PEMBAHASAN
Analisis lingkungan internal dan eksternal sering dikenal pula dengan analisis SWOT
(Strength, Weakness, Opportunity and Threat). Analisis ini digunakan untuk memahami
kondisi internal (kekuatan dan kelemahan) dan situasi eksternal (peluang dan hambatan),
sehingga dapat diperoleh posisi suatu organisasi atau isu dalam konteks dan konten yang
diemban. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan elemen-elemen yang
dimiliki oleh suatu organisasi baik itu sumberdaya, sumber dana maupun manusianya. Faktor
eksternal adalah faktor yang tidak dimiliki oleh organisasi atau dengan kata lain merupakan
sesuatu yang berwujud peluang dan hambatan dari luar, karena berada di luar dan dimiliki oleh
organisasi atau sistem lain (Max and Majluf, 1991; Hill and Jones, 1992; Rangkuti, 1999).
Analisis SWOT harus mengacu pada visi dan misi organisasi sebagai pengarah dan
penentu. Elemen-elemen internal, sebagai contoh pada pengembangan pariwisata lebih umum
disebut sebagai komponen pariwisata yang dimiliki dianalisis kekuatan (strength) dan
kelemahannya (weaknesses) berdasarkan atas tolok ukur yang diturunkan dari misi yang harus
dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata. Dengan demikian komponen yang akan dianalisis antara
lain komponen produk (objek daya tarik wisata, fasilitas dan infrastruktur), manajemen,
kelembagaan, sumber daya manusia, promosi dan pemasaran, serta dampak lingkungan.
Lingkungan Internal merupakan proses memonitor dan mengevaluasi kondisi dari berbagai
faktor yang ada di lingkungan internal organisasi (sumber daya, kompetensi, struktur
organisasi, budaya organisasi, dan unit bisnis organisasi Tujuannya adalah untuk menemukan
faktor kelemahan (weakness) dan kekuatan (strength) yang ada di dalam organisasi.
A. Aspek Internal
WEIGHT
KEY INTERNAL FACTOR WEIGHT RATING
No SCORE
KEKUATAN INTERNAL
lingkungan yang berada atau berasal dari luar organisasi atau perusahaan. Komponen tersebut
cenderung berada di luar jangkauan organisasi, artinya organisasi atau perusahaan tidak bisa
diperlakukan sebagai sesuatu yang given atau sesuatu yang mau tidak mau harus diterima dan
Menurut Chuck Williams mengatakan bahwa lingkungan eksternal semua kejadian di luar
MAKRO - Ekpolesosbudemtek
No Aspek Peluang Ancaman
Saat ini pasar Indonesia yang
semakin berkembang pada bidang
teknologi dan informasi menjadikan
ruangguru semakin berkembang
dan bisa menjadi perusahaan
unicorn.
Perkembangan Artificial
Intelligence (AI) membuat
ruangguru meningkatkan fitur pada
aplikasi seperti adanya fitur
Roboguru.
B. Lingkungan Eksternal (Mikro)
MIKRO
No Aspek Peluang Ancaman
Adanya kompetitor seperti
Quipper dan Zenius dalam
produk bimbingan belajar
online. Pinteraktif dan Noodle
dengan produk pelatihan
karyawan secara
online.Banyaknya pesaing
dalam industri akan membuat
persaingan menjadi sangat
ketat dan ruangguru harus
terus berusaha
mengembangkan produk dan
semakin berinovasi sehingga
bisa menjadi produk yang
unggul dibandingkan
kompetitor lainnya.
Bargaining Power of
2
Supplier
Quipper telah berkolaborasi
dengan lebih dari 6 ribu
sekolah di Indonesia dan
menerima dukungan dari 43
Dinas Pendidikan Provinsi dan
Kabupaten dan organisasi
seperti Ikatan Guru Indonesia
Bargaining Power of (IGI). Hal ini sudah mengurangi
3
Buyer jumlah target kerja sama
ruangguru karena kompetitor
telah melakukan kerja sama
dengan pemerintah yang
memiliki pengaruh besar dalam
penjualan produk perusahaan
ke sekolah di daerah
pemerintahan tersebut.
Bargaining Power of
4
Potential Entrants
Ruangguru mendirikan
bimbingan belajar offline yang
bernama Brain Academy untuk
Bargaining Power of mengakomodasi konsumen yang
5
Substitute Products lebih tertarik belajar langsung
dengan pengajar namun tetap
ingin mengikuti bimbingan
belajar secara digital.
WEIGHT
KEY EXTERNAL FACTOR WEIGHT RATING
No SCORE
PELUANG
ANCAMAN
Beberapa sekolah yang masih melarang siswa
membawa handphone ke sekolah dapat
1 membuat penggunaan aplikasi ruangguru pada 0,07 4,00 0,28
perangkat smartphone menjadi tidak optimal di
jam belajar siswa.
Masih banyaknya orang tua yang beranggapan
penggunaan smartphone oleh anak dapat
membawa dampak negatif kepada anak
2 0,06 3,00 0,18
membuat penjualan produk ruangguru belum
sepenuhnya menjangkau siswa di kota-kota
besar.
Penggunaan smartphone sebagai media
pelatihan kerja yang masih sedikit pada karyawan
3 0,05 2,00 0,1
generasi baby boomer mengakibatkan
penggunaan aplikasi ruangkerja belum optimal.
Perusahaan yang memiliki banyak karyawan
generasi baby boomer yang belum melek
4 0,04 3,00 0,12
teknologi membuat proses penjualan produk
ruangkerja terhambat.
Minimnya kontribusi pemerintah dalam
mendukung pemanfaatan teknologi dan internet
5 di wilayah terpencil dapat menghambat 0,03 4,00 0,12
pengenalan produk ruangguru untuk membantu
proses pembelajaran siswa di wilayah terpencil.