BOGOR
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT berkat Rahmat dan karunia-Nya
makalah tentang “Sintesis, Karakterisasi, dan Aplikasi Polipropilen” ini dapat diselesaikan
dengan lancar.
Kami mengucapkan terima kasih kepada teman- teman yang terlibat dalam penulisan
makalah ini dan tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu Dosen
yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini. Makalah ini merupakan kajian
beberapa aspek tentang sintesis dan karakterisasi polipropilen serta aplikasi dari polipropilen
itu sendiri di Industri.
Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan dan penyusunan
makalah ini, kritik dan saran sangat kami harapkan demi kebaikan di masa datang.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I PENDAHULUAN
Pada masa sekarang perkembangan teknologi semakin pesat, terutama di bidang bahan
teknik. Salah satu kemajuan di bidang bahan teknik adalah plastik. Plastik merupakan salah
satu bahan yang selalu kita gunakan setiap harinya. Plastik merupakan salah satu contoh dari
sekian banyak polimer sintetis. Bahan plastik ini secara bertahan semakin menggeser
penggunaan bahan gelas, kayu dan logam.
Plastik adalah material organik yang dibuat oleh manusia dari minyak bumi dan dapat
dicetak melalui proses pemanasan. Secara umum ada dua jenis plastik yaitu termoset dan
termoplastik. Termoset merupakan jenis plastik yang tidak dapat didaur ulang atau dicetak
kembali, contohnya plastik dari poliester. Sedangkan termoplastik jenis plastik yang lebih
ramah lingkungan yang dapat didaur ulang contohnya plastik dari polipropilen.
Plastik merupakan polimer sintetis yang paling populer karena banyak digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Banyak jenis polimer yang digunakan sebagai bahan plastik,
namun umumnya Polipropilen (PP) yang merupakan polimer termoplastik yang dimanfaatkan
sebagai pengemas, tekstil, alat tulis, berbagai tipe wadah terpakaikan ulang serta bagian plastik,
perlengkapan laboratorium, pengeras suara, komponen otomotif, dan uang kertas polimer.
Meskipun istilah plastik identik dengan polimer, namun tidak semua polimer merupakan
plastik.
Polipropilena salah satu jenis plastik yang sangat baik bagi tubuh manusia. Polipropilen
merupakan polimer adisi yang dibuat dari monomer propilen yang bersifat resisten terhadap
kebanyakan pelarut kimia, basa, dan asam. Polipropilena dalam pembuatan skala
komersialnya, tidak berdiri sendiri. Polipropilen melalui penggabungan partikel karet,
Polipropilen bisa dibuat menjadi liat serta fleksibel. Hal ini lah yang mendasari pabrik plastik
lebih banyak menggunakan polipropilen sebagai pengganti berbagai plastik teknik. Selain
alasan tersebut, Polipropilen memiliki titik leleh yang tinggi, transparan serta mempunyai nilai
kedap yang bagus. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah,
ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap.
Umumnya, pada pasaran polipropilen memiliki kode angka 5 dalam segitiganya.
1
1.2 Rumusan Masalah
3. Bagaimana sifat fisika, kimia, mekanik, dan karakteristik hasil sintesis dari Polipropilena
(PP)?
3. Mengetahui sifat fisika, kimia, mekanik, dan karakteristik hasil sintesis dari Polipropilena
(PP)
1. Manfaat Teoritis
Penulisan ini bermanfaat sebagai referensi untuk mengetahui proses pembuatan
Polipropilena ( PP) serta sifat fisika, kimia, mekanik, karakteristik hasil sintesis, dan
juga proses sintesisnya.
2. Manfaat Praktis
Penulisan ini bermanfaat agar pembaca dapat membuat Polipropilena ( PP)
dengan memperhatikan sifat fisika, kimia, mekanik, dan karakteristik hasil sintesis. dan
juga dapat mengaplikasikan proses sintesis Polipropilena ( PP) di industri.
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Polimer
Polimer adalah senyawa molekul besar berbentuk rantai atau jaringan yang tersusun
dari gabungan ribuan hingga jutaan unit pembangun yang berulang. Tidak semua
makromolekul adalah polimer, tetapi jika molekulnya merupakan suatu monomer maka dapat
disebut sebagai polimer. Reaksi pembentukan polimer disebut reaksi polimerisasi. Monomer-
monomer identik bergabung antara satu dengan yang lainnya untuk membentuk homopolimer
yang dapat berupa rantai lurus atau rantai bercabang. Monomer-monomer berbeda dapat
bergabung bersama membentuk kopolimer, yang juga dapat berupa rantai lurus atau rantai
bercabang.
Berdasarkan sumbernya, Polimer dibagi menjadi 3, yakni Polimer Alami, Polimer Sintetis dan
Polimer Semi-Sintetis.
1. Polimer Alami
Polimer alami diperoleh dari tumbuhan dan hewan. Contohnya protein, selulosa, pati,
resin dan lain-lain.
2. Polimer Sintetis
Polimer Sintetis adalah polimer buatan manusia, yang dibuat di laboratorium. Contoh:
polietena, nilon 66 dan Buna-S.
3. Polimer Semi-Sintetis
Polimer Semi-Sintetis adalah polimer alami dengan modifikasi kimia. Contoh: karet
vulkanisasi dan selulosa asetat.
3
2.2.2 Klasifikasi Polimer berdasarkan Struktur
Berdasarkan strukturnya, Polimer dibagi menjadi tiga, yakni Polimer Linear, Polimer Rantai
Bercabang dan Polimer Ikat Silang atau Polimer Jaringan.
1. Polimer Linear
Dalam Polimer Linear, monomer dihubungkan dalam rantai panjang dan lurus. Rantai
Polimer biasanya menumpuk satu atas yang lain dan membentuk struktur yang dikemas
dengan baik. Polimer Linear memiliki kepadatan tinggi, kekuatan tarik tinggi dan titik
leleh tinggi. Contoh: polietena berdensitas tinggi, polivinil klorida, nilon 6 dan lain-lain.
2. Polimer Rantai Bercabang
Polimer ini terdiri dari rantai samping unit monomer yang melekat pada rantai utama.
Karena percabangan ini, polimer rantai bercabang tidak dapat disusun secara rapat.
Polimer ini memiliki kepadatan rendah, kekuatan tarik rendah dan titik leleh rendah.
Contoh Polimer Rantai Bercabang adalah polietena berdensitas rendah.
3. Polimer Ikat Silang
Polimer Ikat Silang dikenal juga sebagai polimer jaringan. Polimer ini bukan saja
keras, tetapi juga kaku dan rapuh. Contohnya: Bakelit, Melamin, Resin Formaldehida.
Berdasarkan Mode Polimerisasinya, polimer dibagi menjadi dua, yakni Polimer Adisi dan
polimer Kondensasi. Polimer Adisi lalu dibagi menjadi dua lagi, yaitu Kopolimer dan
Homopolimer.
1. Polimer Adisi
Polimer Adisi dibentuk dengan penambahan monomer tanpa eliminasi molekul-
molekul produk sampingan. Monomer dari polimer Adisi adalah senyawa tak jenuh.
Contoh: Teflon Polietena dan lain-lain.
2. Homopolimer
Polimer Adisi yang dibentuk oleh polimerisasi spesies monomer tunggal. Contoh:
Polivinil klorida, Polipropilena, Polietena
3. Kopolimer
Polimer Adisi yang dibentuk oleh polimerisasi adisi dari dua jenis monomer yang
berbeda. Contoh: Buna-S, Buna-N, dan lain-lain.
4. Polimer Kondensasi
4
Polimer Kondensasi dibentuk oleh kondensasi dari dua monomer yang berbeda dengan
atau tanpa diikuti lepasnya molekul kecil, seperti air, alkohol, dan hidrogen klorida.
Monomer dari polimer kondensasi memiliki setidaknya dua gugus fungsi. Contohnya:
Bakelit, Nilon 66, Terilen dan lain-lain.
1. Elastomer
Dalam Elastomer, rantai polimer disatukan oleh gaya intermolekul yang lemah.
Gaya yang lemah memungkinkan polimer untuk diregangkan. Rantai polimer memiliki
beberapa ikatan silang yang membantu polimer untuk kembali ke bentuk aslinya.
Contoh: Buna-S, Buna-N, Neoprena.
2. Serat
Dalam Serat, rantai polimer disatukan oleh gaya antermolekul yang kuat ( ikatan
hidrogen atau interaksi dipol-dipol). Gaya yang kuat memberikan sifat kristal. Serat
berbentuk seperti benang dengan kekuatan tarik tinggi dan modulus tinggi. Contoh:
Poliamida (nilon 66) dan Poliester (terilen).
3. Termoplastik
Polimer Termoplastik memiliki rantai polimer linear atau sedikit bercabang.
Gaya tarik antarmolekul bersifat intermediet antara elastomer dan serat. Polimer
Termoplastik dapat dilunakkan berulang kali pada pemanasan dan mengeras pada
pendinginan dengan sedikit perubahan sifat. Polimer jenis ini dapat dibentu menjadi
bentuk yang diinginkan. Contoh: Polietena, Polistirena, Poliviniklorida dan lain-lain.
Karena Termoplastik tidak memiliki ikatan silang, gaya antarmolekul yang ada diantara
rantai polimer mudah dirusak oleh pemanasan. Oleh karena itu, mereka dapat dibentuk
menjadi bentuk yang diinginkan.
4. Termosetting
Polimer Termoseting adalah rantai polimer yang memiliki ikatan silang atau
sangat bercabang. Rantai polimer mengalami perluasan ikatan silang pada pemansan
dalam cetakan. Polimer termoset menjalani perubahan permanen pada pemanasan.
Polimer termoseting tidak dapat digunakan kembali seperti polimer termoplastik.
Contoh: Bakelit, Resin, Urea-formaldehida dan lain-lain.
5
2.3 Polipropilena (PP)
Polipropilena atau polipropena (PP) adalah sebuah polimer termoplastik yang dibuat
oleh industri kimia dan digunakan dalam berbagai aplikasi, diantaranya pengemasan, tekstil,
alat tulis, perlengkapan labolatorium, komponen otomotif, uang kertas polimer, dan keperluan
medis atau labolatorium bisa karena mampu menahan panas di dalam autoklaf.
Polipropilena (PP) juga termasuk polimer semikristalin, yang mana terdiri campuran
dua bagian, yaitu fasa kristalin dan amorf. Fase kristalin adalah bagian dimana rantai-rantai
molekul PP tersusun secara teratur, sedangkan fasa amorf adalah bagian dimana rantai-rantai
molekul PP tersusun secara acak dan tidak beraturan. Fase kristalin merupakan fase dengan
berat jenis lebih berat dibandingkan dengan fasa amorf. Fase kristalin memberikan kekuatan,
kekakuan, dan kekerasan pada PP, namun disisi lain fase kristalin juga menyebabkan PP
menjadi lebih getas. Pada penggunaan komesial, PP memiliki derajat kristalin yang tinggi
karena memiliki 95- 98% fase isotaktik dan 2-5% fase ataktik.
Polipropilena mempunyai titik leleh yang cukup tinggi (190 – 200)oC, sedangkan titik
kristalisasinya antara (130 – 135)oC. Polipropilena mempunyai ketahanan terhadap bahan
kimia ( Chemical Resistance) yang tinggi terhadap pelarut kimia, basa dan asam, tetapi
ketahanan pukul (impact strength) nya rendah. Polipropilena mempunyai specific gravity
rendah dibandingkan dengan jenis plastik lain.
Polipropilena memiliki sifat isolator yang baik, daya serap air yang rendah, mudah
diproses serta mempunyai ketahanan yang sangat baik terhadap bahan kimia anorganik non
pengoksidasi, deterjen, alkohol dan sebagainya (Almaika, 1983). Polipropilena yang
diproduksi secara komersial dan beredar di pasaran dapat digolongkan ke dalam tiga jenis
yaitu: homopolimer, kopolimer acak, dan kopolimer blok (Aji, 2008)
Polipropilena memiliki permukaan yang tak rata, seringkali lebih kaku daripada
beberapa plastik yang lain dan bisa dibuat translusen (bening) saat tak berwarna tapi tidak
setransparan polistirena, akrilik maupun plastik tertentu lainnya. Bisa pula dibuat buram
dan/atau berwarna-warni melalui penggunaan pigmen, Polipropilena lebih banyak
keunggulanya dijenis plastic lainya diantaranya, tahan panas, fleksible, dan tidak mudah
meleleh dan lain-lain. Polipropena biasanya didaur-ulang, dan simbol daur ulangnya adalah
nomor “5”
7
2.3.2 Jenis-jenis Polipropilena (PP)
Terdapat tiga jenis plastik Polipropilena (PP) yang diproduksi secara komersial, yaitu:
a. Homopolimer
b. Kopolimer random
c. Kopolimer blok
8
2.4 Sintesis Polipropilena (PP)
Propilena Polipropilena
1. Inisiasi
Pada tahap ini berlangsung pembentukkan radikal inisiator yang nantinya radikal
inisiator ini bereaksi dengan monomer propena sehingga terbentuk radikal monomer
9
propena. Umumnya inisiator yang digunakan merupakan golongan azo atau peroksida.
Pada sintesis kali ini kita menggunakan benzoil peroksida.
2. Propagasi
10
3. Terminasi
b. Polimerisasi Kationik
1. Inisiasi
Proses polimerisasi kationik diawali dengan adanya asam, yang mentransfer sebuah
proton ke ikatan p dari monomer, sehingga menghasilkan karbokation. Katalis asam
yang digunakan dibentuk dengan mengolah AlCl3 dengan air.
11
2. Propagasi
Karbokation yang terbentuk dari hasil iniasi direaksikan dengan monomer propena
lainnya sehingga akan terus mengalami perpanjangan rantai.
3. Terminasi
Pada proses ini, monomer rantai panjang yang terbentuk diterminasi ketika zat
antara karbokation diserang oleh nukleofil
c. Polimerisasi Anionik
1. Inisiasi
Pada proses inisiasi ini terjadi pembentukkan monomer anionik dengan cara
mereaksikan katalis kationik dengan monomer propena sehingga terbentuk monomer
anionik propena. Pada tahap ini kita menggunakan n-butil litium/ CH3(CH2)3Li sebagai
katalis kationik.
12
2. Propagasi
Monomer anionik dari hasil inisiasi direaksikan dengan monomer propena lainnya
sehingga akan terus mengalami perpanjangan rantai.
3.Terminasi
13
d. Polimerisasi Katalis Logam
1. Inisiasi
Setelah katalis diaktifkan oleh ko-katalis membentuk radikal bebas Ti, maka monomer
propilena akan menyerang bagian aktif ini dan berkoordinasi dengan logam transisi,
selanjutnya ia menyisip antara metal dan grup alkil, sehingga mulailah terbentuk rantai
polipropilena.
2. Propagasi
14
pengakhiran, polimerisasi terus berlangsung sampai tidak ada lagi gugus fungsi yang
tersedia untuk bereaksi. Cara penghentian reaksi yang biasa dikenal adalah dengan
penghentian ujung atau dengan menggunakan salah satu monomer secara berlebihan.
3. Terminasi
Pada tahap ini diinjeksikan sejumlah hidrogen yang berfungsi sebagai terminator.
Hidrogen sebagai terminator akan bergabung dengan sisi aktif katalis sehingga terjadi
pemotongan radikal polimer yang akan menghentikan polimerisasi polipropilena.
15
Diagram alir proses polimerisasi polipropilen menjadi resin polipropilen
Reaksi polimerisasi propilen menjadi resin propilena terjadi didalam reaktor dengan
menggunakan fluidized bed reactor fasa gas, reaksi ini terjadi didalam unggun resin
polipropilen yang terfluidakan dengan menggunakan unggun resin. Selanjutnya melalui
product discharge system yang merupakan sistem yang mengeluarkan resin yang terbentuk
didalam reaktor dan dikirim ke product receiver. Pada product receiver ini terjadi proses
pemisahan campuran gas hidrokarbon, hidrogen dan nitrogen dengan resin polipropilen, dari
bagian bawah product receiver dimasukan gas nitrogen yang berasal dari nitrogen surge
tank.
Selanjutnya hasil resin yang terbentuk dimurnikan dengan menetraliser sisa katalis dan
kokatalis (TEAL) serta menghilangkan sisasisa gas di dalam purge bin. Resin murni
selanjutnya masuk ke dalam Pelletizing system dimana merupakan proses pembuatan pellet
polipropilen dari resin polipropilen. Resin polipropilen yang berasal dari product purge bin
dan aditif masuk ke dalam polipropilen dan additive dicampur dan dilelehkan didalam long
continious mixer, lelehan didalam long continous mixer masuk kedalam melt pump yang
berfungsi untuk menaikan tekanan polimer agar polimer melewati transition piece 1, screen
16
changer transition piece 2 dan die plate. Pellet yang dihasilakan kemudian dimasukan
kedalam silo dan untuk proses pengantongan produk.
Dalam pengujian sifat fisik bahan polimer ini digunakan alat Differential Scanning
Calorimetry (DSC) untuk mengetahui titik leleh dan suhu dekomposisi. Dengan cara
mengambil bagian yang cukup kecil dari bahan kemudian dimasukkan ke dalam sample holder
dari DSC. Setelah dilakukan pengukuran akan didapatkan hasil dalam bentuk kurva. Kurva
mempunyai model yang khas dengan satu puncak. Titik leleh menggambarkan perubahan fasa
dari padat menuju cair tanpa mengalami perubahan komposisi dan suhu leleh merupakan suhu
17
kritis dimana polimer kehilangan kristalinitasnya secara keseluruhan. Titik leleh dipengaruhi
oleh bentuk simetri molekul dan berat molekul senyawa polimer dan derajat kristalinitas bahan,
semakin tinggi derajat kristalinitas bahan semakin tinggi pula titik leleh bahan dan sebaliknya.
b) Identifikasi FTIR
Puncak-puncak FTIR untuk PP mempunyai puncak vibrasi valensi CH3- CH2 (2957,5 cm-1),
puncak vibrasi deformasi CH2 (1452,1 cm-1), puncak vibrasi deformasi CH3 (1376,5 cm-1),
serta lima buah puncak karakteristik PP. Kedelapan puncak FTIR yang diukur pada PP.
18
c. Analisis Sifat Mekanik (Tensile Strength)
Grafik Strain-at-break PP
Tensile Strength adalah kekuatan putus suatu bahan yang dihitung dari pembagian
antara gaya maksimum yang mampu ditanggung bahan terhadap luas penampang bahan mula-
mula Keliatan/ductility bahan polimer sangat tergantung pada proses pengolahannya. Polimer
yang sudah mengalami pemanasan berkali-kali akan cenderung menjadi getas/brittle, karena
semakin lama terpapar oleh panas maka derajat kristalinitasnya berkurang.
Dari karakteristik polipropilena, polimer ini memiliki nilai modulus young sebesar 0,7 GPa
dengan kuat tarik polimer polipropilena 32 MPa dan nilai strain- at-break yang tinggi yaitu
30%.
19
Grafik kekerasan PP untuk waktu tekan masing-masing 1 detik dan 15 detik. Nilai
kekerasan pada 1 detik sebesar 67,5 Shore Hardness D dan nilai kekerasan pada 15 detik 61
Shore Hardness D .
Kekerasan bahan dapat dikatakan relative sama untuk kedua waktu tekan. Sampel
polipropilen diberi penekanan selama 15 detik memiliki harga kekerasan yang lebih kecil dari
pada harga kekerasan dengan penekanan satu detik. Hal ini disebabkan oleh sifat “resilience”
dari materi plastik. Dalam hal ini PP termasuk dalam kategori bahan plastik sehingga
penekanan dalam waktu lama memiliki kekerasan lebih kecil.
Permukaan yang kontras tersebut dapat dijelaskan bahwa permukaan patahan polipropilen
bahan dengan “pola pulau” yang cukup besar ini menunukkan polipropilen bersifat liat,
sedangkan permukaan dengan “pola pulau” yang relatif lebih kecil atau datar menunukkan
bahwa bahan bersifat lebih getas.
20
Salah satu aplikasi dari Polipropilena dalam industri yaitu pada Pembuatan Botol
Minum Plastik. Botol minum plastik yang sering kita gunakan sehari-hari dibuat dengan cara
pencetakan Injection Blow Mold. Injection Blow Mold adalah proses pembentukan produk
berbahan plastik dengan cara diinjeksikan terlebih dahulu untuk bakalan plastik yang akan di
blow. Mesin Injection Blow Mold terdiri dari komponen Injeksi dan Blow yang masing-masing
memiliki fungsi tersendiri untuk pembentukan botol plastik. Cara ini umum digunakan untuk
container yang terdapat bentukan ulir pada bagian leher pada botol. Secara garis besar proses
pembuatan botol minum diawali dengan pembentukan material plastik dengan cara meniupkan
suatu fluida (udara) kedalam cetakan (blow) untuk membentuk bentukan botol sesuai yang
diinginkan.
Gambar Proses Pembuatan Botol dari Polipropilen dengan Mesin Injection Moulding
21
e) Cetakan membuka untuk pengeluaran produk.
f) Botol minum yang telah dikeluarkan dari cetakan selanjutnya diambil
Gambar Proses Penginjeksian Plastik sampai Produk Botol Minum dengan Cetakan Blow
22
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Polipropilena (PP) merupakan salah satu jenis polimer yang pemanfaatnnya sering kita
gunakan dalam kegiatan sehari-hari. Poliprolipen tersusun dari monomer propilen yang berasal
dari gas hasil pemecahan minyak bumi.
Polipropilena dapat disintesis melalui dua cara yaitu melalui tahap polimerisasi adisi
dengan mekanisme radikal bebas dan inisiator peroksida atau melalui mekanisme senyawa
komplek dengan adanya katalis ZieglerNatta. Katalis ini mampu mengarahkan monomer ke
orientasi spesifik sehingga menghasilkan polipropilena isotaktik dengan derajat kristalinitas
yang tinggi. Kristalinitas yang tinggi pada polipropilena mengakibatkan polimer ini
mempunyai daya regang tinggi dan kaku. Polimerisasi propilena secara radikal bebas
menghasilkan polipropilena ataktik dengan derajat kristalinitas rendah dan cendrung amorf, hal
ini disebabkan tingginya reaktifitas hidrogen alilik.
Aplikasi penggunaan plastik polipropilen (PP) salah satunya sebagai bahan baku
pembuatan botol minum yang dibuat dengan proses pencetakan Injection Blow Mold.
3.2 Saran
Polipropilen yang tidak dapat terdegradasi dalam waktu yang cepat dapat disarankan
dilakukan pembuatan produk komposit atau produk daur ulang dengan karakterisasi yang
hampir sama dengan produk murni polipropilen. Polipropilen yang bersifat termoplastik dapat
didaur ulang kembali menjadi produk lain yang masih memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
23
DAFTAR PUSTAKA
A.N.M. Rose, M. M. Noor, M.M. Rahman, M.R.M. Rejab, M.S. Reza, & M. Khairof.
2007. Polypropylene (Pp) Reinforced With Recycle Polyethylene Terepthalate (Pet) As An
Alternative Material For New Plastic Product. Skripsi, Faculty of Mechanical Engineering
Universiti Malaysia Pahang. Malaysia.
SOFIANI, F. & V.W. HAPSARI. 2011. Prarancangan Pabrik Propilen dari Propilen dengan
Proses Spheripol Kapasitas 200.000 Ton/Tahun. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret. Surakarta
MUJIARTO. I. 2005. Sifat dan Karakteristik Material Plastik dan Bahan Aditif. Jurnal Traksi.
3:65-73.
STEVENS. M. P. 2001. Polymer Chemistry : An Introduction. Diterjemahkan oleh Dr. Ir. Iis
Sopyan, M. Eng. Jakarta. PT Pradnya Paramita.
SUHARTO. Rancangan Produk Bahan Plastik Daur Ulang Sebagai Upaya Peningkatan
Industri Kreatif. Jurnal Politeknik Negeri Semarang. 9:55-59.
24