SQUALENE
KELOMPOK 2 :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Squalene.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dengan bantuan seluruh
anggota kelompok sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua anggota yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah bertopik squalene ini bermanfaat
dan berguna bagi para pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Ikan merupakan salah satu organisme air yang mengandung protein, lemak,
vitamin, mineral yang sangat baik dan prospektif. Lemak yang terkandung dalam
ikan umumnya adalah asam lemak tak jenuh. Komponen aktif yang diunggulkan dari
minyak ikan adalah omega-3, omega-6, omega-9 dan squalene yang sangat
bermanfaat bagi kesehatan. Asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh yang
memiliki banyak manfaat untuk kesehatan ini banyak terdapat pada perairan air
tawar dan laut. Asam lemak tak jenuh mampu menurunkan kadar trigliserida dan
kolestrol darah. Asam lemak tak jenuh juga sangat baik untuk perkembangan otak
dan retina (Insani dkk., 2017).
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Squalene
Minyak ikan merupakan komponen lemak dalam jaringan tubuh ikan yang
telah diekstraksi dalam bentuk minyak. Beberapa ilmuwan mendefinisikan
minyak/lemak sebagai senyawa yang mengandung asam lemak atau senyawa yang
mirip dengan asam lemak seperti alcohol dan sfingosin (Rozi dkk., 2016).
Minyak ikan berbeda dengan jenis minyak yang lain, yaitu mempunyai jenis
asam lemak yang lebih beragam dengan asam lemak yang dominan adalah asam
lemak dengan jumlah atom karbon 20 dan 22 yang bersifat sangat tak jenuh karena
mempunyai 5 dan 6 ikatan rangkap dalam satu molekul. Asam lemak dominan ke
dalam kelompok asam lemak omega-3 (Rozi dkk., 2016).
Asam lemak adalah asam organic berantai panjang yang mempunyai atom
karbon dari 4 sampai 24. Asam lemak memiliki gugus karboksil tunggal dan ekor
hidrokarbon nonpolar yang panjang, yang menyebabkan kebanyakan lipida bersifat
tidak larut di dalam air dan tampak berminyak atau berlemak. Asam lemak tidak
terdapat secara bebas atau berbentuk tunggal di dalam sel atau jaringan, tetapi
terdapat dalam bentuk yang terikat secara kovalen pada berbagai kelas lipida yang
berbeda. Hampir semua asam lemak di alam memiliki jumlah atom karbon yang
genap, asam-asam lemak dengan 16 dan 18 karbon adalah yang paling dominan
(Suseno dkk., 2011).
2.4 Ekstraksi
Banyak teknik yang dapat digunakan untuk memulihkan lipid matriks biologis
dan mendapatkan senyawa spesifik. Ekstraksi Soxhlet merupakan metode yang
paling umum digunakan sebagai standar dan materi ekstrak dianggap 100% dapat
diekstraksi. Hexane merupakan pelarut yang digunakan untuk ekstraksi skala besar
karena biayanya yang relatif rendah dan efisiensi yang tinggi. Ekstraksi lipid
biasanya mencakup pelarut organik, pada skala industri umumnya digunakan cold
pers untuk menghindari degradasi senyawa termolabil karena metode ini berada
pada tekanan rendah dan hasil mungkin rendah, sehingga pengembangan teknik
baru pada tekanan yang lebih tinggi dapat membantu meningkatkan hasil dan waktu
proses. Ekstraksi ultrasonik dikombinasikan dengan ekstraksi organik yang dapat
mencapai hasil yang lebih tinggi (Gracia et al., 2017).
Squalene SCFE telah dilakukan oleh beberapa orang peneliti bahkan ketika
teknologi dianggap mahal dan ekstrak yang dicapai dengan kemurnian tinggi. Benih
bayam sebagian besar telah diuji oleh squalene SCFE, beberapa kondisi adalah
sebagai berikut: 35MPa dan hasil adalah 0,305% dan dengan menambahkan pelarut
bersama mungkin mendapatkan lebih banyak squalene. Dalam pekerjaan lain, CO2
digunakan pada 50°C dan 300 bar mencapai 7,95% dalam minyak kondisi optimal
lainnya yang dilaporkan mengekstraksi squalene adalah 30MPa dan 40°C pada 90-
120 menit untuk memungkinkan ekstraksi minyak dan squalene tertinggi dan lebih
cepat dari Amaranthuscruentus . Pada suhu yang lebih tinggi (100°C) hasil terbaik
dilaporkan pada 55 MPa dan 1,5 jam waktu ekstraksi dari Amaranthuspaniculatus
(Wejnerowska et al., 2013).
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Ciriminna, R., Pandarus, V., Béland, F., and Pagliaro, M. 2014. Catalytic
hydrogenation of squalene to squalane. Org. Process Res. Dev. 18, 1110–
1115
Hall, D. W., N. Marshall. S., C. Gordon. K., P. Killen. D. 2016. Rapid Quantitative
Determination of Squalene in Shark Liver Oils by Raman and IR
Spectroscopy. Lipids, 51: 139-147.
Insani, A. S., Suseno, H.S., Jacoeb, M.A. 2017.Karakteristik Squalene Minyak Hati
Ikan Cucut Hasil Produksi Industri Rumah Tangga Pelabuhan Ratu. Aceh
Barat. Universitas Teuku Umar Meulaboh.
Popa, I., Ba˘beanu, N. E., Nita˘, S., and Popa, O. 2014. Squalene - natural resources
and applications. Farmacia 62, 840–862.
Tsoi, K. H., Chan, S. Y., Lee, Y. C., Ip, B. H. Y., and Cheang, C. C.2016. Shark
conservation: an educational approach based on children’s knowledge and
perceptions toward sharks. PLoS ONE 11:e0163406.
Wejnerowska, G.; Heinrich, P.; Gaca, J. 2013. Separation of squalene and oil from
amaranthus seeds by supercritical carbon dioxide. Sep. Purif. Technol, 110:
39–43.
Xiao, H., Yao, Z., Peng, Q., Ni, F., Sun, Y., Zhang, C. X., Zhong, Z. X. 2016.
Extraction of squalene from camellia oil by silver ion complexation. Sep. Purif.
Technol, 169: 196–201.