OLEH :
SUSI
209726
2C
DOSEN PEMBIMBING : Apt.DIAN
KARTIKA SARI M,Farm
B. DASAR TEORI
1. ACIDUM ASCORBICUM
Asam Askorbat
Vitamin C
Pemerian : hablur atau serbuk putih atau agak kuning.oleh pengaruh cahaya lambat
laun menjadi berwarna gelap. Dalam keadaan kering stabil di udara, dalam larutan
cepat teroksidasi . melebur pada suhu lebih kurang 190’
Kelarutan : Mudah larut dalam air;agak sukar larut dalam etanol;tidak larut dalam
klorofom , dalam eter dan dalam benzena.
Wadah dan Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya.
2. TIAMINA HIDROKLORIDA
Vitamin B1
Pemerian : Hablur kecil atau serbuk hablur; putih; bau khas lemah mirip ragi;
rasa pahit.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%) P; praktis
tidak larut dalam eter P dan dalam benzen P; larut dalam gliserol P.
Pemerian : Hablur putih atau tidak berwarna, atau serbuk hablur putih; tidak berbau,
rasa asin.
Kelarutan : Mudah larut dalam air; sukar larut dalam etanol (95%) P;praktis tidak larut
dalam eter P.
4. NATRII HYDROXIDUM
Natrium Hidroksida
NaOH
Pemerian : Bentuk batang, butiran masa hablur atau keping kering, keras, rapuh dan
menunjukan susunan hablur putih, mudah meleleh basah. Sangat alkalis dan
korosif. Segera menyerap karbondioksida.
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol 95% P
5. KALIUM PERMANGANAS
Kalium Permanganat
KMnO4
Pemerian : Hablur mengkila; ungu tua hampir hitam; tidak berbau; rasa manis atau
sepat
Kelarutan : larut dalam 16 bagian air; mudah larut dalam air mendidih
Pemerian :Cairan jernih ; tidak berwarna ; bau khas, tajam, jika di encerkan dengan air,
rasa asam .
Kelarutan :Dapat di campur dengan air, dengan etanol ( 95%) P dan gliserol P.
Kelarutan : larut dalam 3 bagian air dan dalam 3 bagian gliserol P;sangat sukar
larut dalam etanol
7. ETANOL
Pemerian : cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap, dan mudah
bergerak, bau khas, rasa panas, mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang
tidak berasap
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, dalam klorofom P dan eter P
8. AQUADEST
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.
D. ALAT DAN
BAHAN
1. ALAT
2. BAHAN
1. Asam Askorbat
2. Vitamin B1
3. Vitamin B6
4. NaOH 3N
5. NaOH 6N
6. Pb(II) Asetat 10%
7. KmnO4 0,1N
8. Tembaga Sulfat 2%
9. Etanol
10. Aquadest
E. PERHITUNGAN
Diketahui :
N NaOH =
3N Mr NaOH
= 40
V NaOH = 20ml
Jawab :
Gram = N . Mr . V / 1000
Gram = 3 . 40 . 20ml / 1000
Gram = 2,4 g
2. Larutan NaOH 6N sebanyak 20ml
Diketahui :
N NaOH =
6N Mr NaOH
= 40
V NaOH = 20ml
Jawab :
Gram = N . Mr . V / 1000
Gram= 6 . 40 . 20 ml / 1000
Gram = 4,8 g
Diketahui
: V = 1ml
Jawab :
10 / 100 . 10 ml = 1 g
Diketahui
:V=
10ml
2% Jawab:
2 / 100 . 10 ml = 0,2 g
5. KMnO4 0,1N sebanyak 20ml
Diketahui
:V=
20ml
N = 0,1
A=5
Mr = 158
0,1N Jawab :
BE : Mr /
A BE : 158
/5
BE : 31,6
F. CARA KERJA
1. Asam
Askorbat
a. Siapkan dua buah tabung reaksi. Ambil 250 mg serbuk asam Askorbat
masukkan kedalam tabung reaksi. Pada tabung reaksi pertama tambahkan
10 ml Aquadest, dan pada tabung reaksi yang kedua tambahkan
10 ml etanol.Amati kelarutan yang lebih cepat.
b. Sampel sebanyak 5 mg Asam Askorbat Dilarutkan 5 ml aquadest,
kemudian campurkan ke 2 ml Kalium Permanganat 0,1 N , Amati
Perubahannya.
2. Vitamin B1
1. Asam Askorbat
perubahannya
Amati kelarutannya
3. Vitamin B6
Hasil akhir setelah ditambahkan Pb(II) asetat dan dilakukan pemanasan terjadi perubahan
warna menjadi coklat kehitaman dan terdapat endapan.
Hasil akhir vitamin B6 dengan 10 ml aquadest setelah dikocok menjadi tidak larut
Hasil akhir setelah ditambahkan NaOH terjadi perubahan warna menjadi biru keunguan
Hasil akhir setelah larutan dikocok terdapat endapan dan tidak larut
Vitamin C dan
etanol
mempunyai sifat
yang berbeda
dalam pelarutan
vitamin C dalam
keadaan larut
mudah rusak
karna
bersentehunan
dengan udara
dan etanol
mudah menguap
dan mudah
terbakar. Maka
jika direaksikan
keduanya akan
menghasilkan
agak sukar larut.
Vitamin B 6 jika
di reaksikan
dengan etanol
terdapat endapan
dan hasil yang
didapatkan ialah
tidak larut.
6. Vitamin B6 + Aquadest Berdasarkan
+ CuSO₄ 2 % Biru – ungu hasil
+ NaOH 3 N pengamatan
yang di lakukan
dapat diketahui
bahwa pada
sampel vitamin
B6 jika
direaksikan
dengan aquadest
hasil yang
didapatkan
berwarna putih ,
jika dilarutkan
dengan CuSO₄
hasil yang
didapatkan
berwarna hijau
dan jika
dilarutkan
dengan NaOH 3
N hasil yang
didapatkan
berwarna biru
dan kelamaan
berubah menjadi
ungu.
I. PEMBAHASAN
Pada pratikum kali ini dilakukan beberapa percobaan seperti uji vitamin C,
vitamin B1,dan vitamin B6 dan di identifikasi mulai uji kelarutan dan uji reaksi
warna.
Pada percobaan pertama dilakukan uji dengan sampel vitamin C, yang pertama yaitu uji
kelarutan vitamin C dalam aquadest dan etanol hasil positif dari percobaan ini vitamin C
melarut sempurna di aquadest dan tidak larut di dalam etanol. Hasil dari analisis ini di
dapat vitamin C larut di air tapi tidak larut dalam etanol. Ini terjadi karena vitamin C
merupakan vitamin yang bersifat polar ini di akibatkan banyaknya ikatan polar seperti O-
H dan C-O (Zumdahl, 2007). Oleh karena itu, dengan menerapkan dissolve like dissolves
maka vitamin C larut dalam air yang dimana bersifat polar dan sukar larut dalam etanol
bersifat non-polar.
Untuk uji warna dengan KMnO4 hasil positif dari reaksi ini yaitu KMnO4 jernih. Dari
hasil praktikum didapat hasil bahwa larutan KMnO4 berwarna jernih. Hal tersebut terjadi
karena vitamin C memiliki peran sebagai reduktor di dalam tubuh sedangkan KMnO4
bersifat oksidator dan pada prosesnya ion permanganat menerima elektron ion yang lepas
dari vitamin C sehingga warna KMnO4 berubah menjadi jernih.
Pada percobaan kedua sampel yang digunakan adalah vitamin B1, pada uji pertama
dilakukan pengujian vitamin B1 dengan NaOH 6N dengan hasil positif terbentuk warna
kuning, dan pada prakteknya sampel dinyatakan positif B1 dikarenakan menghasilkan
warna kuning.
Warna kuning yang terbentuk dari adanya dekomposisi thiamine melalui reaksi
pertukaran basa yang melibatkan suatu nukleofilik dan pemindahan gugus metilen dari
bagian pirimidin (Chandra, et.al, 2019). Pada uji kedua di lakukan reaksi antara vitamin
B1 dengan penambahan NaOH 6N dan Pb (II) Asetat dan dilakukan pemanas selama 2-3
menit di dapat hasil positif teori yaitu terbentuk endapan kuning kehitaman (Auterhoof dan
Kovar, 1987). Pada praktek kali ini di dapat hasil positif sesuai teori yaitu terbentuk
endapan kuning kecokelatan, ini dikarenakan pada reaksi awal NaOH 6N terbentuk warna
kuning ini dikarenakan adanya dekomposisi thiamine melalui reaksi pertukaran basa yang
melibatkan suatu nukleofilik dan pemindahan gugus metilen dari bagian pirimidin, setelah
itu adanya Pb (II) Asetat thiamine mudah terurai sehingga warna kuning yang telah
terbentuk dari reaksi antara NaOH dengan thiamine akan mengendap menjadi cokelat
hitam (Chandra, et.al, 2019).Pada percobaan terakhir dilakukan uji pada sampel vitamin
B6, pada uji pertama pada vitamin B6 yang di campur dengan etanol mendapatkan hasil
Larutan berwarna putih dan terdapat endapan. Sedangkan pada uji kedua pada sempel
Vitamin B6 dengan aquadest 1ml dan tembaga sulfat 1ml, NaOH 1 ml mendapatkan hasil
warma biru keunguan.
J. KESIMPULAN
Dari percobaan pratikum kali ini maka dapat di simpulkan bahwa kelarutan
vitamin C dalam aquadest dan etanol hasil dari percobaan ini vitamin C trelarut
sempurna di aquadest dan tidak larut di dalam etanol. Pada pengujian vitamin B1
dengan NaOH 6N dengan hasil akhir terbentuk warna kuning, dan pada prakteknya
sampel dinyatakan positif B1 dikarenakan menghasilkan warna kuning. reaksi antara
vitamin B1 dengan penambahan NaOH 6N dan Pb (II) Asetat dan dilakukan
pemanasan selama 2-3 menit di dapat hasil yaitu terbentuk endapan kuning
kecokelatan.Pada percobaan terakhir dilakukan uji pada sampel vitamin B6, pada uji
pertama pada vitamin B6 yang di campur dengan etanol mendapatkan hasil larutan
berwarna putih dan terdapat endapan. Sedangkan pada uji kedua pada sampel Vitamin
B6 dengan aquadest 1ml dan tembaga sulfat 1ml, NaOH 1 ml mendapatkan hasil
warma biru keunguan.
DAFTAR PUSTAKA
Auterhoof, H., dan Kovark., 1987. Identifikasi obat. Penerbit ITB, Bandung.
Padayatty SJ, Katz A, Wang Y, Eck PP, Kwon O, Lee JH, et al. 2003. Vitamin C as an
antioxidant: Evaluation of its role in disease prevention. J Am Coll.