Anda di halaman 1dari 12

MIKROBIOLOGI KLINIK

MULTIPLE SKLEROSIS

Nama:MOLI ARISKA
NIM : 1848201094
Menurut penelitian Fredyton Rizminardo, Iskandar Syarief, Rahmi
Lestari1, Tuti Handayani:

Multipel sklerosis (MS) adalah suatu penyakit neurodegeneratif akibat proses demielinisasi
kronik pada sistem saraf pusat yang disebabkan oleh peradangan autoimun. Penyakit ini umumnya
mengenai kelompok pasien usia dewasa muda (antara 30 sampai 40 tahun) dengan prevalensi umum di
seluruh dunia adalah 30 kasus per 100.000 populasi; dan hanya sekitar 2-5% penyakit ini terjadi pada usia
kurang dari 18 tahun. Berbeda halnya dengan yang terjadi pada populasi dewasa, penyakit MS pada
populasi anak memiliki sejumlah variasi manifestasi klinis demielinisasi atipikal yang menyebabkan
pengenalan dan diagnosis MS pada pasien anak merupakan suatu proses yang rumit. Telah dilaporkan
suatu laporan kasus pada seorang anak perempuan berusia 13 tahun 7 bulan dengan keluhan utama kejang
yang disertai penurunan kesadaran, dimana kedua manifestasi klinis ini merupakan manifestasi klinis
yang jarang ditemukan pada pasien multiple sklerosis. Diagnosis MS pada pasien ditegakkan setelah
dilakukannya pemeriksaan MRI kepala. Pasien kemudian diterapi dengan menggunakan steroid intravena
dan pada pengamatan selanjutnya ditemukan perbaikan klinis yang nyata.
DEFINISI DAN GAMBARAN UMUM

Multiple Sclerosis adalah penyakit


autoimun yang menyerang sistem saraf pusat,
terutama otak, saraf tulang belakang, dan saraf
mata. Ini adalah penyakit jangka panjang yang
memiliki ciri gangguan keseimbangan,
penglihatan, kendali dan penyesuaian otot.
Multiple Sclerosis diderita oleh 2,5 juta orang di
seluruh dunia dan lebih sering menyerang wanita
daripada pria. Pada kasus berat, penyakit ini dapat
menyebabkan cacat.
Faktor Risiko

• Faktor geografi
• Faktor umur
• Faktor genetik
• Faktor lingkungan
GEJALA

Gejala Primer Gejala Sekunder Gejala tersier


Akibat langsung gangguan Terkait dengan efek
hantaran pada saraf yang
Akibat dari komplikasi penyakit pada
rusak dan merefleksikan
area di otak dan medula gejala primer, kehidupan pasien
spinalis yang terkena sehari-hari

• Keluhan penglihatan
• Infeksi saluran urin • Masalah
/neuritis optik
• Kesulitan berjalan berulang pribadi/sosial, emosi,
• Parestesia • Batu ginjal pekerjaan dan
• Nyeri • Dekubitus finansial
• Kekakuan
• Kontraktur otot
• Kelemahan
• Ataksia • Infeksi saluran
• Kesulitan berbicara pernafasan
• Disfungsi seksual dan • Nutrisi buruk
saluran cerna • Depresi
• Tremor
KATEGORI MULTIPLE SKLEROSIS

1. RELAPSING REMITTING MS (RRMS)


Pasien mendapat serangan (Gejala baru) yang berlangsung paling tidak 24 jam dan terpisah dengan
gejala baru lainnya paling tidak 30 hari kemudian dan diikuti dengan perbaikan secara lengkap atau
tidak lengkap

2. SECONDARY PROGRESSIVE MS (SPMS)


Ketidakmampuan cenderung menumpuk dan nyata selama fase ini, lesi dan atropi otak baru ditemui
dari gambaran pemeriksaan MRI

3. PRIMARY PROGRESSIVE (PPMS)


Gejala paraparesis spastik muncul dalam fase ini. 15% pasien mendapat PPMS tidak pernah mendapat
serangan RRMS. Pasien PPMS cendering mengalami prognosis yang lebih buruk dibanding yang mulai
dengan RRMS.

4. PROGRESSIVE RELAPSING (PRMS)


Pola campuran antara kedua pola progression dan relapses, persentasi pasien yang mengalami tipe ini
sedikit.
TERAPI

Lima obat yang disetujui oleh USFDA untuk terapi RRMS: interferon
beta1b, interferon beta-1a intramuskular, glatiramer asetat, interferon beta-1a
subukutan, dan infus natalizumab. Interferon beta-1b subkutan (8 juta unit per
hari) tersedia. Sejak awal tahun 90an, diikuti dengan interferon beta-1a
intramuskular (30μg satu kali per minggu). Bentuk lain interferon beta-1a yang
digunakan di Eropa tersedia di US pada 2002 dan diinjeksikan 3 kali per
minggu (22-44μg), menggunakan dosis interferon beta-1a mingguan lebih
besar. Gejala flulike merupakan efek samping yang paling sering didapatkan,
muncul pada hampir 60% pasien yang mengggunakan interferon, namun efek
ini dapat diredakan seiring waktu dan dapat diterapi dengan baik dengan
NSAID. (Mary, AM. 2012)
Lanjutan....

• Interferon beta
o Untuk pengobatan RRMS yang mampu berjalan tanpa bantuan
o Diindikasikan juga untuk pasien SPMS.
Mekanisme kerjanya setelah berikatan dengan reseptor selular yang spesifik,
interferon mengaktivasi jalur transduksi sinyal JAK-STAT, menyebabkan
translokasi inti kompleks protein selular yang berikatan dengan interferon-spesifik
response element. Ekspresi aktivasi transduksi sinyal ini adalah sintesis lebih dari
dua lusin protein yang berefek antivirus. Efek antivirus interferon dilangsungkan
melali hambatan penetrasi virusm sintesis mRNA virus, translasi protein virus dan
atau penglepasan virus.
Lanjutan....

• Glatiramer asetat
Obat ini memperlihatkan efek penurunan kecepatan serangan pada
pasien dengan RRMS dan memperlambat terjadinya perkembangan
ketidakmampuan beratpada pasien RRMS
Indikasi : multiple sklerosis tipe kambuhan (RRMS)
Peringatan : tidak untuk intravena, hanya untuk pemberian secara
subkutan. Obat ini bersifat antigenik, sehingga dapat
menyebabkan respon yang tidak diinginkan.
Lanjutan...

• Mitoksantron
Mekanisme nya berikatan dengan DNA dan menyebabkan putusnya
untaian DNA dengan akibat tehentinya sintesis DNA dan RNA.
DAFTAR PUSTAKA
Fredyton Rizminardo1, Iskandar Syarief1, Rahmi Lestari1, Tuti Handayani., 2018.
Multipel Sklerosis pada Anak. Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran Universitas Anadalas. Padang.
Adnyana, I. K., Andrajati, R., Setiadi, A. P., Sigit, J. I., Sukandar, E. Y. 2008.
ISO Farmakoterapi. PT. ISFI Penerbitan: Jakarta.
Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI.2008. Farmakologi dan Terapi Edisi
5. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Katzung, B.G. (2007). Basic and Clinical Pharmacology, Tenth Edition. Lange
Medical Publications, United State. 162-163, 310.
Shahdevi Nandar Kurniawan. 2016. Neurological. UB Media Universitas Brawijaya.
malang.

Anda mungkin juga menyukai