Anda di halaman 1dari 19

PENETAPAN KADAR ASETOSAL VIT.

C
Definisi Titrasi Alkalimetri dan Iodimetri
• Titrasi alkalimetri adalah suatu proses titrasi untuk
penentuan konsentrasi suatu asam dengan
menggunakan larutan basa sebagai standar

Iodimetri merupakan suatu metode analisis kuantitatif


volumetri berdasarkan redoks dimana senyawa dan
pereaksinya bereaksi secara langsung atau sering disebut
dengan Direct Titration. Dalam proses penitaran, titran
mengoksidasi titrat maka metode ini termasuk dalam
oksidimetri dan menggunakan penambahan indikator
kanji di awal titrasi.
Prinsip titrasi

• Alkalimetri • Iodimetri
Terjadinyareaksi berdasarkan reaksi oksidasi
netralisasi antara asam reduksi antara sampel
dengan basa atau sebagai reduktor dengan
sebaliknya, dimana ion H larutan baku I2 0,1 N sebagai
dari asam akan bereaksi oksidator dalam suasana
dengan ion OH dari
basanya membentuk asam dengan menggunakan
molekul yang netral indikator larutan kanji
Klasifikasi Alkalimetri
menurut Reaksi

Asam Kuat adalah senyawa yang terurai Basa kuat adalah senyawa yang
secarakeseluruhan menghasilkan terurai secara keseluruhan terurai
jumlah ion seluruhnya saat dilarutkan kedalam air

Contoh : HCl, Contoh : NaOH,


HNO3, H2SO4, KOH, Ca(OH)2,
HBr, HI, HClO3, Ba(OH)2,
HClO4 Mg(OH)2

Asam lemah adalah senyawa Basa kuat adalah senyawa


yang sedikit terurai saat yang terurai secara keseluruhan
dilarutkan kedalam air terurai saat dilarutkan kedalam air

Contoh :
HCOOH,CH3COOH, Contoh : NH4OH,
HNO2, Al(OH)3, Zn(OH)2,
H2Bo3, C6H5COOH Cd(OH)2
Klasfikasi Titrasi redoks
berdasarkan reaksi

merupakan titrasi langsung untuk zat yang bersifat reduktor.dan


Iodimetri merupakan metoda penentuan atau penetapan kuantitatif yang pada
dasar penentuannya adalah jumlah I2 yang bereaksi dengan sample
atau terbentuk dari hasil reaksi antara sample dengan ion iodida

termasuk dalam titrasi dengan cara tidak langsung, dalam hal ini ion
Iodometri iodide sebagai pereduksi diubah menjadi iodium yang nantinya
dititrasi dengan larutan baku Na2S2O3.

merupakan titrasi redoks menggunakan larutan standar Kalium


Permangan
permanganat. Reaksi redoks ini dapat berlangsung dalam suasana
ometri
asam maupun dalam suasana basa
Lanjutan

merupakan titrasi yang dipergunakan dalam analisa senyawa-senyawa


Nitrimetri organik, khususnya untuk persenyawaan amina primer. Penetapan
kuantitas zat didasari oleh reaksi antara fenil amina primer (aromatic)
dengan natrium nitrit dalam suasana asam menbentuk garam diazonium

Bromometri merupakan penentuan kadar senyawa berdasarkanreaksi


reduksi-oksidasi dimana proses titrasi (reaksi antara reduktor dan
Bromometri dan bromine berjalan lambat) sehingga dilakukan titrasi secara tidak
Bromatometri langsung dengan menambahkan bromine berlebih. Sedangkan
bromatometri dilakukan dengan titrasi secara langsung karena proses
titrasi berjalan cepat.
Larutan baku standar

arutan dimana dapat diketahui kadarnya dan Contoh LBP


stabil pada proses penimbangan, pelarutan, Alkalimetri : Asam okslat, Kbiftalat
dan penyimpanan. Iodimetri : Kalium iodat (KIO3),Arsen
trioksida (As2O3)

Larutan Larutan
baku baku
primer Sekunder

Contoh LBS
Alkalimetri:, NaOH,
KOH
suatu larutan dimana konsentrasinya Iodimetri : iodium (I
ditentukan dengan jalan pembakuan
menggunakan larutan baku primer, 2)
biasanya melalui metode titrimetri
Indikator

ASAM-BASA
IODIMETRI

Indikator yang digunakan


untuk mengetahui titik
akhir titrasi biasanya
adalah kanji atau amilum
0,5-1% Warna yang terjadi
adalah biru tua hasil
reaksi I2
TINJAUAN SENYAWA

ASETOSAL
C9H8O4 / 186,16

Asam asetil salisilat mengandung tidak kurang dari 99,5 % dan tidak
lebih dari 100,5 % C9H8O4, dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan.
Pemerian : hablur putih, umumnya seperti jarum / lempengan
tersusun, atau serbuk hablur putih, tidak berbau atau
berbau lemah. Stabil diudara kering, didalam udara
lembab secara bertahap terhidrolisa menjadi asam
salisilat dan asam asetat.
Kelarutan : sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, larut
dalam kloroform, dan dalam eter, agak sukar larut
dalam eter mutlak.
VITAMIN C
C6H8O6 / 176,73

Pemerian : Serbuk atau hablur, putih atau agak kuning,


tidak berbau, rasa asam. Oleh pengaruh
cahaya lambat laun menjadi gelap. Dalam
keadaan kering, mantap diudara, dalam
larutan cepat teroksidasi.
Kelarutan : mudah larut dalam
air, agak sukar larut dalam etanol (95%), praktis dalam eter
P, dan dalam Benzen P.
Penyimpanan : Dalam wadah yang tertutup baik,
terlindung dari cahaya.
PROSEDUR

• Penetapan kadar Vit.C


a) Ditimbang vit.c secara seksama 100mg
b) Dilarutkan dalam 15ml air
c) Ditambahkan 7,5ml HCl 2N
d) Ditambahkan 2ml ind.kanji
e) Dititrasi dengan KIO3 0,02M ad warna biru
PROSEDUR

• PEMBAKUAN NaOH oleh asam oksalat


a) Dibuat larutan baku NaOH 0,1 N
b) Ditpipet 10 ml asam oksalat dimasukkan dalam erlenmeyer
c) di tambah 3 tetes ind.pp titrasi dengan NaOH 0.1 N diburet

• Penetapan kadar total


a) Ditimbang sampel secara seksama 100mg
b) Dilarutkan dalam 10ml etanol netral
c) Ditambahkan 2 tts Ind pp
d) Dititrasi dengan NaOH 0,1N ad warna merah
PENETAPAN KADAR VIT.C
NO mg Vit.C Volume titran KIO3 Volume
Akhir
Awal Akhir

(ml) (ml)

1 100mg 0 6,1 6,1


2 100mg 6,1 12,2 6,1

Rata-rata 6,1
PEMBAKUAN

NO Volume asam oksalat Volume titran NaOH Volume


Akhir
Awal Akhir

(ml) (ml)

1 10 ml 0 9 9
2 10 ml 9 18 9

Rata-rata 9

V1 . N2 = V1 . N2
10 . 0,1 = 9 . N2
N2(N NaOH) = 0,1 N
PENETAPAN KADAR TOTAL
NO mg Sampel Volume titran NaOH Volume
Akhir
Awal Akhir

(ml) (ml)

1 100mg 0 5,0 5,0


2 100mg 5,0 10,0 5,0

Rata-rata 5,0
PERHITUNGAN

• PENETAPAN KADAR VIT.C


1ml KIO3 0,02 M : 0,06 mmol vit c
1ml KIO3 x 0,02 M =
6,1 ml KIO3 x 0,02 M
0,06 mmol vit c ........ mmol vit c
• mmol vit c = 0,06 x 6,1 x 0,02 M
1ml KIO3 x 0,02 M
• mmol vit c = 0,366 mmol
• Mg = mmol x Mr ---- 0,366 x 176,13 = 64,46mg

• % Kadar = 64,46mg / 100mg x 100% = 64,46%


• PENETAPAN KADAR TOTAL
Meq total = meq asetosal + meq vit c
Meq total = V x N(NaOH)
= 5 ml x 0,1
= 0,5 meq total (mmol total)
Mmol asetosal = mmol total - mmol vit c
= 0,5 - 0,366
= 0,134 mmol asetosal
• Mg = mmol x Mr -- 0,134 x 180,16 = 24,14mg
• % kadar = 24,14mg / 100mg x 100% = 24,14%
• % kadar total = 64,46% + 24,14% = 88,6%
REAKSI

• PENETAPAN KADAR VIT.C

2C6H8O6 + KIO3 → C6H6O6 + 2H2O + KIO


DAFTAR PUSTAKA

• Ciesielski, W dan Robert, Z. 2006. Iodimetric Titration of


Sulfur Compounds in Alkaline Medium. Polandia :
University of £ódz.
• DepKes, RI, 1995. Farmakope Indonesia ed 4,
DepKes RI, Jakarta
• R, R.A. Day dan A.L. Underwood. 2002. Analisis Kimia
Kuantitatif. Jakarta : Erlangga.
• Khopkar, S.M. 2008. KonsepDasar Kimia Analitik.Jakarta
:UI-Press.
• Masitoh, S.,dkk. 2014. Titrasi IodimetriPenentuan Kadar
Vitamin C. Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.

Anda mungkin juga menyukai