Anda di halaman 1dari 34

5/16/2018 Catatan PakBenny-slidepdf.

com

Farmasi Industri Farmasi Industri


Prof. Benny Logawa Prof. Benny Logawa

PENGEMBANGAN PRODUK  nabati (contoh minyak kacang atau oleum arachidis) dan minyak
Pengembangan produk atau praformulasi adalah proses optimasi suatu sintetik.
obat melalui penetapan sifat kimia, fisika, farmakologi dan mikrobiologi Yang tertera dalam etiket bukan bobot tapi Unit Internasional,
dalam rangka pembuatan suatu bentuk sediaan yang dipilih agar biasanya 6 juta u.i
mantap, efektif dan aman. Bukan saja mengenai zat berkhasiatnya, − Dewasa : 600.000 unit
tetapi juga berkaitan dengan zat-zat lain. − Anak-anak : 300.000 unit
 Praformulasi :Pembuatan obat atau sediaan obat dalam skala kecil. b. Streptomisin
(untuk kemudian diuji mutunya, apabila bagus, baru dilanjutkan ke Untuk TBC. Ciri-cirinya: Yang tertera di etiket bobot, misal 1 g, 5
skala industri). g, 20 g.
 Skala industri :Pembuatan sediaan obat dalam skala besar dari Contoh obat suntik dengan 4 unsur adalah vitamin C injeksi, yang
sediaan yang telah dibuat dan diuji melalui proses praformulasi. mengandung : Vitain C (zat berkhasiat), Air ( Pembawa), Anti Oxidan
Tujuan dari proses praformulasi adalah membuat sediaan yang mantap Na2S2O5 (Na meta bisulfit/Na pirosulfit) sebagai zat bantu dan ampul
baik secara fisika (tidak ada endapan), kimia, mikrobiologi, farmakologi (wadah)
dan sterilitas (obat suntik).
Dalam praformulasi terdapat perpaduan dari beberapa unsur, yaitu: Dalam praformulasi dari masing-masing unsur harus diuji mutunya:
Zat Berkhasiat Zat bantu Pembawa Wadah
 Zat Berkhasiat (wajib)
 Zat bantu
 Pembawa Uji Mutu Uji Mutu Uji Mutu Uji Mutu
 Wadah (wajib)
Keempat unsur tersebut digunakan untuk membuat bentuk sediaan Pencampuran
 yang direncanakan dan diuji mutunya. Namun dari 2 unsur wajib (bentuk sediaan yang direncanakan)
tersebut dapat diciptakan suatu bentuk sediaan obat.
Contoh sediaan yang mengandung 2 unsur: Uji Mutu
a. Prokain Penisilin G atau Benzil Prokain Penisilin.
Dikemas dalam vial dan disajikan dalam bentuk serbuk, karena Uji Mutu
prokain Penisilin G jika dilarutkan dalam air atau disajikan dalam
bentuk larutan atau suspensi dalam air dapat terurai dengan Produksi skala industri
adanya inti β-Laktam.
Kecuali jika disajikan dalam bentuk suspensi dengan pembawa Uji Mutu
minyak (Penisilin oil). Minyak yang biasa digunakan adalah minyak

A Apoteker ISTN Angkatan XIX


poteker ISTN Angkatan XIX

http://slidepdf.com/reader/full/catatan-pak-benny 1/34
5/16/2018 Catatan PakBenny-slidepdf.com

Farmasi Industri Farmasi Industri


Prof. Benny Logawa Prof. Benny Logawa

Pengetiketan atau pengemasan − Certificate of Analysis


ZAT BERKHASIAT 
Asal Zat berkhasiat: Uraian Uji Mutu FI IV:
 Zat berkhasiat lama : zat berkhasiat yang telah lama ditemukan, • Pemerian • Susut pengeringan
digunakan dan beredar namun tetap masih laku di pasaran (beberapa • Kelarutan • Sisa pemijaran
merk obat kandungan zat berkhasiatnya sama saja, Biasa disebut • Identifikasi • Penetapan kadar
‘me too’ produk) • Jarak lebur • Wadah dan penyimpanan
 Zat berkhasiat baru: zat berkhasiat yang baru ditemukan, dibuat
atau disintetis dan belum pernah diproduksi oleh suatu industri Kualitas zat berkhasiat:
farmasi manapun. Di Indonesia belum ada, hanya ada ekstrak dari • p.a : Pro Analysis
tumbuhan ditambah bahan pembawa atau tidak lalu dimasukkan ke • p.i : Pro Injectionum
dalam kapsul. • Pharmaceutical grade (teknis)
Bentuk: Contoh: Boraks (teknis) minimal Pharmaceutical grade karena
− Ekstrak :hasil ekstraksi tanaman, contoh: ekstrak daun katuk dipergunakan dalam proses pengelasan.
untuk ibu menyusui dibuat dalam sediaan tablet Dari ketiganya, p.a. yang kemurniannya paling bagus/baik.
− Isolat :Isolasi zat berkhasiat yang terkandung dalam suatu
tanaman yang mempunyai khasiat tertentu.  Sterilitas / bebas pirogen: (kecuali obat suntik)
− Semi sintetis Monografi zat tertulis uji, tidak ada uji sterilitas tetapi harus tau
kalau untuk obat suntik harus steril.
Ciri khas suatu zat berkhasiat: Contoh: Adrenalin dikombinasi dengan anestesi lokal, dikemas dalam
 Sifat : Mempunyai khasiat farmakologi tertentu ampul 10 gr, 5 gr. (harus steril, walaupun dalam monografi tidak
 Terdapat di monografinya steril).
Monografi: Uraian dari zat yang tercantum dalam farmakope,
seperti bobot molekul, pemerian, rotasi optic, rotasi jenis. Zat berkhasiat yang sebelum digunakan membuat sediaan obat harus
 Syarat BPOM ditetapkan mutunya.
“Apapun yang diimpor harus disertai Sertifikat Analisis” Contoh:
Sertifikat Analisis: Uraian singkat dari suatu zat yang diimpor  CaCl2 (Kalsium Klorida)
beserta kadarnya. Berbentuk kristal, sangat higroskopis atau mudah menyerap lembab,
 Uji Mutu sehingga kadarnya menjadi turun maka di uji dulu mutunya sebelum
− FI IV/III, Farmakope lain, pedoman khusus digunakan.

A Apoteker ISTN Angkatan XIX


poteker ISTN Angkatan XIX

http://slidepdf.com/reader/full/catatan-pak-benny 2/34
5/16/2018 Catatan PakBenny-slidepdf.com

Farmasi Industri Farmasi Industri


Prof. Benny Logawa Prof. Benny Logawa

Untuk obat suntik kadar yang digunakan 10%, maka dari itu harus 3. Bentuk Suspensi (zat padat yang terdispersi secara homogen dan
ditentukan kadarnya dengan cara: Argentometri (untuk Ca) dan halus dalam cairan pembawa dengan penambahan zat suspending
kompleksometri (untuk Cl). agent/pengental)
 Norit / karbo aktif / Carbo adsorben Air/Minyak non-parenteral oral
Berfungsi untuk membuat air bebas pirogen pada pembuatan larutan Obat luar
infus (merupakan metode konvensional). Dosis 0,1-0,3%. Parenteral
Pada norit yang diperiksa bukan kadarnya tetapi kemampuannya. 4. Emulsi (2 Zat cair yang tidak tercampur menjadi tercampur
Caranya: homogeny dengan penambahan emulgator)
Norit (g) + antipirin (g) + H2O, dimasukkan ke dalam erlenmeyer, lalu Minyak non-parenteral oral
kocok, saring, (ada antipirin dalam jumlah berlebih). Kemudian Obat luar
ditetapkan kadarnya secara iodometri. Kemudian dapat diketahui parenteral
kadar carbo yang diserap. Cat:
Antipirin awal-Antipirin sisa = Antipirin yang diserap − Minyak murni tidak boleh untuk injeksi IV, tapi emulsi M/A
Cara pembuatan air bebas pirogen: dengan emulgator lesitin boleh sebagai injeksi IV
Panaskan air dalam erlenmeyer, lalu didihkan. Masukkan Carbo − Emulsi dalam bentuk sediaan untuk parenteral adalah untuk
adsorben ke dalam erlenmeyer, lalu biarkan mendidih ± 15 menit, tujuan makanan bagi orang yang tidak sadar/tidak makan contoh:
lalu saring dalam keadaan panas agar carbo adsorben tidak lecitin, polostalo.
mengendap. − Emulsi dalam betuk oral, contoh : Scott emulsion (baik untuk
anak 1 th).
Penya jian zat berkhasiat:  Sebelum perang dunia ke-II, digunakan untuk pengobatan TBC,
1. Larutan sejati (zat terlarut sempurna dalam cairan pembawanya dan dengan cara:
terlihat jernih tanpa partikel-partikel). o Istirahat di sanatorium

Air/Minyak non-parenteral oral o Minum Scott emulsion karena di dalamnya terkandung minyak

Obat luar ikan. Dalam minyak ikan ada faktor yang tidak tersaponifikasi
Parenteral dan mempunyai daya menyembuhkan luka pada penyakit TBC.
2. Bentuk Padat non parenteral oral
Obat luar 5. Setengah padat salep mata/kulit
Parenteral (mis : inj PP) Krim

A Apoteker ISTN Angkatan XIX


poteker ISTN Angkatan XIX

http://slidepdf.com/reader/full/catatan-pak-benny 3/34
5/16/2018 Catatan PakBenny-slidepdf.com

Farmasi Industri Farmasi Industri


Prof. Benny Logawa Prof. Benny Logawa

Basis salep mata menggunakan basis berlemak, adeps lanae dilarang.


Contoh lain = parafin cair dan parafin kuning (vaselin kuning) 9:1
disterilkan dalam oven 150o selama 1 jam (FI III).
Mengapa pemilihan vaselinnya yang kuning bukan vaselin putih?
Karena vaselin putih diperoleh dari vaselin kuning yang dikelantang Ada 3 teori ion:
sehingga menjadi putih. 1. Arrhenius
Krim terdiri dari: Asam stearat, TEA dan minyak (parafin cair), bila Asam = menghasilkan H+ (proton)
dicampur menghasilkan krim yang putih (tipe O/W) tercucikan. Basa = menghasilkan OH-
Untuk mata lebih baik salep daripada krim karena: 2. Bronsted-Lowry
− Bila krim dioleskan pada mata, maka bila mata dikedipkan, dengan Asam = donor (memberi) H+
adanya air mata krim akan melarut dan obat/krim hilang. Basa = akseptor (menerima) H+
− Bila salep dioleskan pada mata, maka bila mata dikedipkan, salep Contoh: botol HCl pekat didekatkan dengan botol Amoniak
mata akan ikut sesuai arah mata karena tidak larut dalam air maka akan terjadi kabut putih yang masing-masing
mata. sebelumnya tidak berwarna.
3. Lewis
Solubilisasi Zat Berkhasiat (larut dalam air) Asam = Akseptor sepasang e-
I. Penambahan HCl atau NaOH Basa = Donor sepasang e-
a) Ephedrin Contoh:
Ephedrin merupakan golongan alkaloid yang bersifat basa, yang
larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air, untuk b) Cinchophen
melarutkannya ditambahkan asam mineral (HCl, H3PO4, H2SO4) Untuk obat encok (sudah tidak dipakai lagi)
maka ephedrin akan larut dalam air karena membentuk garamnya. Cinchophen dalam obat suntik tidak larut dalam air sehingga
Ciri khas dari basa alkaloid adalah mengandung Nitrogen dengan larut dalam pelarut organik dengan penambahan NaOH, maka
sepasang electron sunyi ( low electron pair  ). H+ yang terikat oleh akan terbentuk garamnya yang larut dalam air.
sepasang e- sunyi dengan ikatan kovalen.
Ephedrin 10% untuk tetes hidung. c) SA (Sulfasetamid) obat tetes mata
O O
H H H H Amin aromatik tidak larut dalam air, dengan penambahan NaOH,
maka akan membentuk garamnya yang larut dalam air (larutan
CH CH
C C + HCl C C sejati).
3 3

H H
N CH CH
H H N A Apoteker ISTN Angkatan XIX
Kovale
poteker ISTN Angkatan XIX 3 .. 3

H+ +n
Cl-

http://slidepdf.com/reader/full/catatan-pak-benny 4/34
5/16/2018 Catatan PakBenny-slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/catatan-pak-benny 5/34
5/16/2018 Catatan PakBenny-slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/catatan-pak-benny 6/34
5/16/2018 Catatan PakBenny-slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/catatan-pak-benny 7/34
5/16/2018 Catatan PakBenny-slidepdf.com

Farmasi Industri Farmasi Industri


Prof. Benny Logawa Prof. Benny Logawa

c) Calcium Gluconat 10% Sebagai obat suntik, kinin ada 2 jenis :


Digunakan sebagai asupan ion Kalsium pada Osteoporosis. Calc  Kinin HCl
Gluconat 10% mendekati KSPnya/kelarutannya. Apabila kita Kelarutannya kurang baik, sehingga dibuat kompleks dengan
membuat dalam bentuk injeksinya maka mudah mengendap, penambahan antipirin dan uretan.
untuk mencegahnya ditambahkan:  Kinin 2 HCl
Ca Gluconat + Ca. Sakarat/Ca. Levulinat => sehingga membentuk Kelarutannya baik, tetapi sifatnya sangat asam sehingga
kompleks yang tidak mengendap. pada penyuntikan akan terasa sakit.
Contoh:
Ca. Sandoz (sediaan patent) + Ca. Glucono – galacto – glukonat VI. Pembawa air diganti dengan pelarut campur
(tidak mengendap). Contohh: Sol. Petit
Ca. Gluconat 10% akan mengendap dengan penyimpanan lama
karena pengaruh cahaya. Untuk mengatasi pengendapan ZAT BANTU
tersebut, maka dilakukan pemanasan setelah itu disimpan pada Guna:
suhu kamar. Mempertahankan sifat kimia, fisika, farmakologi, mikrobiologi, dll yang
d) Chinin dimiliki zat berkhasiat.
Berasal dari tanaman Chinchona succiruba (Rubiaceae). Syarat:
Keistimewaan mempunyai 4 alkaloid:  Tidak berkhasiat, tidak beracun, tersatukan dengan zat berkhasiat,
− Kinine : sebagai obat malaria tidak mengubah khasiat dan daya kerja farmakologi zat berkhasiat.
− Kinidine : obat jantung  Tidak boleh mengganggu penetapan kadar zat berkhasiat
Kinine dan kinidine berbeda bidang polarisasinya saja. Yang Contoh:
dapat memutar bidang polarisasi adalah atom Cyang Vit C + NaHCO3 -> CO2 untuk menaikkan pH Vit C dalam sediaan
asimetris yaitu atom C yang semuatangannya berikatan kemudian + antioksidan (Na2S2O5) 0,2-0,3% dan penetapan kadar
dengan gugus yang berbeda ditetapkan secara Iodometri, dititrasi langsung dengan Iodium Na-
− Sinkonin : tidak berkhasiat 2S2O5 antioksidan yang sering dipakai -> akan melepaskan SO2

− Sinkonidin : tidak berkhasiat secara spontan, kadar Na2S2O5 berkurang artinya jika Na2S2O5 akan
C CH2 dipakai ditetapkan dulu kadarnya secara Iodometri.
H
H
C N
OH A Apoteker ISTN Angkatan XIX
poteker ISTN Angkatan XIX
N

http://slidepdf.com/reader/full/catatan-pak-benny 8/34
5/16/2018 Catatan PakBenny-slidepdf.com

Farmasi Industri Farmasi Industri


Prof. Benny Logawa Prof. Benny Logawa

 
Uji Mutu: Eritrosit pecah (Hemolisis)
 Sesuai monografi FI/ seperti zat berkhasiat Eritrosit dalam lingkungan hipotoni, air yang diluar masuk ke dalam
 Perhatikan zat bantu yg kadarnya berubah selama penyimpanan eritrosit akibatnya eritrosit pecah, dan tidak dapat kembali seperti
setelah dipakai (carbo asorbens, Na2S2O5) semula. Hal ini disebut Hemolisis.
Contoh:
Norit/Carbo adsorben untuk menghilangkan pirogen kadar 0,1-0,3 Cara Perhitungan Isotoni
ditentukan aktivitasnya. a. Cara ekivalensi NaCl
Asasnya: Pirogen yang ada dalam air apabila ditambah carbo akan Bobot NaCl dalam gram yang mempunyai tekanan osmosis yang sama
diadsorpsi (diserap) sehingga filtrat akan bebas pirogen. dengan tekanan osmosis 1 gram zat tertentu.
Penetapan Aktivitasnya:
Dalam erlenmeyer ada air, carbo adsorben + antipirine (g) lalu dikocok
akibatnya antipirin akan diserap oleh carbo, lalu disaring. Dalam filtrat BM: bobot maksimum
ada antipirine yang tidak diserap / berlebih, lalu ditentukan PK L : nilai yang menunjukkan pecahan ion + atau –
antipirine secara Iodometri. Contoh:
Peran Zat Bantu: Dik: zat A : 200 mg/10 ml (0,2 g) dalam 50 ml E=0,12
1. Zat Pengisotonis Dit: berapa NaCl yang dibutuhkan?
Misal: NaCl, Glukosa, NaNO3, dll Jwb:
Isotonis: ∞ 0,9% NaCl 0,2 g x 0,12 = 0,024 g (Zat A mempunyai osmosis 0,024)
Hipertonis : > 0,9% NaCl 0,9 g 
 x50ml  = 0,45 g 
  Eritrosit (sel darah merah) 100ml 
  0.45g-0,024g = 0.426 g NaCl yang harus ditambahkan agar sediaan
Eritrosit mengkerut (plasmolisis) ini isotonis.
Sel darah merah / eritrosit di dalam lingkungan yang hipertonis,
akibatnya air yang ada di dalam eritrosit keluar, kemudian eritrosit Nilai L
akan mengkerut, apabila eritrosit kembali ke suasana isotonis, maka 1) Non elektrolit : L=1,9 (sakarosa)
akan
Hal inikembali
disebutseperti semula.
fenomena Plasmolisis. 2)
3) Elektrolit lemah
Uni-uni valen : L=2,0 (asam
elektrolit : L=3,4sitrat,
(KCl) basa efedrin)
4) Uni-di valen elektrolit : L=4,3 (Na2CO3)
Hipotonis : < 0,9% NaCl 5) Uni-tri valen elektrolit : L=5,2 (Natrium sitrat)

A Apoteker ISTN Angkatan XIX


poteker ISTN Angkatan XIX

http://slidepdf.com/reader/full/catatan-pak-benny 9/34
5/16/2018 Catatan PakBenny-slidepdf.com

Farmasi Industri Farmasi Industri


Prof. Benny Logawa Prof. Benny Logawa

6) Di-uni valen elektrolit : L=4,8 (CaCl2)


7) Di-di valen elektrolit : L=2,0 (CuSO4) NaCl diganti glukosa dll apabila salah satu zat yang akan diisotoniskan
8) Tri-uni valen elektrolit : L=6,0 (AlCl3) dengan NaCl menghasilkan endapan dengan zat berkhasiatnya.

b. Cara White-Vincent 2. pH-Stabilita


V = W x e x 111,1 W = bobot zat a) Adrenalin
Contoh: Khasiat : vasokontriktor (menciutkan pembuluh darah).
V=W x e x 111.1 O H2 H
HO H
V=0,2 x 0,12 x 111,1
HO C C N CH3
V=2,6664 ml yang sudah isotonis
H+C
Untuk membuat 50 ml = 50 – 2,6664 = 47,3336 ml. H l-
0,9 g 
NaCl yang dibutuhkan  x 47,3336ml  = 0, 426 g  NaCl
100ml  Adrenalin diisolasi dari hewan (dari anak ginjal), belum mampu
dibuat secara sintetis.
c. BPC (FI IV) penurunan titik beku Adrenalin tidak larut dalam air, akan larut di dalam air jika ditambah
asam mineral, ada 4 asam mineral (HCl, H 2SO4, H3PO4, HNO3)
pH stabilita adrenalin = 3,1
a : penurunan titik beku 1% zat tertentu  jika pH tidak 3,1 maka akan terurai menjadi adrenokrom
b : penurunan titik beku 1% air (merah). Sehingga khasiat obat hilang.
Kelemahan= Nilai a terdapat dalam daftar PTB zat, sehingga apabila O
O C2H5
zat tersebut tidak terdapat dalam tabel, rumus ini tidak dapat HO NH2 C CH CH
O N
dipakai. C OH 2 2 .. C2H5
CH Prokain HCl, larut H+ 
N dalam air Cl-
d. Cara Grafik (Ph.int, FI I) CH 2

Bobot Adrenokro
3
NaCl m

Harga dan NaCl yang dibutuhkan untuk Bobot zat


isotonis lebih mudah Adrenalin biasanya dikombinasi dengan Prokain HCl 4%
Prokain HCl = anestetik lokal (untuk menghilangkan rasa sakit
digunakan, tetapi tidak semua zat memiliki grafik, sehingga tidak setempat), perbandingan adrenalin dengan prokain HCl 4% =
semua zat dapat menggunakan cara ini. 1:80.000).

A Apoteker ISTN Angkatan XIX


poteker ISTN Angkatan XIX

http://slidepdf.com/reader/full/catatan-pak-benny 10/34
5/16/2018 Catatan PakBenny-slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/catatan-pak-benny 11/34
5/16/2018 Catatan PakBenny-slidepdf.com
Farmasi Industri Farmasi Industri
Prof. Benny Logawa Prof. Benny Logawa

b. Sterilisasi dg uap air mengalir, ditambahkan klor kresol Antioksidan : Na2S2O5, Na2SO3, NaHSO3, tioureum, α-tokoferol,
0,2% NDGA, propil galat, glukosa, vit C
c. Pembuatan secara aseptik Na2S2O5 dan NaHSO3 jika dibuka kemasannya akan melepas gas
 Zat berkhasiat tidak tahan pemanasan sehingga tidak bisa SO2 dan pH nya dibawah 7, sedangkan Na2SO3 tidak melepaskan
sterilisasi akhir, dimana zat berkhasiat disterilkan diawal gas SO2 dan pH nya diatas 7
dengan gas etilen oksida (dg cara sterilisasi yg sesuai)
 Zat-zat lain yang tahan pemanasan, disterilkan dg kalor 6. Zat pensuspensi
 Campur dan tambahkan pengawet fenol 0,5% CMC Na, gom arab, HPMC, Aluminium monostearat
 Lakukan 4 kali penyaringan :
• Kertas saring wathman no 1 7. Pelarut campur
• Penyaringan dengan G3 (glass masir) Sol Petit
• Disaring dg filter membran 0,12 µm (dibuat Gliserin 350 Propilen glikol Propilen glikol 40%
dari ester selulosa asetat) Etanol 95% 260 Benzil alkohol Etanol 95% 10%
• Disaring dg filter bakteri 0,02 µm. H2O ad 1000 H2O H2O 50%
Contoh : Fenobarbital dalam air terurai, dalam sol petit tidak
 terurai.
Pengawet
− Sediaantidak bolehtunggal
IV dosis ditambahkan
> 15 mlapabila:
− Suntikkan kedalam susmsum tulang belakang (intra tekal, intra Pernyataan kadar obat suntik :
sisternal, peridural, intra lumbal), intra kardial, intra okular, 1. Bobot/volume
intra arterial. (dapat mengakibatkan meningitis aseptik) 2. Bobot
3. Unit internasional
Pengawet yg biasa digunakan fenol 0,5%, ortokresol 0,5%, klor 4. Persen
kresol 0,2%, klor butanol 0,5%, fenil merkuri nitrat 0,001-0,002%,
nipagin 0,15%, nipasol 0,05%, benzyl alkohol 2% Pernyataan kadar elektrolit :
1. Per 1000 ml: ……… g
4. Anesteetika lokal  2. mEq/l
Lidokain HCl (Prokain HCl) mEq = valensi x mMol x jumlah ion/atom/mol
 Bobotzat (mg )
mMol  =
5. Stabilisator  BM 
3. mOsm/l atau …… g/100 ml

A Apoteker ISTN Angkatan XIX


poteker ISTN Angkatan XIX

http://slidepdf.com/reader/full/catatan-pak-benny 12/34
5/16/2018 Catatan PakBenny-slidepdf.com
Farmasi Industri Farmasi Industri
Prof. Benny Logawa Prof. Benny Logawa

osmolarita : bobot per liter Aqua purificata (air murni)


osmolarita : bobot per kg  Aqua steril pro injeksi
 g  / lx1000 Sedangkan aqua pro injeksi tidak tercantum dlm monografi FI IV
= mOsm / l  tetapi terdapat dalam USP XXIII : water for inj hal 1636
1) Untuk non elektrolit :  BM 
mMol  = mOsm Pembuatan: destilasi, dengan penukar ion, osmosis-balik
2) Untuk elektrolit kuat ∗
Aqua puruficata (air murni)
 g  / l  Guna : untuk sediaan, kecuali parenteral
 xjumlahiondibentukx1000 = Osm / l  Uji : pH, ion seperti C -, SO4-2, NH4-, Ca+2, CO 2, logam berat, zat
 BM 
mudah teroksidasi, zat padat total, kemurnian, bakteriologi
mOsm =  jumlahionxmMol  i. Destilasi
3) Untuk tiap ion bersangkutan Cara:
... gdariion / l  Air dipanaskan menguap, kemudian uap air yang dihasilkan
 x1000 = mOsmdariion / l 
 B − ion dilewatkan pada alat pendingin (kondensor) sehingga uap air akan
4) Perubahan osmolalita manjadi osmolarita mengembun lalu menghasilkan tetesan air dan ditampung dalam
mOsm/l = mOsm/1000 H2O x g H2O/ml larutan wadah.
5) Osmolarita setelah 2 larutan dicampur Hasil airnya disebut: Aquadestilata (air suling).
OsmAxVA OsmBxVB
Osmfinal  = +
Vfinal  Vfinal  ii. Reverse Osmosis (Osmosis balik)
  Hipertonis Hipotonis
H2O H2O Seharusnya bergerak dr hipotonis
Diberi tekanan ke hipertonis, tp krn diberi
Na+ H2O tekanan shg pergerakan terbalik dr
  Cl- hi ertonis ke hi otonis
Berdasarkan sifat koligatif air uji: sifat alami air pindah dari
PEMBAWA Membran
 yang hipotonis semi permeabel
(kanan) ke hipertonis (kiri), dengan penambahan
Sinonim: pelarut, vehiculum, solvent tekanan dari arah kiri ke kanan, maka air akan berpindah kembali
Pembawa: - Air ke hipotonis (terjadi osmosis balik) melalui suatu membran
- Non air minyak nabati (ol arachidis/m kacang) semipermeabel, hanya H2O yang dapat menembus membran ini,
minyak sintetis sedangkan Na+Cl- tidak dapat menembus.
1. Pembawa air (Aqua destillata/bidest, air suling) Air ini harganya mahal.
Monografi pembawa air yg ada di FI IV hanya 2 yaitu :

A Apoteker ISTN Angkatan XIX


poteker ISTN Angkatan XIX

http://slidepdf.com/reader/full/catatan-pak-benny 13/34
5/16/2018 Catatan PakBenny-slidepdf.com
Farmasi Industri Farmasi Industri
Prof. Benny Logawa Prof. Benny Logawa

Yang boleh digunakan sebagai pembawa obat suntik adalah air


hasil destilasi dan osmosis balik
  Jika alat two bed sudah jenuh, maka akan diregenerasi dengan
iii. Penukar ion HCl dan NaOH.
Cara:   Na+ H+
+

• Penukar kation + HCl + Na


  H+ Na+
+ Na+ (K+, Ca2+, ...) + H +   Cl- OH-
+ NaOH + Cl-
• Penukar anion
OH- Cl- b. Mixed bed
• + Cl- (HCO3- ,NO3-, SO4-2, ...) + OH- Prosesnya terjadi pemisahan berdasarkan
bobot jenis.
• H+ + OH- H2O aqua demineralisata Cara regenerasi dengan mengalirkan udara
dari bawah, menyebabkan putaran-putaran
Hasilnya: Aquademineralisata (air yang tidak ada mineralnya) gelembung, karena beda berat jenis maka
 yang berat akan ada di bawah dan yang
Sumber air didapat dari: kecil di atas. Kation dicuci dg HCl
− PAM (tergantung letak pabrik) tidak dipakai karena Untuk bagian atas alat dimasukkan pipa
mengandung flour  yang terdapat NaOH yang dialirkan hanya
− Air sumur bor pada bagian bawah saja. (bagian anion).

Catt:
Alat yang digunakan dalam pembuatan air dari penukar ion: Aquadem hasil dari penukaran ion tidak boleh untuk sediaan
a. Two bed obat suntik karena masih terdapat:
 Zat yang tidak terionisasi (yang lewat dalam penukaran ion
karena zat tersebut tidak mempunyai muatan)
 Jasad renik
 Debu.
Aquadem bisa digunakan, asal ke3 zat tersebut dihilangkan
dengan cara:

A Apoteker ISTN Angkatan XIX


poteker ISTN Angkatan XIX

http://slidepdf.com/reader/full/catatan-pak-benny 14/34
5/16/2018 Catatan PakBenny-slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/catatan-pak-benny 15/34
5/16/2018 Catatan PakBenny-slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/catatan-pak-benny 16/34
5/16/2018 Catatan PakBenny-slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/catatan-pak-benny 17/34
5/16/2018 Catatan PakBenny-slidepdf.com
Farmasi Industri Farmasi Industri
Prof. Benny Logawa Prof. Benny Logawa

Kaca tipe ini merupakan kaca yang paling mahal dan bagus Wadah ditumbuk /dihancurkan sampai halus, kemudian
Contoh: alat-alat gelas lab pyrex. diayak dengan pengayak yang cocok. Hasil ayakan diambil
secukupnya (beberapa gram) dan ditambah air kemudian
2. Tpe II = Kaca soda kapur terolah dipanaskan diautoklaf (tujuannya untuk pelepasan Natrium
Rumus = 2(Na+ gelas-) + SO2  (gas) + ½O2 + H2O(uap) 500oC 2(H+ supaya masuk dan diserap air). Dinginkan, selanjutnya air
-
gelas ) + Na2SO4  jumlah tertentu dititrasi dengan asam (H2SO4 0,02 N)
Tipe uji = ketahanan terhadap air untuk mengetahui jumlah basa / Na yang dilepaskan oleh
Batas ukuran (ml) : 100 atau kurang, diatas 100 serbuk kaca tersebut.
ml 0,020 N asam = 0,7 (100/kurang); 0,2 (diatas 100).
Kaca tipe II dipakai untuk ampul karena murah. 2. Surface / Whole Container Test (untuk uji ketahanan
terhadap air)
3. Tipe III = kaca soda kapur Surface yaitu bagian permukaannya saja / bagian dinding
Rumus = SiO2 75%; Na2O 15%; CaO 10%.  yang bersentuhan dengan air.
Tipe uji = kaca serbuk Cara:
Batas ukuran (ml) : semua Wadah utuh tidak diserbuk, diisi dengan air suling ditutup
ml 0,020 N asam : 8,5 dengan aluminium foil, dipanaskan di autoklaf (agar Na +
Kaca tipe III merupakan tipe kaca yang paling jelek melarut ke dalam air), dinginkan. Selanjutnya air tersebut
kualitasnya untuk dibuat ampul karena banyak Na+ yang dalam volume tertentu dititrasi dengan asam sulfat untuk
dilepaskan dan tidak memenuhi syarat. mengetahui jumlah alkali/Na+ yang dilepaskan oleh dinding
wadah kaca tadi.
4. NP (non parenteral) = kaca soda kapur untuk penggunaan
umum 3. Dengan indikator Merah-metil-asam (FI III)
Tipe uji = kaca serbuk Cara:
Batas ukuran (ml) = semua Wadah diisi dengan merah metil yang diasamkan dan
ml 0,020 N asam = 15,0 ditutup dengan aluminium foil, dipanaskan diautoklaf,
Jumlah asam sulfat tergantung banyaknya volume didinginkan, dan dilihat warnanya berubah / tidak. Apabila
+

 Uji kualitas/ uji pelepasan/uji mutu ada


makaalkali/Na yang dilepaskan
warna indikatornya kuning.dari dinding gelas/kaca tadi
1. Powdered /Crashed Glass Test (untuk uji kaca serbuk).
Cara:

A Apoteker ISTN Angkatan XIX


poteker ISTN Angkatan XIX

http://slidepdf.com/reader/full/catatan-pak-benny 18/34
5/16/2018 Catatan PakBenny-slidepdf.com
Farmasi Industri Farmasi Industri
Prof. Benny Logawa Prof. Benny Logawa

Catt: Kaca tipe III paling jelek maka dibuat kaca tipe II
terolah, banyak Na+ yang dilepaskan yang akan: ∗ Pembuatan Blow-fill-seal :
− Menguraikan/mengganggu zat berkhasiat Blow : dialirkan udara steril ke dalam wadah plastik
− Terjadi pengendapan. Fill : Dimasukkan larutan steril bebas pirogen
Seal : tutup
Uji pelepasan alkali kaca tipe II tidak dilakukan menurut Jadi : Granul plastik dipanaskan, meleleh, dituang ke dalam
Powdered Glass Test sebab pada kaca tipe II wadah (kaca) tidak cetakan dengan tiupan, isi, tutup, dinginkan, lalu lepas dari
diserbuk karena Natrium yang ingin diketahui adalah Na yang cetakan.
terdapat di dalam wadah.
∗ Uji mutu:
Cara pengolahan gelas tipe III menjadi tipe II: − Ekstraksi:
+
∗ Kaca/gelas tipe II yang terdapat Na dialirkan gas SO2 + O 2 +  Amoniak, Sulfat, Logam berat, sisa penguapan,
H2O di dalam suhu 500oC sehingga Na+ yang diikat menjadi reduktor.
Na2SO4  Kejernihan, sisa pemijaran
∗ Bilas dengan air untuk menghilangkan Na2SO4   Bau, rasa, dan pH
2(Na+ gelas-) + SO2(gas) + ½ O2 + H2O 500oC 2(H+ gelas-) +  Uji busa
Na2SO4 − Uji biologi:
 Wadah diisi dengan larutan NaCl, etanol + NaCl (1:20),
II. Plastik PEG 400, minyak nabati, kemudian disuntikkan pada
∗ Ujud plastik: tikus : I.V, I.C, I.P.
− Senyawa polimer sintetik berbobot molekul tinggi  Strip plastik ditanam dalam otot kelinci.
− Cair bila dipanaskan, padat pada suhu kamar. − Uji Absorpsi (Contact test)
∗ Guna:  Wadah diisi dengan larutan zat pengawet, NaCl,
− Wadah larutan infus (“blow-fill-seal”) / ampul eritrosit kemudian larutan diperiksa.
− Kantong penampung darah asal transfusi.  Wadah diisi dengan ester + H 2SO4 (sisa penguapan dari
− Alat suntik (disposibel syringe) campuran ini diperiksa).
− Botol plastik (tablet,dll)
− Tube krim/salep − Uji Fisika khusus
 Porositas terhadap udara/uap air/mikroba/kerapuhan.
− Selang plastik (IV)
− Strip dan blitser packing.

A Apoteker ISTN Angkatan XIX


poteker ISTN Angkatan XIX

http://slidepdf.com/reader/full/catatan-pak-benny 19/34
5/16/2018 Catatan PakBenny-slidepdf.com
Farmasi Industri Farmasi Industri
Prof. Benny Logawa Prof. Benny Logawa

Untuk menguji kejernihan wadah plastik (pada lautan infus) - Bahan karet untuk tutup vial karet (diameter, kaki) (sintetik)
digunakan alat coulter counter
Caranya : ∗ Uji Mutu:
 Diuji menggunakan 20 wadah plastik dibuka kemudian • Ekstraksi hasil refluks/otoklaf diperiksa: Sisa penguapan,
isinya dimasukkan kedalam coulter counter kejernihan, rasa, bau, klorida, logam berat, amoniak,
reduktor, oksidator, warna, pH: 5,2-7,0, Sulfida
Cahay   Volatil/larut.
a ‘ Detekt • Uji Fisika kualitas karet:
or
 Fragmentasi : jumah partikel dihitung (3 per t.v.k)
 Self-seability (dengan alat suntik/piercing machine)
 Maksimal hanya boleh ada 5 kotoran yang terbaca Menutup diri sendiri (Self-seability)
 Jika lebih dari 5 maka sediaan tidak memenuhi syarat Vial dengan larutan didalamnya ditusuk dengan alat
kejernihan. suntik, jangan sampai ada cairan yang keluar
III. Aluminium /menyemprot karet segera menutup setelah alat
∗ Guna : suntik dicabut
− Tube untuk sediaan setengah padat (salap/krim) tebal 0
 Ageing test (70 C = 168 jam)
− Tutup vial aluminium (diameter, tebal, panjang kaki)  Closure Integrity test (dengan Natrium fluoresen)
− Strip dan blister packing (aluminium-foil) tebal Tidak ada hubungan dengan karet tapi dengan alatnya.
− Sachet (serbuk atau cairan) Apakah mesin menutup denganbaik/tidak
− Menutup lubang alat gelas sebelum disterilkan Jika tekanannya kurang, mungkin akan ada celah antara
(erlenmayer) karet & bibir vial, sehingga saat ditutup aka nada celah
∗ Tutup vial aluminium tergantung daritebal karet & menyebabkan isi vial bisa tumpah. Jadi mesin harus
1. Tebal aluminium jangan tebal (mahal)/tipis (mudah diatur seemikian rupa sehingga saat menekan tutup
dilepas), harus disesuaikan karet benar-benar rapat.
2. Panjang kaki tutup vial aluminium Nb. Pencegahan adsorpsi pengawet oleh t.v.k
t.v.k. + pengawet + H2O otoklaf (1150-1160C 30’ atau 1210=15’)
IV. Seng  
Tutup botol ulir yang diseal (garis tengah, tebal, panjang kaki) KOTAK DAN ETIKET 
∗ Kotak : tebal karton : a. etiket dicetak
Addendum b. etiket ditempel

A Apoteker ISTN Angkatan XIX


poteker ISTN Angkatan XIX

http://slidepdf.com/reader/full/catatan-pak-benny 20/34
5/16/2018 Catatan PakBenny-slidepdf.com
Farmasi Industri Farmasi Industri
Prof. Benny Logawa Prof. Benny Logawa

untuk sediaan suspense, vial, botol sirup, tubedsb 3. Cahaya UV (254 dan 366 nm) + cahaya biasa
∗ Etiket 4. Oksidasi Aliran O2
 Kejelasan, cukup besar
 Tidak luntur 4 Jenis penguraian:
∗ Nomor registrasi, nomor bets 1. Hidrolisis oleh : H2O, H3O+, OH-, PH
2. Oksidasi : O2
STABILITAS OBAT 3. Fotolisis : UV dan sinar tampak
4. Katalisis oleh : Fe2+, Fe3+, Cu2+, Ca2+, dst.
Sediaan apapun yang dibuat, harus diuji stabilitas obatnya. Apabila
disimpan dalam suhu kamar, maka terurainya zat tersebut dalam jangka A. Uji Stabilitas terhadap suhu, terbagi menjadi 2:
waktu sekian bulan/tahun. 1. Isoterm = suhu sama
 Stabilitas kimia, fisika, farmakologi dan bakteriologi masalah Caranya: Menggunakan 3 suhu dan 3 oven uji : 60 oC, 80oC, dan
penting dalam pengembangan obat. 100oC. Pada waktu-waktu tertentu ditentukan kadarnya (kadar
 Dipengaruhi oleh: awal diketahui).
− Kalor, cahaya, oksigen, lembab, pH (pelarut) dan zat bantu 2. Non isoterm = suhu tidak sama
− Hidrolisis ester dan amida Caranya: Menggunakan satu oven.
 Cara deteksi stabilitas zat padat (kualitatif), antara lain: T : 60oC setelah 2 minggu ditentukan stabilitasnya
− KLT : Antalgin (4-metil aminoantipirin) T : 80oC setelah 2 minggu ditentukan stabilitasnya.
− Analisis thermal (dikloksasilin X asam stearat) T : 100oC setelah 2 minggu ditentukan stabilitasnya.
 Azas uji: zat yang belum /sudah terurai.
Dibuat secara kecil-kecilan 50 ampul untuk menguji stabilitasnya,
Kondisi diperberat untuk menetapkan Stabilitas Obat disimpan pada suhu kamar, tetapi waktunya sangat lama , sehingga
Uji Pelaksanaan dilakukan penyimpanan pada suhu yang ditingkatkan (oven),digunakan 3
1. Zat padat oven dengan suhu yang berbeda.
− Kalor dan kelembaban 4,20,30,37oC,37oC/75%RH,50,75oC
− Adsorpsi lembab 30,45,60,75,dan 90% RH pada suhu K Misalnya : suhu 600, 750, 900C
Segi fisika Ball milling
2. −Larutan air Suhu
pH o
1,3,5,7,9(dan 11) pada suhu kamar 37 C Waktu/minggu 600 750 900
refluks dalam 1 N HCl dan NaOH 0   

A Apoteker ISTN Angkatan XIX


poteker ISTN Angkatan XIX

http://slidepdf.com/reader/full/catatan-pak-benny 21/34
5/16/2018 Catatan PakBenny-slidepdf.com
Farmasi Industri Farmasi Industri
Prof. Benny Logawa Prof. Benny Logawa

2    II. First orde Reaction (reaksi orde satu)


4    Tergantung dari konsentrasi
 Nilai hasil pengujian (nilainya turun terus) Rumus =
Tujuan/azasnya : untuk mempercepat peruraian

Asas = Reaksi kinetika kimia


Berdasarkan reaksi kimianya dibagi:
I. Zero orde Reaction (reaksi orde nol) - ( ln c – ln c0) = k1.t
Penguraiannya tergantung dari konsentrasi Ln c0 – ln c = k1.t
Rumus:
Dimana:
− dc
= k 0 C0 : konsentrasi awal zat A=a
dt  C : konsentrasi setelah peruraian
c t  x : penguraian ( [] awal- [] sisa)
− ∫  dc = k 0 ∫  dt  dc : konsentrasi penguraian tertentu
c0 t 0
dt : waktu penguraian tertentu
− − =
(c c0 k 0t  t : waktu
(c0 − c ) = k 0t  Catt: apabila nilainya berbeda berarti menunjukkan reaksi tingkat
   x = k 0t  1
catt: Apabila nilainya hampir sama atau tidak beda jauh maka dia Grafik:
itu reaksi tingkat 0 log x
Grafik:  
x
 
t

t Uji
1. Stabilitas pada suhupada
Sediaan disimpan yangsekurang-kurangnya
ditinggikan (Elevated
3 temperature test):
suhu yang berbeda
t ½ = waktu yang diperlukan untuk menguraikan zat tersebut
menjadi setengah dari zat awalnya. (tetapi konstan /isoterm).
2. Pada waktu tertentu kadarnya ditetapkan

A Apoteker ISTN Angkatan XIX


poteker ISTN Angkatan XIX

http://slidepdf.com/reader/full/catatan-pak-benny 22/34
5/16/2018 Catatan PakBenny-slidepdf.com
Farmasi Industri Farmasi Industri
Prof. Benny Logawa Prof. Benny Logawa

3. Tentukan K: rasemisasi {≈fenilefrin})


a. Cara grafik (linearitas) − Vit C = pH stabil 5,8 (+ NaHCO 3)
b. Cara substitusi (K) − Benzylpen pH= 6,7 (35oC=120
menit)
Ket:
A = faktor koalisi (tabrakan atom
4. Persamaan Arrhenius: log dengan nilai-nilai) 3 jenis grafik:
Rumus: K 
Ea = Energi aktivasi  Bentuk V (Benzilpen, prokain HCl)
K = A.e-Ea/RT  R =konstanta molekul gas (1,987  Bentuk sigmoid (Aspirin)
cal/mol.degree)  Bentuk Gente (HCT)

B. Hidrolisis (peruraian oleh air)


5. Menghitung K/ penguraian (≈ stab) pada suhu lain: Ester, amida atau laktam peka terhadap hidrolisis yang dikatalisis
oleh H+ atau OH- (katalisis asam basa) + suhu
   Aspirin
 Ea
log  K 1 = log  A −

2,303 RT 
 Ea
log  K 2 = log  A − Aspirin adalah ester (senyawa organik + alkohol)
2,303 RT 
Aspirin disimpan dalam jangka waktu lama (bertahun-tahun)
 K 2  Ea T 2 − T 1 akan terurai menjadi asam asetat + asam salisilat.
log = =

 K 1 2,303 R T 2 .T 1  Benzyl penisilin


pH=6,7 (dikatakan stabil dalam air selama 120 menit.
NB= Uji stabilitas:
− Dibuat larutan, misal dengan pH=3,5; 7,9 (dapar)
− Panaskan pada suhu dan selama waktu tertentu
− Tetapkan kadar zat berkhasiat
Contoh:
− Adrenalin HCl/bitatrat (ph
stabil=3,0; bila lebih tinggi
disebut adenokrom); ph<3 =

A Apoteker ISTN Angkatan XIX


poteker ISTN Angkatan XIX

http://slidepdf.com/reader/full/catatan-pak-benny 23/34
5/16/2018 Catatan PakBenny-slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/catatan-pak-benny 24/34
5/16/2018 Catatan PakBenny-slidepdf.com
Farmasi Industri Farmasi Industri
Prof. Benny Logawa Prof. Benny Logawa

Ampul diletakkan pada ban berjalan (dari kiri ke kanan)


e) Hidroksimetil keton (prednisolon) kemudian ampul tersebut di alir gas N 2 sampai ke dasar,
f) Fenol (fenol, resorsin, adrenalin, morfin) kemudian diisi dengan obatnya lalu ujungnya dialiri kembali
Adrenalin yg saat ini digunakan adalah NOR adrenalin denga gas N2 kemudian ampul ditutup.
bitartrat O
H H
Ada 2 cara penutupan ampul:
2
HO H
HO C C N 1. Tip sealing
H Caranya: Ujung ampul dipanaskan (dilewatkan) di api
H+bitartr sehingga kedua ujungnya akan ketemu.
H at
g) Amin tersier (atropin, morfin, ergotamin) Cara ini tidak digunakan lagi karena kelemahannya akan
h) Alkohol (Benzilalkohol) terdapat celah yang mengakibatkan ampul bocor dan
sediaan tidak steril.
 Pencegahan oksidasi 2. Pull sealing
a) Zat dalam bentuk larutan sejati: Caranya: ampul dipanaskan (diewatkan) di api pada
− Air dididihkan selama 30’ terhitung setelah mendidih; sedikit dibawah ujung ampul kemudian ditarik.
didinginkan sambil dialiri gas N2.
− Tambahkan antioksidan dan pengkhelat b) Zat padat
− Pencampuran sambil dialiri gas N2 Setelah diwadahi: vakumkan atau aliri N2
− Wadah dialiri gas N2 sebelum ditutup
− Simpan di luar pengaruh cahaya  Antioksidan
− bila mungkin ph 3-4  Guna:
 Mencegah teroksidasinya zat aktif, agar tidak terjadi
Zat peka terhadap oksidasi penguraian kimia dan perubahan khasiat farmakologi.
+
Aquadest dididihkan selama 30’ (untuk menghilangkan  Kebanyakan antioksidan menyediakan elektron atau H ,
oksigen), setelah itu didinginkan sambil dialirkan gas N2,  yang akan bereaksi dengan radikal bebas untuk
kemudian dicampur dengan zat berkhasiat (yang peka menghentikan reaksi rantai.
terhadap oksigen) dan zat lainnya,kemudian disaring  Prerekuisit adalah antioksidan dioksidasi lebih dulu

dengan kertas saring dan G3 (glass masir) lalu diisikan


dalam ampul.  Jenisdaripada zat aktif.
antioksidan:
 Larut dalam air
Cara pengisian ampul di Industri

A Apoteker ISTN Angkatan XIX


poteker ISTN Angkatan XIX

http://slidepdf.com/reader/full/catatan-pak-benny 25/34
5/16/2018 Catatan PakBenny-slidepdf.com
Farmasi Industri Farmasi Industri
Prof. Benny Logawa Prof. Benny Logawa

Golongan sulfit (0,1%) : - Na2S2O5 = Na pirosulfit/Na Edta-Na2 (0,1%), asam sitrat (0,02-1%), asam tartrat
metabisulfit (0,002-1%).
- NaHSO3 = Na bisulfit/Na NB: Penetapan kadar zat berkhasiat tidak terganggu oleh
hidrogen sulfit antioksidan.
- Na2SO3 0,1%= Na sulfit
Ket : Na2S2O5 dan NaHSO3 jika wadahnya dibuka akan D. Fotolisis
mengeluarkan gas SO2 secara spontan, sehingga harus Cahaya[Cahaya matahari: 290-780 nm. UV antara 290-320 nm
ditentukan dulu kadarnya (cara iodometri karena SO2 (=0,2% dari cahaya matahari) fotolisis] mengkatalisis oksidasi,
bereaksi dengan iodium). untuk sebagian juga hidrolisis.
Na2SO3 tidak melepaskan gas SO2. Energi yang dimiliki cahaya: E = h.D
Na2S2O5 dan NaHSO3 dilarutkan dalam air pH nya h : konstanta Planck (6,625 x 10-27erg/detik)
dibawah 7, sedangkan Na2SO3 dilarutkan dalam air pH D : Frekuensi radiasi (H2/detik) (c/λ)
nya diatas 7. Jenis Λ (nm) E (Kcal.mol-1)
Apabila dalam persediaan tidak ada Na 2S2O5 & NaHSO3 1. UV 50-400 286-72
dapat digunakan Na2SO3 dengan syarat pHnya 2. Cahaya tampak 400-750 72-36
diturunkan sampai dibawah 7. 3. IR 750-10.000 36-1
Na2S2O5 sebagai stabilisator dari vitamin C, lidokain, Keterangan:
NOR Adrenalin. − Akibat 1 : elektron di kulit luar terlepas, mol.vibrasi,
Contoh lain yang larut dalam air: Na Formaldehid memutuskan ikatan kimia (radikal bebas).
Sulfoksilat 0,1% tioureum, vit C. − Akibat 2 : mol.vibrasi
− Akibat 3 : mol. Bergerak dan rotasi
 Larut dalam minyak
Propil-, oktil- dan dodesil-gallat (0,1%), BHA (Butil Akibat absorpsi radiasi elektromagnetik:
Hidroksinol) (0,02%), NDGA (0,01%), α,  γ, dan δ 1. Mol. Yang mengabsorpsi pecah (terurai)
tokoferol (0,01-0,1%). 2. Energi diretensi hingga saat digunakan secara kimia atau
Minyak suatu media yang sangat sulit terjadinya ditransfer ke mol. Lain yang mungkin saja diuraikan
3. Energi diubah menjadi kalor tanpa reaksi
oksidasi sehingga antioksidan tidak digunakan. 4. Mol. Yang menyerap membebaskan cahaya dengan panjang
 Senyawa pengkhelat gelombang yang berbeda (fluoresensi/fosforesensi) tanpa
terjadi penguraian.

A Apoteker ISTN Angkatan XIX


poteker ISTN Angkatan XIX

http://slidepdf.com/reader/full/catatan-pak-benny 26/34
5/16/2018 Catatan PakBenny-slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/catatan-pak-benny 27/34
5/16/2018Farmasi Industri Catatan PakBenny -slidepdf.com
Farmasi Industri
Prof. Benny Logawa Prof. Benny Logawa

Katalisator (H3O+ & OH-  Zat pengawet untuk minyak (bukan media baik untuk
>>  pH), kekuatan ion pertumbuhan jasad renik):
(kekuatan ion naik, maka Contoh: Benzil alkohol 2%, Kloreton 4%, Fenol 0,5%, Kresol
t ½ turun) dan pengaruh 0,3%, Klorkresol 0,1%.
cahaya. OH

NB: l-adrenalin 12-20 kali lebih kuat daripada d-adrenalin.


 Zat pengawet untuk air:
1. Fenol 0,5% (untuk pH kurang dari 7)
Asimetrik (*) : atom karbon yang dikelilingi 4 gugus yang berbeda Setelah 1 jam steril- Ph Ind 74-720
mampu memutar bidang polarisasi, berpengaruh pada khasiat Perhatikan:
farmakologinya. − Bekerja dalam suasana asam. Jika dalam suasana basa
menghasilkan Na-Fenolat.
G. Bakteriostatika / Bakterisida (Zat pengawet) − Wujudnya kering, kristal halus putih, penyimpanan lama
Digunakan dalam hal: warna merah dan cair (cairan merah jangan dibuang
 Dosis ganda (vial, botol tetes, botol sediaan peroral) tetapi bisa digunakan dengan cara destilasi suhu 170oC
 Pembuatan aseptik dengan pendingin udara).
 Sterilisasi uap air mengalir + O-kresol 0,2% (FI III) − Fenol + gliserin; fenol + tween 80 (daya bakterisidnya
menurun, berkurang ,karena diikat oleh tween 80)
Syarat: − Fenol dalam suasana basa (tidak ada daya bakterisidnya
 Memenuhi syarat farmakope karena terbentuk Na-fenolat).
 Efektif sebagai bakteriostatika/bakterisida
 Tersatukan dengan zat berkhasiat 2. Ortho-kresol 0,3-0,5% (untuk pH lebih dari 7) OH
 Larut baik dalam pembawa yang diapakai Tahan dalam suasana basa CH3
 Tidak mengganggu penentuan kadar zat berkhasiat (kresol = campuran o-,m- dan p- kresol 0,3%)
OH
Tidak boleh dipakai untuk: 3. Klorkresol 0,2% (4-kloro m-kresol)
CH3
 i.v sekali suntik > 15 ml Aktif dalam suasana basa

Suntikkan
(intratekal, keperidural,
intra sist, dalam intralumbal),
sumsum tulang belakang
intra cardial & Mis. Untuk Aminofillin (pH>7) C
l
intra arterial (meningitis aseptik/ radang pada selaput otak). 4. Kloreton (klorbutanol) 0,5%
. - Tidak tahan suhu sterilisasi CCl

CH3 C OH
A Apoteker ISTN Angkatan XIX
CH
poteker ISTN Angkatan XIX
3

http://slidepdf.com/reader/full/catatan-pak-benny 28/34
5/16/2018Farmasi Industri Catatan PakBenny -slidepdf.com
Farmasi Industri
Prof. Benny Logawa Prof. Benny Logawa

(akan terurai)  Tahan pemanasan, dipengaruhi tween 80


- Tidak boleh dalam suasana  Efektif terhadap kapag dan bakteri gram (+) bila
basa (JAPHA ’59-390) dikombinasi
- Kloreton dilarutkan dengan
pemanasan pada suhu 60oC. 8. Benzilalkohol CH2OH

- Mempunyai
lemah daya anestetik lokal
5. Fenil merkurinitrat 0,001-0,002% (BP)
- Tahan pemanasan HgNO
- Bila teroksidasi (benzaldehida :
- tto dengan halida, asam, logam 3
dest dulu)
berat, reduktor 9. Asam sorbat CH3 H H
- Ada juga :
fenilmerkuriborat/asetat H H COOH
Catatan: 
 Antaraksi antara pengawet dengan zat tertentu:
− Paraben + Tween 80 = menurun
− Fenol + Tween 80 = menurun
6. Nipagin (metil paraben ) 0,15% OH
− Setil piridium klorida (amon kuartern) + Tilosa = menurun
- Larut dengan pemanasan − Asam sorbat + PEG 4000/6000 =menurun
- Untuk obat tetes mata, krim − Benzilalkohol/kloreton + tilosa=menurun
- Biasanya dikombinasi dengan − Kloreton + Tween 80 =menurun
O
Nipasol C − Kresol + Kinin HCl = menurun
- Tunggal berkhasiat terhadap O CH3  pH meningkat + menurun, suhu meningkat=meningkat,
OH penambahan garam anorganik=meningkat
kapang
 Uji aktivitas zat pengawet:

7. Nipasol (propil paraben) 0,05% - Dibandingkan dengan Fenol 0,5% (BPC)


Sifat dan gunanya seperti Syarat : larutan yang mengandung bakteri vegetatif 106 per
O
nipagin C ml + bakterisid >> harus steril setelah 3 jam
Catt: u/ nipagin & nipasol: O C3H7
 Bila dikombinasi : khasiatnya terhadap jasad renik H. Dekarboksilasi
 Aktif pada pH 4-6 Jarang terjadi

A Apoteker ISTN Angkatan XIX


poteker ISTN Angkatan XIX

http://slidepdf.com/reader/full/catatan-pak-benny 29/34
5/16/2018Farmasi Industri Catatan PakBenny -slidepdf.com
Farmasi Industri
Prof. Benny Logawa Prof. Benny Logawa

Zat padat mengalami dekarboksilasi pirolitik oleh pemanasan stearat 7%.


cukup tinggi (25-30 Kcal)
Contoh terkenal adalah degradasi PAS Natrium menjadi m-
aminofenol dan CO2 (mengikuti reaksi tingkat 1). NB: titik lebur ditentukan sbb:
1. Dengan kapilar (=jarak lebur)
STABILITAS FASE PADAT 
3. Dengan
2. mikroskop
DTA (Diff (=awal
Thermal peleburan
Analisis) jd DSC
atau 50%- selesai)
(Diff Scanning
• Bentuk sediaan padat yang mantap dan efektif tergantung dari Calorimetry)
pilihan bahan bantu untuk memudahkan pemberian, pelepasan yang Uji mutu antibiotik yang disajikan dalam kapsul dengan DSC dan KLT 
optimal, bioavailabilitas yang baik dan pencegahan peruraian Perbedaan titik lebur ditentuka dari selisihnya pada poros Y dengan
• Stabilitas fase padat berbeda dengan stabilitas larutan, tablet, ciri khasnya puncak dan letak dari zat yang ditentukan.
atau kapsul dapat diliputi oleh air sebagai film pada permukaan dan Pincak lebih tinggi dan lebih kekanan menunjukkan hasil lebih bagus.
merubah kinetika, pH dan kekuatan ion. Khusus tablet yang
mengandung 2% b/b air (untuk memungkinkan kompresi yang baik) 1. Polimorfisme
mampu menyebabkan rekasi kimia antara zat berkhasiat dan bahan  Polimorf adalah senyawa padat dengan sekurang-kurangnya dua
tambahan dalam larutan jenuh,(mengakibatkan hidrolisis pada susunan molekul/atom yang berbeda (jenis kristal yang
permukaan kristal). berbeda), namun sifat sama dalam fase cair atau uap. Contoh:
• Analisa termal digunakan untuk menentukan ada tidaknya antaraksi Karbon, Kloramfenikol
fisiko-kimia antara zat-zat dan gejala polimorfise, yakni sbb:  Perbedaan polimorf dalam hal: titik lebur, kelarutan, bobot
Zat berkhasiat + zat bantu kemudian dicampur (1:1 atau 1:10  jenis, dan tekanan uapnya.
tergantung dari dosis), lalu ditentukan degan DTA/DSC dan  Dua jenis transisi:
konfirmasi secara KLT (setelah penyimpanan pada suhu dan − Enantiotropik
kelembaban yang ditingkatkan). Dengan mengatur suhu atau tekanan, bentuk polimorf suatu
PS. Suhu 50oC selama 3 minggu ≈ 12 minggu suhu kamar. senyawa bisa diubah secara reversibel menjadi polimorf lain.
Ket: − Monotropik
1. Dicloxacillin Bentuk polimorf yang tidak stabil pada semua suhu dan
tekanan.
2. Dicloxacilin
laktosa 23%; 73%; asam  Deteksi polimorfisme:
stearat 4%. − Uji disolusi : bentuk metastabil >> laju disolusi cepat
3. Dicloxacilin 93%; asam − Sinar X (X-Ray diffraction)

A Apoteker ISTN Angkatan XIX


poteker ISTN Angkatan XIX

http://slidepdf.com/reader/full/catatan-pak-benny 30/34
5/16/2018Farmasi Industri Catatan PakBenny -slidepdf.com
Farmasi Industri
Prof. Benny Logawa Prof. Benny Logawa

− Analisis Infra Merah • Kekerasan


− DSC (Differential Scanning Calorimetry) & DTA (Diff • Disintegrasi
Therm Analysis). • Friabilitas
− Mikroskop listrik • Disolusi
 Akibat polimorfisme (yang dikemas dalam vial untuk obat
suntik) STABILITAS SUSPENSI
− Pertumbuhan kristal dalam suspensi dan krim mengakibatkan
bioavailabilitas dipengaruhi (jadi besar) Suspensi adalah zat padat yang terdispersi secara homogen dan halus
− Kemungkinan pengendapan dari polimorf yang kurang larut dalam suatu pembawa (air/minyak) dengan tambahan pengental
dalam bentuk sediaan cair. (sspending agent)
− Bioavailabilitas buruk karena polimorf kurang larut Disajikan dalam suspense jika zat aktif tidak larut dalam pembawa.
(Novobiocin amorf : absorpsi baik; kristal tidak)
− Transisi kristal karena dihaluskan atau granulasi basah Suspensi:
− Stabilitas kimia buruk (Penisilin G amorf kurang stabil − Pembawa air (contoh: Deksametason, Kloramfenikol palmitat)
daripada garamnya berbentuk kristal). − Pembawa non-air (Prokain penicilin G)

a. Jumlah zat padat :0,5-5% (antibiotika 30%)


b. Viskositas tergantung dari:
2. Mutu tablet − Jumlah zat padat
Dalam rangka pembuatan tablet yang bermutu perlu dilakukan uji − Pensuspensi (HPMC, Aluminium monostearat)
khusus pada tahap pembuatan tertentu: − Sifat dan campuran pembawa
a. Granulat (dalam bentuk granul): c. Kemudahan sedot (syringe-ability)
• Homogenitas d. Tiksotropi
• Kadar air   Rate of
• Sudut diam/sifat alir shear
• Kompresibilitas
rpm
b. •Tablet sedangtablet
Kekerasan dicetak:   Shearing stress/gaya
e. Tidak “caking”
• Keseragaman bobot
f. Rekonstruksi cepat
c. Setelah tablet selesai dibentuk/tablet jadi:

A Apoteker ISTN Angkatan XIX


poteker ISTN Angkatan XIX

http://slidepdf.com/reader/full/catatan-pak-benny 31/34
5/16/2018Farmasi Industri Catatan PakBenny -slidepdf.com
Farmasi Industri
Prof. Benny Logawa Prof. Benny Logawa

- *)
g. Ukuran partikel serba sama (Polimorfisme >> bioavailabilitas >> Krim    

syringe-ability dipengaruhi)
h. Zat padat terflokulasi (floculated) >> struktur endapan longgar *)
NB: Deflokulasi atau non flokulasi : struktur padat Jumlah jasad renik dalam krim maksimal 10 5 per g
(“Kumpulan Peraturan perundang-undangan Bidang kosmetika, Alat
kesehatan, dan Perbekalan Kesehatan Rumah tangga”, Ditjen
Suspensi

bermutu:dengan pengocokan ringan = homogen
Rekonstruksi POM,Depkes RI).
 Mudah dituang/disedot dengan alat suntik
 Ukuran dan bentuk kristal stabil Ikhtisar Uji Mutu Bentuk Sediaan:
Bentuk sediaan (1) (2) (3) (4) (5) (6) Khusus no .(3)
 Bioavailabilitas baik
1. Aerosol -    −  41o,51o,61o=12mggu
 Memenuhi syarat kadar 51o,61o,71o,81o=idem
2. Ampul    − − −
3. Krim, salep, -    − − 41o,51o,61o=idem
pasta, gel
STABILITAS FASE SETENGAH PADAT (SEMI SOLID) 4. Dragee:
- Khusus  -  −  − 41o,51o,61o,71o,81o=sda
1. Salep: mata, kulit - Normal  -  −  − 21oC/52%,31oC/70%=sda
2. Krim (M/A) 5. Granul
/serbuk  -  −  − Spt no 4

Syarat salep & krim: 6. Kapsul:


- Keras  -  −  −
 Basis tidak “pecah” 41o,51o,61o,71o,81o=sda
- Lembek  −  −  −
 Konsistensi normal
7. Cairan, sirop,
 Ukuran partikel tetap tetes, tingtur    − − − 41o,51o,61o,71o,81o=sda
 Homogen 8. Serbuk - -  −  − Spt no 4
9. Suppositoria  -   − − Spt no 1
Uji stabilitas salep/krim: 10. Suspensi     − − 41o,51o,61o,71o=sda
Eva pH Kon Ukuran Sta Daya Sterilita 11. Tablet:
luasi sisten partikel bilitas sebar s - Normal  -  −  −
warna, si (spreadability) - Khusus  -  −  − Spt no 4
bau 12. Ampul
Salep  -    
(isi serbuk)  -  − − − Spt no 7

A Apoteker ISTN Angkatan XIX


poteker ISTN Angkatan XIX

http://slidepdf.com/reader/full/catatan-pak-benny 32/34
5/16/2018Farmasi Industri Farmasi
Catatan PakBenny Industri
-slidepdf.com
Prof. Benny Logawa Prof. Benny Logawa

3. Penampilan, bau, pH, pengawet zat, kadar zat (zat pengawet diuji
Ket: seperti zat berkhasiat)
(1) Uji pengaruh cahaya, pada penyinaran dengan lampu xenon selama 4. spt no.2
24 jam
(2) Uji pengaruh suhu rendah, disimpan pada -10oC selama 4 minggu d) Dragee (normal, khusus): 

(4) Uji
(3) Uji reaksi kinetika,
pengaruh semua suhu,
perubahan menggunakan
disimpanreaksi
pada kinetika
4oC-41oC selama 4 1. Penampilan, penguraian
3. Penampilan, disintegrasi,zat
disolusi, keragaman bobot, penguraian
minggu (kenaikan suhu setelah 24 jam). zat, kadar zat.
(5) Uji pengaruh kelembaban, disimpan pada 21 oC/60%; 26oC/65%; 5. Penampilan, disintegrasi, disolusi, keragaman bobot, kekerasan
31oC/70% hingga bobot tetap e) Granul/serbuk: 
(6) Uji susut bobot, disimpan (tegak lurus dan terbaring) pada 51 oC 1.seperti 4.1
selama 12 minggu. 3. Penampilan, disintegrasi, disolusi, susut pengeringan, penguraian
zat, kadar zat.
Pengamatan Uji Mutu: 5. Penampilan,susut pengeringan, disintegrasi, disolusi.
a) Aerosol: 
2. Penampilan, rekonstruksi, ukuran partikel (suspensi) f) Kapsul (keras, lembek): 
3. Bau, katup, penampilan, rekonstruksi (suspensi), pH, penguraian 1. Penampilan kapsul
zat, kadar 3. Penampilan, susut pengeringan, penguraian zat, kadar zat.
4. Penampilan, rekonstruksi, ukuran partikel. 5. Penampilan,kelenturan, disintegrasi, disolusi, keragaman bobot.
6. Kehilangan bobot.
g) Cairan, sirop, tetes, tingtur: 
b) Ampul:  1. seperti 4.1
1. Penampilan, penguraian zat 2. Penampilan, kejernihan
2. Penampilan, kejernihan 3. Penampilan, pH, Penguraian zat, kadar zat (zat pengawet diuji
3. Penampilan, kejernihan, pH, isotoni (bila ada), penguraian zat, seperti zat berkhasiat).
kadar zat.
h) Serbuk: 
c) Krim, salep, gel, pasta, emulsi:  3.Penampilan, susut pengeringan, penguraian zat, kadar zat, sifat
2. Penampilan, homogenitas, konsistensi/viskos, ukuran partikel. tabur.
5. Penampilan, sifat tabur, tambahan bobot, atau susut.

A Apoteker ISTN Angkatan XIX


poteker ISTN Angkatan XIX

http://slidepdf.com/reader/full/catatan-pak-benny 33/34
5/16/2018Farmasi Industri Farmasi
Catatan PakBenny Industri
-slidepdf.com
Prof. Benny Logawa Prof. Benny Logawa

i) Suppositoria:  l) Ampul (isi serbuk => liofilisasi):


1.seperti 4.1 1.seperti 4.1
3. Penampilan, penguraian zat, kadar zat 3.Penampilan, penguraian zat, kadar zat, warna, kejernihan, pH.
4. Penampilan, daya larut, sifat meleleh, ukuran partikel.  

 j) Suspensi:  NB: Untuk suspensi: penampilan, rekonstruksi, pH.


1. Seperti 4.1
2. Penampilan, rekonstruksi, ukuran partikel
3. Penampilan, bau, rekonstruksi, pH, penguraian zat, kadar zat
(zat pengawet diuji seperti zat berkhasiat)
4. Penampilan, rekonstruksi, pH, ukuran partikel

k) Tablet (normal, khusus): 


− Normal:
1.Seperti 4.1
3.Penampilan, disintegrasi, disolusi, keragaman bobot, susut
pengeringan, penguraian zat, kadar zat.
5.Penampilan, keragaman bobot, kekerasan, disintegrasi,
disolusi.
− Khusus:
1.seperti 4.1
3. Penampilan, keragaman bobot, kekerasan, penguraian zat,
kadar zat
5.1. Tablet depot:
Penampilan, keragaman bobot, kekerasan, disolusi
1.2. Tablet efervesen:
Penampilan, kekerasan, disolusi
1.3. Tablet hisap:
Penampilan, kekerasan, disintegrasi, keragaman bobot.

A Apoteker ISTN Angkatan XIX


poteker ISTN Angkatan XIX

http://slidepdf.com/reader/full/catatan-pak-benny 34/34

Anda mungkin juga menyukai