Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PENETAPAN KADAR VITAMIN C

1. NI KOMANG PUJA PERTIWI (113)


2. SHIENDY AYU PUSPITA (114)
3. NI PUTU AYU WIDYA ANGGRENI (115)
4. SANTHA LEONA ADHITIYA RIZKY (116)
5. I KOMANG WAHYU SUYOGA (117)

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2022
I. TUJUAN
Tujuan pada praktikum ini adalah :
1. Mengetahui dan memahami prinsip dasar penentuan kadar vitamin C dengan metode
iodometri
2. Menentukan kadar vitamin C pada sampel infused water buah jeruk dengan titrasi
iodimetri

II. DASAR TEORI


Titrasi redoks adalah titrasi yang melibatkan proses oksidasi dan
reduksi.Kedua proses ini selalu terjadi secara bersamaan. Dalam titrasi redoks
biasanyamenggunakan potensiometri untuk mendeteksi titik akhir. Untuk
mengetahui kadar vitamin C metode titrasi redoks yang digunakan adalah titrasi
langsungyang menggunakan iodium. Iodium akan mengoksidasi senyawa-senyawa
yang mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil dibanding iodium. Vitamin C
mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil daripada iodium sehingga
dapatdilakukan titrasi langsung dengan iodium. Pendeteksian titik akhir pada
titrasiiodimetri ini adalah dilakukan dengan menggunakan indikator amilum
yangakan memberikan warna biru pada saat tercapainya titik akhir (Gandjar,
dkk.,2007).
Metode titrasi Iodium merupakan metode yang paling mudah digunakan
karena murah sederhana dan tidak memerlukan peralatan laboratorium yang canggih.
Titrasi ini memakai iodium sebagai oksidator yang mengoksidasi vitamin C dan
memakai amilum sebagai indikatornya. Titrasi iodium juga adalah salah satu metode
analisis yang dapat digunakan dalam menghitung kadar vitamin C di mana suatu
larutan vitamin C atau asam askorbat sebagai reduktor dioksidasi oleh iodium,
sesudah vitamin C dalam sampel habis teroksidasi, kelebihan ionium akan segala
kerjakan oleh kelebihan amilum yang dalam suasana basa berwarna biru muda
(Wijanarko,2002)
Metode spektrofotometri Prinsip analisis secara spektrofotometri UV
dilakukan dengan mengukur vitamin C secara langsung pada panjang gelombang 265
nm karena vitamin C memiliki gugus kromofor. Metode spektrofotometri dapat
dilakukan dengan metode oksidasi asam askorbat menjadi dehydroascorbic acid
dalam larutan Brom yang mengandung asam asetat kemudian dikomplekskan dengan
2,4-diitrofenilhidrazin (DNPH) dan diukur absorbasinya pada 521 nm (Kapur et
al.,2012;Al Majidi dan Al Quruby, 2016)
Kadar asam askorbat (Vitamin C) pada buah-buahan dapat dilakukan dengan
berbagai metode. Salah satu metode yang sering digunakan untuk mengukur kadar
asam askorbat karena biayanya murah, sederhana dan tidak memerlukan peralatan
laboratorium yang canggih adalah menggunakan metode titrasi iodimetri. Iodimetri
adalah metode titrimetri yang dapat digunakan untuk menetapkan kadar vitamin C
pada berbagai buah dan sayuran (Rahmawati dan Hana, 2016). Titrasi iodimetri
merupakan titrasi redoks yang menggunakan larutan standar I2 sebagai titran dalam
suasana netral atau sedikit asam. Titrasi tersebut juga dapat dikatakan dengan titrasi
langsung karena dalam proses titrasi ini I2 berfungsi sebagai pereaksi. Dalam proses
reaksi redoks harus selalu ada oksidator dan reduktor, karena jika suatu unsur
bertambah bilangan oksidasinya (melepaskan elektron), maka harus ada suatu unsur
yang digunakan untuk menangkap elektron yang terlepas. Sehingga dalam proses
reaksi redoks tidak mungkin hanya ada oksidator saja ataupun reduktor saja. Titrasi
iodimetri dilakukan dalam keadaan netral atau dalam kisaran asam lemah sampai
basa lemah. Pada pH tinggi (basa kuat) I2 dapat mengalami reaksi disproporsionasi
menjadi hipoiodat (Erwanto et al., 2018).
Iodimetri merupakan titrasi langsung dan merupakan metode penentuan atau
penetapan kuantitatif yan pada dasar penentuannya adalah jumlah I2 yang bereaksi
dengan sampel atau terbentuk dari reaksi antara sampel dengan ion iodida. Iodimetri
adalah titrasi redoks dengan I2 sebagai peniter. Titrasi Iodimetri merupakan titrasi
langsung terhadap zat-zat yang potensial oksidasinya lebih rendah dari sistem
iodium-iodida, sehingga zat tersebut akan teroksidasi oleh iodium. Cara melakukan
analisis dengan menggunakan senyawa pereduksi senyawa iodium secara langsung
disebut iodimetri, dimana digunakan larutan iodium untuk mengoksidasi reduktor-
reduktor yang dapat dioksidasi secara kuantitatif pada titik ekivalennya (Dewi et al.,
2013).
Vitamin C disebut juga asam askorbat, struktur kimianya terdiri darirantai 6
atom C dan kedudukannya tidak stabil (C6H8O6), karena mudah bereaksi dengan O2
di udara menjadi asam dehidroaskorbat merupakanvitamin yang paling sederhana.
Sifat vitamin C adalah mudah berubah akibatoksidasi namun stabil jika merupakan
kristal (murni). mudah berubah akibatoksidasi, tetapi amat berguna bagi manusia
(Safaryani, dkk.2007)
Vitamin C adalah salah satu vitamin yang sangat dibutuhkan olehmanusia.
Vitamin C mempunyai peranan yang penting bagi tubuh. Vitamin Cmempunyai sifat
sebagai antioksidan yang dapat melindungi molekul-molekulyang sangat dibutuhkan
oleh tubuh. Vitamin C juga mempunyai peranan yang penting bagi tubuh manusia
seperti dalam sintesis kolagen, pembentukancarnitine, terlibat dalam metabolism
kolesterol menjadi asam empedu dan juga berperan dalam pembentukan
neurotransmitter norepinefrin. (Arifin, dkk.,2007).
Pemberian kombinasi vitamin C dengan bioflavonoid dapatmenghalangi dan
menghentikan pembentukkan superoksida dan hydrogen peroksida, sehingga dapat
mencegah terjadinya kerusakan jaringan akibatoksidan. Bioflavonoid
berfungsimeningkatkan efektivitas kerja vitamin C sehingga dapat mengurangi
konversiasam askorbat menjadi dehidroaskorbat. Vitamin C juga mengandung
likopen,likopen merupakan senyawa potensial untuk antikanker dan
mempunyaiaktifitas antioksidan dua kali lebih kuat dari beta karoten (Wahyuni,
dkk.,2008)
Asam askorbat terbukti berkemampuan memerankan fungsi sebagaiinhibitor.
Kristal asam askorbat ini memiliki sifat stabil di udara, tetapi cepatteroksidasi dalam
larutan dan dengan perlahan-lahan berdekomposisi menjadidehydro-ascorbic acid
(DAA). Selanjutnya secara berurutan akan berdekomposisi lagi menjadi beberapa
molekul asam dalam larutan sampai menjadi asam oksalat (oxalic acid) dengan pH di
atas 4. Pengaruh perubahanlingkungan asam askorbat tertentu tidak berfungsi
sebagai inhibitor (Tjitro,dkk., 2000).Sumber vitamin C adalah sayuran berwarna
hijau dan buah-buahan.Vitamin C dapat hilang karena hal-hal seperti :
1. Pemanasan, yang menyebabkan rusak/berbahayanya struktur,
2. Pencucian sayur setelah dipotong-potong terlebih dahulu,
3. Adanya alkali atau suasana basa selama pengolahan, dan
4. Membuka tempat berisi vitamin C sebab oleh udara akan terjadi oksidasiyang
tidak reversible (Poedjiadi, 1994)

III. Alat dan Bahan


1. Infused water
2. Aquadest
3. Larutan Iodium 0,1 N
4. Larutan kanji
5. Natrium tiosulfat 0,1 N
6. Larutan asam klorida encer
7. Iodium
8. Kalium iodida
9. Indikator amilum
Alat yang digunakan
1. Beaker glass
2. Erlenmayer
3. Pipet tetes
4. Buret
5. Timbangan
6. Botol semprot
7. Batang pengaduk
8. Lemari es
9. Statif dan klem untuk buret

IV. PROSEDUR KERJA

Pembakuan larutan standar Iodium 0,1N

Ambil 10 ml larutan iodium dengan pipet volume

Masukan ke dalam erlenmayer + 1 ml asam klorida encer, kemudian titrasi dengan


natrium tiosulfat 0,1N

Tambahkan indicator kanji (3 ml) saat larutan berwarna kuning muda setelah
ditambah indicator akan berubah menjadi biru

Lakukan titrasi kembali sampai warna biru menghilang


Penetapan Kadar Vitamin C pada sampel Infused Water buah jeruk

Ambil 10 ml infused water dengan pipet volume lalu masukan


kedalam erlenmayer

Tambahkan 1 ml indicator amilum 1% dan lakukan titrasi dengan menggunakan


larutan baku iodium 0,1N sampai ada berubahan warna menjadi biru

V. HASIL PENGAMATAN
A. Pembakuan Larutan Standar Iodium 0, 1 N

Titrasi 1 Titrasi 2 V rata-rata


Larutan Iodium(titrat ) 10 ml 10 ml 10ml

V Natrium Tiosulfat (titran ) 16,80 ml 18,10 ml 17,45 ml

Gambar 3
Gambar 2

Pada Percobaan pertama dilakukan dengan pembakuan larutan standar Iodium


0,1 N , dimana larutan iodium ( Gambar 1) yang sudah diencerkan terlebih
dahulu akan dititrasi dengan natrium tiosulfat ( Na2S2O3). Proses titrasi
dilakukan pengulangan sebanyak 2 kali. Pada titrasi pertama, larutan Iodium
ditambahkan 1 ml HCL dititrasi dengan Na2S2O3 hingga warna menjadi
kuning pucat( Gambar 2). Setalah itu hentuikan titrasi, tambhakan 3 ml
indikator kanji hingga berubah warna menjadi biru. Lanjutan titrasi hingga
warna biru hilang menjadi warna transparan ( Gambar 3). Sehingga pada
percobaan pertama volume Natrium tiosulfat yang ditambahkan sebanyak
16,80 ml. Kemudian lakukan percobaan kedua, prinsip kerjanya sama dengan
percobaan pertma. Sehingga pada percobaan kedua volume natrium tiosulfat
yang ditambahkan sebanyak 18,10 ml . Dari kedua proses titrasi pembakuan
Larutan Iodium dengan natrium tiosulfat didapatkan rata-rata volume hasil
titrasi 17, 45 ml.

B. Penetapkan kadar Vitamin C

Titrasi 1 Titrasi 2 V rata-rata


V Infus Water (titrat ) 10 ml 10 ml 10 ml

V I2 (titran ) 0,25 ml 0,2 ml 0,225 ml

Gambar 1

Pada Percobaan kedua dilakukan penetapan kadar vitamin C dengan larutan


standar Iodium 0,1 N. Proses titrasi dilakukan pengulangan sebanyak dua kali.
Pada titrasi pertama 10 mL sampel infused water sebagai vitamin c dan
ditambah 1 mL indicator amilum 1% kemudian dititr Sehingga pada
percobaan titrasi pertama volume Iodium yang ditambahkan sebanyak 0,25
ml. Kemudian lakukan percobaan kedua, prinsip kerjanya sama dengan
percobaan pertama. Sehingga pada percobaan titrasi kedua volume natrium
tiosulfat yang ditambahkan sebanyak 0,2 ml . Dari kedua proses titrasi
penetapan kadar vitamin C dengan Larutan Iodium rata-rata volume hasil
titrasi 0,225 ml.
VI. PERHITUNGAN
1. Pembakuan Larutan Standar Iodium 0,1N
Volume titrasi 1 = 16,80 ml
Volume titrasi 2 =18,10 ml
16,80+18,10
Volume rata-rata = = 17,45 ml
2

Normalitas Iodium
N1 x V1 = N2 x V2
N1 x 10 = 0,1 x 17,45
0,1 𝑥 17,45
N1 = = 0,1745 N (0,1N dibulatkan)
10

2. Penetapan Kadar Vitamin C pada Infused Water Buah Jeruk


Volume titrasi 1 = 0,25 ml
Volume titrasi 2 = 0,2 ml
0,25 +0,2
Volume rata-rata = = 0,225 ml
2

Perhitungan
200
𝑉 𝑥 𝑁 𝑥 𝐵𝑒 (88,06)𝑥 𝐷( ) 𝑥 1000
20
200
0,225 𝑚𝑙 𝑥 0,1745 𝑥 88,06 𝑥 10 𝑥 1000
= 172,87 ppm
200

Ppm ke persen
172, 87 ppm = 172,87 gram/ 1.000.000 ml
= 172,87 mg / 1 L
% = gram / 100 ml (b/v)
= 17, 287 gram/100 ml
= 0,017287 gram /100 ml
% = 0,017287 %
VII. PEMBAHASAN
Pada titrasi iodometri secara tidak langsung, natrium tiosulfat digunakan sebagai
titran dengan indikator larutan amilum. Natrium tiosulfat akan bereaksi dengan
larutan iodin yang dihasilkan oleh reaksi antara analit dengan larutan KI berlebih.
Sebaiknya indikator amilum ditambahkan pada saat titrasi mendekati titik ekivalen
karena amilum dapat memebentuk kompleks yang stabil dengan iodin.Iodimetri yang
digunakan pada praktikum ini adalah titrasi dengan larutan standar iodium
(I2).Iodometri adalah titrasi terhadap iodium yang dibebaskan dari suatu reaksi
redoks, menggunakan larutan standar Natrium tiosulfat (Na2S2O3). Titik akhir titrasi
ditandai dengan perubahan warna dari biru menjadi bening atau tidak berwarna .
Pada pembakuan larutan Ioudium didapatkan normalitas sebesar 0,1745 N .

Pada percobaan kedua , dilakukan percobaan tentang penentuan kadar asam askorbat
dari vitamin C dengan metode titrasi iodimetri. Pada percobaan titrasi ini
menggunakan amilum sebagai indikator. Hasil penitrasian menghasilkan warna biru
kehitaman, yang menandakan titik akhir titrasi. Titrasi dilakukan sebanyak dua
kali.Penambahan larutan amilum (kanji) yaitu untuk menandakan proses akhir titrasi
dengan membentuk iod-amilum. Berdasarkan hasil praktikum kadar vitamin C dalam
sampel Infus water adalah 0,017287 %. Vitamin C dalam sifatnya sebagai
antioksidan memiliki tugas untuk membatasi terjadinya kerusakan oksidatif pada
tubuh manusia.

VIII. KESIMPULAN
Dari hasil pratikum yang telah kami lakukan ini dapat disimpulkan bahwa untuk
menentukan kadar vitamin C kita dapat menggunakan metode titrasi iodimetri yaitu
titrasi redoks yang melibatkan titrasi iodin yang diproduksi dalam reaksi dengan
larutan standar natrium tiosulfat. Dalam menentukan kadar vitamin C pada infused
water buah jeruk dilakukan terlebih dahulu pembakuan larutan standar Iodium dengan
natrium tiosulfat yang dimana mendapatkan normalitas sebesar 0,3185N dan dalam
penetuan kadar vitamin C mendapatkan hasil sebesar 172,87 ppm. Jika dikonversikan
menjadi persen% (b/v) setara dengan 0,017287 %.
DAFTAR PUSTAKA

Cahayu, D, Indah, A., 2020. Hubungan Asupan Vitamin C, Vitamin B12, Asam Folat dengan
Kadar Hb Remaja Putri Kelas VIII di SMP Negeri 3 Lubuk Pakam.
Nurmastika, A., Dkk, 2018. Rancang Bangun alat pengukur kadar asam askorbat pada buah
dengan metode titrasi iodimetri. Setrum: Sistem Kendali-Tenaga-elektronikatelekomunikasi-
komputer, 7(1), pp.147-157.

Anda mungkin juga menyukai