Anda di halaman 1dari 15

FARMASI FISIKA II

Pembuatan dan Evaluasi Sediaan Suspensi

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Farmasi Fisika II yang


diampu oleh Muladi Mahardika S.Farm.,Apt.
KELOMPOK
3

01 Anggita Veriana (190209032)

02 Fantidyah Utami (190209042)

03 Risma Trisnawati (190209054)

04 Wanda Restuningtyas(190209061)
Timeline Materi
Formula Cara Evaluasi Sediaan
Pendahuluan (komposisi) Pembuatan Suspensi

A C D
B
A. Pendahuluan
Pengertian Sediaan Suspensi Menurut buku referensi
a. Farmakope Indonesia IV Th. 1995
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair.
(halaman 17)
Suspensi Oral : sediaaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan
bahan pengaroma yang sesuai, dan ditujukan untuk penggunaan oral.(halaman 18)

b. Farmakope Indonesia III Th. 1979


Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut,
terdispersi dalam cairan pembawa (halaman 32)

c. Fornas Edisi 2 Th. 1978 halaman 333


Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung obat padat, tidak melarut dan terdispersikan sempurna
dalam cairan pembawa, atau sediaan padat terdiri dari obat dalam bentuk serbuk halus, dengan atau tanpa
zat tambahan, yang akan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa yang ditetapkan. Yang pertama
berupa suspensi jadi, sedangkan yang kedua berupa serbuk untuk suspensi yang harus disuspensikan lebih
dahulu sebelum digunakan.
lanjutan
Pengertian Suspensi Secara Umum

Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair. Sistem terdispersi terdiri dari
partikel kecil yang dikenal sebagai fase dispersi, terdistribusi keseluruh medium kontinu atau medium dispersi. Untuk menjamin stabilitas
suspensi umumnya ditambahkan bahan tambahan yang disebut bahan pensuspensi atau suspending agent.
Suspensi oral adalah sediaan cair rnengandung-partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang
sesuai, dan ditujukan untuk penggunaan oral. Beberapa suspensi-yang diberi etiket sebagai susu atau magma termasuk dalam kategori
ini. Beberapa suspensi dapat langsung digunakan sedangkan yang lain berupa campuran padat yang harus dikonstitusikan terlebih dahulu
dengan pembawa yang sesuai segera sebelum digunakan.
Suspensi topikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukan untuk penggunaan
pada kulit. Beberapa suspensi yang diberi etiket sebagai "lotio" termasuk dalam kategori ini.
Suspensi tetes telinga adalah sediaan : cair mengandung partikel-partikel halus yang ditujukan untuk di teteskan telinga bagian luar.
Suspensi optalmik adalah sediaan cair steal yang mengandung partikel-partikel yang terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian
pada mata. Obat dalam suspensi harus dalam bentuk termikronisasi agar tidak menimbulkan iritasi atau goresan pada kornea. Suspensii
obat mata tidak boleh digunakan bila terjadi masses yang mengeras atau penggumpalan.
Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai dan tidak disuntikkan secara intravena atau
kedalam larutan spinal.
Suspensi untuk injeksi terkonstitusi adalah sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang
memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan bahan pembawa yang sesuai.
Lanjutan
Faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi yaitu ukuran partikel, kekentalan (viskositas), sifat/muatan partikel

Ibuprofen merupakan obat yang praktis tidak larut dalam air dan merupakan obat antiinflamasi nonsteroid yang
umumnya digunakan sebagai obat penurun panas anak di masyarakat. Salah satu cara untuk mengatasi masalah
kelarutan ibuprofen adalah dengan membuat formulasi suspensi ibuprofen sehingga dihasilkan sediaan yang
stabil.

Gambar 1. Struktur Ibuprofen

Pada sediaan suspensi, selain adanya zat aktif juga diperlukan bahan pensuspensi. Bahan pensuspensi
Digunakan untuk meningkatkan viskositas dan memperlambat sedimentasi sehingga dapat menghasilkan
suatu suspensi yang stabil. Adapun evaluasi stabilitas fisik yang dilakukan meliputi uji organoleptis, uji
homogenitas, uji PH sediaan suspensi, evaluasi viskositas suspensi, evaluasi bobot jenis, evaluasi volume
terpindahkan suspensi, uji evaluasi laju sedimentasi dan pengukuran pH yang dilakukan dengan menyimpan
sediaan pada suhu ruangan tanpa terpapar cahaya selama 30 hari dan dievaluasi setiap 7 hari.
B. Formula (komposisi)

Alat : gelas ukur, beaker glass, mortar dan stamper, corong kaca,
batang pengaduk, spatula, pipet tetes.

Alat uji evaluasi suspensi ibuprofen:


Viskometer drug stil beserta spindelnya, piau, objek glass,
piknometer, PH meter.

bahan-bahan yang digunakan :


Ibuprofen, PGA (Pulvis Gummi Arabicum), propilenglikol, Na CMC,
asam benzoat, asam sitrat.
C. Cara Pembuatan
Pembuatan suspensi ibuprofen :
yang pertama masukkan air panas sebanyak 9 ml ke dalam mortar, kemudian tambahkan NACMC sebanyak 0,45 gr
kemudian kita gerus sampai mengembang kemudian disimpann menjadi masa 1 selanjutnya kita masukkan PGA
sebanyak 1,5 gr kemudian masukkan air sebanyak 7 kalinya PGA sampai menjadi mucilego kemudian kita simpan
sebagai masa 2 kemudian campurkan massa 1 dengan massa 2 lalu kita gerus sampai homogen, setelah itu setelah
homogen kita simpan sebagai massa 3. Untuk tahap selanjutnya masukkan bahan aktif yaitu ibuprofen ke dalam
mortar kemudian tambahkan propilenglikol sebanyak 3 ml ke dalam mortir kemudian gerus ad homogen. Setelah
homogen kita bisa tambahkan sukrosa yang berfungsi sebagai pemanis gerus ad homogen usahakan menggerusnya
kearah kiri untuk mengikat oksigen lebih banyak kemudian setelah homogen kita bisa tambahkan natrium benzoat
sebanyak 0,06 gr yang tadi sudah ditimbang setelah homogen masukkan asam sitrat sebanyak 0,06 gr gerus ad
homogen kemudian dalam suspensi ibuprofen ini kita menggunakan pewarna yaitu sensati yellow masukkan dalam
mortir gerus ad homogen setelah semua bahan kita gerus ad homogeny masukkan massa 3 tadi yang terdiri dari
mucilago PGA dan natrium CNC ke dalam mortir kemudian kita gerus ad homogen. Kemudian homogenitasnya
ditandai dengan ratanya warna orange pada massa yang telah dicampurkan. Setelah semua bahan tercampur
masukkan sisa aqua kemudian gerus ad homogen. Setelah semua bahan tercampur langkah selanjutnya yaitu kita
masukkan sediaan suspensi ibuprofen ke dalam botol yang telah disediakan. Kita masukkan sediaan suspensi
ibuprofen yang telah jadi ke dalam botol coklat. Setelah ini sediaan suspensi ibuprofen siap dievaluasi.
D. Evaluasi Sediaan Suspensi
Evaluasi sediaan suspensi ibuprofen yaitu organoleptis.
1. Organoleptis
terdiri dari rasa, warna, bau dan tekstur. Untuk baunya sendiri itu bau orange jeruk dan untuk warnanya
itu warna jeruk juga warna orange. Nah untuk teksturnya cair kental, karena dia sediaan suspensi. Untuk
rasa suspensi ini memiliki rasa jeruk yang manis.

2. Uji homogenitas sediaan ibuprofen


Langkah pertama teteskan sebanyak 3 tetes sediaan lalu diratakan dengan kaca objek. Jika ada globul itu
artinya sediaan belum homogen dan jika tidak ada globul artinya sediaan homogen.

3. Uji PH sediaan suspensi


Langkah pertama kalibrasi dengan aquades kemudian diseka hingga bagian bawahnya kering. Langkah
pertamanya menghidupkan PH terlebih dahulu. Pertama-tama PH meternya kita masukkan ke buffer ber
PH netral atau PH 7 kemudiaan masukkan. Setelah waktu lama didapat PH 7, langkah kalibrasi dengan
buffer PH 4,01 dan PH 10,00 dilakukan seperti buffer PH 7,00. Setelah diseka nyalakan PH nya untuk
menguji sediaan suspensi dicelupkan. PH untuk sediaan suspensi ibuprofen yaitu 3,6 – 4,6. Didapat PH
4,33.
Lanjutan
4. Evaluasi viskositas suspensi

Menggunakan alat : viskometer drug stil, spindel, sampel suspensi ibu profen, stopwatch.
Pertama-tama langkahnya yaitu memasang alat viskositas drug stilnya kemudian memilih spindel nomer 62. Untuk
memasang spindel kita bisa menaik turunkan viskometer. Setelah dipasang, kita naikkan viskometernya masukkan
sampelnya, turunkan viskometer sampai ringnya terendam ke dalam cairan suspensi. Disini kita dapat menyalakan
tombol on off dibelakang. Dan yang di sebelah kiri untuk mengatur speed dan yang sebelah kanan untuk mengatur
spindel. Disini kita akan menggunakan spindel nomer 62. Jadi kita arahkan ke sebelah kanan kita atur dari 1 ke 62,
untuk speed rpm yang pertama kali akan dicoba dengan 2 rpm jadi kita ganti ke sebelah kiri berputar ke 2 rpm,
selanjutnya menyiapkan alat stopwatch, yang bertujuan untuk menghitung nilai pada menit ke 2, menit ke 4 dan
menit ke 6. Kita nyalakan tombol on off untuk menyalakan. Perputaran spindel ini akan tertera dilayar tulisannya dari
awalnya itu off kita tekan tombol on sehingga muncul tulisan rpm, saat ini perputaran spindel mulai berputar dan
tunggu sampai muncul angkanya. Angka yang tertera dalam layar akan terus bergerak, jadi angka yang akan kita catat
ketika sudah berhenti atau konstan. Untuk perhitungannya atau pengecekan dilakukan 3x percobaan per rpm. Jadi
untuk rpm 2 ini kita lakukan dalam waktu 2 menit selanjutnya 4 dan 6 menit. Untuk sampel ini kita dapat nilai CP nya
1470 dan persennya 9,8. Peengujian tiap speed dilakukan 3x selama 2 menit, 4 menit dan 6 menit, kemudian
menghitung viskositasnya dengan Rumus = % torque x fk.
Lanjutan
 5. Evaluasi bobot jenis

Menggunakan piknometer yang bersih dan kering kemudian ditimbang menggunakan neraca analitik dengan tujuan untuk
mengetahui bobot pikno kosong, kemudian kita tutup dan menunggu hasilnya lalu kita catat. Kemudian botol piknometer
dikeluarkan dan menutup kaca neraca analitiknya. Kemudian dimasukkan air kedalam piknometer sampai setengah leher
lalu ditutup sampai tidak ada gelembung pada bagian tutup, jika masih ada gelembung diulangi lagi. Setelah itu botol
pikno di Lap agar kering kemudian ditimbang dan dicatat hasilnya. Setelah itu botol pikno yang diisi air dikeluarkan untuk
dibuang di tempat limbah. Sebelum memasukkan sampel kedalam piknometer, bersihkan sisa-sisa air menggunakan
alkohol 70% kemudian alkohol yang sudah digunakan dibuang ketempat limbah lagi. Kemudian pikno dikeringkan, setelah
pikno kering selanjutnya masukkan sampel ibuprofen kedalam piknometer sampai setengah leher kemudian ditutup
sampai tidak ada gelembung udara diatasnya, lalu di Lap piknometernya kemudian ditimbang dan mencatat hasilnya.
Setelah ditimbang keluarkan piknometer dan beri label untuk sampel 1. Kita melakukan evaluasi bobot jenis ini secara
triplo.
Rumus bobot jenis :
= besar cairan/berat air
Ket :
W1 = berat botol kosong
W2 = berat botol penuh dengan air
W3 = berat botol penuh dengan cairan
Lanjutan
 6. Evaluasi volume terpindahkan dari suspensi

Tujuan dari evaluasi ini yaitu untuk memastikan bahwa volume yang terukur sesuai dengan volume yang tertera pada
etiket. Langkah pertama yaitu dengan menyiapkan 10 wadah sampel 10 ml, gelas ukur. Lalu masing-masing wadah diukur
volumenya pada gelas ukur.
Syarat uji volume terpindahkan dosis tunggal :
Volume rata-rata dari 10 wadah tidak kurang dari 100 % dan volume dari masing-masing wadah. Dari 10 wadah terletak
dalam rentang 95%-110% dari volume yang tertera pada etiket. Jika volume rata-rata <100% tetapi tidak ada satu wadah
pun volumenya terletak diluar rentang 95%-110% atau volume rata-rata tidak <100% dan tidak lebih dari satu wadah yang
volumenya diluar rentang 95%-110% tetapi dalam rentang 90%-115%. Lakukanuji untuk 20 wadah, tambahkan volume
rata-rata dari 30 wadah tidak <100% dan tidak lebih dari 1 dari 30 wadah volumenya diluar rentang 95%-110% tetapi masih
dalam rentang 90%-115% dari volume yang tertera pada etiket. (Farmakope Indonesia Edisi v Halaman 1614).
Rumus Rata-rata persentase volume terpindahkan :

% terpindahkan
Lanjutan

7. Uji evaluasi laju sedimentasi

Tujuan dari uji evaluasi ini yaitu untuk mengetahui kecepatan sedimentasi yang terjadi pada
sediaan suspensi ibuprofen. Kecepatan sedimentasi dipengaruhi oleh ukuran partikel. Semakin
besar ukuran partikel maka kecepatan sedimentasi akan semakin tinggi. Langkah pertama
menuangkan sediaan suspensi ibuprofen kedalam gelas ukur 100 ml lalu diamkan sampai
terbentuk endapan kemudian diamati dan mencatat volume endapan yang terjadi pada
percobaan 1, 2, 3 dan ke 4.
Kesimpulan

 Suspensi adalah sediaan cair yang terdiri dari dua fase, yang masing – masing fase apabila
terdapat di alam tidak akan bisa disatukan atau digabungkan, sediaan suspensi secara garis
besar ada tiga jenis yaitu suspensi oral, suspensi topical dan suspensi otic.
 Cara pembuatan suspensi ada dua, yaitu metode dispersi dan metode presitipasi yang
keduanya membutuhkan suspending agent dalam prosesnya, baik suspending agent yang
berasal dari alam maupun sintetik.
 Untuk uji evaluasi sediaan suspensi yaitu : Uji organoleptis, uji homogenitas, uji PH sediaan
suspensi, evaluasi viskositas suspensi, evaluasi bobot jenis, evaluasi volume terpindahkan
suspensi, uji evaluasi laju sedimentasi.
Thank you 

Anda mungkin juga menyukai