TEKNOLOGI CAIR-SEMIPADAT
JUDUL :
PEMBUATAN DAN EVALUASI SEDIAAN SUSPENSI
Disusun Oleh:
Kelompok/Kelas : 8/B
Disusun Oleh :
I. TUJUAN
1.1 Mahasiswa dapat membuat dan mengevaluasi sediaan suspensi untuk
penggunaan obat dalam sesuai dengan formula.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Suspensi
Suspensi farmasi adalah dispersi kasar dari padatan tidak larut partikel
dalam media cair. Diameter partikel dalam suspensi biasanya lebih besar
dari 0,5 µm. Suspensi adalah golongan penting dari bentuk sediaan farmasi.
Keuntungan bentuk sediaan suspensi termasuk pemberian obat hidrofobik
yang efektif; menghindari penggunaan cosolvents; menutupi rasa tidak enak
dari bahan tertentu; menawarkan ketahanan terhadap degradasi obat karena
hidrolisis, oksidasi atau aktivitas mikroba; mudah menelan untuk pasien
muda atau lanjut usia; dan terapi depot intramuskular yang efisien. Selain
itu, bila dibandingkan dengan bentuk sediaan larutan, konsentrasi obat yang
relatif lebih tinggi dapat dimasukkan ke dalam produk suspensi (Kumar,
2016).
2.2 Syarat Suspensi yang Baik
Pembuatan sediaan suspensi yang baik akan menghasilkan sediaan
yang sesuai dengan standar. Sediaan suspensi yang baik dapat dilihat
melalui ciri ciri sebagai berikut:
a. Zat terdispersi harus halus dan tidak boleh mengendap.
b. Jika dikocok harus segera terdispersi kembali.
c. Dapat mengandung zat dan bahan menjamin stabilitas suspensi.
d. Kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar mudah dikocok atau
sedia dituang.
e. Karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran partikel
dari suspensi tetap agak konstan untuk jangka penyimpanan yang lama.
f. Suspensi tidak boleh di injeksikan secara intravena dan intratekal.
g. Suspensi yang dinyatakan untuk digunakan untuk cara tertentu harus
mengandung anti mikroba.
h. Suspensi harus dikocok sebalum digunakan.
(Syamsuni, 2006)
2.7 Evaluasi Sediaan Suspensi
Evaluasi sediaan suspensi merupakan pengujian kelayakan suatu
sediaaan farmasi agar dapat dikonsumsi. Evaluasi ini dilakukan untuk
mengetahui apakah suatu sediaan farmasi layak telah memiliki stabilitas
fisik serta memenuhi standar mutu yang telah ditentukan. Terdapat beberapa
pengujian evaluasi sediaan farmasi meliputi organoleptis, pengukuran pH,
viskositas, volume sedimentasi, redispersi, massa dan bobot jenis,
freeze thawcycling, dan distribusi ukuran partikel (Jain et al., 2011).
2.7.1 Uji Organoleptis
Uji organoleptis dilakukan secara visual dengan melihat warna,
bau dan rasa sediaan suspensi. Suspensi biasanya memiliki bau yang
tidak jauh dari zat aktif yang ditambahkan. Namun, suspensi per oral
yang ditujukan kepada pasien anak-anak seringkali diberikan perasa
yang dapat membuat sediaan suspensi menjadi aroma yang
menyenangkan, seperti aroma jeruk, strawberry, dan buah-buahan
lainnya yang sekaligus dapat menutupi rasa dan bau tidak enak dari
obat. Perubahan organoleptis yang terjadi pada sediaan suspensi dapat
diakibatkan oleh ketidakseragaman distribusi bahan penyusun
suspensi, pertumbuhan kristal atau adanya perubahan pada partikel
obat (Jain et al., 2011).
2.7.2 Uji pH
Pada uji pH dilakukan menggunakan pH meter. Alat pengukur
pH dimasukkan kedalam gelas beker yang berisi sediaan lalu ditunggu
sampai angka pH pada layar berhenti (stabil). Dengan begitu
menunjukkan besarnya nilai pH. Pada evaluasi uji pH dilakukan untuk
mengetahui derajat keasaman suatu zat dengan standart pH lambung
antara 5-7 (Gebresamuel et al., 2013). pH lambung 5-7 ? Benarkah?
(Chang, 2006)
2.8.5 Nipagin
(Martindale, 1982)
III. METODE PENELITIAN
3.1 Alat:
a. Cawan porselen h. Tabung reaksi
b. Mortir dan stamper i. Kertas milimeter blok
c. Waterbath j. Penyangga tabung reaksi
d. Sudip k. Gelas ukur
e. Kertas perkamen l. pH meter
f. Gelas arloji m. Tisu
g. Stopwatch
3.2 Bahan
a. Aquades f. Syrupus simplex
b. Kloramfenikol g. Nipagin
c. CMC Na h. Perasa
d. Tween 80 i. Alkohol
e. PEG 400
3.3 Formula
Bahan R1 R2 R3 R4 R5
CMC Na (mg) 50 25 50 50 25
Tween 80 (mg) 75 50 50 25 75
Aquadest ad (mL) 60 60 60 60 60
3.4 Cara Kerja
3.4.1 Cara Kerja Pembuatan Suspensi
a. Penimbangan bahan
Formula
Timbangan
- Disiapkan alat dan ditimbang bahan sesuai formula
Hasil
b. Penaraan Botol
Aquades
Botol
- Dimasukkan aquades sebanyak 60 ml ke dalam botol
untuk melihat apakah botol tersebut cukup menampung
60 ml cairan
Hasil
c. Pembuatan Suspensi
Formula
Mortir
- Dilarutkan CMC Na dengan aquades panas pada mortir,
diaduk hingga larut
- Ditambahkan kloramfenikol, diaduk sampai homogen
- Ditambahkan tween 80 dan PEG, diaduk hingga
homogen
- Ditambahkan nipagin yang telah dilarutkan dalam
aquades, diaduk sampai homogen
- Ditambahkan perasa secukupnya
- Ditambahkan aquades ad 60 ml
- Dimasukkan ke dalam botol
Hasil
3.4.2 Cara Kerja Evaluasi Suspensi
a. Uji Organolpetis
Suspensi
Botol 60 mL
b. Uji pH
Suspensi
PH Meter
- Dihidupkan pH meter
- Disemprotkan alkohol pada elektroda pH meter dan dilap
dengan tisu kering.
- Dicelupkan elektroda dari pH meter digital ke dalam
suspense dan ditunggu beberapa saat
- Pengujian duhentikan saat muncul akar A pada layer, Hal
ini dikarenakan akar A merupakan penanda bahwa nilai
pengujian pH sudah konstan dan akurat.
- Dicatat nilai pH yang muncul pada layar saat akar A
muncul
- Dilakukan penyemprotan kembali elektroda pada pH
meter dengan alkohol
- Alat diposisikan sama seperti sebelum pengujian dan
dimatikan
Hasil
c. Uji Volume Sedimentasi
Suspensi
Tabung Reaksi
Hasil
IV. DATA PENGAMATAN
4.1 Formula I
4.2 Formula II
4.4 Formula IV
4.5 Formula V
Connors, K.A., Amidon, G. L., dan Stella, V.J. 1986. Chemical Stability of
Pharmaceuticals A Handbook for Pharmacist, 2nd Ed, 264-273. New
York: John Wiley and Sons.
Jain, G., Khar, R. K., dan Ahmad, F.J., 2011. Theory and Practice of
Physical Pharmacy. London: Elsevier, Hal.459-470.
Martindale. 1982. The Extra Pharmacopoeia, 28th ed: 1058. London: The
Pharmaceutical Press
Morton HE. 1983. Alcohols. In: Block SS, ed. Disinfection, sterilization,
and preservation. Philadelphia: Lea & Febiger
Popa, L., & Ghica, M.V. 2011. Ibuprofen pediatric suspension design and
optimized by responce surface. Journal of Physical and Colloidal
Chemistry. 59 (4), 500-506
𝑉𝑢
F=
𝑉𝑜
1. Formula I
a. Volume Sedimentasi Menit Ke-15
𝑉𝑢
F = 𝑉𝑜
0,3
= 7,4
= 0,038461
≈ 0,04
b. Volume Sedimentasi Menit Ke-30
𝑉𝑢
F = 𝑉𝑜
0,5
= 7,4
= 0,064103
≈ 0,06
c. Volume Sedimentasi Selama 1 jam
𝑉𝑢
F = 𝑉𝑜
0,6
= 7,4
= 0,076923
≈ 0,08
d. Volume Sedimentasi Selama 24 jam
𝑉𝑢
F = 𝑉𝑜
0,7
= 7,4
= 0,09459
≈ 0,095
2. Formula II
a. Volume Sedimentasi Menit Ke-15
𝑉𝑢
F = 𝑉𝑜
0,4
= 8
= 0,05
b. Volume Sedimentasi Menit Ke-30
𝑉𝑢
F = 𝑉𝑜
0,7
=
8
= 0,0875
c. Volume Sedimentasi Selama 1 jam
𝑉𝑢
F = 𝑉𝑜
0,7
= 8
= 0,0875
d. Volume Sedimentasi Selama 24 jam
𝑉𝑢
F = 𝑉𝑜
1
=8
= 0,125
3. Formula III
a. Volume Sedimentasi Menit Ke-15
𝑉𝑢
F=
𝑉𝑜
0,4
= 7,1
= 0,056338
≈ 0,06
b. Volume Sedimentasi Menit Ke-30
𝑉𝑢
F = 𝑉𝑜
0,6
= 7,1
= 0,08451
≈ 0,08
c. Volume Sedimentasi Selama 1 jam
𝑉𝑢
F = 𝑉𝑜
0,7
= 7,1
= 0,09859
≈ 0,099
d. Volume Sedimentasi Selama 24 jam
𝑉𝑢
F = 𝑉𝑜
0,8
= 7,1
= 0,112676
≈ 0,113
4. Formula IV
a. Volume Sedimentasi Menit Ke-15
𝑉𝑢
F=
𝑉𝑜
0,7
= 7,8
= 0,89744
≈ 0,9
b. Volume Sedimentasi Menit Ke-30
𝑉𝑢
F = 𝑉𝑜
0,8
= 7,8
= 0,10256
≈ 0,1
c. Volume Sedimentasi Selama 1 jam
𝑉𝑢
F = 𝑉𝑜
0,9
= 7,8
= 0,11538
≈ 0,12
d. Volume Sedimentasi Selama 24 jam
𝑉𝑢
F = 𝑉𝑜
1
= 7,8
= 0,128205
≈ 0,128
5. Formula V
a. Volume Sedimentasi Menit Ke-15
𝑉𝑢
F = 𝑉𝑜
0,3
= 8
= 0,0375
b. Volume Sedimentasi Menit Ke-30
𝑉𝑢
F=
𝑉𝑜
0,4
= 8
= 0,05
c. Volume Sedimentasi Selama 1 jam
𝑉𝑢
F = 𝑉𝑜
0,5
= 8
= 0,0625
≈ 0,06
d. Volume Sedimentasi Selama 24 jam
𝑉𝑢
F = 𝑉𝑜
0,5
= 8
= 0,0625
≈ 0,06