Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN A K H I R

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI I

” ANALISIS KUALITATIF VITAMIN”

OLEH :

SUSI

209726

2C
DOSEN PEMBIMBING : Apt.DIAN
KARTIKA SARI M,Farm

AKADEMI FARMASI YARSI PONTIANAK


TAHUN 2021
A. TUJUAN PRAKTIKUM

- Terampil dalam melakukan analisis kualitatif berbagai vitamin

- Mampu menjelaskan setiap proses yang terjadi pada analisis kualitatif

B. DASAR TEORI

Vitamin adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang


memiliki fungsi vital dalam metabolisme organisme. Dipandang dari sisi enzimologi
(ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi
oleh enzim. Istilah "vitamin" sebenarnya sudah tidak tepat untuk dipakai tetapi
akhirnya dipertahankan dalam konteks ilmu kesehatan dan gizi. Nama ini berasal dari
gabungan kata latin vita yang artinya hidup dan amina (amine) yang mengacu pada suatu
gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap
demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin sama sekali tidak memiliki atom N.
Vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada
dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang
secara normal. Vitamin merupakan satu dari berbagai jenis senyawa yang dapat
menghambat reaksi perusakan tubuh oleh senyawa radikal bebas terkait dengan aktivitas
antioksidannya. Asupan vitamin antioksidan yang cukup akan membantu tubuh mengurangi
efek penuaan oleh radikal bebas, terutama oleh oksigen bebas yang reaktif. Selain itu,
vitamin juga berkontribusi dalam menyokong sistem imun yang baik sehingga risiko
terkena berbagai penyakit degeneratif dan penyakit lainnya dapat ditekan, terutama
pada manula. Jadi, secara tidak langsung, asupan vitamin yang cukup dan seimbang
dapat menciptakan kondisi tubuh yang sehat dan berumur panjang.
Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh dan
berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A,C, D, E, K, dan B
(tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12, dan folat).
Walau memiliki peranan yang sangat penting, tubuh hanya dapat memproduksi vitamin
D danvitamin K dalam bentuk provitamin yang tidak aktif. Oleh karena itu, tubuh
memerlukan asupan vitamin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi. Buah- buahan
dan sayuran terkenal memiliki kandungan vitamin yang tinggi dan hal tersebut sangatlah
baik untuk tubuh. Asupan vitamin lain dapat diperoleh melalui suplemen makanan. Vitamin
memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan manfaat kesehatan.
Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu penyakit.
Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlahsedikit, tetapi jika kebutuhan ini
diabaikan maka metabolismedi dalam tubuh kitaakan terganggu karena fungsinya tidak
dapat digantikan oleh senyawa lain.Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah
avitaminosis. Contohnya adalah bila kita kekurangan vitamin Amaka kita akan mengalami
kerabunan. Di samping itu, asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat
menyebabkan gangguan metabolisme pada tubuh.Penuaan tubuh merupakan hasil
akumulasi dari berbagai kerusakan sel dan jaringan yang tidak dapat diperbaiki. Pada
keadaan normal, kerusakan pada seldan jaringan tubuh dapat diperbaiki melalui
prosesreplikasi seltubuh yang juga dikenal dengan istilah mitosis. Akan tetapi, pada
berbagai kasus sel yang rusak tidak lagi dapat diperbaharui.
C. MONOGRAFI BAHAN

1. ACIDUM ASCORBICUM
Asam Askorbat
Vitamin C

Pemerian : hablur atau serbuk putih atau agak kuning.oleh pengaruh cahaya lambat
laun menjadi berwarna gelap. Dalam keadaan kering stabil di udara, dalam larutan
cepat teroksidasi . melebur pada suhu lebih kurang 190’

Kelarutan : Mudah larut dalam air;agak sukar larut dalam etanol;tidak larut dalam
klorofom , dalam eter dan dalam benzena.

Wadah dan Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya.

2. TIAMINA HIDROKLORIDA
Vitamin B1

Pemerian : Hablur kecil atau serbuk hablur; putih; bau khas lemah mirip ragi;
rasa pahit.

Kelarutan : Mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%) P; praktis
tidak larut dalam eter P dan dalam benzen P; larut dalam gliserol P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.

Khasiat : Antineuritikum; komponen vitamin B kompleks.

Sumber : FI edisi 3, halaman 598


3. PIRIDOKSINA HIDROKLORIDA
Vitamin B6

Pemerian : Hablur putih atau tidak berwarna, atau serbuk hablur putih; tidak berbau,
rasa asin.

Kelarutan : Mudah larut dalam air; sukar larut dalam etanol (95%) P;praktis tidak larut
dalam eter P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat,terlindung dari cahaya.

Khasiat : Komponen vitamin B kompleks.

Sumber : FI edisi 3, halaman 541-542

4. NATRII HYDROXIDUM
Natrium Hidroksida
NaOH

Pemerian : Bentuk batang, butiran masa hablur atau keping kering, keras, rapuh dan
menunjukan susunan hablur putih, mudah meleleh basah. Sangat alkalis dan
korosif. Segera menyerap karbondioksida.

Kelarutan : sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol 95% P

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Khasiat : zat tambahan

Sumber : FI edisi 3, halaman 412

5. KALIUM PERMANGANAS
Kalium Permanganat
KMnO4

Pemerian : Hablur mengkila; ungu tua hampir hitam; tidak berbau; rasa manis atau
sepat

Kelarutan : larut dalam 16 bagian air; mudah larut dalam air mendidih

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Khasiat : antiseptikum ekstern

Sumber : FI edisi 3, halaman 330


6. ACIDUM ACETICUM GLACIALE

Asem Asetat glasial

Pemerian :Cairan jernih ; tidak berwarna ; bau khas, tajam, jika di encerkan dengan air,
rasa asam .

Kelarutan :Dapat di campur dengan air, dengan etanol ( 95%) P dan gliserol P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Khasiat dan penggunaan : zat tambahan.

Sumber : FI edisi 3, Halaman 42

6. TEMBAGA (II) SULFAT


Tembaga Sulfat
Pemerian : prisma triklinik atau serbuk hablur;biru

Kelarutan : larut dalam 3 bagian air dan dalam 3 bagian gliserol P;sangat sukar
larut dalam etanol

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat.

Sumber : FI edisi 3 , Halaman 731

7. ETANOL
Pemerian : cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap, dan mudah
bergerak, bau khas, rasa panas, mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang
tidak berasap

Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, dalam klorofom P dan eter P

Penyimpanan : wdalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, di tempat


sejuk, jauh dari nyala api

Khasiat : zat tambahan

8. AQUADEST

Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.
D. ALAT DAN
BAHAN

1. ALAT

1. Tabung Reaksi dan Rak


2. Pipet tetes
3. Gelas Ukur
4. Penangas Air

2. BAHAN

1. Asam Askorbat
2. Vitamin B1
3. Vitamin B6
4. NaOH 3N
5. NaOH 6N
6. Pb(II) Asetat 10%
7. KmnO4 0,1N
8. Tembaga Sulfat 2%
9. Etanol
10. Aquadest

E. PERHITUNGAN

1. Larutan NaOH 3N sebanyak 20ml

Diketahui :

N NaOH =
3N Mr NaOH
= 40
V NaOH = 20ml

Ditanya : Berat NaOH yang Ditimbang

Jawab :

Gram = N . Mr . V / 1000
Gram = 3 . 40 . 20ml / 1000
Gram = 2,4 g
2. Larutan NaOH 6N sebanyak 20ml

Diketahui :

N NaOH =
6N Mr NaOH
= 40
V NaOH = 20ml

Ditanya : Berat NaOH yang ditimbang

Jawab :

Gram = N . Mr . V / 1000
Gram= 6 . 40 . 20 ml / 1000
Gram = 4,8 g

3. Larutan Pb (II) Asetat 10 % sebanyak 10ml

Diketahui

: V = 1ml

Ditanya : Berat Pb (II) Asetat 10%

Jawab :
10 / 100 . 10 ml = 1 g

4. Tembaga Sulfat 2% Sebanyak 10 ml

Diketahui

:V=

10ml

Ditanya : Berat tembaga sulfat

2% Jawab:

2 / 100 . 10 ml = 0,2 g
5. KMnO4 0,1N sebanyak 20ml

Diketahui
:V=
20ml
N = 0,1
A=5
Mr = 158

Ditanya : Berat KMno4

0,1N Jawab :

BE : Mr /
A BE : 158
/5
BE : 31,6

Gram = 0,1 . 31,6 . 20ml / 1000


Gram = 0,0632

F. CARA KERJA

1. Asam
Askorbat

a. Siapkan dua buah tabung reaksi. Ambil 250 mg serbuk asam Askorbat
masukkan kedalam tabung reaksi. Pada tabung reaksi pertama tambahkan
10 ml Aquadest, dan pada tabung reaksi yang kedua tambahkan
10 ml etanol.Amati kelarutan yang lebih cepat.
b. Sampel sebanyak 5 mg Asam Askorbat Dilarutkan 5 ml aquadest,
kemudian campurkan ke 2 ml Kalium Permanganat 0,1 N , Amati
Perubahannya.

2. Vitamin B1

a. Sampel sebanyak 50 mg yang sudah dilarutkan dengan 1 ml aquadest


ditambahkan 2 ml NaOH 3N , segera terbentuk warna kuning.
b. Sebanyak 50 mg vitamin B1 yang sudah dilarutkan dengan 1 ml
Aquadest ditambahkan 1 ml larutan Pb (II) Asetat 10 % dan 2 ml NaOH
6N ,segera terbentuk warna kuning. Pada Pemanasan selama 2-3 menit
terbentuk endapan coklat-hitam.
3. Vitamin B6

a. Siapkan dua buah tabung reaksi. Ambil 250 mg serbuk Vitamin B6


masukkan kedalam tabung reaksi. Pada tabung reaksi pertama
tambahkan 10 ml Aquadest, dan pada tabung reaksi yang kedua
ditambahkan 10 ml Etanol. Amati kelarutan yang lebih cepat.
b. Sebanyak 50 mg sampel dilarutkan dengan 1 ml aquadest , tambahkan 1
ml larutan Tembaga Sulfat 2% dan 1 ml NaOH 3N, terbentuk warna biru-
ungu.

1. Asam Askorbat

Siapkan alat dan bahan

Ambil 250 mg serbuk asam askorbat dan masukan kedalam aquadest

Pada tabung reaksi pertama tambahkan 10 ml aquadest

Pada tabung reaksi kedua tambahkan 10 etanol Kemudian

campurkan ke 2ml kalium permanganate 0,1 N Amati

perubahannya

Amati kelarutannya

Setelah itu ambil sampel askorbat sebanyak 5 mg dan dilarutkan 5 ml aquadest


2. Vitamin B1

Siapkan Alat dan bahan

Larutkan vitamin B1 sebanyak 50 mg dengan 1 ml aquadest dan 2 ml NaOH 3N Larutkan

lagi vitamin B1 sebanyak 50 mg dengan 1 ml aquadest dan 2 ml NaOH 3 N

Terbentuk warna kuning

Terbentuk endapan coklat - hitam

3. Vitamin B6

Siapkan alat dan bahan

Masukkan 250 mg serbuk vitamin B6 kedalam tabung reaksi Pada

tabung reaksi pertama,tambahkan 10 ml aquadest Pada tabung

reaksi kedua,tambahkan 10 ml etanol

Amati kelarutan yang lebih cepat

Setelah itu,larutkan sampel sebanyak 50 mg dengan 1 ml aquadest,tambahkan 1 ml larutan tembaga


sulfat 2% dan 1 ml NaOH 3 N

Terbentuk warna biru-ungu


G. HASIL PERCOBAAN
 Hasil reaksi 10 ml aquadest dengan 250 mg Asam Askorbat

Sebelum dikocok terdapat endapan

Setelah dikocok endapan hilang dan larut

 Hasil 250 mg Asam Askorbat dengan etanol

Sebelum dikocok terdapat endapan


Setelah dikocok terdapat endapan dan tidak larut

 Hasil vitamin B6 dengan larutan NaOH dan Pb(II) asetat

Hasil pencampuran Vitamin C dengan aquadest

Setelah dimasukkan NaOH terjadi perubahan warna yaitu warna kuning

Hasil akhir setelah ditambahkan Pb(II) asetat dan dilakukan pemanasan terjadi perubahan
warna menjadi coklat kehitaman dan terdapat endapan.

 Hasil Vitamin B1 dengan larutan NaOH


Vitamin B1 dengan aquadest sebelum dimasukkan NaOH

Hasil akhir setelah dimasukkan NaOH terjadi perubahan warna kuning

 Hasil vitamin B6 dengan tembaga sulfat dan larutan NaOH

Vitamin B6 dengan aquadest


Hasil akhir ditambahkan tembaga sulfat dan NaOH 3N terjadi perubahan warna biru
keunguan

 Hasil vitamin B6 dengan aquadest

Hasil akhir vitamin B6 dengan 10 ml aquadest setelah dikocok menjadi tidak larut

 Hasil vitamin B6 dengan larutan CuSO4 dan NaOH

50 mg vitamin B6 dengan aquadest


Setelah ditambahkan CuSO4 terjadi perubahan warna menjadi warna kuning

Hasil akhir setelah ditambahkan NaOH terjadi perubahan warna menjadi biru keunguan

 Hasil vitamin C dengan KMnO4

Vitamin C dengan aquadest


Hasil akhir dimasukkan larutan KMnO4 dan setelah dikocok larutan menjadi larut

 Hasil vitamin B6 dengan etanol

Vitamin B6 dengan 10 ml etanol sebelum dikocok terdapat endapan

Hasil akhir setelah larutan dikocok terdapat endapan dan tidak larut

 Hasil vitamin B1 dengan aquadest dan NaOH

Vitamin B1 dengan aquadest sebelum dimasukkan NaOH


Hasil akhir setelah dimasukkan NaOH 3N terbentuk warna kuning tidak larut dan terdapat
endapan

 Hasil vitamin B1 dengan aquadest, NaOH dan Pb (II) asetat

Vitamin B1 dengan aquadest

Setelah ditambahkan NaOH terjadi perubahan warna menjadi warna kuning


Hasil akhir setelah ditambah Pb (II) asetat dan dilakukan pemanasan, hasilnya tidak
terdapat endapan hitam seperti yang ada di teori.
H. TABEL HASIL PENGAMATAN

No. Sampel Reagen Hasil percobaan Kesimpulan


1. Vitamin C + Aquadest Larut Vitamin C salah
+ Etanol Sukar larut. satu jenis
vitamin yang
larut dalam air
oleh sebab itu
jika vitamin C
direaksikan
dengan aquadest
akan mudah
larut.

Vitamin C dan
etanol
mempunyai sifat
yang berbeda
dalam pelarutan
vitamin C dalam
keadaan larut
mudah rusak
karna
bersentehunan
dengan udara
dan etanol
mudah menguap
dan mudah
terbakar. Maka
jika direaksikan
keduanya akan
menghasilkan
agak sukar larut.

2. Vitamin C + Aquadest Suatu sampel


Ungu – tidak dinyatakan
+ KMnO₄ 0,1 N berwarna. positif
mengandung
vitamin C
apabila warna
KMnO₄
yang
ditambahkan
hilang .
3. Vitamin B1 + Aquadest Dapat diketahui
vitamin c yang
+ NaOH 3 N Kuning
dicampurkan
dengan aquadest
Berwarna putih
setelah itu
dicampurkan
dengan 2 ml
NaOH dan
beberapa menit
setelah itu
berubah menjadi
kuning
dikarenakan
gelas ukur yang
digunakan tidak
di cuci dengan
bersih dan
terkontaminasi
larutan lain.
4 Vitamin B1 + Aquadest
+ Pb Asetat 1% Berdasarkan
+ NaOH 6 N Endapan Coklat- hasil pengaman
+ Pemanasan Hitam. yang dilakukan
dapat diketahui
bahwa sampel
vitamin B1 di
larutkan dengan
aquadest dan
NaOH tidak
mengandung
vitamin B1
sedangkan
sampel vitamin
B1 jika
direaksikan
dengan pb asetat
dan sudah
dipanaskan
didapatkan hasil
endapan coklat –
hitam yang
diinginkan.
5. Vitamin B6 + Aquadest Tidak larut Berdasarkan
+ Etanol Tidak larut hasil
pengamatan
yang di lakukan
dapat di ketahui
bahwa sampel
vitamin B 6 jika
di larutkan
dengan aquadest
terdapat endapan
dan larutan yang
berwarna putih
yang disebabkan
tidak larut.

Vitamin B 6 jika
di reaksikan
dengan etanol
terdapat endapan
dan hasil yang
didapatkan ialah
tidak larut.
6. Vitamin B6 + Aquadest Berdasarkan
+ CuSO₄ 2 % Biru – ungu hasil
+ NaOH 3 N pengamatan
yang di lakukan
dapat diketahui
bahwa pada
sampel vitamin
B6 jika
direaksikan
dengan aquadest
hasil yang
didapatkan
berwarna putih ,
jika dilarutkan
dengan CuSO₄
hasil yang
didapatkan
berwarna hijau
dan jika
dilarutkan
dengan NaOH 3
N hasil yang
didapatkan
berwarna biru
dan kelamaan
berubah menjadi
ungu.
I. PEMBAHASAN
Pada pratikum kali ini dilakukan beberapa percobaan seperti uji vitamin C,
vitamin B1,dan vitamin B6 dan di identifikasi mulai uji kelarutan dan uji reaksi
warna.
Pada percobaan pertama dilakukan uji dengan sampel vitamin C, yang pertama yaitu uji
kelarutan vitamin C dalam aquadest dan etanol hasil positif dari percobaan ini vitamin C
melarut sempurna di aquadest dan tidak larut di dalam etanol. Hasil dari analisis ini di
dapat vitamin C larut di air tapi tidak larut dalam etanol. Ini terjadi karena vitamin C
merupakan vitamin yang bersifat polar ini di akibatkan banyaknya ikatan polar seperti O-
H dan C-O (Zumdahl, 2007). Oleh karena itu, dengan menerapkan dissolve like dissolves
maka vitamin C larut dalam air yang dimana bersifat polar dan sukar larut dalam etanol
bersifat non-polar.
Untuk uji warna dengan KMnO4 hasil positif dari reaksi ini yaitu KMnO4 jernih. Dari
hasil praktikum didapat hasil bahwa larutan KMnO4 berwarna jernih. Hal tersebut terjadi
karena vitamin C memiliki peran sebagai reduktor di dalam tubuh sedangkan KMnO4
bersifat oksidator dan pada prosesnya ion permanganat menerima elektron ion yang lepas
dari vitamin C sehingga warna KMnO4 berubah menjadi jernih.
Pada percobaan kedua sampel yang digunakan adalah vitamin B1, pada uji pertama
dilakukan pengujian vitamin B1 dengan NaOH 6N dengan hasil positif terbentuk warna
kuning, dan pada prakteknya sampel dinyatakan positif B1 dikarenakan menghasilkan
warna kuning.
Warna kuning yang terbentuk dari adanya dekomposisi thiamine melalui reaksi
pertukaran basa yang melibatkan suatu nukleofilik dan pemindahan gugus metilen dari
bagian pirimidin (Chandra, et.al, 2019). Pada uji kedua di lakukan reaksi antara vitamin
B1 dengan penambahan NaOH 6N dan Pb (II) Asetat dan dilakukan pemanas selama 2-3
menit di dapat hasil positif teori yaitu terbentuk endapan kuning kehitaman (Auterhoof dan
Kovar, 1987). Pada praktek kali ini di dapat hasil positif sesuai teori yaitu terbentuk
endapan kuning kecokelatan, ini dikarenakan pada reaksi awal NaOH 6N terbentuk warna
kuning ini dikarenakan adanya dekomposisi thiamine melalui reaksi pertukaran basa yang
melibatkan suatu nukleofilik dan pemindahan gugus metilen dari bagian pirimidin, setelah
itu adanya Pb (II) Asetat thiamine mudah terurai sehingga warna kuning yang telah
terbentuk dari reaksi antara NaOH dengan thiamine akan mengendap menjadi cokelat
hitam (Chandra, et.al, 2019).Pada percobaan terakhir dilakukan uji pada sampel vitamin
B6, pada uji pertama pada vitamin B6 yang di campur dengan etanol mendapatkan hasil
Larutan berwarna putih dan terdapat endapan. Sedangkan pada uji kedua pada sempel
Vitamin B6 dengan aquadest 1ml dan tembaga sulfat 1ml, NaOH 1 ml mendapatkan hasil
warma biru keunguan.
J. KESIMPULAN

Dari percobaan pratikum kali ini maka dapat di simpulkan bahwa kelarutan
vitamin C dalam aquadest dan etanol hasil dari percobaan ini vitamin C trelarut
sempurna di aquadest dan tidak larut di dalam etanol. Pada pengujian vitamin B1
dengan NaOH 6N dengan hasil akhir terbentuk warna kuning, dan pada prakteknya
sampel dinyatakan positif B1 dikarenakan menghasilkan warna kuning. reaksi antara
vitamin B1 dengan penambahan NaOH 6N dan Pb (II) Asetat dan dilakukan
pemanasan selama 2-3 menit di dapat hasil yaitu terbentuk endapan kuning
kecokelatan.Pada percobaan terakhir dilakukan uji pada sampel vitamin B6, pada uji
pertama pada vitamin B6 yang di campur dengan etanol mendapatkan hasil larutan
berwarna putih dan terdapat endapan. Sedangkan pada uji kedua pada sampel Vitamin
B6 dengan aquadest 1ml dan tembaga sulfat 1ml, NaOH 1 ml mendapatkan hasil
warma biru keunguan.
DAFTAR PUSTAKA

Zumdahl. 2007. Chemistry. New Uork: Hougthon Mufflin Company

Auterhoof, H., dan Kovark., 1987. Identifikasi obat. Penerbit ITB, Bandung.

Padayatty SJ, Katz A, Wang Y, Eck PP, Kwon O, Lee JH, et al. 2003. Vitamin C as an
antioxidant: Evaluation of its role in disease prevention. J Am Coll.

Anda mungkin juga menyukai