Anda di halaman 1dari 99

Pertemuan VIII

Pengujian Hipotesis
Pengertian Hipotesis
• Hipotesis berasal dari Yunani, yang
dibagi menjadi dua suku kata, yaitu
”hypo” (sementara) dan
”thesis” (pernyataan atau teori),
• Pengertian Hipotesis menurut Ahli
• Uma Sekaran : hubungan yang diduga
secara logis antara dua variabel dalam
rumusan proporsi yang dapat diuji
secara empirik
• Kerliger : dugaan, proporsi sementara
mengenai hubungan/kaitan antara dua
variabel atau lebih
• Sugiyono : hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, dimana rumusan
masalah penelitian telah dinyatakan
dalam bentuk pertanyaan.
• Dikatakan sementara karena jawaban
yang diberikan baru didasarkan pada
teori
• Emory : hipotesis sebagai suatu
rumusan pertanyaan yang bersifat
sementara dan akan diuji secara
empiris.
• Fraenkel dan Wallen : hipotesis
merupakan prediksi mengenai
kemungkinan hasil dari suatu
penelitian
• James (1999) : Hipotesis adalah
suatu pernyataan sementara
mengenai sesuatu, yang keadaannya
biasanya tidak diketahui
Kesimpulan dari Hipotesis
• Jawaban sementara dari rumusan
masalah
• Yang didasarkan pada teori yang
relevan
• Yang kemudian harus dibuktikan
melalui penelitian empiris (data-data
primer)
Jenis Perumusan Hipotesis
• Ada pengaruh.........
• Ada perbedaan .......
• Ada hubungan.......
• Ada persamaan....
•Fungsi Hipotesis
Untuk menguji kebenaran suatu teori
Memberikan gagasan baru untuk
mengembangkan suatu teori dan
Memperluas pengetahuan peneliti
mengenai suatu gejala yang sedang
dipelajari
Manfaat Hipotesis
• Menjelaskan masalah penelitian
• Menjelaskan variabel-variabel yang
akan diuji
• Pedoman untuk memilih metode
analisis data
• Dasar untuk membuat kesimpulan
penelitian
Contoh Hipotesis
• Ada hubungan antara motivasi belajar
dengan IPK
• Ada pengaruh pelayanan apotik
dengan kepuasan pasien
• Ada hubungan antara biaya, lokasi,
fasilitas dengan kepuasan pasien
• Ada hubungan antara harga obat
dengan pembelian obat
• Ada pengaruh kepemimpinan terhadap
kinerja keryawan
• Ada pengaruh postif yang signifikan
pemberian intensif, lingkungan kerja
dan kepemimpinan terhadap semangat
kerja karyawan
Dasar merumuskan
Hipotesis
• Berdasarkan pada teori
• Berdasarkan penelitian terdahulu
• Berdasarkan penelitian pendahuluan
• Berdasarkan akal sehat peneliti
Dalam sebuah penelitian Hipotesis
dapat dinyatakan dalam 2 bentuk
• Hipotesis Nol
• Hipotesis Alternatif
Hipotesis Alternatif
• Ha merupakan hipotesis kerja bisa
juga disebut : Hipotesis awal,
Hipotesis Alternatif, Hipotesis Asli
• Hipotesis kerja : yaitu hipotesis
sintesis dari hasil kajian teori
• Penulisan hipotesis kerja biasanya
disingkat dengan Ha, dapat juga
disingkat H1, H2, H3, atau Ha1, Ha2,
Ha3
Hipotesis Nol
• Hipotesis Nol (Ho) atau hipotesis
statistik : merupakan lawan dari
hipotesis kerja atau pengingkaran
dari Ha, sering disingkat dengan Ho
dapat juga disingkat dengan Ho1,
Ho2, Ho3
• Ciri dari Ho biasanya terdapat kata
“tidak”
Jenis Hipotesis
• Hipotesis Deskriptif
• Hipotesis Komparatif
• Hipotesis Asosiatif
Hipotesis Deskriptif
• Merupakan jawaban sementara
terhadap masalah deskriptif yaitu
berkenaan dengan variabel
mandiri/single variabel
Contoh :
• Ho : Rata-rata IPK Sementer VA
tidak sampai 3
• Ha : Rata-rata IPK Semester VA =
3,0
• Ho : Mahasiswa semester V tidak
memiliki motivasi belajar
• Ha : Mahasiswa semester V Memiliki
motivasi belajar
Hipotesis
komparatif/perbandingan
• Hipotesis komparatif merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan
masalah komparatif/membedakan
• Pada rumusan ini variabelnya sama
tetapi populasinya berbeda atau
sampelnya yang berbeda, atau
keadaan itu terjadi pada waktu yang
berbeda
Contoh
• Ho : tidak ada perbedaan motivasi
belajar antara semester V dengan
Semester 3
• Ha : ada perbedaan motivasi belajar
antara semester V dengan Semester
3
• Ho : tidak ada perbedaan harga obat
generik dengan obat non generik
• Ha : Ada perbedaan harga obat
generik dengan obat non generik
• Apakah ada perbedaan produktivitas Apel
manalagi di Kota Batu dan di Poncokusumo
• Apakah ada perbedaan kadar gula pada
buah apel manalagi dan buah apel anna dari
Kota Batu
• Rumusan Hipotesisnya
• Tidak terdapat perbedaan produktivitas
buah apel di kota Batu dan di Kota
Poncokusumo Ho : μ1 = μ2, Ha : μ1 ≠ μ2
• Kadar gula buah Apel Manalagi tidak
berbeda dibandingkan buah apel Anna Ho :
μ1 = μ2, Ha : μ1 ≠ μ2
Hipotesis Asosiatif
(hubungan-pengaruh)
• Hipotesis asosiatif adalah jawaban
sementara terhadap rumusan masalah
asosiatif yaitu menanyakan hubungan
antara dua variabel atau lebih
• Ho : Tidak ada pengaruh antara
motivasi belajar dengan IPK
• Ha : ada pengaruh antara motivasi
belajar dengan IPK
• Ho : tidak ada hubungan antara
motivasi kerja dengan kepuasan kerja
Ho : P ≠ 0
• Ha : ada hubungan antara motivasi
kerja dengan kepuasan kerja
Ha : P = 0
• Apakah penelitian memerlukan
hipotesis ?
• Jika ada rumusan masalah atau judul
yang bersifat deskriptif maka
hipotesis boleh tidak ada
• Akan tetapi jika penelitian kamu
memuat tentang hubungan antar
variabel, maka hipotesis harus ada
• Penelitian yang bersifat eksploratif
dan deskriptif tidak memerlukan
hipotesis
Bagaimana cara membuat
hipotesis
• Teori ; melalui teori/cari cari buku
pendukung, referensi
• Penelitian : jurnal, tesis, skripsi
Uji Hipotesis
• Hipotesis yang sudah dirumuskan
kemudian harus diuji
• Pengujian ini akan membuktikan Ho
atau Ha yang akan diterima
• Jika Ha diterima maka Ho ditolak
artinya ......
ada hubungan........ dengan.........
Keputusan uji
Menolak Ho jika p < 0,05
Menerima Ho jika p>0,05
Menerima Ho : tidak ada hubungan.....,
tidak ada perbedaan....
Menolak Ho : ada Hubungan........,
ada Perbedaan....
Contoh
• Ho : rata-rata tinggi orang indonesia = 300
cm
• Ha : rata-rata orang indonesia = 300 cm
Ambil sampel 100 orang di Jakarta  rata-
ratanya 167 cm
Kalau memang benar rata-rata tinggi orang
indonesia = 300 cm (asumsi Ho benar), namun
hasil yang didapat rata-rata 167 cm  Ho
salah dan Ha harus diterima
Dua jenis kesalahan yang dapat
dilakukan oleh peneliti, yaitu

• Menolak hipotesis yang seharusnya


diterima. Kesalahan ini disebut
dengan kesalahan alpha (α)
• Menerima hipotesis yang seharusnya
ditolak. Kesalahan ini disebut sebagai
kesalahan beta (β)
Kesimpulan Keadaan yang Sesungguhnya

Hipotesis Benar Hipotesis Salah

Menerima Hipotesis Benar Kekeliruan (tipe I) α

Menolak Hipotesis Kekeliruan (tipe II) β Benar


• Rumusan Masalah “apakah ada hubungan antara
motivasi belajar dengan IPK mahasiswa STIKES
Harapan Ibu jambi?”

• Maka hipotesis penelitian seharusnya : ada hubungan


antara motivasi belajar dengan IPK mahasiswa STIKES
Harapan Ibu jambi

Hipotesis Operasionalnya
• Ho : Tidak ada hubungan antara motivasi belajar
dengan IPK
• Ha : ada hubungan antara motivasi belajar dengan IPK

• Jika setelah dilakukan pengujian ternyata


• Ho diterima; artinya penelitian terbukti secara
empiris
• Ha ditolak ; artinya penelitian tidak terbukti
secara empiris
Contoh Rumusan
Hipotesis
• Pak Adi, seorang pekebun mangga,
menyatakan bahwa “produksi buah
mangga yang dihasilkan kebunnya
dijamin baik 95%
• Jika diambil contoh 100 buah mangga
dan ditemukan yang baik sebanyak 90
buah, maka dengan taraf signifikan
α=0,05 apakah pernyataan pak Adi
tersebut dapat diterima?
Contoh kasus
• Notoatmodjo menyatakan TBC
disebabkan oleh Sanitasi Lingkungan
Pak Dodi menderita TBC. Setelah dilakukan
penelitian ternyata tidak disebabkan disebabkan
oleh sanitasi lingkungan
Rumusan Masalah : apakah ada hubungan antara
sanitasi lingkungan dengan kejadian TBC?
Hipotesis Operasionalnya :
Ho : Tidak ada hubungan antara sanitasi lingkungan
dengan kejadian TBC
Ho : ada hubungan antara sanitasi lingkungan dengan
kejadian TBC

Hasilnya Menolak Ho berarti kesalahan tipe?


Contoh kasus
• Sebuah teori menyatakan bahwa tidak ada
hubungan antara uang saku dengan IPK, tetapi
mahasiswa STIKes Meneliti tentang hubungan
uang saku dengan IPK dan diperoleh hasil bahwa
ada hubungan antara uang saku dengan IPK?
Hipotesis Operasionalnya :
Ho : Tidak ada hubungan antara uang saku dengan
IPK
Ho : ada hubungan antara uang saku dengan IPK
Hasilnya menerima Ha berarti kesalahan tipe?
Uji Dua Sisi dan Uji Satu
Sisi
• Uji dua sisi (two tail) digunakan jika
parameter di populasi dalam hipotesis
dinyatakan sama dengan (=)
• Uji satu sisi (one tail) digunakan jika
parameter di populasi dalam hipotesis
dinyatakan lebih besar (>) atau lebih
kecil (<)
Lima Lagkah uji Hipotesis
1. Merumuskan Hipotesis (Ho dan Ha)
2. Menentukan batas kritis (α; db)
3. Menentukan nilai hitung (nilai
statistik)
4. Pengambilan keputusan
5. Membuat kesimpulan
Rumusan Hipotesis
• Rumusan Hipotesis terdiri dari Ho
dan Ha
• Rumusan hipotesis pada Ho dan Ha
dibuat menggunakan simbol
matematis sesuai dengan hipotesis
• Beberapa kemungkinan rumusan
hipotesis menggunakan tanda
matematis sebagai berikut
• Ho : = ≥ ≤
• Ha : ≠ > <
Menentukan Batas Kritis
• Perhatikan tingkat signifikan (α) yang
digunakan. Biasanya 1%, 5% daan 10%
• Untuk uji dua sisi gunakan α/2, dan
untuk uji 1 sisi gunakan α
• Banyaknya sampel (n) digunakan untuk
menentukan derajat kebebasan (db)
- satu sampel : df = n-1
- Dua Sampel : df = n-2
Nilai Kritis ditentukan menggunakan
tabel t atau tabel Z
Menentukan Keputusan
• Membandingkan antara nilai hitung
dengan nilai kritis.
• Jika |t hitung|> t kritis, keputusan
menolak Ho dan sebaliknya
• Atau dengan menggunakan gambar
kurva distribusi normal. Jika nilai hitung
berada pada daerah penolakan Ho,
maka keputusannya adalah menolak
Ho dan sebaliknya
Dua Sisi
Satu sisi : kanan
Satu sisi : Kiri
Rumus Perhitungan
Contoh Soal
• Akan diuji bahwa rata-rata tinggi
mahasiswa PS Kesehatan Masyarakat
adalah 160 cm atau berbeda dari itu

• Jika tingkat signifikasi 5% dan


diambil sampel random 100 orang
mahasiswa ternyata rata-rata 163,5
cm dengan standar deviasi 4,8 cm.
Apakah hipotesis ini benar?
Penyelesaian
• Hipotesis : Ho : μ = 160
Ha : μ ≠ 160
• Tingkat Signifikasi 0,05
• Ho diterima jika
Ho ditolak jika Z<-Zα/2 atau Z> Zα/2
Ho diterima jika Z<-1,96 atau Z> 1,96
• Perhitungan

• Karena

• Jadi
• Ha : μ ≠ 160 diterima, rata-rata TB
mahasiswa PS Kesmas berbeda 160
cm
Proporsi
Praktek (Diskusi)
• Buat kelompok dengan anggota
kelompok masing-masing berjumlah 10
orang.
• Buat contoh kasus sebanyak 3 dan
buat juga hipotesisnya
• Waktu diskusi 30 menit.
• Dalam melakukan pengujian hipotesis.
Ada 2 macam kekeliruan
1. Kekeliruan tipe I (menolak hipotesis
yang seharusnya diterima)
Peluang salah menolak Ho padahal Ho
benar, artinya menyimpulkan ada
perbedaan padahal tidak ada
perbedaan
2 Kekeliruan tipe II (menerima
hipotesis yang seharusnya ditolak)
Peluang salah tidak menolak Ho
padahal sesungguhnya Ho salah,
artinya menyimpulkan tidak ada
perbedaan padahal sesungguhnya ada
perbedaan
Kesimpulan Keadaan yang Sesungguhnya

Hipotesis Benar Hipotesis Salah

Menerima Hipotesis Benar Kekeliruan (tipe I) α

Menolak Hipotesis Kekeliruan (tipe II) β Benar


Contoh (Titik Didih Air)
• Fakta yang ada menunjukkan bahwa air mendidih
pada suhu 100 derajat C. Seorang peneliti ingin
tahu apakah ada air yang mendidih pada suhu di
bawah 100 derajat C.
• Hipotesis nol adalah: “Air mendidih pada suhu
100C”;
• hipotesis alternatif, “Air mendidih pada suhu di
bawah 100 derajat C.
• Risiko atau biaya kesalahan tipe I, menolak air
fakta bahwa air mendidih pada suhu 100 derajat
C, lebih besar daripada kesalahan tipe II, menolak
air mendidih pada suhu di bawah 100 derajat C.
• Sekarang mari kita lihat fakta
berikut.
• Manusia pada dasarnya memiliki
kejujuran, namun ada manusia yang
tidak jujur.
• Jika dibuat menjadi hipotesis
penelitian, maka:
• hipotesis nol, “Setiap manusia
bersifat jujur”;
• hipotesis alternatif, “Ada manusia
yang tidak jujur”
• Yang pertama, mengatakan manusia
jujur sebagai manusia yang tidak
jujur, berarti menolak hipotesis nol.
Sehingga, kesalahan menolak
hipotesis nol adalah kesalahan tipe I.
Sedangkan yang kedua, mengatakan
manusia yang tidak jujur sebagai
manusia jujur, berarti menolak
hipotesis alternatif. Artinya,
kesalahan menolak hipotesis
alternatif adalah kesalahan tipe II.
Jenis – jenis Pengujian
Hipotesis
1. Pengujian hipotesis deskriptif
Contoh : 5% mahasiswa semester V Farmasi
berasaal dari Kotaa Jambi, 10% warga Kota
Malang positif terkena HIV AIDS, 40% orangtua
Mahasiswa Farmasi adalah pedagang, dll
2. Pengujian hipotesis komparatif
Contoh: ada perbedaan kemampuan memahami konsep
Biostatistik antara lulusan dari MAN dan SMA,

3. Pengujian hipotesis asosiatif

Contoh: ada hubungan antara tingkat kerajinan mahasiswa dengan


nilai yang diperoleh, dll.
Daerah
Daerah
PEnolakan
Penerimaan
H0
H0

ˆ
H0: H1:
=20 =24

 = P(Terima H0 | H1 benar)  = P(tolak H0 | Ho benar)


22
 = P( < 22 |  = 24)  = P( > 22 |  = 20)

 Merupakan sembarang parameter


CONTOH (1)
Sampel diambil secara acak dari populasi normal(;2 = 9), berukuran 25.
Hipotesis yang akan diuji,
H0 :  = 15
H1 :  = 10
Tolak H0 jika rata-rata kurang dari atau sama dengan 12.5
Berapakah besarnya kesalahan jenis I dan II ?
Jawab:
P(salah jenis I) = P(tolak H0/ = 15) = P(z  (12.5-15)/3/25))
= P(z  - 4.167 )  0
P(salah jenis II) = P(terima H0/ = 10) = P(z  (12.5-10)/3/25))
= P(z  4.167 ) = 1 - P(z  4.167 )  0
Sifat  dan 

H1 H0 H1
H0

   

  
  
H1
H0
Jika n   dan  akan
menurun lihat KURVA 
KATERISTIK OPERASI 
Hipotesis yang diuji
H0 :  = 0 H0 :   0 H0 :   0

H1 :   0 H1 :  < 0 H1 :  > 0

Hipotesis dua arah Hipotesis SATU arah

Statistik uji :
ˆ
v
sˆ

 merupakan sembarang parameter


v merupakan sembarang statistik uji
Wilayah kritik
Daerah Penolakan H0
Tergantung dari H1. Misalkan v = z  N (0,1)

H1 :   0

Daerah
Penerimaan
H0
/2 /2
Nilai kritik
Daerah
Penolakan H0
-z/2 z/2

Tolak H0 jika v < -z/2 atau v > z/2


H1 :  < 0

Daerah
Penerimaan
H0

Daerah
Penolakan H0
-z
Tolak H0 jika v < -z/2

H1 :  > 0

Daerah
Penerimaan
H0 

Daerah
Tolak H0 jika v > z Penolakan H0
z
 & nilai p
•  = taraf nyata dari uji
statistik
• Nilai p = taraf nyata dari
contoh  peluang 
merupakan suatu ukuran
“kewajaran” untuk
menerima H0 atau
menerima H1
• Jika nilai p <  maka Tolak
Nilai p
H0 

z zh
Nilai p = P (Tolak H0 | contoh)
Misalnya : nilai p = P(Z > zh)
Tujuan pengujian

Satu Populasi Dua populasi

Nilai Satu Data saling Data


Tengah() Populasi (p) bebas berpasangan

2
1 - 2 p1 - p2 d
diketahui Tidak
diketahui
12 &
22 Tidak Uji z Uji t
Uji z Uji t Uji z diketahui
diketahui

12 &
Uji z 22
sama Tidak sama

Uji t Uji t
Formula 1 Formula 2
Uji Nilai Tengah
Populasi ()
Hipotesis yang dapat diuji:
Hipotesis satu arah
• H0 :   0 vs H1 :  < 0
• H0 :   0 vs H1 :  > 0
Hipotesis dua arah
• H0 :  = 0 vs H1 :   0

• Statistik uji:
x  0
– Jika ragam populasi (2) diketahui : zh 
/ n

– Jika ragam populasi (2) tidak diketahui :x   0


th 
s/ n
Contoh (2)
Batasan yang ditentukan oleh pemerintah
terhadap emisi gas CO kendaraan bermotor
adalah 50 ppm. Sebuah perusahaan baru yang
sedang mengajukan ijin pemasaran mobil,
diperiksa oleh petugas pemerintah untuk
mennetukan apakah perusahaan tersebut laya
diberikan ijin. Sebanyak 20 mobil diambil secara
acak dan diuji emisi CO-nya. Dari data
didapatkan, rata-ratanya 55 dan ragamnya 4.2.
Dengan menggunakan taraf nyata 5%, layakkah
perusahaan tersebut mendapat ijin?
One-Sample T

Test of mu = 50 vs > 50

95%
Lower
N Mean StDev SE Mean Bound T P
20 55.0000 2.0494 0.4583 54.2076 10.91 0.000
Pengujian Hipotesis
untuk selisih dua nilai
tengah populasi
Hipotesis
– Hipotesis satu arah:
H0: 1- 2 0 vs H1: 1- 2 <0
H0: 1- 2  0 vs H1: 1- 2 >0
– Hipotesis dua arah:
H0: 1- 2 =0 vs H1: 1- 2 0
Statistik uji
( x1  x2 )   0
zh 
 ( x x
1 2)

Formula 1 klik diketahui

Syarat :
1 2& 2 2
sama 12 & 22

Tidak sama Tidak


diketahui
Formula 2 klik
Formula 1
a. Jika 1 dan 2 tdk diketahui dan diasumsikan sama:

1 1
( x1  x 2 )   0 s x1  x2  s 2
  
th  gab
s( x1  x2 )  n1 n2 

( n  1) s 2
 ( n  1) s 2
2
s gab  1 1 2 2
dan v  n1  n2  2
n1  n2  2
Formula 2
b. Jika 1 dan 2 tdk diketahui dan diasumsikan tidak sama:

( x  x2 )   0  s12 s22 
th  1 s x1  x2    
s( x1  x2 )  n1 n2 

2
s2
s 2

 n  n 
1 2

v  1 2

 s 2  2   s 2  2 
 1 n  n1  1   2 n  n2  1
 1   2 
Contoh (3)
Dua buah perusahaan yang saling bersaing dalam industri kertas karton
saling mengklaim bahwa produknya yang lebih baik, dalam artian lebih
kuat menahan beban. Untuk mengetahui produk mana yang sebenarnya
lebih baik, dilakukan pengambilan data masing-masing sebanyak 10
lembar, dan diukur berapa beban yang mampu ditanggung tanpa merusak
karton. Datanya sebagai berikut:

Perush A 30 35 50 45 60 25 45 45 50 40
Perush B 50 60 55 40 65 60 65 65 50 55

– Ujilah karton produksi mana yang lebih kuat dengan asumsi ragam kedua
populasi berbeda, gunakan taraf nyata 10%!
Contoh (3)
Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui rataan waktu yang
dibutuhkan (dalam hari) untuk sembuh darisakit flu. Terdapat dua grup,
satu grup sebagai kontrol dan grup lainnya diberi vitamin C dengan dosis
4 mg/hari. Statistik yang diperoleh dari peneltian tersebut sebagai
berikut :
Perlakuan
Kontrol Vitamian C : 4 mg
Ukuran contoh 35 35
Rataan contoh 6.9 5.8
Simpangan baku
contoh 2.9 1.2

– Ujilah apakah rata-rata lama waktu sembuh untuk grup yang diberi vitmin
C lebih pendek dibandingkan grup kontrol! Asumsikan data menyebar
normal dengan ragam tidak sama dan gunakan α=5%

*Sumber : Mendenhall, W (1987)


Pengujian Hipotesis
untuk data berpasangan
Hipotesis
–Hipotesis satu arah:
H0: 1- 2 0 vs H1: 1- 2 <0
atau Statistik uji :
H0: D 0 vs H1: D<0
d 0
th 
H0: 1- 2  0 vs H1: 1- 2 >0 s/ n
atau
H0: D  0 vs H1: D>0
–Hipotesis dua arah:
H0: 1- 2 =0 vs H1: 1- 2 0
atau
H0: D = 0 vs H1: D0
Contoh (4)
Suatu klub kesegaran jasmani ingin mengevaluasi program
diet, kemudian dipilih secara acak 10 orang anggotanya untuk
mengikuti program diet tersebut selama 3 bulan. Data yang
diambil adalah berat badan sebelum dan sesudah program
diet dilaksanakan, yaitu:
Berat Badan Peserta
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sebelum (X1) 90 89 92 90 91 92 91 93 92 91
Sesudah (X2) 85 86 87 86 87 85 85 87 86 86
D=X1-X2 5 3 5 4 4 7 6 6 6 5

Apakah program diet tersebut dapat mengurangi berat badan


minimal 5 kg? Lakukan pengujian pada taraf nyata 5%!
Penyelesaian
• Karena kasus ini merupakan contoh berpasangan, maka:
• Hipotesis:
H0 : D  5 vs H1 : D < 5
• Deskripsi:

d n d i2   d i 
2
51 10(273)  (51) 2
d   5,1 s    1,43
i 2

n(n  1)
d
n 10 10(9)

sd  1,43  1,20
• Statistik uji:

d  d d  d 5,1  5
t    0,26
sd sd 1,20 / 10
n
• Daerah kritis pada =5%
Tolak H0, jika th < -t(=5%,db=9)=-1.833

• Kesimpulan:
Terima H0, artinya program diet tersebut
dapat mengurangi berat badan minimal 5
kg
Pendugaan Parameter:
Kasus Satu Sampel
Proporsi
Hipotesis yang dapat diuji:
Hipotesis satu arah
• H0 : p  p0 vs H1 : p < p0
• H0 : p  p0 vs H1 : p > p0
Hipotesis dua arah
• H0 : p = p0 vs H1 : p  p0

• Statistik uji:
pˆ  p0
zh 
p0 (1  p0 )
n
Contoh(4)
• Menurut suatu artikel suatu obat baru yang diekstrak dari suatu
jamur, cyclosporin A, mampu meningkatkan tingkat kesuksesan
dalam operasi transplantasi organ. Menurut artikel tersebut, 22
pasien yang menjalani operasi transplantasi ginjal diberikan obat
baru tersebut. Dari 22 pasien tersebut, 19 diantaranya sukses
dalam operasi transpalntasi ginjal.
• Apakah sampel tersebut cukup secara statistik? Sebagai
informasi ahwa keberhasilan dengan menggunakan prosedur yang
standar adalah sekitar 60%!
• Jika kemudian dilakukan pengamatan terhadap 35 pasien dan 25
diantaranya berhasil menjalani transplantasi ginjal, apakah
dapat dikatakan bahwa obat baru tersebut lebih baik dari
prosedur yang standar?
*Sumber : Mendenhall, W (1987)
*sedikit modifikasi soal
Pendugaan Parameter:
Kasus dua Sampel
Selisih dua proporsi
besar perbedaan antara
dua proporsi (0 (p1-p2))
>0

Hipotesis (1) 0
klik

=0

Hipotesis (2)
Klik
Hipotesis (1)
– Hipotesis satu arah:
H0: p1- p2 0 vs H1: p1- p2 <0
H0: p1- p2  0 vs H1: p1- p2 >0
– Hipotesis dua arah:
H0: p1- p2 =0 vs H1: p1- p2 0

Statistik uji : ( pˆ1  pˆ 2 )   0


zh 
pˆ1 (1  pˆ1 ) pˆ 2 (1  pˆ 2 )

n1 n2
Hipotesis (2)
– Hipotesis satu arah:
H0: p1  p2 vs H1: p1 < p2
H0: p1  p2 vs H1: p1 > p2
– Hipotesis dua arah:
H0: p1 = p2 vs H1: p1 p2
Statistik uji : ( pˆ1  pˆ 2 ) x1  x2
zh  pˆ 
1 1 n1  n2
pˆ (1  pˆ )(  )
n1 n2
Contoh(6)
• Sebuah penelitian dilakukan untuk menguji
pengaruh obat baru untuk viral infection. 100 ekor
tikus diberikan suntikan infeksi kemudian dibagi
secara acak ke dalam dua grup masing-masing 50
ekor tikus. Grup 1 sebagai kontrol, dan grup 2
diberi obat baru tersebut. Setelah 30 hari,
proporsi tikus yang hidup untuk grup 1 adalah 36%
dan untuk grup 2 adalah 60%. Apakah obat
tersebut efektif? Obat dikatakan efektif jika
perbedaan antara grup perlakuan dengan grup
kontrol lebih dari 12%
*Sumber : Mendenhall, W (1987)
*sedikit modifikasi soal
Penyelesaian
• Diketahui :
Grup Kontrol Grup perlakuan
p1 p2

n1 =50 n2 =50
ˆ 1  0.36
p ˆ 2  0.6
p

• Ditanya : p2-p1 > 0.12?


Penyelesaian
• JAwab :
• H0: p2- p1  0.12 vs H1: p2- p1 > 0.12
•  = 5%
Statistik uji : (0.6  0.36)  0.12
zh   1.23
0.6(1  0.6) 0.36(1  0.36)

50 50

Wilayah kritik : Tolak H0 jika zh > z0.05 = 1.645


Kesimpulan: karena zh=1.23 < z0.05 = 1.645 maka Terima
H0 (belum cukup bukti untuk Tolak H0) dengan kata
lain berdasarkan informasi dari sampel yang ada belum
menunjukkan bahwa obat tersebut efektif
Demo MINITAB
Kasus
• Laporan PKM Pakuan baru menyatakan bahwa
kejadian gizi buruk terus meningkat. Pada tahun
2015 sebanyak 10 kasus, tahun 2016 sebanyak 12
kasus dan tahun 2017 sampai bulan oktober
meningkat menjadi 15 kasus. Mahasiswa prodi
kesmas melakukan survei ternyata yang
menyebabkan gizi buruk tersebut adalah penyakit
infeksi, sosial ekonomi dan pengetahuan ibu.
Mahasiswa prodi kesmas tersebut ingin melakukan
penelitian tentang hubungan antara penyakit
infeksi, sosial ekonomi dan pengetahuan dengan
kejadian gizi buruk di PKM Pakuan baru.
Kahoot.it

Anda mungkin juga menyukai