Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

PEMBUATAN VCO

Hari : Rabu Tanggal : 15 Desember 2021 Jam : 08.00–12.50

Disusun oleh :
Ega Nur Ilmi Santoso (151810483019) Syarifah Ramadhani (152010483017)
Rahma Putri (152010483012) Arifah Nuhaa M (152010483018)
Sheila Aristawati (152010483013) Rachel S.F.R (152010483019)
Yehezkiel Agung N. W (152010483014) Viona Lathifa Ditia (152010483021)
Faradilla (152010483015) Ai Rini Maruli (152010483022)
Muhammad Syafiq Zuhdi (152010483016) Inggrid Elizabeth G (152010483023)

Prodi D4 Pengobat Tradisional (Fakultas Vokasi)


Universitas Airlangga
2021
BAB I
Pendahuluan

Virgin Coconut Oil (VCO) adalah minyak kelapa murni yang diperoleh dengan proses
tanpa pemanasan sehingga kandungan zat-zat baik didalamnya dapat dipertahankan. Asam
laurat dan oleat dalam VCO bersifat melembutkan kulit selain itu VCO efektif dan aman
digunakan sebagai moisturizer untuk meningkatkan hidrasi kulit, dan mempercepat
penyembuhan pada kulit (Muflifah, 2015 ).
Minyak kelapa murni merupakan produk olahan kelapa yang memiliki nilai tambah
tinggi tetapi belum banyak dikembangkan di Indonesia. Minyak kelapa murni merupakan
minyak kelapa yang diperoleh lewat pemanasan minimal dan tanpa proses pemurnian
kimiawi. Minyak kelapa murni tidak berwarna dan mempunyai aroma yang harum dan khas.
Minyak kelapa murni merupakan bahan baku industri pangan, kosmetika, dan farmasi.
(Fachry dkk, 2012).
Virgin Coconut Oil (VCO) diolah dari kelapa segar (bukan kopra), melalui tahapan
proses digoreng. Daging buah diperas santannya dan kemudian santan diproses lebih lanjut
untuk mendapatkan minyak. Terbentuknya minyak merupakan akibat terhidrolisisnya ikatan
peptida pada krim santan. Jika ikatan peptida tersebut terhidrolisis akan menyebabkan sistem
emulsi menjadi tidak stabil maka minyak dapat keluar dari sistem emulsi. Pemecahan emulsi
santan dapat terjadi dengan adanya enzim proteolitik. Enzim ini dapat mengkatalisis reaksi
pemecahan protein dengan menghidrolisa ikatan peptidanya menjadi senyawa-senyawa lebih
sederhana (Muhidin, dalam silaban dkk, 2014).
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Kelapa
Penyebaran kelapa ini berawal dari Asia ke arah Timur menuju Pasifik dan Amerika,
serta ke Barat menuju Afrika (Perera et al., 2000; Teulat et al., 2000). Hasil penelusuran
menggunakan RFLP membuktikan bahwa kelapa bergerak dari Asia Tenggara menuju Pasifik
dan pantai barat Amerika (Lebrun et al., 1998). Kelapa (Cocos nucifera) adalah tanaman
yang sangat banyak ditemukan di daerah tropis. Kelapa sangat populer di masyarakat karena
memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Bagian-bagian dari tanaman kelapa yang
sering dimanfaatkan oleh masyarakat seperti buah, daging, akar, tempurung, batang dan daun
(Pratiwi & Sutara, 2013). Daging buah kelapa dapat diolah menjadi, minyak kelapa, kopra,
santan kelapa dan tepung kelapa. Menurut Faizal dkk. (2011) ampas kelapa yang telah
diperas santannya mengandung hemiselulosa, selulosa dan lignin sehingga limbah ampas
kelapa disebut sebagai limbah lignoselulosa Bahan lignoselulosa mempunyai kandungan
utama tiga macam polimer alam yang berbeda, yang dikenal dengan lignin, hemiselulosa, dan
selulosa (Nadia dkk., 2011).
2.2 Virgin Coconut Oil (VCO)
Virgin Coconut Oil (VCO) adalah minyak yang dihasilkan dari buah kelapa segar.
Berbeda dengan minyak kelapa biasa, Virgin Coconut Oil (VCO) dihasilkan tidak melalui
penambahan bahan kimia atau proses yang menggunakan panas tinggi. Virgin Coconut Oil
(VCO) relatif tahan terhadap panas, cahaya dan oksigen. Virgin Coconut Oil (VCO)
bermanfaat bagi kesehatan tubuh, hal ini disebabkan Virgin Coconut Oil (VCO) mengandung
banyak asam lemak rantai menengah (Medium Chain Fatty Acid / MCFA). MCFA yang
paling banyak terkandung dalam Virgin Coconut Oil (VCO) adalah asam laurat (Lauric Acid).
Sifat MCFA yang mudah diserap akan meningkatkan metabolisme tubuh. Penambahan energi
yang dihasilkan oleh metabolisme ini menghasilkan efek stimulasi ke seluruh tubuh manusia
sehingga meningkatkan tingkat energi yang dihasilkan (Hapsari dan Welasih, 2013).
Manfaat lain dari Virgin Coconut Oil (VCO) diantaranya adalah peningkatan daya
tahan tubuh manusia terhadap penyakit serta mempercepat proses penyembuhan. Virgin
Coconut Oil (VCO) juga memiliki sejumlah sifat fisik yang menguntungkan. Diantaranya,
memiliki kestabilan secara kimia, bisa disimpan dalam jangka panjang dan tidak cepat tengik,
serta tahan terhadap panas. VCO juga berperan membantu mencegah penyakit jantung,
kanker, diabetes dan penyakit degeneratif lainnya, memperbaiki pencernaan, meningkatkan
sistem kekebalan tubuh, dapat mengobati penyakit leukimia, mencegah infeksi virus HIV,
AIDS dan SARS. Berbagai manfaat tersebut tidak ditemukan pada minyak jagung, minyak
sawit, minyak kanola, maupun minyak hewan. Manfaat tersebut hanya bisa ditemukan dalam
Virgin Coconut Oil (VCO). Virgin Coconut Oil memiliki peranan yang amat berbeda terhadap
kesehatan dibandingkan dengan lemak jenuh asal hewani atau nabati lainnya (Hapsari dan
Welasih, 2013).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
1. Alat
● Kain saring
● Baskom
● Penggorengan
● Kompor dan gas lpg
● Spatula
2. Bahan
● 2 kresek kecil kelapa parut
● Air secukupnya
3. Langkah Kerja

Langkah Ke- Gambar Deskripsi Gambar

1 Parutan kelapa A dan B


dicampur dengan air
sebanyak 500 ml
2 Peras air kelapa parut
dengan air secukupnya
menggunakan kain saring

3 Perasan air kelapa parut


(santan) dikumpulkan di
gelas ukur dan didiamkan
selama 1 jam terlebih dahulu
sampai air terpisah dengan
endapan

Gelas ukur A
Gelas ukur B

4 Pisahkan endapan air dan


santan dengan cara
menuangkan perlahan
kedalam panci

Santan A
Santan B

5 Sangrai santan A dengan


Api kecil dan santan B
dengan api sedang hingga
berubah warna menjadi
kecoklatan dan
menghasilkan minyak

Kiri santan A dan kanan santan B

6 Sangrai santan hingga


berubah warna menjadi
kecoklatan dan
menghasilkan minyak,
setelah menjadi coklat peras
sampai minyak keluar dan
ditampung kedalam wadah
7 Dinginkan, lalu masukkan
ke dalam wadah botol kaca
agar tidak terjadi proses
oksidasi

Santan A

Santan B
BAB IV
PEMBAHASAN

Secara umum, pembuatan VCO (Virgin Coconut Oil) ada enam cara yaitu tradisional,
pemanasan, pengasaman, sentrifugasi, pancingan dan enzimatis. Pada praktikum kali ini
metode yang digunakan adalah Pembuatan minyak kelapa secara tradisional, yaitu dilakukan
dengan pemanasan pada api sedang dan api kecil. Sebelum dilaukan pemanasan, kelapa
dijadikan santan terlebih dahulu dan hanya diambil lapisan teratasnya saja. Pada dasarnya,
santan adalah emulsi antara minyak, protein, dan air. Emulsi dapat diartikan sebagai
campuran dari dua cairan atau lebih yang saling tidak melarutkan, di mana cairan yang satu
terdispersi dalam bentuk globula-globula atau butir-butir kecil dalam cairan lainnya.
Kestabilan emulsi cair dapat rusak akibat pemanasan, pendinginan, proses sentrifugasi.
Pemanasan dilakukan untuk memecah atau merusak emulsi guna mendapatkan VCO. Metode
ini akan menghasilkan minyak, namun berbau menyengat (gosong) dan warnanya kurang
bening (kekuningan). Untuk memperoleh kualitas VCO yang baik penggunaan panas
diminimalkan. Maka dari itu, dibuatnya 2 jenis perbedaan pemanasan dengan api sedang dan
api kecil ditujukan untuk mengetahui perbedaan pada kualitas api kecil dan api sedang.

Gambar 4.1 Gambar 4.2

Hasil minyak kelapa dengan api sedang Hasil minyak kelapa dengan api kecil

Pembuatan minyak kelapa secara tradisional ini sedikit menimbulkan kerugian.


Sebagai contoh pada gambar 4.1, menghasilkan minyak yang berwarna coklat dan berbau
gosong. hal ini disebabkan oleh pemanasan yang tinggi dapat mengubah struktur minyak
serta menghasilkan warna minyak kurang baik. Pembuatan minyak kelapa secara tradisional
yang biasa dilakukan adalah dengan cara merebus santan terus menerus hingga didapatkan
minyak kelapa. Minyak yang dihasilkan bermutu kurang baik, jika di uji mutunya akan
mempunyai angka peroksida dan asam lemak bebas yang tinggi, dan juga warna minyak
kuning kecoklatan sehingga minyak akan cepat menjadi tengik dalam dua bulan. Sedangkan
pada gambar 4.2 merupakan hasil minyak dengan meminimalisir perubahan struktur minyak
dengan menggunakan api kecil.
Hasil penelitian ini menunnjukkan bahwa kondisi fisik VCO dengan api kecil
menghasilkan minyak yang berwarna bening (color less/white water) dan berbau gurih. Hal
ini sesuai dengan pendapat Alamsyah (2005) yang mengatakan perbedaan utama VCO
dengan minyak kelapa biasa terletak pada warna, rasa (taste) dan bau (scent). Minyak kelapa
murni memilik sifat bening seperti air basah, tidak berbau (color less), mempertahankan bau
dan rasa khas kelapa segar. Warna minyak yang terbentuk disebabkan karena tidak adanya
pemanasan, karena selama proses pemanasan menyebabkan komponen karbohidrat, protein
dan minyak akan mengalami hidrolisis dan oksidasi yang akan berpengaruh pada warna
minyak.
KESIMPULAN
Virgin Coconut Oil (VCO) adalah minyak kelapa murni dari kelapa segar (bukan
kopra),yang diperoleh dengan proses tanpa pemanasan/minimal pemanasan sehingga
kandungan zat-zat baik didalamnya dapat dipertahankan. Peneliti menggunakan uji dengan
pemanasan pada api sedang dan api kecil. Sebelum dilakukan pemanasan, kelapa dijadikan
santan terlebih dahulu dan hanya diambil lapisan teratasnya saja. Hasilnya diperoleh metode
dengan api sedang menghasilkan minyak, namun berbau menyengat (gosong) dan warnanya
kurang bening (kekuningan). Sedangkan metode api minimum/kecil dihasilkan minyak yang
tidak berwarna dan mempunyai aroma yang harum dan khas.
DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, N.A. 2005. Pengenalan Virgin Coconut Oil. Jakarta : Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian.
Faizal, M., Zuhandri & Andrio, I. 2011. Pengaruh Massa Ragi dan Lama Fermentasi
Terhadap Pembentukan Etanol Dari Ampas Kelapa. Jurnal Teknik. 17(8), 8-18.
Fachry, A.Rasyidi dkk.2012. PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL DENGAN METODE
SENTRIFUGASI. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Unsri 19-20.
Hapsari, N., & Welasih, T. (2013). Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) Dengan Metode
Sentrifugasi. Jurnal Teknologi Pangan, 4(2).
Karepu, M. G., Suryanto, E., & Momuat, L. I. (2020). Komposisi Kimia dan Aktivitas
Antioksidan Dari Paring Kelapa (Cocos nucifera). Chemistry Progress, 13(1).
Muflihah, Ulfatul. 2015. Analisis Praktik Klinik Keperawatan Pada Pasien Stroke Non
Hemoragik Dengan Penggunaan Virgin Coconut Oil (Vco) Untuk Perawatan Luka
Dekubitus Di Ruang Unit Stroke Rsud Abdul Wahab Sjahranie. Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah :Samarinda.
Pandin, D. S. (2010). Penanda DNA Untuk Pemuliaan Tanaman Kelapa (Cocos nucifera L.).
Pratiwi, M.F. & Sutara, P.K. 2013. Etnobotani Kelapa (Cocos nucifera L.) di Wilayah
Denpasar dan Badung. Jurnal Simbiosis. 1(2), 102-111.
Silaban, Ramlan dkk. 2014. Pembuatan Virgin Coconut Oil (Vco) Melalui Kombinasi Teknik
Fermentasi Dan Enzimatis Menggunakan Ekstrak Nenas. Jurnal pendidikan kimia
Kimia-FMIPA Universitas Negeri Medan Vol.6.

Anda mungkin juga menyukai