Anda di halaman 1dari 4

PERMASALAHAN SEKSUAL PADA LANSIA

Dewasa Lanjut atau lansia adalah periode dimana seseorang telah mencapai
usia 45 tahun.
Pada periode ini masalah seksual masih mendatangan pandangan bias
terutama wanita yang menikah, termasuk didalamnya aspek sosio-ekonomi.
Pada pria lansia masalah terbesar adalah psikis dan jasmani, sedangkan pada
wanita lansia lebih didominasi oleh perasaan usia tua atau merasa tua.
Masalah seksual pada lansia meliputi ketakutan akan berkurangnya bahkan
tidak berfungsinya organ sex secara normal sampai ketakutan akan
kemampuan secara psikis untuk berhubungan sex.

Perubahan fisiologik aktivitas seksual akibat proses penuaan bila ditinjau dari
pembagian tahapan seksual menurut Kaplan adalah sebagai berikut:
Fase Desire
Dipengaruhi oleh penyakit, masalah hubungan dengan pasangan, harapan
kultural, kecemasan akan kemampuan seks. Pada lansia wanita mungkin
menurun seiring makin lanjutnya usia (bervariasi), pada lansia pria testoteron
menurun seacara bertahap sejak usia 55 tahun akan mempengaruhi libido.
Fase Arousal
a. Lansia wanita: pembesaran payudara berkurang; terjadi penurunan
flushing, elastisitas dinding vagina, lubrikasi vagina,dan peregangan otot-
otot; iritasi uretra dan kandung kemih.
b. Lansia pria: ereksi membutuhkan waktu lebih lama dan kurang begitu
kuat; penurunan produksi sperma sejak usia 40 tahun akibat penurunan
testoteron; elevasi testis ke perineum lebih lambat.
Fase Orgasmic
a. Lansia wanita: tanggapan orgasme kurang intens disertai lebih sedikit
konstraksil kemampuan mendapatkan orgasme multiple berkurang.
b. Lansia pria: kemampuan mengontrol ejakulasi membaik; kekuatan dan
jumlah konstraksi otot berkurang; volume ejakulat menurun.
Fase Pasca Orgasmic
Mungkin terdapat periode refrakter dimana pembangkitan gairah sampai
timbulnya fase orgasme berikutnya lebih sukar terjadi.

Disfungsi seksual pada lansia tidak hanya disebabkan oleh perubahan fisiologik
saja, terdapat banyak penyebab seperti:
Penyebab iatrogrnic
Penyebab biologik dan kasus medis

Andropause Pada Pria Lansia


Andropause adalah perubahan akibat proses menua pada sistem reproduksi
pria mungkin di dalamnya termasuk perubahan pada jaringan testis,
produksi sprema, dan fungsi ereksi.
Mulai sejak kira-kira usia 30 tahun, kadar testoteron dalam tubuh menurun
kurang lebih 10% setiap dekadenya.
Beberapa gejala yang dapat timbul: depresi; kelelahan; libido menurun;
sakit dan nyeri; berkeringat dan flushing; penurunan performa seksual;
pelupa; insomnia.
Andropause dapat menyebabkan: osteoporosis; obesitas; kehilangan masa
otot; resiko menderita kanker prostat,dll

Perubahan Seksualitas Wanita Lansia


Penurunan sekresi estrogen setelah menopause.
Hilangnya kelenturan/elastisitas jaringan payudara.
Cerviks yang menyusut ukurannya.
Dinding vagina atropi ukurannya memendek.
Berkurangnya pelumas vagina.
Matinya steroid seks secara tidak langsung mempengaruhi aktivitas seks.
Perubahan ageing meliputi penipisan bulu kemaluan, penyusutan bibir
kemaluan, penipisan selaput lender vagina, dan kelemahan otot perineal.
Klimakterium Pada Wanita Lansia
Klimakterium adalah masa peralihan antara masa reproduksi dan masa
senium. Berlangsung 6 tahun sebelum menopause dan berakhir 6-7 tahun setelah
menopause.
a. Tanda-tanda klimakterium:
1. Menstruasi tidak lancar.
2. Haid sangat banyak atau sangat sedikit.
3. Sakit kepala terus menerus.
4. Berkeringat.
5. Neuralgia.
b. Gejala psikologis pada masa klimakterium:
1. Kemurungan.
2. Mudah tersinggung/mudah marah.
3. Insomnia.
4. Tertekan.
5. Kesepian, dll.
c. Gangguan psikologis pada masa klimakterium pada wanita lansia:
1. Ketakutan.
2. Perbuhan mental.
3. Gangguan mental.

Menopause Pada Wanita Lansia


Seorang wanita yang sudah menopause akan mengalami berhentinya haid.
Seseorang disebut menopause jika tidak lagi menstruasi selama 12 bulan.
Umumnya terjadi ketika wanita memasuki usia 48 52 tahun
(Rachmawati, 2006)
Gejala psikologis yang menonjol ketika menopause adalah mudah
tersinggung, sukar tidur, tertekan, gugup, kesepian, tidak sabar, cemas,
depresi, dan merasa kehilangan daya tarik fisik dan seksual, sehingga dia
takut ditinggalkan suaminya (Purwoastuti, 2008).
Upaya pencegahan terhadap keluhan menopause yang dilakukan di tingkat
pelayanan dasar: pemeriksaan alat kelamin; pap smear; penggunaan bahan
makanan yang mengandung unsur fito-estro-gen (tahu, tempe, kecap,
papaya); menghindari makanan yang mengandung banyak lemak, kopi,
alcohol.
Upaya Mengatasi Permasalahan Seksual Pada Lansia
1. Anamnesa riwayat seks.
2. Pengobatan yang diberikan mencakup: konseling psikoseksual, terapi
hormone, penyembuhan dengan obat-obatan, peralatan medis, dan bedah
pembuluh.
3. Bimbingan psikososial.
4. Penyembuhan hormon, pria (penggunaan suplemen testoteron), wanita
terapi pengganti hormone dengan pemberian estrogen pada klimakterium.
5. Penyembuhan dengan obat.

Anda mungkin juga menyukai