Anda di halaman 1dari 23

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

PROGRAM STUDI D-III ANALISIS FARMASI & MAKANAN FMIPA


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI KUALITATIF

PERCOBAAN I
ANALISIS SENYAWA OBAT

Disusun Oleh:
Gita Hayatun Nisa
1601011320007
Kelompok V

PROGRAM STUDI D-III ANALISIS FARMASI & MAKANAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2017
LABORATORIUM KIMIA FARMASI
PROGRAM STUDI D-III ANALISIS FARMASI & MAKANAN FMIPA
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

PERCOBAAN I
ANALISIS KUALITATIF SENYAWA OBAT MENGGUNAKAN
PEREAKSI KIMIA

Asisten Nilai Laporan Awal Nilai Laporan Akhir

Tanggal Praktikum : Tanggal Dikumpul :


(Elsha Anith Romauli Sirait)
28 September 2017 19 Oktober 2017

PROGRAM STUDI D3 ANALISIS FARMASI & MAKANAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2017
PERCOBAAN II
ANALISIS KUALITATIF SENYAWA OBAT MENGGUNAKAN
PEREAKSI KIMIA

I. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah agar mahasiswa mampu menganalisis
suatu senyawa obat secara kualitatif, dan mahasiswa mampu melakukan
reaksi-reaksi spesifik masing-masing obat.

II. TINJAUAN PUSTAKA


II.1 Dasar Teori
Analisis kimia merupakan penggunaan sejumlah teknik dan
metode untuk memperoleh aspek kualitatif, dan informasi struktur
darisuatu senyawa obat pada khususnya dan bahan kimia pada
umumnya. Pada umumnya analisis kualitatif berkaitan dengan cara
untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu analit yang dituju dalam
suatu sampel (Gandjar, 2007). Kimia analitik bisa dibagi menjadi
bidang-bidang yang disebut analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif. Analisis kualitatif berkaitan dengan identifikasi zat-zat
kimia: mengenali unsur atau senyawa apa yang ada pada suatu
sampel (Underwood, 2002).
Perbedaan paradigma dan karakteristik penelitian
kuantitatif dan kualitatif tidak hanya ditandai oleh perbedaan latar
belakang dan tujuan penelitian, melainkan juga memberikan
implikasi perbedaan metodologi, termasuk di dalamnya masalah
sampling maupun pengukuran tingkat validitas dan reliabilitas
penelitian. Mengingat adanya perbedaan metodologi yang cukup
mendasar tersebut, dalam uraian ini sengaja antar keduanya
ditampilkan sehingga sehingga mudah dikomparasikan. Pada sisi
lain, disadari bahwa sebagian ilmuan dan peneliti sosial dalam
pengalaman penelitian mereka cenderung lebih banyak berkutat
dengan metode penelitian kuantitatif. Dengan mengkomperasikan
kedua jenis penelitian ini diharapkan tidak terjadi loncatan
pemikiran yang dramatik dalam mengenal dan sekaligus
mengaplikasikan metode penelitian kualitatif dalam kegiatan
penelitian empirik (Bungin, 2003).
Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yang
digunakan oleh semua mahluk untuk bagian dalam maupun bagian
luar, guna mencegah, meringankan, maupun menyembuhkan
penyakit. Menurut undang-undang, yang dimaksud dengan obat
adalah suatu bahan atau campuran bahan yang dimaksudkan untuk
digunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit, luka atau kelainan pada
manusia atau hewan, termasuk memperelok tubuh atau bagian
tubuh manusia (Syamsuni, 2013). Obat yang kita gunakan untuk
mengobati berbagai macam penyakit merupakan bahan kimia, baik
organic maupun anorganik. Meskipun demikian, kebanyakan obat
adalah molekul-molekul organik (Sarker, 2009).
Acetaminophen atau dikenal juga sebagai paracetamol
merupakan salah satu jenis obat yang paling laku penjualannya di
seluruh dunia dan bersama dengan Amoxicillin juga dikonsumsi
paling banyak dibandingkan obat-obatan lainnya. Penggunaan obat
ini cukup luas, di antaranya adalah untuk mengatasi gangguan sakit
kepala dan demam. Obat-obatan ini memang cukup ampuh dalam
mengatasi penyakit dengan kategori sakit ringan. Penggunaan
dengan dosis standar terbukti sangat bermanfaat untuk mengobati
penyakit yang diderita, meskipun overdosis obat ini juga sering
terjadi pada pasien meskipun tidak disadari secara langsung.
Sehingga banyak perusahaan yang berlomba untuk memenuhi
persediaan obat parasetamol yang dibutuhkan oleh konsumen.
Setiap perusahaan harus melakukan perbaikan dalam sistem
manajemennya, khususnya dalam hal persediaan bahan baku
supaya proses produksi berjalan dengan lancar (Dristiana, 2015).
Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, reaksi kering
dan reaksi basah. Reaksi kering dapat diterapkan untuk zat-zat
padat dan reaksi basah untuk zat dalam larutan. Reaksi ialah
sejumlah uji yang berguna dapat dilakukan dalam keadaan kering,
yakni tanpa melarutkan contoh. Reaksi basah ialah uji yang dibuat
dengan zat-zat dalam larutan. Kebanyakan reaksi kering yang
diuraikan dapat digunakan untuk analisis semimikro dengan hanya
modifikasi kecil. Mayoritas reaksi analisis kualitatif dilakukan
dengan cara basah (Svehla, 1990).
II.2 Uraian Bahan
II.2.1 Akuades
Nama Resmi : Aquadestillata
Nama latin : Aqua Destillata
Struktur Kimia : H2O
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak
berbau, tidak mempunyai rasa
Kelarutan :-
Indikasi : Sebagai pelarut
BM : 18,02
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
(Farmakope Indonesia Edisi III hal. 96)
II.2.2 Asam Askorbat
Nama Resmi : Vitamin C
Nama latin : Acidum Ascorbicum
Struktur Kimia : C6H8O6
Pemerian : Serbuk atau hablur, putih atau agak
kuning, tidak berbau, rasa asam, oleh
pengaruh cahaya lambat laun menjadi
gelap. Dalam keadaaan kering, stabil
di udara, tetapi dalam larutan akan
teroksidasi dengan cepat.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar
larut dalam etanol, tidak larut dalam
kloroform, eter, dan benzena.
Indikasi :-
BM : 176,13
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat,
terlindung dari cahaya.
(Farmakope Indonesia Edisi III hal 47)
II.2.3 Antalgin
Nama Resmi : Metampiron
Nama latin : Methampyronum
Struktur Kimia : C13H16N3NaO4S.H2O
Pemerian : Serbuk hablur, putih atau putih
kekuningan

Kelarutan :-
Indikasi :-
BM : 351,37
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
(Farmakope Indonesia Edisi III hal. 369)
II.2.4 Parasetamol
Nama Resmi : Asetaaminofen
Nama latin : Acetaminophenum
Struktur Kimia : C8H9NO2
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih,
tidak berbau, rasa pahit
Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7
bagian etanol (95%) P, dalam 13
bagian aseton P, dalam 40 bagian
gliserol P, dan dalam 9 bagian
propilenglikol P, larut dalam larutan
alkali hidroksida.
Indikasi :-
BM : 151,16
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik,
terlindung
dari cahaya
(Farmakope Indonesia Edisi III hal. 37)
II.2.5 Riboflavin
Nama Resmi : Vitamin B2
Nama latin : Riboflavinum
Struktur Kimia : C17H20N4O6
Pemerian : Serbuk hablur, kuning sampai
kuning
jingga, bau lemah, rasa agak pahit
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, etanol
(95%), dan dalam larutan natrium
klorida.
Indikasi :-
BM : 376,37
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat,
terlindung dari cahaya
(Farmakope Indonesia Edisi III hal. 557)
II.2.6 Kloramfenikol
Nama Resmi : Kloramfenikol
Nama latin : Chloramphenicolum
Struktur Kimia : C11H12CL2N2O6
Pemerian : Hablur halus berbentuk jarum atau
lempeng memaanjang. Putih sampai
putih kelabu atau putih
kekuningaan,
tidak berbau, rasa sangat pahit,
dalam
larutan asam lemah, mantap.
Kelarutan : Larut dalam lebuh kurang 400
bagian
air, dalam 2,5 bagian etanol (95%),
dalam 7 bagian propilenglikol,
sukar
larut dalam kloroform, dan eter.
Indikasi :-
BM : 323, 13
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik,
terlindung
dari cahaya
(Farmakope Indonesia Edisi III hal. 143)
III. PRINSIP
III.1 Prinsip Reaksi
1. Antalgin
a. Sampel + Air + HCL encer + FeCl3
b. Sampel + Air + HCL encer
c. Sampel + Air + AgNO3
d. Sampel Dipanaskan
e. Sampel + etanol + H2SO4 pekat, lakukan pembakaran
f. Sampel + HNO3 pekat
III.2 Prinsip Reaksi
2. Asam Askorbat
a. Sampel + Air + NaHCO3 + FeSO4 – Dikocok –
Didiamkan
b. Sampel + Air + NaHCO3 – Dinetralkan hingga Ph 6-8 +
FeCl3
c. Sampel + Air + Pereaksi Fehling / KMnO4
d. Sampel + Air + Fenilhidrazin
e. Sampel + beberapa tetes biru metal – Dihangatkan pada
suhu 40oC
III.3 Prinsip Reaksi
3. Kloramfenikol
a. Sampel + HCl pekat + Serbuk Seng – Dipanaskan –
Didinginkan + P DAP HCl
b. Sampel + Aseton + Akuades – Dibiarkan
c. Sampel + NaOH + Air – Dididhkan
d. Sampel + KOH-etanolik – Dipanaskan + AgNO3 +
HNO3
III.4 Prinsip Reaksi
4. Parasetamol
a. Sampel + Air + FeCl3
b. Sampel + Air + HCl – Dipanaskan 5 menit – Dibagi 2
bagian :
Bagian 1 : Sampel + reaksi Diazo 1 – Disaring =
Filtrat
+ reaksi Diazo II
Bagian 2 : Sampel + K2Cr2O7
c. 10 ml AgNO3 + NaOH + NH3 + Sampel
d. Sampel + NaOH – Dipanaskan – Didinginkan +
Larutan Asam Sulfat + Larutan NaNO2
e. Sampel – Didihkan 3 menit + HCl pekat + Akuades –
Didinginkan + K2Cr2O7
III.5 Prinsip Reaksi
5. Riboflavin
a. Ssmpel + Akuades – diamati +HCl/NaOH
b. Sampel + AgNO3 – Didiamkan
c. Sampel + H2SO4

IV. ALAT DAN BAHAN


IV.1 Alat
Alat – alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
1. Pipet tetes
2. Rak tabung reaksi
3. Sendok tanduk
4. Tabung reaksi
IV.2 Bahan
Bahan – bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
1. Akuades
2. Riboflavin
3. Larutan AgNO3
4. H2SO4 pekat
V. CARA KERJA
V.1 Pembuatan Larutan Baku Primer
Uji Organoleptis

Sampel

 Di amati warna, bau, rasa dan bentuk

Hasil

Uji dengan Pereaksi

1. Antalgin
Antalgin pengujian 1

Antalgin

 Di larutkan dengan air

HCl encer
 Di tambahkan
 Di amati perubahan yang terjadi
Hasil

Antalgin Pengujian 2

Antalgin

 Di larutkan dengan air

HCI encer

 Di asamkan
 Di panaskan
 Di amati perubahan yang terjadi

Hasil
Antalgin Pengujian 3

Antalgin

 Di larutkan dengan air

AgNO3

 Di tambahakan
 Di amati perubahan yang terjadi

Hasil

Antalgin Pengujian 4

Antalgin

 Di masukkan dalam tabung reaksi


 Dipanaskan
 Di amati perubahan yang terjadi
Hasil

Antalgin Pengujian 5

Antalgin

 Di masukkan ke dalam cawan porselin

Etanol
H2SO4

 Di bakar
 Di amati perubahan yang terjadi

Hasil
Antalgin Pengujian 6

Antalgin

HNO3

 Di tambahakan
 Di amati perubahan yang terjadi

Hasil

2. Asam Askorbat
Asam Askorbat Pengujian 1

Asam Askorbat

Air
NaHCO3
FeSO4
 Di kocok
 Di amati perubahan yang terjadi
Hasil

Asam Askorbat Pengujian 2

Asam Askorbat

Air
NaHCO3

FeCl3
 Di amati perubahan yang terjadi

Hasil
Asam Askorbat pengujian 3

Asam Askorbat
Di larutkan dengan air

Pereaksi fehling
 Di tambahkan
 Di amati perubahan yang terjadi
Hasil

Asam Askorbat pengujian 4

Asam Askorbat

Fenilhidrazin

 Di tambahkan
 Di amati Kristal yang terbentuk
Hasil

Asam Askorbat pengujian 5

Asam Askorbat

Beberapa tetes biru metil


 Di tambahkan
 Di hangatkan pada suku 40oC
 Di amati perubahan yang terjadi

Hasil
3. Kloramfenikol
Kloramfenikol Pengujian 1

Kloramfenikol

HCl pekat dan serbuk seng


 Ditambahkan
 Di panaskan
P DAB HCl

 Di amati perubahan yang terjadi

Hasil

Kloramfenikol Pengujian 2

Kloramfenikol

Aseton
akuades

 Di tambahkan
 Di amati Kristal yang terbentuk dibawah mikroskop

Hasil

Kloramfenikol Pengujian 3

Kloramfenikol

NaOH
Air

 Di tambahkan
 Dididihkan
 Di amati perubahan yang terjadi

Hasil

Kloramfenikol Pengujian 4

Kloramfenikol

Etanol
Air dan Serbuk Seng

 Di tambahkan
 Dipanaskan 10 menit
 Disaring, dibagi 2
~Filtrat 1 + benzoil klorida, dikocok + FeCl3 –diamati
perubahan
yang terjadi
~Filtrat 2 + HCl encer + NaNO2 + B-raftol dalam NaOH –
Diamati perubahan yang terjadi

Hasil

Kloramfenikol Pengujian 5

Kloramfenikol

KOH-etanolik
 Ditambahkan
 dipanaskan
AgNO3 dan HNO3
 Di amati perubahan yang terjadi
4. Parasetamol
Hasil
Parasetamol pengujian 1

parasetamol

 Di larutkan dengan air

FeCl3

 Di tambahkan
 Di amati perubahan yang terjadi
Hasil

Parasetamol pengujian 2

Parasetamol

 Di larutkan dengan air

HCI

 Di tambahkan
 Dipanaskan 5 menit
 Dibagi 2 bagian :
~bagian 1 + pereaksi Diazo I – disaring + pereaksi Diazo II -
diamati perubahan yang terjadi
~bagian 2 + K2Cr2O7 – diamati perubahan yang terjadi
Hasil

Parasetamol Pengujian 3

10 ml AgNO3
NaOH

 Ditetesi
NH3
Parasetamol

 Diamati perubahan yang terjadi


Hasil

Paracetamol Pengujian 4

Parasetamol

 Dilarutkan dalam NaOH


 Dipanaskan, lalu di dinginkan
Asam Sulfat dan NaNO2

 Diamati perubahan yang terjadi


Hasil

Parasetamol Pengujian 5

Parasetamol

 Dididihkan 3 menit dengan HCL pekat

Akuades

 Ditambahkan
 Didinginkan
K2 Cr2 O7

 Diamati perubahan yang terjadi

Hasil

5. Riboflavon
Riboflavin Pengujian 1

Riboflavon
 Dilarutkan dalam akuades
 Dilihat cahaya yang diteruskan
 Diamati warna larutan
HCl /NaOH

 Dimati warna larutan dan fluoresensi yang terbentuk


Riboflavin Pengujian 2
Hasil
Riboflavon

AgNO3

 Diatambahkan
 Diamati hal yang terjadi

Hasil

Riboflavin Pengujian 3

riboflavon

H2SO4 Pekat

 Diatambahkan
 Diamati hal yang terjadi

Hasil
DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Raja Grafindo


Persada, Jakarta.

Dristiana, F & T. Sukmono. 2015. Pengendalian Persediaan Bahan Baku Obat


Dengan Menggunakan Metode EOQ Probalistik Berdasarkan Peramalan
Exponential Smoothing Pada PT. XYZ. Spektrum Industri, 13 (2): 115-228.

Gandjar, I. G & A. Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar,


Yogyakarta.

Svehla, G. 1990. Vogel: Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro Bagian I. PT Kalman Media Pusaka, Jakarta.

Sarker, S. D & L. Nahar. 2009. Kimia untuk Mahasiswa Farmasi: Bahan Kimia
Organik, Alam dan Umum. Pustaka Pelajar, Yogyakarta
.
Syamsuni, H.A. 2013. Ilmu Resep. EGC. Jakarta.

Underwood, A.L., & R.A. Day. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif : Edisi Keenam.
Erlangga, Jakarta
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil
a. Uji organoleptis

Pengujian Perlakuan Keterangan Literatur Dokumentasi


b. Uji dengan pereaksi

Pengujian Perlakuan Keterangan Literatur Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai