Anda di halaman 1dari 15

Interaksi Farmakodinamika & Farmakokinetika

KELOMPOK 29
Tessi Silviavitari (1848201080) Dosen Pengampu :
Yuni Andriani.,M.Si,Apt
Yuli Hidayati (1848201092)

JK FARMASI SEMESTER III

Program Studi Farmasi


Stikes Harapan Ibu Jambi
Pengertian
Interaksi Obat

Suatu perubahan atau efek yang


terjadi pada suatu obat ketika obat
tersebut digunakan dengan
pemakaian obat yang lain,
makanan, obat tradisional ataupun
senyawa kimia yang lain
Mekanisme Interaksi

FARMAKODINAMIK FARMAKOKINETIK

Interaksi ini hanya


Interaksi obat bisa
diharapkan jika zat
ditimbulkan oleh
berkhasiat yang saling
berbagaiproses, antara
mempengaruhi.
lain perubahan dalam
Bekerja sinergis atau
farmakokinetik obat
antagonis pada suatu
tersebut seperti ADME
reseptor
Interaksi
Farmakodinamika

Antagonisme : Terjadi bila obat yang


berinteraksi memiliki efek farmakologi yang
berlawanan. Hal ini mengakibatkan
pengurangan efek yang diinginkan dari satu
atau lebih obat

Sinergisme : interaksi yang terjadi antara dua


obat yang berkerja pada sistem, organ, sel
atau enzim yang sama dengan efek
farmakologi yang sama
Interaksi Farmakokinetik

Absorpsi
• Menurunkan kecepatan
absorpsinya
• Mempengaruhi jumlah obat
yang terabsorpsi
• Interaksi melalui perubahan pH,
perubahan motilitas saluran
cerna, induksi maupun inhibisi
protein transporter obat
Distribusi
• Terjadi bila dua obat berkompetisi pada tempat ikatan dengan
protein plasma yang sama dan satu atau lebih obat dipengaruhi dari
ikatannya dengan protein tersebut
• Obat-obat larut lemak mempunyai afinitas yang tinggi pada jaringan
adiposa. Sehingga obat dapat tersimpan dijaringan adiposa ini.
Rendahnya aliran darah ke jaringan lemak mengakibatkan jaringan
ini menjadi depot untuk obat-obat yang larut lemak. Hal ini yang
dapat memperpanjang efek obat.
• Contohnya : fenotiazin, benzodiazepin dan barbiturat
• Fenitoin + fenilbutazon = toksisitas fenitoin meningkat
Metabolisme

Peningkatan Metabolisme Penghambatan Metabolisme


• Beberapa obat dapat • Penghambatan metabolisme ini memiliki
meningkatkan aktivitas enzim dampak memperpenjang atau
hepatik yang terlibat dalam meningkatkan aksi obat yang dipengaruhi.
metabolisme obat-obat lain.
• Contoh : allopurinol mengurangi produksi
• Contoh : fenobarbital asam urat melalui penghambatan enzim
meningkatkan metabolisme santin oksidase yang memetabolisme
warfarin sehingga menurunkan beberapa obat yang potensial toksis
aktivitas antikoagulannya. seperti merkaptopurin dan azatioprin.
Solusinya dosis warfarin harus Penghambatan ini dapat meningkatkan
ditingkatkan efek obat lain sehingga dosis
merkaptopurin dan azatioprin harus
dikurangi hingga 1/3 atau ¼ dosis awalnya
Ekskresi

• Terjadi perubahan pH urin


• Perubahan ekskresi aktif melalui
tubulur ginjal
• Perubahan aliran darah ginjal
• Contoh : litium + tiazida =
toksisitas litium meningkat
Induksi enzim metabolisme

• Pemberian bersama-sama suatu


senyawa dapat meningkatkan
kecepatan metabolisme obat dan
memperpendek masa kerja obat. Hal
ini disebabkan senyawa tersebut dapat
meningkatkan jumlah atau aktivitas
enzim metabolisme dan bukan karena
permeabilitas mikrosom atau adanya
reaksi penghambatan.
Inhibisi Enzim Metabolisme

Mekanisme inhibisi kompetitif Noncompetitive


• Ditandai dengan terjadinya • Inhibitor terikat pada bagian lain
kompetisi antara subtrat dan dari enzim, yang dapat ,
inhibitor pada sisi aktif enzim mengakibatkan komplek enzim
yang sama. Penghambatan subtrat tidak dapat menghasilkan
enzim secara nonkompetitive produk hasil metabolisme.
tidak dapat diatasi dengan Penghambatan secara
uncompetitive terjadi ketika
peningkatan subtrat inhibitor terikat pada sisi aktif
komplek enzim subtrat yang belum
jenuh
• “bentuk intermediet” dari ikatan adalah berupa
ikatan kovalen dengan CYP protein atau pada
komponen heme, yang dapat mengakibatkan
inaktivasi yang bersifat permanen.
• Contoh : antibiotik makrolida(eritromisin dan
troleandomycin) yang dapat menghambat
secara irreversibel CYP3A4 dengan membentuk
komplek inhibitor-metabolit yang sangat stabil
DAFTAR PUSTAKA
• Katzung, B.G. 1997. Farmakologi Dasar dan Klinik : Prinsip Kerja Obat Antimikroba. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC. pp. 699.
• Katzung, B.G. 2001. Farmakologi Dasar dan Klinik : Reseptor- reseptor Obat dan Farmakodinamik. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. pp. 23-4.
• Holford, N.H. (1998). Farmakokinetik dan Farmakodinamik: Pemilihan Dosis yang Rasional dan Waktu Kerja Obat. Dalam
Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi IV. Penerjemah: Bagian Farmakologi FKUA. Jakarta: Penerbit Salemba Medika. Hal. 24.
• Mutschler, E., 1985, Dinamika Obat Farmakologi dan Toksikologi, 88-93, Penerbit ITB, Bandung
• Sulistia, dkk, 2007, Famakologi dan Terapi, 862-872, UI Press, Jakarta
• Prof.Dr.Elin Yulinah Sukandar,Apt .2011.ISO Farmakoterapi 2 Jilid 2 Penerbit IAI : Jakarta
• Depkes RI.2007.Pharmaceutical Care Untuk Penderita Gangguan Depresif., Direktur Bina Farmasi Komunitas dan Klinik :
Jakarta
• Kemenkes RI.2015.Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Jiwa. Menkes RI : Jakarta
• Tripathi,KD.2003.Essential of medical pharmacology.5th edition.New Delhi:Jaypee
• Schmitz,Gery;lepper;heidrich,Michael.2003.Farmakologi dan toksikologi.Edisi 3.Jakarta:EGC
• Priyanto.2010.Farmakologi dasar untuk mahasiswa farmasi dan keperawatan.Edisi 2.Jakarta;LESKONFI
• Katzung,G.1997.Basic and clinical pharmacology.Edisi 6.Jakarta;EGC
• Bagian Farmakologi FK UI.1981.Farmakologi dan terapi.Edisi 2.Jakarta;B. Farmako FK UI

Anda mungkin juga menyukai