Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA

MIKROMERITIK DAN DIFUSI

1. NI KOMANG PUJA PERTIWI (113)


2. SHIENDY AYU PUSPITA (114)
3. NI PUTU AYU WIDYA ANGGRENI (115)
4. SANTHA LEONA ADHITIYA RIZKY (116)
5. I KOMANG WAHYU SUYOGA (117)
6. NI KADEK DWI TARISA ARTIKADEWI (118)
7. AYU KADE SALBHITA PINATIH (119)
8. NI MADE HENING PUJI RAHAYU (120)

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2022
PRAKTIKUM I
MIKROMERITIK

I. TUJUAN

1. Mahasiswa mampu menentukan distribusi ukuran partikel zat dengan


metode mikroskopik.

2. Mahasiswa mampu menentukan distribusi ukuran partikel zat dengan


metode pengayakan.

II. DASAR TEORI


Ilmu Mikromeritik mencakup sifat karakteristik bawaan yang diperoleh dari
partikel dan populasi partikel tertentu. Farmasi dan mikromerik adalah bidang
yang terkait erat, terutama pengaruh ukuran partikel pada sediaan farmasi,
termasuk pada formulasi suatu sediaan farmasi. Salah satu yang menentukan
kualitas dari sediaan farmasi adalah ukuran partikel (Martin,1993).
Metode pengukuran partikel yaitu :

a. Metode ayakan
Metode pengayakan dapat digunakan untuk menentukan ukuran partikel
tertentu susuai dengan yang diinginkan. Prinsip kerja dalam metode
pengayakan adalah dengan cara sampel dijatuhkan kedalam permukaan
ayakan.

b. Metode mikroskop
Mikroskop dapat digunakan untuk mengukur partikel yang tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop optic biasanya digunakan untuk
mengukur partikel yang memiliki ukuran partikel antara 0,2 nm dan
sekitar 100 nm.

III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM


Bahan dan Alat
Bahan : Avicel pH 101 dan Avicel pH 102
Alat : Mikroskop, mikrometer, beaker glass, batang pengaduk,
timbangan, ayakan
Cara kerja
a. Penentuan ukuran partikel dengan metode mikroskopik

Kalibrasi skala okuler: letakkan mikrometer di bawah


mikroskop. Himpitkan garis awal skala okuler dengan
garis awal skala objektif lalu tentukan garis keduas
yang tepat berhimpit. Tentukan jarak lensa okuler

Untuk partikel yang akan dianalisa, siapkan suspensi


asetosal encer lalu buat preparat di gelas objek.

Kelompokkan ukuran partikel yang terkecil dan


terbesar. Jarak ukur yang diperoleh dibagi menjadi
beberapa bagian.

Ukur dan golongkan partikel ke dalam kelompok yang


telah ditentukan dan ukur sedikitnya 200 partikel

Bentuk kurva distribusi ukuran partikel dan tentukan


nilai diameter rata-rata
b. Penentuan ukuran partikel dengan metode pengayakan

Masing-masing ayakan dicuci dan dikeringkan lalu ditimbang


bobotnya. Susun berurutan ayakan (nomor 20, 40, 60, 80, 100) dari
atas ke bawah semakin besar nomornya.

50 g Avicel Ph 101 ditimbang lalu letakkan pada pengayak paling


atas, ditutup, dan dihidupkan selama 10 menit.

Timbang masing-masing ayakan, tanpa perlu dibersihkan.

Hitung fraksi yang tersisa pada masing-masing ayakan

Hitung diameter (d) rata-rata partikel dengan persamaan d rata-


W 1 d 1+W 2+ d 2+ …+Wn dn
rata =
W 1+W 2+ …+Wn

Dibuat grafik antara ukuran partikel pada sumbu-x (µm) terhadap


bobot (%) pada sumbu-y (weight distribution frequency curve )

Dibuat grafik anatara log ukuran p[artikel (sumbu x) terjadapa


bonot (%) pada sumbu y
Dibuat grafik grafik antara ukuran partikel (sumbu-x) terhadap
bobot kuulatif (%) pada sumbu-y ( cumulative frequency
distributiob curves )

Dibuat grafik antara bobot kumulatif (%) pada sumbu-x terhadap log
ukuran partikel (sumbu-y) (log-probability curve ) dan tentukan
diameter rata-rata geometris dan standar deviasi geometrisnya.

Diulangi percobaan tersebut dengan bahan avicel pH


PRAKTIKUM II
DIFUSI

I. TUJUAN

1. Mengamati peristiwa difusi sederhana

2. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi difusi

II. DASAR TEORI


Difusi merupakan peristiwa perpindahan suatu partikel dari lingkungan
dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Proses difusi sangat penting
dalam sistem tubuh manusia, seperti pada difusi oksigen dan karbondioksida
dalam sistem pernapasan, difusi Ca pada sinaps dalam system saraf, difusi
beberapa molekul terjadi pada ginjal untuk mempertahankan homeostatis
darah dalam darah dalam system urinary, dan difusi zat obat dalam berbagai
sistem tubuh manusia.

Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi kecepatan difusi, yaitu ukuran


partikel, ketebalan membrane, luas suatu permukaan, jarak, suhu, konsentrasi
obat, koefisien difusi, viskositas, dan koefisien partisi ( Fina
Laelatussilmi,2018). Jenis-jenis difusi sebagai berikut :
Berdasarkan energi yang dibutuhkan ada 2 jenis difusi yang dilakukan yaitu :

1. Difusi biasa, yang terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul
yang hydrophobic. Difusi ini tidak memerlukan energi atau ATP.

2. Difusi Khusus, terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul
yang hydrophilic. Difusi seperti ini memerlukan protein khusus.

III.PROSEDUR PRAKTIKUM
Alat dan Bahan
Bahan : Es batu, serbuk agar, kristal metil jingga, kristal KMnO4
Alat : Timbangan analitik, beaker glass 100 ml, beaker glass 250 ml
(4 buah), cawan petri (2 buah), penggaris, batang pengaduk, hot plate.

Cara kerja
a. Difusi sederhana

50 mg kristal KMnO4 ditimbang, kemudian masukkan kristal kedalam


gelas piala 250 ml yang sudah terisi 100 ml air bersuhu ruang. Amati
perubahan dan catat waktu yang dibutuhkan sampai kristal malarut.

Ulangi percobaan dengan melakukan pengadukan menggunakan


batang pengaduk, catat waktu yang dibutuhkan sampai kristal
melarut.

Bandingkan waktu yang dibutuhkan dari kedua percobaan tersebut.

b. Pengaruh suhu terhadap difusi

Timbang 50 mg kristal KMnO4, kemudian masukkan kristal ke dalam


gelas piala 250 ml yang sudah terisi 100 ml air es ( 0 ℃ ). Amati
perubahan dan catat waktu yang dibutuhkan sampai kristal melarut.

Ulangi percobaan dengan menggunakan air bersuhu 60℃ , dan catat


waktu yang dibutuhkan sampai kristal melarut.

Bandingkan waktu yang dibutuhkan sampai kristal melarut pada


suhu ruang, air es suhu 0 ℃ dan air es suhu 60℃ .
c. Difusi pada media agar

Timbang 2 g serbuk agar, masukkan ke dalam beaker glass 250 ml,


tambahkan aquadest sampai 100 ml dan aduk sampai terbentuk
suspensi.

Didihkan suspensi tersebut di atas hot plate sampai


diperoleh larutan bening.

Tuangkan masing-masing 15 ml larutan agar ke dalam 2 buah


cawan petri dan biarkan memadat.

Buat lubang pada lempengan agar dengan alat pembuat lubang


dengan jarak antar lubang 5 cm (2 lubang per lempeng).

Masukkan masing-masing 50 mg kristal KMnO4 disetiap lubang pada


salah satu cawan petri dan masing-masing 50 mg kristal metil jingga
disetiap lubang pada cawan petri lainnya.

Catat jarak difusi KMnO4 dan metil jingga sebagai fungsi waktu.
Kemudian Bahas hasil percobaan tersebut.
No Ayakan Bobot Ayakan Bobot Bahan yang
Awal (g) Akhir (g) Tertahan (g)
14 410,0 g 410,0 g 0g
20 427,9 g 427,9 g 0g
30 417,4 g 417,5 g 0,1 g
40 404,8 g 404,9 g 0,1 g
50 426,4 g 426,4 g 0
60 423,1 g 423,1 g 0
80 424,9 g 425,0 g 0,1 g
100 389,6 g 390,4 g 0,8 g
Pan Cover 345,8 g 394.3 g 48,5 g
Jumlah 49,6 g
Avicel pH 101

No Ayakan Ukuran Bobot Ukuran Bobot Bobot Log


lubang ( μm) tertahan partikel (%) kumulatif partikel
( d.w)

14 1400 0g 0 0% 0% 0
20 850 0g 0 0% 0% 0
30 600 0,1 g 60 0,2% 0,2% 1,72
40 425 0,1 g 42,5 0,2% 0,4% 1,62
50 300 0g 0 0% 0,4% 0
60 250 0g 0 0% 0,4% 0
80 180 0,1 g 18 0,2 % 0,6% 1,25
100 150 0,8 g 120 1,61 % 2,21 % 2,07
Pan Cover 48,5 g 97, 7 % 99, 91 %
Avicel pH 102
No Bobot Ayakan Bobot Bahan
Ayakan Awal (g) Akhir (g) yang Tertahan
(g)
14 410,0 g 410,0 g 0g
20 427,9 g 427,9 g 0g
30 417,5 g 417,6 g 0,1 g
40 404,8 g 404,8 g 0g
50 426,3 g 426,4 g 0,1 g
60 423,1 g 423,3 g 0,2 g
80 424,8 g 426,2 g 1,4 g
100 389,5 g 392,6 g 3,1 g
Pan 345,8 g 390,6 g 44,8 g
Cover
Jumlah 49,7 g

No Ayakan Ukuran Bobot Ukuran Bobot Bobot Log


lubang ( μm) tertahan partikel (%) kumulatif partikel
( d.w)

14 1400 0g 0 0% 0% 0
20 850 0g 0 0% 0% 0
30 600 0,1 g 60 0,2 % 0,2% 1,72
40 425 0g 0 0% 0,2 % 0
50 300 0,1 g 30 0,2 % 0,4% 1,47
60 250 0,2 g 50 0,4 % 0,8 % 1,69
80 180 1,4 g 252 2,81 % 3,61% 2,4
100 150 3,1 g 465 6,23% 9,84 % 2,66
Pan Cover 44,8 g 90,14% 99, 98 %
PEMBAHASAN
Mikromeritik adalah cabang ilmu pengetahuan dan teknologi yang mempelajari tentang
partikel-partikel kecil yang dimana ukuran partikel ini sangatlah kecil (Martin, 1990).
Ukuran partikel bahan obat padat memiliki peran penting dalam farmasi karena ukuran
partikel mempunyai pengaruh yang penting dalam pembuatan sediaan obat dan juga
terhadap efek terapinya. Tujuan praktikum kali ini dilakukan penentuan distribusi ukuran
partikel zat dengan metode mikroskopik dan dengan metode pengayakan. Tetapi pada
pratikum hany dilakukan penentuan distribusi ukuran partikel dengan metode
pengayakan. Sempel yang digunakan adalah Avicel pH 101 dan Avicel pH 102.

Metode ayakan digunakan karena merupakan metode yang sangat sederhana dimana
hanya memerlukan timbangan untuk mengukur bobot saja. Bahan yang melalui suatu
ayakan ditahan oleh ayakan berikutnya yang lebih halus serta dikumpulkan, kemudian
ditimbang (Martin, A.1993).Metode ini menggunakkan suatu seri ayakan standar yang
dikalibrasi dan diletakan diatas mesin pengayak. Pada metode ini, ayakan akan disusun
secara seri dimulai dari no ayakan terkecil (diametr lubang paling besar) paling atas
hingga no ayakan paling besar (diameter lubang paling kecil) paling bawah. Tujuan
digunakan nomor ayakan yang berbeda agar partikel-partikel yang tidak terayak(residu)
ukurannya akan sesuai dengan nomor ayakan tersebut. Sebagai contoh ketika ingin
mengetahui rentang ukuran partikel pada no ayakan 30 berarti rentang ukuran
partikelnya adalah lebih kecil dari diameter lubang no ayakan sebelumnya dan lebih
besar dari diameter lubang no ayakan 30.

Pertama, dilakukan pengayakan pada Avicel pH 101 sebanyak 50 gram. Pengayak yang
digunakan memiliki nomor mesh dari 14,20,30,40,50,60,80 dan100 serta pan cover
dibawahnya. Pengayak diurutkan dari nomor mesh terendah hingga tertinggi.
Pengayak nomor mesh terendah memiliki lubang pengayak berukuran lebih besar
daripada pengayak nomor mesh tertinggi. Sehingga yang lolos pada pengayak
bernomor mesh rendah adalah partikel berukuan besar sedangkan pada pengayak
bernomor mesh tinggi adalah partikel berukuran lebihkecil. Serbuk avicel pH 101
diletakan pada pengayak paling atas dan diayak diatas mesin selama 10 menit.
Didapatkan hasil bobot avicel pH 101 yang tertahan pada masing masing
Dari data !ang diperoleh bahwa umumn!a diperoleh at sisa !angtertahan dengan
semakin tinggi nomor mesh semakin ban!ak at !angtersisa. %al ini karena ukuran
dalam tiap inci semakin kecil lubangn!a.

Metode yang digunakan ini merupakan metode yang sangat sederhanakarena cukup
singkat dalam penentuan ukuran partikel. Namun alat atau metode ini tingkat keakuratan
yang diperoleh tidaklah seakurat dengan metode secara mikroskopik. Dalam pengayakan
dibutuhkan waktu dan kecepatan yang konstan. Gerakan dan kecepatan yang konstant ini
dapat mempengaruhi hasil residu yang tertinggal pada masing-masing ayakan. Pada
metode ini juga memiliki kerugia nyaitu relatif lama dari penentuan ukuran partikel
adalah metode analisis ayakan. Selain itu, metode ayakan ini memiliki tingkat ketelitian
yang rendah. Kemungkinan kesalahan yang mungkin terjadi dalam praktikum ini yakni
kurang telitinya praktikum dalam penimbangan, dan pengayakan sehingga dapat
mempengaruhi hasil akhir dan terbangnya serbuk sempelkarena dilakukan diruangan
terbuka.

DAFTAR PUSTAKA
Kuntari, F. R., Pranoto, S. & Sutresno, A., 2019. Studi Proses Difusi melalui
Membran. Jurnal
Fisika dan Aplikasinya. 15(2), pp. 62-65.
Laelatussilmi, F., 2018. Penambahan Pengaruh Tween 80 Sebagai Enhancer
Terhadap Sifat
Fisik dan Difusi Sediaan Gek Natrium Diklofenak Secara in vitro .
Purwokerto:
Universitas Muhammadiyah Purmokerto.
Martin, A., Swarbrick, J. & Cammarata, A., 1993. Farmasi Fisik : Dasar-Dasar
Farmasi Fisik Dalam Ilmu Farmasetik. 3rd ed, Jakarta: UI Press.
Martin, A. 1990.Farmasi Fisika jilid I. Universitas Indonesia Press: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai