Anda di halaman 1dari 30

Kimia Analitik 2

Titrasi Permanganometri dan Aplikasi

I. Judul Percobaan : Titrasi Permanganometri dan Aplikasinya


pada Penetuan Kristal dalam H2C2O4. XH2O
II. Hari, Tanggal, dan Jam Percobaan : Kamis , 29
November 2018
(07.00)
III. Hari, Tanggal, dan Jam Selesai Percobaan : Kamis , 29
November 2018
(09.30)
IV. Tujuan Percobaan : 1. Membuat standarisasi larutan KMnO4
2. Menentukan Jumlah Kristal dalam
H2C2O4. XH2O
V. Tinjauan Pustaka :
Permanganometri merupakan suatu penetapan kadar atau reduktor
dengan jalan dioksidasi dengan larutan baku Kalium Permanganat
(KMnO4) dalam lingkungan asam sulfat encer. Metode
permanganometri didasarkan pada reaksi oksidasi ion permanganat.
Oksidasi ini berlangsung dalam suasana asam, netral, dan alkalis,
dimana kalium permanganate merupakan oksidator yang kuat sebagai
titran. Titrasi ini didasarkan atas titrasi reduksi dan oksidasi atau
redoks. Kalium permangant inilah yang telah digunakan meluas lebih
dari 100 tahun. (Shevla, 1995).
Pada permanganometri, titran yang digunakan adalah
kaliumpermanganat. Kalium permanganat mudah diperoleh dan tidak
memerlukanindikator kecuali digunakan larutan yang sangat encer
serta telah digunakansecara luas sebagai pereaksi oksidasi selama 100
tahun lebih. Setetespermanganat memberikan suatu warna merah
muda yang jelas kepadavolume larutan dalam suatu titrasi. Warna ini
digunakan untuk menunjukkankelebihan pereaksi. (Day & underwood,
2002 :290)
Kimia Analitik 2
Titrasi Permanganometri dan Aplikasi

Reaksi yang paling umum ditentukan dalam suatu laboratorium


adalahreaksi yang terjadi dalam larutan. Larutan yang bersifat asam
0,1 N atau yanglebih besar .

MnO4- (aq) + 8H+ (aq) + 5e- —> Mn2+ (aq) + H2O (l)
Permanganat bereaksi cepat dengan banyak reduktor berdasarkan
reaksiini, namun beberapa substansi membutuhkan pemanasan atau
penggunaansebuah katalis untuk mempercepat reaksi. Ada beberapa
senyawa yang lebihmudah dioksidasi dalam suasana netral atau alkalis:
sulfit, sulfida, atau biosulfat. Kenaikan konsentrasi ion hidrogen akan
menggeser reaksi ke kanan(Haeria, 2010 :37)
Prinsip permanganometri berdasarkan reaksi redoks (reduksi-
oksidasi).Dimana oksidasi adalah senyawa yang mengalami pelepasan
elektron dankenaikan bilangan oksidasi sedangkan reduksi adalah
senyawa yangmengalami penurunan bilangan oksidasi dan
penerimaan elektron. (Khophar 2007:48)
Pada teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukkan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel. Kalium Permanganat
merupakan peran oksidator yang paling baik untuk menentukan kadar
besi yang terdapat dalam sampel dalam suasana asam dengan
menggunakan larutan asam sulfat (H2SO4). Permanganometri juga
bisa digunakan untuk menentukan kadar belerang, nitrit, fosfit, dan
sebagainya.(Chandra, 2010)
Sedikit permanganat dapat terpakai dalam pembentukan kholor.
Reaksi ini terutama kemungkinan akan terjadi dengan garam – garam
besi, kecuali jika tindakan - tindakan pencegahan yang khusus
diambil. Dengan asam bebas yang sedikit berlebih, larutan yang
sangat encer, temperature yang rendah, dan titrasi yang lambat sambil
terus menerus, bahaya dari penyebab ini telah dikurangi sampai
minimal. Pereaksi kalium permanganate bukan merupakan larutan
baku primer dan karenanya perlu dibakukan terlebih dahulu. Pada
percobaan ini untuk membakukan kalium permanganate dapat
Kimia Analitik 2
Titrasi Permanganometri dan Aplikasi

digunakan natrium oksalat yang merupakan standar primer yang baik


untuk permanganat dalam larutan asam. ( Basset, 1994 ).

VI. Alat dan Bahan :


Alat :
- Buret 50 mL 2 buah
- Statif 2 buah
- Klem Buret 2 buah
- Erlenmeyer 250 mL 3 buah
- Gelas arloji 4 buah
- Beaker glass 250 mL 4 buah
- Pipet tetes 3 buah
- Labu ukur 100 mL 4 buah
- Pipet gondok 10 mL 1 buah
- Neraca analisis 2 buah
- Corong 1 buah
- Gelas ukur 10 mL 1 buah
- Pengaduk 1 buah
- Kaki tiga 1 buah
- Pembakar spirtus 1 buah
- Kawat dan Kasa 1 buah
- Korek Api 1 buah
- Pro Pipet 1 buah

Bahan :
- Serbuk Na2CO4 0,67 gram
- Larutan H2SO4 2N 12 mL
- Larutan KMnO4 Secukupnya
- Aquades Secukupnya
Kimia Analitik 2
Titrasi Permanganometri dan Aplikasi

VII. Cara Kerja :


1. Standarisasi Larutan KMnO4 ±0,1 N dengan Natrium
Oksalat Sebagai Baku
0,67 gram Na2C2O4

1. Dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL.


2. Dimasukkan aquades hingga tanda batas
3. Dikocok hingga homogen
Larutan Na2C2O4
4. Dipipet 10 mL
5. Dimasukkan kedalam Erlenmeyer 250 mL
6. Ditambah 2 mL H2SO4 2N
7. Dipanaskan hingga 70ºC
8. Dititrasi dengan KMnO4
9. Dihentikan titrasi ketika warna menjadi
merah muda
10. Dicatat skala pada buret
11. Titrasi diulangi 3 kali

Konsentrasi KMnO4

Reaksi :
1. Na2C2O4 (s) + H2O (l) → Na2C2O4 (aq)
2. 2MnO4- + 5C2O42- + 16 H+ → 10 CO2 (g) + Mn2+ + 8H2O (l)
3. MnO4- + 8H+ + 5e- → Mn2+ + 4H2O (l)
4. C2O42- → 2CO2(g) + 2e-
Kimia Analitik 2
Titrasi Permanganometri dan Aplikasi

2. Penentuan jumlah air Kristal dalam H2C2O4.XH2O

0,63 gram H2C2O4.XH2O


10. Dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL.
11. Dimasukkan aquades hingga tanda batas
12. Dikocok hingga homogen
Larutan H2C2O4.XH2O
13. Dipipet 10 mL
14. Dimasukkan kedalam Erlenmeyer 250 mL
15. Ditambah 2 mL H2SO4 2N
16. Dipanaskan hingga 70ºC
17. Dititrasi dengan KMnO4
18. Dihentikan titrasi ketika warna menjadi
merah muda
19. Dicatat skala pada buret
20. Titrasi diulangi 3 kali
21. Dihitung jumlah Kristal dalam
H2C2O4.XH2O
Jumlah Kristal dalam
H2C2O4.XH2O

Reaksi :
MnO4- + 8H+ 5e  4H2O x2
C8O42-  2CO2(g) + 2e- x5
2MnO4- + 5C2O42-  2Mn2+ + 8H2O + 10CO2
Kimia Analitik 2
Titrasi Permanganometri dan Aplikasi

VIII. Hasil Percobaan :


No. Perc Alur Percobaan Hasil Pengamatan Dugaan / Reaksi Kesimpulan
1. Standarisasi Larutan KMnO4 ±0,1 N Sebelum Sesudah - Na2C2O4 (s) + H2O Pada percobaan
dengan Natrium Oksalat Sebagai 1. Na C O : 1. Serbuk (l) → Na2C2O4 (aq)
2 2 4 standarisasi
Baku Serbuk Na2C2O4
- 2MnO4- + 5C2O42- larutan KMnO4 ±
0,67 gram Na2C2O4 berwarna +
+ 16 H+ → 10 CO2
putih. aquades : 0,1 N dengan
(g) + Mn +
2+
1. Dimasukkan kedalam labu 2. Aquades : Larutan
8H2O(l) natrium oksalat
Larutan tak
ukur 100 mL.
tak berwarna. sebagai baku di
- MnO4- + 8H+ + 5e-
2. Dimasukkan aquades berwarna. 2. Ditambah
→ Mn2+ + 4H2O(l) dapatkan
3. Larutan H2SO4 =
hingga tanda batas - C2O42- → 2CO2(g)
H2SO4: Larutan konsentrasi
+ 2e-
3. Dikocok hingga homogeny Larutan tak
larutan rata-rata
tak berwarna
Larutan Na2C2O4 berwarna. 4. Dipanask KMnO4 sebesar
4. Larutan
4. Dipipet 10 mL an 70ºC 0,116 N
KMnO4 :
5. Dimasukkan kedalam larutan =
berwarna
Erlenmeyer 250 mL Larutan
ungu
6. Ditambah 2 mL H2SO4 2N tak
7. Dipanaskan hingga 70ºC berwarna
8. Dititrasi dengan KMnO4 5. Dititrasi
Kimia Analitik 2
Titrasi Permanganometri dan Aplikasi

9. Dihentikan titrasi ketika dengan

warna menjadi merah KMnO4

muda =

10. Dicatat skala pada buret Larutan

11. Titrasi diulangi 3 kali Ungu-


merah
Konsentrasi KMnO4 muda
6. V1
KMnO4
= 8,6 mL
V2
KMnO4
= 8,6 Ml
V3
KMnO4
= 8,6 mL
Kimia Analitik 2
Titrasi Permanganometri dan Aplikasi

2. Penentuan jumlah air Kristal dalam Sebelum Sesudah 1. MnO4- + 8H+ 5e Pada percobaan
H2C2O4.XH2O
1. Na2C2O4 : 3. Serbuk  4H2O x2 penentuan jumlah
0,63 gram H2C2O4.XH2O Serbuk H2C2O4.X
C8O42-  2CO2(g) air kristal dalam
berwarna H2O +
1. Dimasukkan kedalam labu putih. aquades : + 2e- x5 H2C2O4.xH2O
ukur 100 mL. 2. Aquades : Larutan
2MnO4- + 5C2O42- diperoleh
Larutan tak
2. Dimasukkan aquades hingga tak berwarna. jumlah air kristal
 2Mn2+ + 8H2O
tanda batas berwarna. 4. Ditambah
+ 10CO2 dalam
3. Larutan H2SO4 =
3. Dikocok hingga homogen H2SO4: Larutan H2C2O4.xH2O
Larutan tak
Larutan H2C2O4.XH2O sebesar 1,86.
tak berwarna
berwarna 7. Dipanask
4. Dipipet 10 mL
4. Larutan
an 70ºC
5. Dimasukkan kedalam KMnO4 :
larutan =
Erlenmeyer 250 mL
berwarna
Larutan
6. Ditambah 2 mL H2SO4 2N ungu
tak
7. Dipanaskan hingga 70ºC
berwarna
8. Dititrasi dengan KMnO4
8. Dititrasi
9. Dihentikan titrasi ketika
dengan
warna menjadi merah muda
Kimia Analitik 2
Titrasi Permanganometri dan Aplikasi

KMnO4
10. Dicatat skala pada buret
=
11. Titrasi diulangi 3 kali
Larutan
12. Dihitung jumlah Kristal
Ungu-
dalam H2C2O4.XH2O
merah
Jumlah Kristal dalam
H2C2O4.XH2O muda
9. V1
KMnO4
= 8,6 mL
V2
KMnO4
= 9 mL

V3
KMnO4
= 8,8
mL
Kimia Analitik 2
Titrasi Permanganometri dan Aplikasi

IX. Analisis Data dan Pembahasan :


Pada percobaan Titrasi Permanganometri dan aplikasinya pada
penentuan Kristal dalam H2C2O4.xH2O yang dilakukan di Laboratorium
analitik , praktikum ini bertujuan untuk menentukan (standarisasi) larutan
KMnO4 serta menentukan jumlah kristal dalam H2C2O4.
Pada percobaan pertama, menstandarisasi KMnO4 ± 0,1 N dengan
Natrium Oksalat sebagai baku. Pertama menimbang 0,67 gram NaC2O4
menggunakan nerca analitik dengan benar dan tepat. Sebelum ditimbang,
neraca analitik dinolkan terlebih dahulu kemudian menimbang serbuk 0,67
gram NaC2O4 lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL. Kemudian
larutkan dengan aquades sampai tanda batas lalu dikocok hingga homogen.
Penambahan aquades ini berujuan untuk melarutkan serbuk Na2C2O4.
Larutan tersebut kemudian dipipet dengan pipet gondok 10 mL dan
dimasukkan ke dalam erlenmenyer 250 mL lalu ditambahkan 2 mL H2SO4
2N menghasilkan larutan tidak berwarna. Penambahan H2SO4 ini berfungsi
untuk membuat larutan berada pada suasana asam, karena prinsip titrasi
permanganometri yaitu titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks. Dalam
reaksi ini, ion MnO4- bertindak sebagai oksidator. Ion MnO4- hanya akan
berubah menjadi ion Mn2+ dalam suasana asam makanya perlu ditambahkan
H2SO4 karena kalau tidak MnO4- tidak akan bisa direduksi menjadi Mn2+.
Selain itu, mengapa harus menggunakan H2SO4 bukan HCl atau HNO3
karena larutan HCl akan bereaksi dengan Na dan akan membentuk endapan
putih sehingga tidak bisa dilakukan titrasi. Selain itu, kalium permanganat
jika bereaksi dengan HCl, maka Cl- akan teroksidasi sehingga larutannya
tidak stabil.
Larutan tersebut dipanaskan diatas pemanas pembakar spirtus lalu
sampai pada suhu 70oC atau sampai gelembung-gelembung muncul.
Pemanasan larutan ini bertujuan untuk mempercepat titrasi pada suhu
optimum. Selain itu karena natrium oksalat jika dititrasi dengan KMNO4
akan sangat lambat, maka dipanaskan untuk mencegah kesalahan pada titik
Kimia Analitik 2
Titrasi Permanganometri dan Aplikasi

akhir titrasi yang yang disebakan oleh pengaruh lamanya titrasi anatara
natrium oksalat dengan kalium permanganat. Selain itu pemanasan ini juga
bertujuan untuk menghilangkan adanya pengotor atau ion-ion penganggu
sehingga bisa memperngaruhi berjalannya titrasi, sehingga terbentuk reaksi :

2MnO4-(aq) + 5C2O42-(aq) + 16 H+  10 CO2(g) + Mn2+ + 8H2O(l)

Pada saat mulai muncul gelembung maka segera dititrasi dengan


KMNO4. Titrasi dihentikan ketika larutan berwarna merah muda, sehingga
terbentuk reaksi :
MnO4-(aq) + 8H+(aq) + 5e-  Mn2+ + 4H2O(l)
Setelah selesai dititrasi dicatat skala pada buret. Titrasi ini diulangi
sebanyak 3 kali untuk mendapatkan hasil yang akurat. Berdasarkan titrasi
ini volume KMnO4 yang digunakan berturut-turut 8,6 mL, 8,6 mL dan 8,6
mL. sehingga dapat dihitung normalitas dari KMnO4 dengan rumus :
(NxV) KMnO4 = (NxV) Na2C2O4
Sehingga didapatkan normalitas KMnO4 berturut-turut 0,116 N, 0,116 N,
dan 0,116 N, dari perhitungan ini di dapat konsentrasi rata-rata KMnO4
sebesar 0,116 N.

Pada percoaan kedua, percobaan ini bertujuan untuk menentukan


jumlah air kristal dalam H2C2O4.xH2O. Langkah pertama, menimbang 0,63
gram H2C2O4.xH2O menggunakan neraca analitik dengan benar dan tepat.
Kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL, ditambahkan aquades
sampai tanda batas dan dikocok hingga homogen, larutan menjadi tak
berwarna. Penambahan aquades ini bertujuan untuk melarutkan kristal
H2C2O4.xH2O, sehingga terbentuk reaksi :
H2C2O4.6H2O(s) + H2O(s)  H2SO4(aq)
Selanjutnya, larutan tersebut dipipet 10 mL menggunakan pipet
gondok dan dimasukkan ke dalam erlenmenyer 250 mL. Larutan kemudian
ditambah 2 mL H2SO4 2N, larutan menjadi tak berwarna. Penambahan
Kimia Analitik 2
Titrasi Permanganometri dan Aplikasi

H2SO4 2N ini bertujuan untuk membuat larutan berada pada suasana asam,
karena prinsip titrasi permanganometri yaitu titrasi yang didasarkan pada
reaksi redoks. Dalam reaksi ini, ion MnO4- bertindak sebagai oksidator. Ion
MnO4- hanya akan berubah menjadi ion Mn2+ dalam suasana asam makanya
perlu ditambahkan H2SO4 karena kalau tidak MnO4- tidak akan bisa
direduksi menjadi Mn2+. Larutan dipanaskan diatas pemanas menggunakan
pembakar spirtus sampai pada suhu 70oC atau muncul gelembung-
gelembung pada larutan. Setelah muncul gelembung larutan dititrasi dengan
KMNO4. Titrasi dihentikan ketika warna larutan berubah menjadi merah
muda, sehinga terbentuk reaksi :
MnO4- + 8H+ 5e  4H2O x2
C8O42-  2CO2(g) + 2e- x5
2MnO4- + 5C2O42-  2Mn2+ + 8H2O + 10CO2
Lalu dicatat skala pada buret. Titrasi ini dilakukan sebanyak 3 kali
untuk mendapatkan hasil yang akurat. Dari titrasi tersebut didapatkan
volume KMnO4 berturut-turut 8,6 mL, 9 mL, dan 8,8 mL, sehingga dapat
dihitung normalitas dari H2C2O4.xH2O dengan rumus :
Mol ekivalen H2C2O4.xH2O = mol ekivalen KMnO4
(N x V) H2C2O4.xH2O = (N x V) KMnO4
Dari perhitungan didapat normalitas dari H2C2O4.xH2O berturut-
turut 0,099 N, 0,1044 N, dan 0,102 N, sehingga rat-rata konsentrasi dari
H2C2O4.xH2O yaitu 0,102 N.
Kemudian dihitung jumlah air kristal dalam H2C2O4.xH2O dengan rumus :
jumlah air kristal dalam
H2C2O4.xH2O = BM H2C2O4.xH2O – BM H2C2O4

BM H2O

Hasil perhitungan menunjukkan jumlah air kristal H2C2O4.xH2O sebsesar


1,186.
Kimia Analitik 2
Titrasi Permanganometri dan Aplikasi

XI. Kesimpulan :
Pada percobaan standarisasi larutan KMnO4 ± 0,1 N dengan natrium
oksalat sebagai baku di dapatkan hasil berbagai volume KMnO4 sebesar : 1)
8,6 mL, 2) 8,6 mL dan 3) 8,6 mL. dari hasil tersebut diperoleh konsentrasi
larutan rata-rata KMnO4 sebesar 0,116 N.
Pada percobaan penentuan jumlah air kristal dalam H2C2O4.xH2O
diperoleh volume KMnO4 sebesar : 1) 8 mL, 2) 9 mL, dan 3) 8,8 mL. dari
hasil tersebtu di dapatkan jumlah air kristal dalam H2C2O4.xH2O sebesar
1,86.

XII. Jawaban Pertanyaan :


Pertanyaan :
1. Tuliskan reaksi yang terjadi pada titrasi permanganometri, jika
reduktornya, adalah ion ferro! Setiap mol ion ferro sama dengan berapa
ekivalen
2. Mengapa pada titrasi permanganometri tidak perlu ditambah indikator
lagi ?
3. Jika pada penentuan Normalitas dengan larutan baku natrium oksalat
titrasinya dikerjakan pada temperatur lebih rendah dari 60oC, hasil
normalitasnya terlalu tinggi atau terlalu rendah?
4. Berapa volume 0,030 M KMnO4 yang diperlukan untuk bereaksi
dengan 5,0 mL H2O2 dalam larutan asam yang mempunyai densitas
1,01 gram/liter dan mengandung 3,05 berat H2O2? Permanganat
direduksi menjadi Mn2+ dan H2O2 dioksidasi menjadi O2.
Jawaban :
1. Reaksi yang terjadi pada permanganometri jika reduktornya ion ferro
adalah :
Reaksi :

MnO4- + 8 H+ + 5e- → Mn2+ + 4H2O x1

Fe2+ + e  Fe3+ x5

5 Fe2+ + MnO4- + 8H+ → 5 Fe3+ + Mn2+ + 4H2O


Kimia Analitik 2
Titrasi Permanganometri dan Aplikasi

1 mol Fe2+ = 1 ekivalen

2. Pada titrasi permanganometri tidak perlu ditambah indikator lagi,


karena titrasi permanganometri merupakan auto-indikator karena
Kalium permanganat merupakan larutan yang berwarna dan dan warna
larutan tersebut dapat diubah jika direaksikan dengan zat lain tanpa
menggunakan indikator.
3. Jika pada penentuan Normalitas dengan larutan baku natrium oksalat
titrasinya dikerjakan pada temperatur lebih rendah dari 60oC, maka hasil
normalitasnya akan terlalu tinggi. Karena jika pada temperatur di bawah
60oC, dapat membuat berjalannya titrasi semakin lambat, sehingga
volume KMnO4 yang digunakan untuk titrasi semakin besar disebabkan
KMnO4 cepat bereaksi dengan H2C2O4, yang menyebabkan normalitas
larutan baku akan terlalu tinggi.
4. Diketahui molaritas KMnO4 = 0,030 M
Volume H2O2 = 5 mL
Densitas asam = 1,01 gram/liter
Berat H2O2 = 3,05 gram
Ditanya : Volume KMnO4 = ………?
Penyelesaian :
2MnO4- + 6H+ 5H2O2  2Mn2+ + 5O2 + 8H2O
+7 -2 +2 0

1 mol MnO4- = 5 ekivalen


1 mol = 2 ekivalen

 Dicari molaritas H2O2 terelebih dahulu


砀裿䰀 䳌䁮㈍ 䰀䁮㈍ Ͷ 砀㈍Ȁ
M H2O2 裿 䁮䳌䁮䁮㈍
= 17,94 M

 Maka, Volume KMnO4 yaitu :


Kimia Analitik 2
Titrasi Permanganometri dan Aplikasi

Mol ekivalen titran = mol ekivalen analit


M.KMnO4 x ekiv.KMnO4 x V.KMnO4 = M. H2O2 x ekiv. H2O2 V.
H2O2
0,030 M x 5 x VKMnO4 = 17,94 M x 2 x 0,005 L
VKMnO4 = 1,196 L

XIII. Daftar Pustaka :


Basset, J, et al. 1994. Buku Ajar Vogel : Kimia Analisis Kuantitatif
Anorganik. Jakarta :EGC
Chandra, Putu. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Analisis. Akfar Bina
Husada : Kendari.
Day, RA. Dan A.L underwood. 2002. Analisis kimia kuantitatif edisi ke 4.
Jakarta : Erlangga.
Haeria, S.Si. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Analisis. Makassar : UIN
Alauddin.
Khopkar, SM. 2007. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI.
Svehla, G. 1995. Vogel Buku Teks Analis Anorganik Kuantitatif. Kalman
Media Pustaka : Jakarta.

.
Kimia Analitik 2
Titrasi Permanganometri dan Aplikasi

XIV. Lampiran
- Lampiran Foto
FOTO KETERANGAN

Alat-alat percobaan Titrasi


Permanganometri

Bahan-bahan percobaan standarisasi


Na2C2O4
Kimia Analitik 2
Titrasi Permanganometri dan Aplikasi

Standarisasi Larutan KMnO4 ±0,1 N dengan Natrium Oksalat Sebagai


Baku

Pembuatan larutan Na2C2O4 baku


Kimia Analitik 2
Titrasi Permanganometri dan Aplikasi
Kimia Analitik 2
Titrasi Permanganometri dan Aplikasi

10 mL larutan Na2C2O4 dimasukkan ke


dalam erlenmeyer

Larutan Na2C2O4 + 2 mL Larutan


H2SO4 2N = larutan tak berwarna
Kimia Analitik 2
Titrasi Permanganometri dan Aplikasi

Dipanaskan hingga 70ºC


Kimia Analitik 2
Titrasi Permanganometri dan Aplikasi

Dititrasi dengan Larutan KMnO4


Kimia Analitik 2
Titrasi Permanganometri dan Aplikasi

Erlenmeyer 1 : larutan Na2C2O4 + 8,6


mL larutan KMnO4 : larutan berwarna
merah muda
Erlenmeyer 2 : larutan Na2C2O4 + 8,6
mL larutan KMnO4 : larutan berwarna
merah muda
Erlenmeyer 3 : larutan Na2C2O4 + 8,6
mL larutan KMnO4 : larutan berwarna
merah muda

Penentuan jumlah air Kristal dalam H2C2O4.XH2O

Pembuatan larutan H2C2O4. XH2O


Kimia Analitik 2
Titrasi Permanganometri dan Aplikasi
Kimia Analitik 2
Titrasi Permanganometri dan Aplikasi
Kimia Analitik 2
Titrasi Permanganometri dan Aplikasi

10 mL larutan H2C2O4. XH2O


dimasukkan ke dalam erlenmeyer

Larutan H2C2O4. XH2O + 2 mL


Larutan H2SO4 2N = larutan tak
berwarna
Kimia Analitik 2
Titrasi Permanganometri dan Aplikasi

Dipanaskan hingga 70ºC


Kimia Analitik 2
Titrasi Permanganometri dan Aplikasi

Dititrasi dengan Larutan KMnO4


Kimia Analitik 2
Titrasi Permanganometri dan Aplikasi

Erlenmeyer 1 : larutan H2C2O4. XH2O


+ 8,6 mL larutan KMnO4 : larutan
berwarna merah muda
Erlenmeyer 2 : larutan H2C2O4. XH2O
+ 9 mL larutan KMnO4 : larutan
berwarna merah muda
Erlenmeyer 3 : larutan H2C2O4. XH2O
+ 8,8 mL larutan KMnO4 : larutan
berwarna merah muda
Kimia Analitik 2
Titrasi Permanganometri dan Aplikasi

- Lampiran Perhitungan

1. Standarisasi Larutan KMnO4 0,1 N dengan Natrium Oksalat


sebagai baku

䁮䳌䁥⸳ 䰀䁮㈍
NNa2C2O4 = 䁥⸳ 砀 䁮䳌䁗 晦 䰀
䁮䳌䁮䁗

 Konsentrasi KMnO4
V1 = 8,6 mL
(NxV) KMnO4 = (NxV) Na2C2O4
N KMnO4 x 8,6 mL = 0,10 N x 10 mL

N KMnO4 = 䳌䁥 ㈍
䁮䳌䁗䁗䁥

V2 = 8,6 mL
(NxV) KMnO4 = (NxV) Na2C2O4
N KMnO4 x 8,6 mL = 0,10 N x 10 mL

N KMnO4 = 䳌䁥 ㈍
䁮䳌䁗䁗䁥

V3 = 8,6 mL
(NxV) KMnO4 = (NxV) Na2C2O4
N KMnO4 x 8,6 mL = 0,10 N x 10 mL

N KMnO4 = 䳌䁥 ㈍
䁮䳌䁗䁗䁥

 Konsentrasi rata-rata KMnO4


䁮䳌䁗䁗䁥 䁮䳌䁗䁗䁥 䁮䳌䁗䁗䁥
N rata-rata KMnO4 = = 䁮䳌䁗䁗䁥

2. Penentuan Jumlah air Kristal dalam H2C2O4.xH2O


 Mol ekivalen H2C2O4.xH2O = mol ekivalen KMnO4
(N x V) H2C2O4.xH2O = (N x V) KMnO4

N H2C2O4.xH2O x 10 mL = 0,116 N x 8,6 mL

䁮䳌 ⸳
N H2C2O4.xH2O = 䁗䁮
䁮䳌
Kimia Analitik 2
Titrasi Permanganometri dan Aplikasi

 Mol ekivalen H2C2O4.xH2O = mol ekivalen KMnO4


(N x V) H2C2O4.xH2O = (N x V) KMnO4

䁮䳌䁗䁗䁥 ㈍
N H2C2O4.xH2O = 䁗䁮
䁮䳌䁗䁮ͶͶ

 Mol ekivalen H2C2O4.xH2O = mol ekivalen KMnO4


(N x V) H2C2O4.xH2O = (N x V) KMnO4

N H2C2O4.xH2O x 10 mL = 0,116 N x 8,8 mL

䁮䳌䁗䁗䁥 䳌 ㈍
N H2C2O4.xH2O = 䁗䁮
䁮䳌䁗䁮晦

䁮䳌 䁮䳌䁗䁮ͶͶ 䁮䳌䁗䁮晦
 N rata-rata H2C2O4 = = 0,102 N
䁗䁮䁮䁮
N H2C2O4.xH2O =
䁮䳌䁥 䁗䁮䁮䁮
0,102 N = 䁗䁮䁮 ㈍

Be = 61,76 g/ek
BM = Be x n
= 61,76 g/ek x 2
= 123,52 g/mol
jumlah air kristal dalam
H2C2O4.xH2O = BM H2C2O4.xH2O – BM H2C2O4

BM H2O

= 123,52g/mol – 90g/mol
18 g/mol
= 1,86

Anda mungkin juga menyukai