Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM I

KIMIA FARMASI KUALITATIF


UJI ANTIBIOTIK

Dosen pengampu :
apt. Affandi Kurniawan, M.Farm

Disusun oleh :
Kelompok 3 :

1. Rosy Suwanti (1948311009)


2. Agus Kardian (2048312001)
3. Anita Sembiring (1948311003)
4. Shelfianti (1948311010)

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


POLITEKNIK KESEHATAN GENESIS MEDICARE
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kimia farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang penggunaan sejumlah teknik
dan metode untuk memperoleh aspek kualitatif, kuantitatif, dan informasi struktur dari
senyawa obat pada khususnya, dan bahan kimia pada umumnya. Analisis kualitatif
merupakan analisis untuk melakukan identifikasi elemen, spesies, dan/ atau senyawa-
senyawa yang ada di dalam sampel. Dengan kata lain analisis kualitatif berkaitan dengan
cara untuk mengetahui sampel ada atau tidaknya suatu analit yang dituju dalam suatu
sampel. Sedangkan analisis kuantitatif adalah analisis untuk menentukan jumlah kadar
absolut atau relatif dari suatu elemen atau senyawa yang ada di dalam sampel (Gandjar,
2007).
Antibiotik merupakan golongan senyawa alami atau sintetis yang memiliki
kemampuan untuk menekan atau menghentikan proses biokimiawi di dalam suatu
mikroorganisme, khususnya proses infeksi bakteri. Antibiotik merupakan zat yang dapat
membunuh atau melemahkan suatu mikroorganisme, seperti bakteri, parasit, atau jamur.
Jadi antibiotik merupakan zat yang dibutuhkan saat terserang infeksi mikroorganisme
tersebut (Utami, 2012).

1.2 Tujuan Praktikum


 Melakukan identifikasi senyawa obat golongan antibiotik.
 Mengetahui reaksi identifikasi yang terjadi pada senyawa antibiotik.
 Melakukan pengujian senyawa obat golongan antibiotika secara uji kualitatif.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Definisi Antibiotik
Antibiotik (anti = lawan, bios = hidup) merupakan zat-zat kimia yang dihasilkan oleh
mikroorganisme hidup terutama fungi dan bakteri tanah, yang memiliki khasiat
menghambat atau mematikan pertumbuhan banyak bakteri dan beberapa virus besar,
sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil (Tjay, 1978). Kegiatan antibiotika
pertama kali ditemukan oleh sarjana Inggris dr. Alexander Flemming pada tahun 1928
(penisillin). Tetapi penemuan ini baru diperkembangkan dan dipergunakan dalam terapi
di tahun 1941 oleh dr. Florey (Oxford). Kemudian banyak zat lain dengan khasiat
antibiotik disolir oleh peneliti-peneliti di seluruh dunia, akan tetapi berhubungan dengan
sifat toksisnya hanya ada beberapa saja yang dapat digunakan sebagai obat (Tjay, 1978).
Pertumbuhan dan pengerasan bakteri-bakteri dipengaruhi oleh berbagai macam zat
kimia dalam lingkungan karena pengaruh zat kimia, maka bakteri banyak bergerak
menuju atau menjauhi zat kimia itu. Peristiwa, bila bakteri-bakteri itu tertarik dan
bergerak menuju kearah zat kimia, maka disebut chemotaxis (+) positif dan sebaliknya
jika bakteri-bakteri itu tidak tertarik dan tidak banyak bergerak menjauhi zat kimia, maka
disebut chemotaxis (-) negatif. Bakteri-bakteri yang tidak bergerak, pertumbuhan
koloninya dapat dipengaruhi oleh zat-zat kimia, perisiwa ini disebut chemotropis
(Soemarno, 1976). Antibiotik menurut Benedict adalah bahan kimia yang dihasilkan oleh
jasad renik tertentu atau turunannya yang dapat dipergunakan untuk membunuh mikroba
jenis lain.

2.2 Pengunaan Antibiotik


Antibiotik dugunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi akibat kumat atau juga
untuk prevensi infeksi, misalnya pada pembedahan besar. Yang berguna hanyalah
antibiotik yang mempunyai kadar hambat minimum in vitro lebih kecil dari kadar zat
yang dapat dicapai dalam tubuh dan tidak toksik.
Antibiotik dikelompokkan menjadi beberapa golongan, diantaranya :
1. Contoh antibiotik golongan Penisilin, yaitu :
Penisilin-G, Penisilin-V, Fenetisilin-K, Metisilin-Na, Ampisilin, Amoxicillin.
2. Contoh antibiotik golongan Tetrasiklin, yaitu :
Tetrasiklin, Klortetrasiklin, Doksisiklin.
3. Contoh antibiotik golongan Sefalosforin, yaitu :
Cefadroxil, Cefazolin, Cefixime, Cefaclor, Cefaloglisin.
4. Contoh antibiotik golongan Makrolida, yaitu:
Erytromicin, Spiramycin.

2.3 Monografi Sampel Antibiotik Praktikum


A. Amoxicillin (Farmakope Indonesia Edisi VI, Th. 2020, hal. 127)
Rumus Molekul : C16H19N3O5S
Struktur Kimia :

Pemerian : Serbuk hablur; putih; praktis tidak berbau.


Kelarutan : Sukar larut dalam air dan dalam metanol; tidak larut dalam benzen,
dalam karbon tetraklorida dan dalam kloroform.
pH : Antara 3,5 dan 6,0; lakukan penetapan menggunakan larutan 2 mg
per ml.

B. Tetrasiklin (Farmakope Indonesia Edisi II, Th. 1979, hal. 594)


Rumus Molekul : C22H24N2O8
Struktur Kimia :

Pemerian : Serbuk hablur; kuning; tidak berbau atau sedikit berbau lemah.
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air; larut dalam 50 bagian etanol (95%) P;
praktis tidak larut kloroform P dan dalam eter P; larut dalam asam
encer; larut dalam alkali disertai peruraian.
pH : tidak lebih dari 2 menjadi inaktif dan rusak pada pH 7 atau lebih.

C. Cefixime (Farmakope Indonesia Edisi IV, Th. 2009, hal. 1364)


Rumus Molekul : C16H15N5O7S2
Struktur Kimia :

Pemerian : Serbuk hablur putih hingga kuning muda.


Kelarutan : Mudah larut dalam metanol; larut dalam propilenglikol; sukar larut
dalam etanol, dalam aseton dan dalam gliserin; sangat sukar larut
dalam larutan sorbitol 70% dan dalam oktanol; praktis tidak larut
dalam eter, dalam etil asetat , dalam heksan dan dalam air.
pH : Antara 2,6 dan 4,1 dengan menggunakan larutan 0,7 mg per ml.

D. Erytromicin (Farmakope Indonesia Edisi VI, Th. 2020, hal. 511)


Rumus Molekul : C37H67NO13
Struktur Kimia :
Pemerian : Serbuk hablur putih atau agak kuning; tidak berbau atau praktis tidak
berbau.
Kelarutan : Sukar larut dalam air; larut dalam etanol, dalam kloroform dan dalam
eter.
pH : Antara 8,0 dan 10,5; lakukan penetapan menggunakan larutan yang
dibuat dengan mengencerkan 1 bagian volume larutan metanol P
yang mengandung 40 mg per ml dengan 19 bagian volume air.
BAB III
METODELOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat
- Tabung reaksi
- Rak tabung reaksi
- Sendok tanduk
- Serbet
- Spatula logam
- Beaker glass
- Botol Semprot
- Sarung tangan

Bahan
Sampel senyawa antibiotika
- Amoxicillin
- Tetraskilin
- Cefixime
- Erytromicin

Reagen/ pelarut
- Aquadest (H2O)
- Fehling A + Fehling B
- Ferri Klorida (FeCl3) 1%
- Asam Sulfat (H2SO4) Pekat
- Asam Nitrat (HNO3)
- Asam Asetat Glasial (CH3COOH) 1 %
- Tembaga Sulfat (CuSO4) 1 %
- Natrium Hidroksida (NaOH)
- Kloroform (CHCl3)
- Asam Klorida (HCl) Pekat
3.2 Prosedur Percobaan
A. Pengujian antibiotik pada sampel amoxicillin
- Amoxicillin + 1 ml Aquadest (H2O) + 2 ml Fehling Encer (Fehling A +
Fehling B) → Warna ungu.
- Amoxicillin dilarutkan dengan Aquadest (H2O) + Ferri Klorida (FeCl 3) 1% →
Warna orange atau kuning tua.

B. Pengujian antibiotik pada sampel tetrasiklin


- Tetrasiklin + 2 ml Asam Sulfat (H2SO4) Pekat → Warna ungu + 1 tetes Ferri
Klorida (FeCl3) 1% → Warna berubah menjadi coklat atau merah coklat.

C. Pengujian antibiotik pada sampel cefixime


- Cefixime + Asam Sulfat (H2SO4) Pekat + Asam Nitrat (HNO3) → Warna
kuning.
- Cefixime + 5 tetes Asam Asetat Glasial (CH3COOH) 1 % + larutan Tembaga
Sulfat (CuSO4) 1 % + 1 tetes Natrium Hidroksida (NaOH) → Warna hijau
zaitun.

D. Pengujian antibiotik pada sampel erytromicin


- Eyrtromicin + 2 ml Asam Sulfat (H2SO4) Pekat kocok perlahan → Warna
coklat merah.
- Erytromicin + 2 ml Kloroform (CHCl3) + 2 ml Asam Klorida (HCl) Pekat →
terbentuk ↓ endapan putih, larutan berwarna kuning.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
 HASIL

A. Pengujian antibiotik pada sampel amoxicillin


NO TAHAPAN/ GAMBAR HASIL
PROSEDUR
1. 1. Sampel + 1 ml air + 1 ml Terbentuknya warna ungu
fehling A + 1 ml fehling B

2. Sampel + 1 ml air + ferri Terbentuknya warna


klorida (FeCl3) orange/kuning tua

B. Pengujian antibiotik pada sampel tetrasiklin


NO TAHAPAN/ GAMBAR HASIL
PROSEDUR
1. Sampel + 2 ml asam - terbentuk warna ungu
sulfat (H2SO4) + 1 tetes - lalu berubah dari ungu
ferri klorida (FeCl3) menjadi coklat
C. Pengujian antibiotik pada sampel cefixime
NO TAHAPAN/ GAMBAR HASIL
PROSEDUR
1. 1. Sampel + asam sulfat - terbentuk warna kuning
(H2SO4) + asam nitrat muda
(HNO3) - lalu akan berbah
terbentuk kuning pekat

2. Sampel + 5 tetes asam - terbentuk warna putih


asetat (CH₃COOH) + 1 susu
tetes natrium hidroksida - lalu terjadi warna hijau
(NaOH) zaitun

D. Pengujian antibiotik pada sampel erytromicin


NO TAHAPAN/ GAMBAR HASIL
PROSEDUR
1. 1. Sampel + 2 ml asam - terbentuk warna coklat
sulfat (H2SO4)  kocok merah

2. Sampel + 2 ml -terbentuk endapan putih


chloroform + 2 ml asam warna larutan kuning
klorida HCl

 PEMBAHASAN
Pada Praktikum kali ini praktikan mengidentifikasi 4 sampel antibiotik, yaitu amoxicillin,
tetracyclin, cefixime, dan erytromicin . Antibiotika adalah segolongan senyawa,baik alami
maupunsintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia
didalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Penggunaan antibiotic
khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi. Antibiotik terbagi ke dalam
beberapa golongan antibiotik, dan antibiotik juga mempunya cara kerja yang
berbeda,diantaranya narrow spectrum (kerja sempit) dan broad spectrum (kerja luas). Pada
identifikasi pertama dilakukan uji organoleptis dulu, yang memuat bentuk dan warna. Pada
sample pertama yaitu amoxicillin didapat sample dengan ciri-ciri bentuk Serbuk hablur;
putih; praktis tidak berbau, untuk sampleyang kedua yaitu tetracyclin didapat sample dengan
ciri-ciri Serbuk hablur; kuning; tidak berbau atau sedikit berbau lemah.Pada sample ketiga
yaitu cefixime didapat sample dengan bentuk Serbuk hablur putih hingga kuning muda. Pada
sampel keempat yaitu erytromicin dengan ciri-ciri bentuk Serbuk hablur putih atau agak
kuning; tidak berbau atau praktis tidak berbau. Pada pratktikum percobaan ke I amoxicillin
dengan 1. Sampel + asam sulfat (H2SO4) + asam nitrat (HNO3) terjadinya terbentuk warna
ungu, selanjutnya 2. Sampel + 1 ml air + ferri klorida (FeCl3) terjadinya terbentuk warna
orange/kuning tua. Pada percobaan ke II tetrasiklin dengan sampel + 2 ml asam sulfat
(H2SO4) + 1 tetes ferri klorida (FeCl3) terjadinya proses terbentuk warna ungu, kemudian
akan berubah dari ungu menjadi coklat. Pada percobaan ke III cefixime dengan 1. Sampel +
asam sulfat (H2SO4) + asam nitrat (HNO3) terjadinya terbentuk warna kuning muda,
kemudian lalu akan berbah terbentuk kuning pekat. 2. Sampel + 5 tetes asam asetat
(CH₃COOH) + 1 tetes natrium hidroksida (NaOH) terjadinya terbentuk warna putih susu,
kemuadian lalu terjadi warna hijau zaitun. Pada percobaan ke IV erytromicin dengan 1.
Sampel + 2 ml asam sulfat (H2SO4)  kocok terjadinya terbentuk warna coklat merah. 2.
Sampel + 2 ml chloroform + 2 ml asam klorida HCl terjadinya terbentuk endapan putih
warna larutan kuning.

BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
Pengidentifikasikan senyawa antibiotic yang spesifik dari keempat adalah :
Amoxicillin memberikan Serbuk hablur, putih, praktis tidak berbau. Dan terjadi
terbentuk warna ungu, lalu kemudian Terbentuknya warna orange/kuning tua.
Tetrasiklin memberikan Serbuk hablur, kuning, tidak berbau atau sedikit berbau
lemah.dan terjadi terbentuk warna ungu, kemudian lalu berubah dari ungu menjadi
coklat.
Cefixime memberikan Serbuk hablur putih hingga kuning muda. Dan terjadi
terkbentuk terbentuk warna kuning muda, lalu akan berbah terbentuk kuning pekat
dan terbentuk warna putih susu, lalu terjadi warna hijau zaitun
Erytromicin memberikan Serbuk hablur putih atau agak kuning; tidak berbau atau
praktis tidak berbau. Dan terjadi terbentuk warna coklat merah, lalu terbentuk
endapan putih warna larutan kuning

DAFTAR PUSTAKA
https://www.studocu.com/id/document/universitas-muhammadiyah-bandung/umb/makalah-kel-3-
ampisilin/34138690

https://www.academia.edu/resource/work/8711923
https://aura-publishing.com/wp-content/uploads/2020/11/E-Book-Praktikum-Kimia-
Farmasi.pdf
Laporan Antibiotik | PDF (scribd.com)`
(4) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI II | Selvy Oktaviani - Academia.edu

Anda mungkin juga menyukai