelarut.
Khasiat : Zat tambahan.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Persyaratan kadar : -
Gugus ausokrom : -
Gugus kromofor : -
2. Ammonium molibdat (FI edisi III.1979 : 644)
Nama resmi : AMMONIUM MOLIBDAT
Nama lain : Ammonium molibdat
RM/BM : (NH4)6Mo7O24.4H2O/-
Rumus struktur :

(Pubchem.com)

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, putih, kadang-kadang


semu kuning atau semu hijau.
Kelarutan : Larut dalam air.
Kegunaan : Sebagai pelarut.
Khasiat : Zat tambahan.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Persyaratan kadar : Ammonium molibdat Mengandung tidak kurang
dari 80% MoO2.
Gugus ausokrom : -
Gugus kromofor : -
3. Asam oksalat (FI edisi III.1979 : 651)
Nama resmi : OXALIC ACID
Nama lain : Asam oksalat
RM/BM : (CO2H)2.2H2O/90,03
Rumus struktur :

(Pubchem.com)

Pemerian : Hablur, tidak berwarna.


Kelarutan : Larut dalam air dan dalam etanol (95%) P.
Kegunaan : Sebagai Pereaksi.
Khasiat : Zat tambahan.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Persyaratan kadar : Asam oksalat P mengandung tidak kurang dari
99,5% C2H2O4.2H2O.
Gugus ausokrom :

Gugus kromofor :
4. Vitamin C (FI edisi III.1979 : 47)

Nama resmi : ACIDUM ASCORBICUM


Nama lain : Asam askorbat, Vitamin C
RM/BM : C6H8O6/176,13
Rumus struktur :

(Pubchem.com)

Pemerian : Serbuk atau hablur, putih atau agak kuning, tidak


berbau, rasa asam. Oleh pengaruh cahaya lambat
laun menjadi gelap. Dalam keadaan kering,
mantap di udara, dalam larutan cepat teroksidasi.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam
etanol (95%) P, praktis tidak larut dalam
kloroform P, dalam eter P dan dalam benzen P.
Kegunaan : Sebagai sampel.
Khasiat : Zat tambahan.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya.
Persyaratan kadar : Asam askorbat mengandung tidak kurang dari
99,0% C6H8O6.
Gugus ausokrom :

Gugus kromofor :
II.3 Uraian Sampel
1. Enervon (ISO.2018)
Nama sediaan : Enervon-C.
Komposisi : Vit B1 50 mg, vit B2 25 mg, vit B6 10 mg, vit
B12 5 mcg, Vit C 500 mg, Vit D 100 iu,
niacinamide 50 mg, Ca panthothenate 20 mg.
Kontraindikasi : Hipersensitif.
Indikasi : Meningkatnya kebutuhan vit seperti masa hamil,
laktasi, pertumbuhan dan perkembangan, infeksi,
tekanan mental dan fisik.
Efek samping : kulit memerah, mual, muntah, kram perut, sakit
kepala, merasa lelah atau mengantuk.
Interaksi obat : -
Dosis : Sehari 1 tab.
Golongan obat : Bebas.
Diproduksi oleh : Mediafarma.
Nomor batch :
2. Vitacimin (ISO.2018)
Nama sediaan : Vitacimin.
Komposisi : Asam askorbat 250 mg, Na-askorbat 281,25 mg
(setara asam askorbat 250 mg).
Kontraindikasi : reaksi alergi pada penggunaan suplemen vitamin
C atau alergi terhadap bahan dalam suplemen
(conthnya kacang dan kedelai). Pada pasien yang
memiliki alergi terhadap sulfit juga perlu
diperhatikan karena beberapa sediaan vitamin C
mengandung sulfit.
Indikasi : Pencegahan dan mengatasi defisiensi vitamin C.
Efek samping : Sakit perut, perut kembung, diare, mual, muntah,
dan batu ginjal.
Interaksi obat : -
Dosis : Sehari 1-2 tab hisap, dihisap perlahan lahan.
Golongan obat : Bebas.
Diproduksi oleh : Takeda Indonesia.
Nomor batch :
3. Tablet vitamin C (ISO.2018)
Nama sediaan : Vitamin C.
Komposisi : Asam askorbat 25 mg; asam askorbat 50 mg.
Kontraindikasi : -
Indikasi : Pencegahan dan pengobatan defisiensi vitamin C,
dengan gejala; sariawan, pendarahan dan
peradangan pada gusi, memperbaiki daya tahan
tubuh setelah sakit/operasi, hamil/menyusui.
Efek samping : -
Interaksi obat : -
Dosis : Anak : sehari 3 kali 1-2 tab.
Dewasa : sehari 3 kali 2-3 tab.
Golongan obat : Bebas.
Diproduksi oleh : Imfarmind.
Nomor batch :
4. Vitamin CIPI (ISO.2018)
Nama sediaan : Vitamin C IPI.
Komposisi : Vitamin C 50 mg.
Kontraindikasi : Pasien hipersensitif terhadap salah satu
komponen.
Indikasi : Mencegah dan mengurangi kekurangan vitamin
C.
Efek samping : Sakit perut, nyeri ulu hati, diare, muntah, dan
perut kembung.
Interaksi obat : -
Dosis : Pencegahan : 1 tab sehari.
Pengobatan : 2-4 tab sehari.
Golongan obat : Bebas.
Diproduksi oleh : Supra Ferbindo Farma.
Nomor batch :
5. Ester C
Nama sediaan : HOLISTICARE ESTER C.
Komposisi : Vitamin C 50 mg.
Kontraindikasi : -
Indikasi : Untuk mencegah dan mengobati kekurangan
vitamin C.
Efek samping : Mual, muntah, diare, sembelit, kram perut, rasa
terbakar di dada, sakit saat buang air kecil,
terdapat darah pada urine.
Interaksi obat : Kandungan kalsium dalam holisticare ester C
dapat memengaruhi kemampuan tubuh dalam
penyerapan obat, terutama bila di konsumsi
bersamaan dengan obat-obatan tertentu.
Dosis : Sehari 1 tab.
Golongan obat : Bebas.
Diproduksi oleh : Indocare Citra Pacific.
Nomor batch :
6. Pulpy
Nama sediaan : Pulpy orange.
Komposisi : Air, gula, bulir jeruk/Orange pulp (4,5%),
konsentrat jeruk (0,9%), pengatur keasaman
(Asam Sitrat, Trinatrium Sitrat), vitamin C, perisa
alami, pewarna alami (Beta Karoten CI No.
75130).
Kontraindikasi : -
Indikasi : -
Efek samping : -
Interaksi obat : -
Dosis : -
Golongan obat : -
Diproduksi oleh : PT. Coca-Cola Bottling Indonesia.
Nomor batch : -
7. You-C 1000
Nama sediaan : You-C 1000.
Komposisi : Gula, fruktosa, sari buah kurang dari 10% yang
berasal dari jus buah orange segar, vitamin (C, E,
Niacin), orange flavor, pengatur keasaman, beta
carotene dan air.
Kontraindikasi : -
Indikasi : -
Efek samping : -
Interaksi obat : -
Dosis : -
Golongan obat : -
Diproduksi oleh : PT. Djojonegoro C-1000.
No Batch : -
8. Floridina
Nama sediaan : Floridina.
Komposisi : Air, gula, bulir jeruk (4%), konsentrat jeruk
(22%), perisa jeruk, pengatur keasaman (asam
sitrat, natrium sitrat), vitamin C dan pewarna
natural.
Kontraindikasi : -
Indikasi : -
Efek samping : -
Interaksi obat : -
Dosis : -
Golongan obat : -
Diproduksi oleh : PT. Tirta Alam Segar Bekasi.
No Batch : -
9. Nutrisari
Nama sediaan : Nutrisari.
Komposisi : Sukrosa, jus jeruk, perisa jeruk, tricalcium
phosphate mineral, vitamin, pengatur keasaman,
penstabil, pewarna makanan tartrazine CI 19140,
CI FCF pewarna makanan kuning 15985.
Kontraindikasi : -
Indikasi : -
Effek samping : -
Interaksi obat : -
Dosis : -
Golongan obat : -
Diproduksi oleh : PT. Nutrifood Indonesia.
No Batch : -
10. Ale-Ale
Nama sediaan : Ale-Ale.
Komposisi : Air, gula, pengatur keasaman asam sitrat,
konsentrasi jeruk, perisa jeruk, pengawet natrium
benzoate, pemanis buatan (natrium siklamat 20
mg/kemasan, assesulfam-k 18 mg/kemasan),
vitamin C, pewarna makanan (kuning FCF CL
15985, tartrazin CL 19140).
Kontaindikasi : -
Indikasi : -
Efek samping : -
Interaksi obat : -
Dosis : -
Golongan obat : -
Diproduksi oleh : Wingsfood.
No Batch : -
II.4 Prosedur Kerja
1. Pembuatan larutan stok
Sebanyak 25 mg asam askorbat standar ditimbang dengan teliti dan
dimasukkan ke dalam labu ukur 25 mL dilarutkan dengan asam oksalat
0,4% hingga 25 mL.
2. Pembuatan kurva kalibrasi
Larutan asam askorbat 10 mg/L dipipet sebanyak 7 kali yaitu 0,2; 0,3; 0,4;
0,5; 0,6; 0,7 dan 0,8 mL. Masing-masing dimasukkan ke dalam labu ukur 10
mL. Kemudian ditambahkan H2SO4 5% sampai batas tanda lalu
dihomogenkan. Dari prosedur ini, akan diperoleh diperoleh konsentrasi 0,2;
0,3; 0,4; 0,5; 0,6; 0,7 dan 0,8 mg/L. Diukur serapannya dengan
spektrofotometri UV pada panjang gelombang 266 nm dan dibuat kurva
persamaan regresi linear y = ax + b dan nilai koefisien korelasi yang
menunjukkan linearitas kurva baku tersebut.
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

III.1 Alat dan Bahan

III.1.1 Alat

1. Labu ukur
2. Seperangkat alat spektrofotometer UV-Vis
3. Gelas kimia
4. Pipet volume
5. Timbangan analitik

III.1.2 Bahan

1. Sediaan obat (sampel yang mengandung vitamin C)


2. Ammonium molibdat
3. Asam oksalat
4. Aquades
5. Masker
6. Handscoon
7. Tissue
III.2 Cara Kerja

a) Pembuatan larutan stok


1. Siapkan alat dan bahan.
2. Daimbil asam askorbat dan ditimbang 25 mg menggunkan timbangan
analitik.
3. Dimasukkan dalam labu ukur 25 ml.
4. Dilarutkan asam askorbat dengan asam oksalat 0,4% hingga 25 ml.
5. dokumentasikan
b) Pembuatan kurva kalibrasi
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Dipipet larutan asam askorbat 10 mg/L sebanyak 7 kali yaitu sebanyak
0,2; 0,3; 0,4; 0,5; 0,6; 0,7 dan 0,8 mL.
3. Dimasukkan masing-masing larutan ke dalam labu ukur.
4. Ditambahkan asam sulfat 5% hingga tanda batas lalu dihomogenkan.
5. Diukur serapannya dengan spektrofotometri UV pada panjang
gelombang 266 nm.
6. Dibuat kurva persamaan regresi linear y = ax+b dan nilai koefisien
korelasi yang menunjukkan linearitas kurva baku tersebut.
III.3 Skema Kerja

1. Pembuatan larutan stok

Alat dan bahan

- Di ambil dan
- Di timbang 25 mg

Asam askorbat

- Dimasukkan

Labu ukur 25 ml

- Dilarutkan

Asam oksalat 0,5%


hingga 25 ml

dokumentasikan
2. Pembuatan kurva kalibrasi

Alat dan bahan

- Dipipet sebanyak 7 kali


- sebanyak 0,2; 0,3; 0,4; 0,5; 0,6; 0,7
dan 0,8 ml.

Asam askorbat 10
mg/L

- dimasukkan masing-masing larutan

Labu ukur

-ditambahkan
- di homogenkan

Asam sulfat 5%

- Diukur
Spektrofotometer
UV

- buat kurva

kurva
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengamatan

IV.2 Perhitungan

IV.3 Reaksi

IV.4 Pembahasan

Vitamin C atau asam askorbat adalah salah satu vitamin yang terbuat dari
turunan heksosa yang larut dalam air dan mudah teroksidasi (Lilis,dkk.2018).

Spektrofotometri UV-Vis dapat digunakan untuk informasi baik analisis


kualitatif maupun analisis kuantitatif. Analisis kualitatif dapat digunakan untuk
mengidentifikasi kualitas obat atau metabolitnya. Data yang dihasilkan oleh
Spektrofotometri UV-Vis berupa panjang gelombang maksimal, intensitas, efek
pH dan pelarut, sedangkan dalam analisis kuantitatif, suatu berkas radiasi
dikenakan pada cuplikan (larutan sampel) dan intensitas sinar radiasi yang
diteruskan diukur besarnya (Putri dan setiawati,2015).

Tujuan dilakukan percobaan ini yaitu untuk Menentukan kadar vitamin C dalam
sediaan obat, makanan dan minuman.

Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu labu ukur, seperangkat alat
spektrofotometer UV-Vis, gelas kimia, pipet volume, dan timbangan analitik.
Dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu sediaan obat (sampel
yang mengandung vitamin C), ammonium molibdat 5%, asam oksalat 0,4%,
aquades, tissue, masker dan handscoon.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1979). FARMAKOPE INDONESISA


EDISI III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta.

Mardiana Prasetyani Putri dan Yunita Herwidiani Setiawati. (2015). ANALISIS


KADAR VITAMIN C PADA BUAH NANAS SEGAR (Ananas comosus (L.)
Merr) dan BUAH NANAS KALENG DENGAN METODE
SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS : Jurnal Wiyata, Vol. 2 No. 1 Tahun 2015.

Muhammad Hadi Sulhan. (2018). Analisis Kadar Vitamin C Pada Daun Katuk
(Sauropus Androgynus) Segar, Direbus dan Dikukus Dengan Metode
Spektrofotometri UV-Vis. VOL 6 NO 01 (2019) : JURNAL MEDIKA
CENDIKIA.

Anda mungkin juga menyukai