Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FARMASI ANALITIK II


PENETAPAN KADAR THEOPHYLLINE

disusun Oleh :
31111070 Eri Widiyawati
31111092 Physca Fathiyatul Azhariyah
( Kelompok 6 )
Farmasi 3B

PROGRAM STUDI FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BAKTI TUNAS HUSADA
TASIKMALAYA
2014

I.

Tujuan
Menentukan kadar theophyllin dalam sampel dengan menggunakan metode
titrasi Argentometri (Volhard).

II.

Dasar teori
Theophyllin merupakan alkaloid turunan xantin, mengandung tidak kurang
dari 93,5% dan tidak lebih dari 101,0% C7H8N4O2 dihitung terhadap zat yang
telah dikeringkan. alkaloid theophylline ini berkhasiat antara lain berdaya
spasmolotis terhadap otot polos, khususnya otot bronchi, menstimulasi jantung
(efek iniotrop positif) dan mendilatasinya. Theophylline juga menstimulasi SSP
dan pernapasan, serta bekerja diuresis lemah dan singkat. Rumus bangun
theophyllin adalah sebagai berikut :

BM : 180,16
Pemerian : serbuk hablur, putih, tidak berbau, pahit.
Kelarutan : 1:120 dalam air, 1:80 dalam ethanol, 1:110 dalam kloroform, larut
dalam larutan alkali hidroksida, dalam ammonia, dan dalam asam mineral.
pKa : 8,6
Theophylline dapat ditetapkan dengan metode Argentometri. Theophyllin
dengan perak nitrat dapat membentuk endapan dalam suasana basa, tetapi ada
variasi lain dari metode argentometri yaitu dengan menggunakan metode volhard.
Yakni dengan menyaring endapan garam perak yang terjadi, dan kelebihan perak
nitrat dititrasi dengan ammonium tiosianat. Sediaan theophylline kerap kali
ditentukan dengan cara ini.
Selain dengan metode argentometri volhard, kadar theophyllin juga dapat di
tentukan dengan metode High Performance Liquid Chromatograph (HPLC), GC,
Spekrofotometri UV-Vis, Titrasi Bebas Air (TBA), dan Titrasi Kompleksometri.

III.

Alat dan Bahan


a. Alat :

Tabung sentrifuga

Labu ukur

Pipet volume + bulf

Water bath

Kertas saring

Corong

Buret + Erlenmeyer

Statif + klem

Gelas ukur

Batang pengaduk

b. Bahan :

IV.

Ammonium tiosianat

Indikator ferialuin

AgNO3

Aquabidest

NaCl

Indikator K2CrO4

HNO3 encer

HCl encer

Prosedur
Sampel dibagi
menjadi 2
bagian

+ HCl encer
Sentrifug
a
Filtrat

Residu + HCl
encer
Residu + HCl
encer

Filtrat
tampu
ng

Uji kualitatif dengan


mayer, jika hasil
masih positif
ekstraksi lagi

Ad 100 mL
dengan HCl

Pembakuan AgNO3 dengan NaCl


NaCl
ditimbang
sebanyak
58 mg

+ aquabidest
+ indikator
K2CrO4

Titrasi
dengan
AgNO3

Pembakuan Ammonium tiosianat dengan AgNO3


Pipet
sebanyak
10 mL
AgNO3

+ indikator
feri aulin
2mL

Titrasi
dengan
Ammonium
tiosianat

TAT
Merah bata

Penetapan kadar sampel


Pipet
sebanyak
10 mL
sampel

+ 25 mL
AgNO3,
panaskan
pada WB

Dinginkan, lalu saring.


Cek pH, lalu cuci
endapan dg HNO3
encer hingga pH 3

Titrasi
dengan
Ammonium
tiosianat

TAT
Merah bata

V.

Hasil Pengamatan dan Perhitungan

Pembakuan AgNO3 dengan NaCl


mg NaCl

V AgNO3

Rata rata

Pembakuan Ammonium tiosianat dengan AgNO3


V AgNO3

V amm.tiosianat

Rata rata

Penetapan kadar sampel


V sampel

V amm.tiosianat

+ 2 mL
indikator
feri aulin

Rata rata

Anda mungkin juga menyukai