Anda di halaman 1dari 39

PERCOBAAN IV

ANALISIS KUALITATIF VITAMIN


LABORATORIUM FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA FARMASI
UJI KUALITATIF VITAMIN

OLEH:
NAMA : NUR RAHMI JAYA TANTRI
NIM : O1A120033
KELAS :A
KELOMPOK : B
ASISTEN : HASRYANTO

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARAMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
UJI KUALITATIF VITAMIN

A.Tujuan

Tujuan pada percobaan ini adalah untuk menentukan kandungan dan kadar
vitamin.
B. Landasan Teori
Vitamin merupakan nutrient organic yang dibutuhkan dalam jumlah kecil
untuk berbagai fungsi biokimiawi yang umumnya tidak disintesis oleh tubuh
sehingga harus dipasok dari makanan. Vitamin yang pertama kali ditemukan
adalah vitamin A dan B, dan ternyata masing-masing larut dalam lemak dan larut
dalam air. Kemudian ditemukan lagi vitamin-vitamin yang lain juga bersifat larut
dalam lemak atau larut dalam air. Sifat larut dalam lemak atau larut dalam air
dipakai sebagai dasar klarifikasi vitamin. Vitamin yang larut dalam air seluruhnya
diberi symbol anggota B kompleks (kecuali vitamin C) dan vitamin larut dalam
lemak yang baru ditemukan diberi symbol menurut abjad (Vitamin A, D, E, K).
vitamin yang larut dalam air tidak pernah dalam keadaan toksisitas didalam tubuh
karena kelebihan vitamin ini akan dikeluarkan melalui urine (Sulastri &
Erlidawati, 2020).
Vitamin secara kesehatan adalah senyawa penting untuk pertumbuhan
normal untuk organisme multiseluler termasuk didalamnya manusia. Kebutuhan
akan vitamin diawali sejak masih janin mulai berkembang saat pembuahan.
Kekurangan konsumsi vitamin dapat menimbulkan perkembangan mengalami
penghambatan bahkan menimbulkan penyakit, lebih dari itu bahkan kekurangan
sedikit kebutuhan vitamin dapat menimbulkan kerusakan permanen pada manusia
(Sumbono, 2016).
Vitamin A pertama kali diisolasi dari minyak hati ikan oleh Elmer Mc
Collum pada tahun 1915. Secara kimia vitamin A merupakan alcohol yang
memiliki cincin 6 alisiklik dengan rantai samping berupa unit isoprena, tidak larut
dalam air dan gliserol, larut dalam etanol absolut dan dalam minyak nabati
menampakkan fluoresensi jika diradiasi dengan sinar UV. Vitamin A sangat
mudah larut dalam kloroform dan eter ( (Bintang, Rahmawati, Safira, &
Andrianto, 2020).
Dalam tubuh, fungsi utama vitamin A dilaksanakan oleh retinol dan kedua
derivatnya yaitu retinal dan asam retinoat. Retinol dan retinal dapat melakukan
interkoversi dengan adanya enzim dehidrogenase atau reductase yang memerlukan
NAD atau NADP didalam banyak jaringan. Sedangkan asam retinoat dapat
mendukung pertumbuhan dan diferensiasi, tetapi tidak dapat menggantikan retinal
dalam peranannya pada penglihatan ataupun retinal yang berperan dalam system
reproduksi (Setyawati & Hartini, 2018).
Tiamin (vitamin B1) adalah vitamin yang larut dalam air dan memiliki
peran vital dalam metabolism sel, khususnya dalam siklus asam trikarboksilat
(siklus krebs). Rata-rata pada orang dewasa membutuhkan sekitar 330 mcg tiamin
per 1.050 kalori dengan asupan tiamin harian yang direkomendasikan sebanyak 1-
1,5 mg. kapasitas penyimpanan tiamin terbatas dalam tubuh manusia dengan
jumlah rata-rata yaitu 25-30 mg yang disimpan pada satu waktu. Oleh karena itu
kadar tiamin dapat terjadi dalam 14 hari (Ramadhan, 2020).
Tiamin merupakan kristal putih kekuningan yang larut dalam air. Tiamin
berfungsi sebagai koenzim berbagai reaksi metabolism energi. Walaupun tiamin
dibutuhkan dalam metabolism lemak, protein, dan asam nukleat. Peranan
utamanya adalah dalam metabolisme karbohidrat. Kebutuhan yang dianjurkan
berdasarkan kebutuhan akan energi, tidak ada keuntungan memakan tiamin
melebihi kecukupan yang dianjurkan, karena akan dieksresi. Kelebihan akan
tiamin juga tidak akan menimbulkan bahaya keracunan (Chandra, Zulharmita, &
Putri, 2019).
Vitamin B6 atau dikenal juga dengan istilah piridoksin merupakan vitamin
yang esensial bagi pertumbuhan tubuh. Vitamin ini berperan sebagai salah satu
senyawa koenzim A yang digunakan tubuh untuk menghasilkan energi melalui
jalur sintesis asam lemak, seperti spingolipid dan fosfolipid. Sumber vitamin B6
banyak terdapat didalam beras, jagung, kacang-kacangan, hati, ragi, daging, dan
ikan (Permana, Santoso, & Dewi, 2018).
Vitamin B6 berperan dalam sintesis dan metabolisme protein, khususnya
serotonin. Vitamin B6 juga berperan dalam metabolisme energi yang berasal dari
karbohidrat. Peranan vitamin B6 ini jelas mendukung ketersediaan energi bagi
otak untuk aktifiitas setiap hari. Vitamin B6 adalah vitamin yang larut didalam air
(Ratih & Qomariah, 2017).
Vitamin C yang juga dikenal sebagai asam askorbat yang dapat ditemukan
di alam hampir disemua tumbuhan, terutama lalapan, dan buah-buahan segar yang
disebut vitamin makanan segar (Nerdy, 2018).
Vitamin C memiliki banyak manfaat terutama untuk kesehatan, fungsi
yang paling jelas ditetapkan vitamin C melibatkan sintesis kolagen, penyusun
protein berserat tulang, tulang rawan, tendon dan jaringan ikat lainnya. Penelitian
lain telah menunjukkan peran vitamin C dalam respon imun, dalam mengurangi
efek bahan kimia yang beracun dalam air dan membantu mencegah efek negatif
fluktuasi suhu air (Omoniyi & Ovie, 2018).
Vitamin D jarang ditemukan dalam makanan. Sumber terbaik adalah
salmon, tuna, dan ikan kod. Dapat juga ditemukan dalam jumlah kecil dihati sapi,
keju, dan putih telur. Vitamin D dalam makanan ini biasanya berbentuk D3
(Cholecalciferol) dan bentuknya metabolit 25 (OH) (Kusmiyati, Suryani,
Herawati, & Firdausi, 2020).
Vitamin D bisa disebut “sinar matahari vitamin”. Kadar vitamin D serum
yang tinggi penting untuk mineralisasi kerangka normal dan pertumbuhan.
Vitamin D diperoleh dari makanan sumber dan tranformasi fotokimia 7-
dehydrocholesterol (Provitamin D3) menjadi Precholecalciferol (previtamin D3)
dikulit, yang diubah menjadi vitamin D3 (kolekalsiferol) atau produk foto lembam
( (Utomo, idulhaq, Wahyudi, Abdulhamid, & Tulandi, 2020).
C.Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu :
a) Bunsen
b) Gegep
c) Kamera
d) Pipet tetes
e) Sikat tabung
f) Rak tabung reaksi
g) Tabung reaksi
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu :
a) Asam asetat anhidrat I. Pb-asetat 10%
b) Asam askorbat m. Renovit
c) Asam trikloroasetat n. Reagen benedict
d) Bismuth nitrat o. Reagen carr-price
e) CuSO4 2% p. SbCl3
f) FeCl3 q. scout emulsion
g) H2O2 5% r. Tiamin murni
h) KI 5% s. Tissue
i) Kloroform t. Vitamin B ipi
j) NaOH 3N u.vitamin
k) NaOH 6N
D.Uraian Bahan

1. Asam Asetat Anhidrat (Dirjen POM RI, 1979 : 644)


Nama resmi : ACEDIUM ACETIC ANHIDRATE
Nama Lain : Asam asetat anhidrat:
Rumus molekul : (CH3CO)2O
Berat Molekul : 102, 09 g/mol
Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan jernih, tidak tidak berwarna, berbau tajam,


mengandung tidak kurang dari 95 % C2H3O3
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, etanol (95%) P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup

2. Asam Askorbat (Ditjen POM,2014:149)


Nama resmi : ASAM ASKORBAT
Nama lain : vitamin C,ascorbic acid
Berat molekul :176,13 g/molekul
Rumus molekul : C6H8O6

Rumus struktur :
Kelarutan : mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol;
tidak larut dalam kloroform,dalam eter dan dalam benzen
Pemerian : hablur atau serbuk;putih atau agak kuning oleh pengaruh
cahaya lambat laun menjadi berwarna gelap. Dalam
keadaan kering, stabil di udara,dalam larutan dapat
teroksidasi. Melebur pada suhu lebih kurang 1800
Penyimpanan : dalam wadah terttutp rapat,tidak tembus cahaya
3. Asam Trikloroasetat (Ditjen POM,1979:654)
Nama resmi : ACIDUM TRIKLOROASETAT
Nama lain : asam trikloroasetat
Berat molekul :163,39
Rumus molekul :CCl3OOH
Pemerian : Hablur atau massa hablur
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air,dalam etanol (95%(p dan
dalam eter P
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : sebagai pereaksi
4. Bismuth Nitrat (Ditjen POM,2014:1646)
Nama resmi : BISMUTH NITRAS
Nama lain : bismut nitrat
Rumus molekul :Bis O(OH)g(NO3)4
Berat molekul : 1461,99
Pemerian : serbuk hablur renik;putih,tidak berbau,tidak berasa,berat
Kelarutan :praktis tidak larut dalam air dan dalam pelarut
organik,larut sempurna dalam asam klorida p dan dalam
nitrat p
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat,terlindung dari cahaya
Kegunaan : adstringen saluran pencernaan
5. CuSO4 (Ditjen POM RI, 1979: 731)
Nama Resmi : CUPRII SULFAS
Nama Lain : Tembaga (II) Sulfat
Rumus molekul : CuSO4
Berat molekul : 249,6 g/mol
Pemerian : Serbuk hablur atau keabuan bebas dari sedikit warna biru
Kelarutan : larut dalam 3 bagian air dan dalam 3 bagian gliserol
p;sangat sukar larut dalam etanol
Penympanan : Dalam wadah tertutup baik dan terlindung dari cahaya
6. FeCl3 (Ditjen POM RI, 1979: 659)
Nama Resmi : FERII CHLORIDUM
Nama lain : Besi III Klorida
Rumus molekul : FeCl3
Berat molekul :162,2 g/mol
pemerian : Hablur atau serbuk hablur, hitam kehijauan, bebas warna
jingga dan garam hidrat yang telah berpengaruh oleh
kelembapan
Kelarutan : Larut dalam air, larutan bereplesumsi warna jingga.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pereaksi
7. H2O2 (Ditjen POM,2014:1695)
Nama resmi :HYDROGENPEROXYDUM
Nama lain :Hidrogen peroksida
Berat molekul :34,02
Rumus molekul :H2O2
Pemerian : cairan;tidak berwarna,hampir tidak berbau.mudah terurai
jika berhubungan dengan zat organik yang dapat
teroksidasi,dengan logam tertentu dan senyawanya atau
dengan alkali
Penyimpanan ::dalam botol bersumbat kaca atau bersumbat plastik yang
cocok,dilengkapi dengan lubang udara;di tempat
sejuk,terlindung dari cahaya
Kegunaan : antiseptikum ekstern
8. KI (Ditjen POM,1995:478)
Nama resmi : KALII IODIDUM
Nama lain : Kalium Iodida
Berat molekul : 166,00
Rumus molekul :KI
Pemerian :hablur heksahedral,transparan atau tidak berwarna atau
agak buram dan putih atau serbuk granul putih ;agak
higroskopik.larutan menunjukkan reaksi netral atau basa
terhadap lakmus
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air,terlebih dalam air
mendidih;mudah larut dalam gliserin,larut dalam etanol
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
9. Kloroform (Ditjen POM , 2014 : 707)
Nama resmi : KLOROFORM
Nama lain : CHloroform
Rumus molekul : CHCl3
Berat molekul : 119,38 gram/mol
Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, mudah mengalir, bau
eter, rasa manis dan membakar.mendidih pada suhu
lebih kurang 610,dipengaruhi oleh cahaya.
Kelarutan : sukar Larut dalam air, mudah larut dalam etanol p,
eter p, dan dengan lemak dan minyak menguap
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terhindari dari
cahaya,pada suhu tidak lebih 300
10. NAOH (DITJEN POM,1979:412)

Nama Resmi : NATRII HIDROXYDUM

Nama Lain : Natrium Hidroksida

Berat Molekul : 40,00 g/mol

Rumus Molekul : NAOH

Rumus Struktur : NA-OH

Pemerian : Bentuk batang,butiran,masa hablur atau


keeping,keras rapuh dan menunjukan susunan
hablur: putih,mudah meleleh basah,sangat alkalis
dan korosif,segera menyerap karbon dioksida
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol
(95%)

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

11. PB ASETAT (DITJEN POM,1979:733)

Nama Resmi : PLUMBI ACETAS

Nama Lain : Timbal (II) Asetat

Berat Molekul : (CH3CO2) 2 PB.3H2O

Pemerian : prisma monoklinik,kecil,tembus cahaya,atau masa


hablur,berat,putih,bau Asetat,merapuh di udara hangat,jika
di panaskan berekasi alkalis

Kelarutan : larut dalam 2 bagian air dan dalam 63 bagian etanol (95%)
p: sangat mudah larut dalam gliserol

Kegunaan : sebagai pereaksi

Kelarutan : larut dalam air,larut jernih


12. Reagen Benedict
a. Natrium Sitrat (Ditjen POM,1979:406)
Nama resmi : NATRII CITRAS
Nama lain : Natrium sitrat
Rumus molekul : C6H5Na3O7 . 2H2O
Berat molekul : 294,10 g/mol
Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk halus putih
Kelarutan : Mudah larut dalam air,sangat mudah larut dalam
air mendidih,praktis tidak larut dalam etanol
(95%)p
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Anti koagulan
b. Natrium karbonat (Ditjen POM,1979,400)
Nama resmi :NATRII KARBONAS
Nama lain :Natrium karbonat
Rumus molekul : Na2CO3 . H2O
Berat molekul : 124,00 g/mol
Pemerian ; Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih
Kelarutan : mudah larut dalam air mendidih
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
c. Tembaga (II) Sulfat (Ditjen POM, 2014:296)
Nama resmi : CUPRII SULFAT
Nama lain : Tembaga (II) sulfat
Rumus molekul : CuSO4
Berat molekul : 159,60 g/mol
Pemerian : Serbuk keabuan
Kelarutan : Larut perlahan dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, dan terlindung dari
cahaya
Kegunaan : pereaksi
13. Reagen Carr-Price

a.Asam Asetat Anhidrat (Dirjen POM RI, 1979 : 644)


Nama resmi : ACEDIUM ACETIC ANHIDRATE
Nama Lain : Asam asetat anhidrat:
Rumus molekul : (CH3CO)2O
Berat Molekul : 102, 09 g/mol
Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan jernih, tidak tidak berwarna, berbau tajam,


mengandung tidak kurang dari 95 % C2H3O3
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, etanol (95%) P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup

b.Kloroform (Ditjen POM , 2014 : 707)


Nama resmi : KLOROFORM
Nama lain : CHloroform
Rumus molekul : CHCl3
Berat molekul : 119,38 gram/mol
Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, mudah mengalir, bau
eter, rasa manis dan membakar.mendidih pada suhu
lebih kurang 610,dipengaruhi oleh cahaya.
Kelarutan : sukar Larut dalam air, mudah larut dalam etanol p,
eter p, dan dengan lemak dan minyak menguap
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terhindari dari
cahaya,pada suhu tidak lebih 300

c. SBCL3 (DITJEN POM,1979:646)

Nama Resmi : ANTIMON TRIKLORIDA

Nama Lain : Antimon (III) Klorida

Berat Molekul : 228,13 g/mol

Rumus Molekul :SBCL3

Pemerian : Hablur,tidak berwarna:berasap di udara lembab

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam etanol mutlak p dan


dalam kloroform p. larutan yang terjadi hanya boleh
agak keruh

14. SBCL3 (DITJEN POM,1979:646)

Nama Resmi : ANTIMON TRIKLORIDA

Nama Lain : Antimon (III) Klorida

Berat Molekul : 228,13 g/mol


Rumus Molekul :SBCL3

Pemerian : Hablur,tidak berwarna:berasap di udara lembab

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam etanol mutlak p dan dalam


kloroform p. larutan yang terjadi hanya boleh agak keruh
F.Hasil Pengamatan
1. penentuan vitamin A
Prosedur A
No Sampel Perlakuan Hasil Keterangan

1. renovit 1 ml sampel + 3 ml (-) tidak


asam trikloroasetat terbentuk
dalam kloroform+ warna biru
campur kehijauan

2. Vitamin B 1 ml sampel + 3 ml (-) tidak


kompleks asam trikloroasetat terbentuk
dalam kloroform+ warna biru
campur kehijauan

3. Scout 1 ml sampel + 3 ml (-) tidak


emulsion asam trikloroasetat terbentu
dalam kloroform+ k warna
campur biru
kehijaua
n
4. Vitamin C ipi 1 ml sampel + 3 ml (-) tidak
asam trikloroasetat terbentuk
dalam kloroform+ warna
campur biru
kehijauan

5. Tiamin murni 1 ml sampel + 3 ml (-) tidak


asam trikloroasetat terbentuk
dalam kloroform+ warna biru
campur kehijauan

6. Vitamin B ipi 1 ml sampel + 3 ml (-) tidak


asam trikloroasetat terbentuk
dalam kloroform+ warna biru
campur kehijauan
7. Asam askorbat 1 ml sampel + 3 ml (-) tidak
asam trikloroasetat terbentuk
dalam kloroform+ warna
campur biru
kehijauan

Prosedur B
No Sampel Perlakuan Hasil Keterangan
1. Scout 1 ml sampel + 3 (+)terbentuk
emulsion tetes kloroform + warna merah
campur + 4 tetes coklat
asam asetat anhidrid

2. Tiamin murni 1 ml sampel + 3 (+)terbentuk


tetes kloroform + warna merah
campur + 4 tetes coklat
asam asetat anhidrid

3. Asam askorbat 1 ml sampel + 3 (+)terbentuk


tetes kloroform + warna
campur + 4 tetes merah
asam asetat anhidrid coklat

4. Vitamin B ipi 1 ml sampel + 3 (-) tidak


tetes kloroform + terbentuk
campur + 4 tetes warna
asam asetat anhidrid biru
kehijauan
5. renovit 1 ml sampel + 3 (-) tidak
tetes kloroform + terbentuk
campur + 4 tetes warna merah
asam asetat coklat
anhidrid

6. Vitamin C ipi 1 ml sampel + 3 (-) tidak


tetes kloroform + terbentuk
campur + 4 tetes warna merah
asam asetat coklat
anhidrid

7. Vitamin B 1 ml sampel + 3 (-) tidak


complex tetes kloroform + terbentuk
campur + 4 tetes warna
asam asetat merah
anhidrid coklat

2.Penentuan Vitamin B1

Prosedur A

No Sampel Perlakuan Hasil Keterangan


1. Vitamin B 1 ml sampel + 2 (+)terbentuk
kompleks tetes CuSO4 + 8 endapan
tetes NaOH 3N warna coklat-
hitam

2. Tiamin murni 1 ml sampel + 2 (+)terbentuk


tetes CuSO4 + 8 endapan
tetes NaOH 3N warna merah
hitam

3. Asam askorbat 1 ml sampel + 2 (+)terbentuk


tetes CuSO4 + 8 endapan
tetes NaOH 3N warna
coklat

4. Scout 1 ml sampel + 2 (-) tidak


emulsion tetes CuSO4 + 8 terbentuk
tetes NaOH 3N warna
biru
kehijauan
5. Vitamin C ipi 1 ml sampel + 2 (-) tidak
tetes CuSO4 + 8 terbentuk
tetes NaOH 3N warna biru
ungu

6. renovit 1 ml sampel + 2 (-) tidak


tetes CuSO4 + 8 terbentuk
tetes NaOH 3N warna biru
ungu

7. Vitamin B ipi 1 ml sampel + 2 (-) tidak


tetes CuSO4 + 8 terbentuk
tetes NaOH 3N warna
biru ungu
Prosedur B

No Sampel Perlakuan Hasil Keterangan

1. Scout 1 ml sampel + 5 (-) tidak


emulsion tetes bismuth nitrat+ terbentuk
campur + 1 KI 5 % warna merah
jingga
2. Vitamin B ipi 1 ml sampel + 5 (-) tidak
tetes bismuth nitrat+ terbentuk
campur + 1 KI 5 % warna merah
jingga

3. Vitamin B 1 ml sampel + 5 (-) tidak


kompleks tetes bismuth nitrat+ terbentu
campur + 1 KI 5 % k warna
merah
jingga

4. Tiamin murni 1 ml sampel + 5 (-) tidak


tetes bismuth nitrat+ terbentuk
campur + 1 KI 5 % warna
merah
jingga
5. Vitamin C ipi 1 ml sampel + 5 (-) tidak
tetes bismuth terbentuk
nitrat+ campur + 1 warna merah
KI 5 % jingga

6. Asam askorbat 1 ml sampel + 5 (-) tidak


tetes bismuth terbentuk
nitrat+ campur + 1 warna merah
KI 5 % jingga

7. renovit 1 ml sampel + 5 (-) tidak


tetes bismuth terbentuk
nitrat+ campur + 1 warna
KI 5 % warna
merah
jingga
3. Penentuan Vitamin B6
Prosedur A
No Sampel Perlakuan Hasil Keterangan

1. Scout 1m L sampel + 3-5 (+)terbentuk


emulsion tetes larutan FeCl3 warna merah
jingga
2. Tiamin murni 1m L sampel + 3-5 (+)terbentuk
tetes larutan FeCl3 warna merah
jingga

3. Vitamin B 1m L sampel + 3-5 (+)terbentuk


kompleks tetes larutan FeCl3 warna
merah
jingga

4. renovit 1 ml sampel + 5 (+)terbentuk


tetes bismuth nitrat+ warna
campur + 1 KI 5 % merah
jingga
5. Vitamin C ipi 1m L sampel + 3-5 (-) tidak
tetes larutan FeCl3 terbentuk
warna merah
jingga

6. Asam askorbat 1m L sampel + 3-5 (-) tidak


tetes larutan FeCl3 terbentuk
warna merah
jingga

7. Vitamin B ipi 1m L sampel + 3-5 (+)terbentuk


tetes larutan FeCl3 warna
merah
jingga
4.Penentuan vitamin C

No Sampel Perlakuan Hasil Keterangan

1. Asam askorbat 1m L sampel + 30 (+)terbentuk


tetes benedict + warna merah
panaskan bata
2. Vitamin B 1m L sampel + 30 (+)terbentuk
kompleks tetes benedict + warna merah
panaskan bata

3. Scout 1m L sampel + 30 (+)terbentuk


emulsion tetes benedict + warna
panaskan merah
bata

4. Renovit 1m L sampel + 30 (+)terbentuk


tetes benedict + warna
panaskan merah
bata
5. Tiamin murni 1m L sampel + 30 (+)
tetes benedict + terbentuk
panaskan warna hijau

6. Vitamin B ipi 1m L sampel + 30 (+)terbentuk


tetes benedict + warna merah
panaskan bata

7. Vitamin C ipi 1m L sampel + 30 (+)terbentuk


tetes benedict + warna
panaskan merah
bata

5.penentuan vitamin D
No Sampel Perlakuan Hasil Keterangan
1. Vitamin C ipi 1m L sampel + 10 (-) tidak
tetes H2O2 5% + terbentuk
campur± 1 menit + jingga -
panaskan + kuning
dinginkan + 1 mL
Carr-price

2. Renovit 1m L sampel + 10 (+)terbentuk


tetes H2O2 5% + warna kuning
campur± 1 menit +
panaskan +
dinginkan + 1 mL
Carr-price

3. Vitamin B 1m L sampel + 10 (+)terbentuk


kompleks tetes H2O2 5% + warna
campur± 1 menit + kuning
panaskan +
dinginkan + 1 mL
Carr-price
4. Asam askorbat 1m L sampel + 10 (-) tidak
tetes H2O2 5% + terbentuk
campur± 1 menit + jingga -
panaskan + kuning
dinginkan + 1 mL
Carr-price

5. Vitamin B ipi 1m L sampel + 10 (+)


tetes H2O2 5% + terbentuk
campur± 1 menit + warna kuning
panaskan +
dinginkan + 1 mL
Carr-price

6. Scout emulsion 1m L sampel + 10 (-) tidak


tetes H2O2 5% + terbentuk
campur± 1 menit + jingga -
panaskan + kuning
dinginkan + 1 mL
Carr-price
7. Tiamin murni 1m L sampel + 10 (-) tidak
tetes H2O2 5% + terbentuk
campur± 1 menit + jingga -
panaskan + kuning
dinginkan + 1 mL
Carr-price
G. Pembahasan

Pada praktikum kali ini ada lima uji yang dilakukan untuk menentukan
kandungan dan kadar vitamin. Adapn 5 uji tersebut adalah uji adanya vitamin A,
vitamin B1, vitamin B6, vitamin C, dan Vitamin D. Pada uji vitamin A, vitamin
B1 dan vitamin B6 untuk setiap uji terdapat dua prosedur percobaan, sedangkan
untuk vitamin C dan D hanya terdapat satu prosedur percobaan.

Percobaan pertama yaitu uji kualitatif vitamin A. pada uji vitamin A ini
sampel yang menunjukkan hasil negatif pada semua sampel yaitu asam askorbat,
scout emulsion, tiamin murni, vitamin B kompleks, vitamin B ipi, renovit dan
vitamin cipi. Pada hasil sampel ini dilakukan dengan dimasukkan sampel kedalam
tabung reaksi kemudian ditambahkan pereaksi asam trikloroasetat dalam
kloroform jika sampel mengandung vitamin A akan menghasilkan warna biru
kehijauan. Pada prosedur kedua hasil yang didapatkan pada sampel scout
emulsion, tiamin murni dan asam askorbat bereaksi positif dan pada sampel
vitamin B ipi, vitamin B kkompleks dan renovit bereaksi negatif. Kedua hasil ini
didapatkan dari perlakuan sampel dimasukkan dalam tabung reaksi diberi
beberapa tetes kloroform dan beberapa tetes asam asetat anhidrasetat serta
sepucuk sendok kristal sbCl3, tujuan penambahan asam asetat anhidrat untuk
mengubah warna larutan menjadi biru dan penambahan sbCl3 untuk mengubah
larutan warna biru menjadi warna coklat kemerahan.

Perlakuan uji kedua yaitu uji kualitatif B1. Sampel dimasukkan kedalam
tabung reaksi kemudian ditambahkan pb-asetat, kemudian ditambahkan larutan
NaOH gN, lalu dicampur dan dipanaskan hingga terbentuk endapan. Hasil uji ini
memberikan warna coklat kehitaman jika mengandung vitamin B1. Hasil yang
didapatkan pada sampel tiamin murni dan asam askorbat memberikan reaksi
positif (mengandung vitamin B1) sedangkan pada sampel vitamin B kompleks,
Scout emulsion, vitamin C ipi, vitamin B ipi dan renovit negatif vitamin B1. Pada
perlakuan kedua dimasukkan sampel pada tabung reaksi, kemudian ditambahkan
beberapa tetes larutan bismuth nitrat dan ditambahkan satu tetes kl5%, perlakuan
ini akan mengubah larutan menjadi endapan warna merah jingga yang berarti
positif vitamin B1. Dan hasil yang didapatkan pada perlakuan ini semua sampel
bereaksi negatif (tidak mengandung vitamin B1) pada sampel asam askorbat,
vitamin C ipi, vitamin B kompleks, Vitamin B ipi, tiamin murni, renovit dan scout
emulsion.

Perlakuan ketiga yaitu uji kualitatif vitamin B6. Sampel dimasukkan dalam
tabung reaksi, kemudian ditambahkan beberapa tetes larutan CuS04 2%, lalu
ditambahkan NaOH 3N. hasil uji ini memberikan perubahan warna ungu yang
berarti positif mengandung vitamin B6. Sampel yang diberi perlakuan
memberikan reaksi negatif (tidak mengandung vitamin B6) untuk asam askorbat,
vitamin C ipi, renovit, tiamin, vitamin B kompleks, vitamin B ipi dan scout
emulsion. Pada prosedur kedua, sampel dimasukkan dalam tabung reaksi
kemudian ditambahkan beberapa tetes feCl3 yang akan mengubah larutan menjadi
warna jingga sampai merah berarti mengandung vitamin B6 dan pada uji ini hasil
positif didapatkan oleh sampel tiamin murni, renovit, scout emulsion dan vitamin
B kompleks, sedangkan hasil negatif didapatkan pada sampel vitamin C ipi, asam
Askorbat dan vitamin B ipi.

Perlakuan keempat yaitu uji kualitatif vitamin C, sampel dimasukkan


dalam tabung reaksi lalu ditambahkan beberapa tetes benedict, lalu dipanaskan
selama 2 menit. Perlakuan ini akan memberikan warna hijau, kekuningan sampai
merah bata yang berarti mengandung vitamin C. pada uji ini sampel renovit, scout
emulsion, vitamin B kompleks, vitamin C ipi, vitamin B ipi dan asam askorbat
menghasilkan warna merah bata dan tiamin murni mendapat warna hijau yang
menandakan mengandung vitamin C.

Perlakuan kelima yaitu uji kualitatif vitamin D, sampel dimasukkan dalam


tabung reaksi, lalu ditambahkan larutan H2O2 5%, lalu digojok sampai 1 menit
kemudian dipanaskan jangan sampai mendidih, lalu dinginkan. Kemudian
dilakukan uji pereaksi carr-price. Hasil yang didapatkan mengandung vitamin D
adanya warna jingga-kuning. Sampel yang bereaksi positif terdapat pada renovit,
vitamin B ipi, dan vitamin B kompleks, sedangkan untuk reaksi negatif didapatkan
pada asam askorbat, vitamin C ipi, tiamin dan scout emulsion.
Manfaat percobaan analisis kualitatif vitamin dalam bidang farmasi yaitu
untuk mengetahui zat aktif yang digunakan dalam pembuatan sediaan sintesis
vitamin, seperti dalam pembuatan tablet, kapsul serta sediaan vitamin lainnya.
H. Kesimpulan

Kesimpulan pada percobaan ini adalah untuk megidentifikasi vitamin


dalam suatu sampel salah satunya dapat dilakukan dengan metode analisis
kualitatif berdasarkan reaksi perubahan warna pada sampel. Pada percobaan ini
untuk vitamin A, vitamin B1 dan vitamin B6 mempunyai dua prosedur percobaan.
Pada vitamin C dan D memiliki satu prosedur percobaan. Hasil yang didapatkan
pada vitamin A menggunakan pereaksi asam trikloroasetat semua sampel bereaksi
negatif, pada vitamin A menggunakan pereaksi asam asetat anhidrat didapatkan
pada scout emulsion, tiamin murni, dan asam askorbat. Pada percobaan vitamin
B1 menggunakan pereaksi pb-asetat didapatkan pada tiamin murni dan asam
askorbat. Pada vitamin B1 menggunakan pereaksi bismuth nitrat semua bereaksi
negatif. Pada percobaan vitamin B6 menggunakan pereaksi CuSO4 2% semua
sampel bereaksi negatif. Pada vitamin B6 menggunakan pereaksi FeCl3
didapatkan pada tiamin murni, renovit, scout emulsion dan vitamin B. pada
percobaan vitamin C didapatkan pada semua sampel. Pada percobaan vitamin D
didapatkan pada renovit, vitamin B ipi dan vitamin B kompleks.
DAFTAR PUSTAKA
Bintang, M., Rahmawati, F., Safira, U. M., & Andrianto, D. (2020). Biokimia
Fisik. Bogor: PT Penerbit IPB Press.
Chandra, B., Zulharmita, & Putri, W. D. (2019). Penetapan Kadar Vitamin C dan
B1 Pada Buah Naga Merah (Hylocereus Lemairel (Hook.) Britton & Rose)
Dengan Metode Spektrofotometri Uv-Vis. Jurnal Farmasi Higea, 11(1).
Departemen KEsehatan Republik Indonesia.1979. farmakope Indonesia.Edisi
III.Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan makanan.
Departemen KEsehatan Republik Indonesia.2095. farmakope Indonesia.Edisi
IV.Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan makanan.
Departemen KEsehatan Republik Indonesia.2014. farmakope Indonesia.Edisi
V.Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan makanan.

Kusmiyati, Y., Suryani, E., Herawati, L., & Firdausi, A. (2020). Vitamin D and
Reduced Academic Stress of Health Students. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Nasional, 15(3).
Nerdy, N. (2018). Determination of Vitamin in Various Colours of Bell Pepper
(Capsicum annuum L.) by Titration Method. Alchemy Jurnal Penelitian
Kimia, 14(1).
Omoniyi, A. D., & Ovie, I. A. (2018). Vitamin C: An Important Nutritional Factor
in Fish Diets. Jouernal of Agriculture and Ecology Research International,
16(2).
Permana, Y. E., Santoso, E., & Dewi, C. (2018). Implementasi Metode Dempster-
Shafer Untuk Diagnosa Defisiensi (Kekurangan) Vitamin Pada Tubuh
Manusia. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer,
2(3).
Ramadhan, h. G. (2020). Pengaruh Kondisi Defisiensi Vitamin Pada Masa
Pandemi Covid-19 Terhadap Resiko Terjadinya Penyakit Guillain Barre
Syndrome: Studi Literatur. Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, 7(3).
Ratih, R. H., & Qomariah, S. (2017). Kandungan Vitamin B6 Pada Pisang Kepok:
Alternatif Mengatasi Mual Muntah Pada Ibu Hamil. Jurnal Kesehatan
Komunitas, 3(5).
Setyawati, V. A., & Hartini, E. (2018). Buku Ajar Dasar Ilmu Gizi Kesehatan
Masyarakat. Yogyakarta: Penerbit Deepublish.
Sulastri, & Erlidawati. (2020). Biokimia Dasar. Banda Aceh: Syiah Kuala
University Press.
Sumbono, A. (2016). Biokimia Pangan Dasar. Yogyakarta: Penerbit Deepublish.
Utomo, P., idulhaq, M., Wahyudi, A., Abdulhamid, M., & Tulandi, M. Q. (2020).
The Effect Of Vitamin D3 Suplementation Per Oral And Sun Exposure On
The Employees Of Prof. Dr. R Soeharso Orthopedic Hospital Of Surakarta
With Vitamin D Insufciency Or Deficiency. JMJ, 8(2).

Anda mungkin juga menyukai