8 14
ISSN 1907-5537
Vol. 1, No. 1
Abstrak
Telah dilakukan penelitian mengenai efek pemberian monosodium glutamat (MSG) terhadap
perkembangan embrio mencit (Mus musculus L.) strain DDW selama periode praimplantasi hingga
organogenesis. MSG diberikan pada induk mencit dimulai sejak umur kehamilan 0 hari hingga 16
hari, secara gavage sebanyak 0,1 ml/10 g bb.
Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) non faktorial yang terdiri dari 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dengan dosis 2,4; 4,8; 9,6
mg/ml akuades, sedangkan kelompok kontrol terdiri dari kelompok kontrol tanpa perlakuan dan
kontrol akuades.
Dari penelitian diperoleh hasil bahwa pemberian MSG pada induk mencit umur kehamilan 0 hari
hingga 16 hari tidak mempengaruhi implantasi dan berat badan fetus hidup. MSG menyebabkan
secara nyata menurunkan jumlah fetus hidup, yang ditandai dengan peningkatan persentase kematian
intra uterus berupa embrio yang diresorp. MSG menyebabkan secara nyata peningkatan persentase
kehilangan praimplantasi serta meningkatkan secara nyata persentase fetus yang mengalami
malformasi. Malformasi yang ditemukan pada fetus adalah malformasi eksternal berupa
mikropthalmia, anopthalmia, acorea sedangkan malformasi internal berupa hidrosephalus.
Dengan demikian dapat disimpulkan pada penelitian ini pemberian MSG pada induk mencit
yang sedang hamil bersifat embriotoksik dan teratogenik.
Keywords: MSG, embriotoksik, teratogenik
PENDAHULUAN
Kesibukan yang meningkat di tengah
masyarakat perkotaan dan pesatnya kemajuan
teknologi
informasi
membawa
dampak
perubahan gaya hidup. Perubahan ini juga
mempengaruhi pola konsumsi makanan dengan
lebih banyak mengkonsumsi jenis makanan cepat
saji. Keluarga yang makin sibuk, waktu yang
tersedia untuk memasak makanan sendiri makin
berkurang dan akhirnya tergantung pada bahan
makanan awetan dan kemasan yang belakangan
ini makin banyak dijual di pasarpasar tradisional
dan swalayan (Darmawan, 2001). Termasuk pula
penggunaan berbagai macam penyedap rasa yang
digunakan untuk keperluan sehari-hari baik
berasal dari olahan tradisional maupun secara
sintetis yang menggunakan bahan kimia
(Anggara, 2000), misalnya bahan penyedap.
Bahan kimia yang lebih dikenal dengan nama
vetsin, micin, atau moto ini sudah lama akrab di
kalangan ibu rumah tangga karena biasa
Vol. 1, 2006
J. Biologi Sumatera
9
10 SABRI ET AL.
J. Biologi Sumatera
Vol. 1, 2006
J. Biologi Sumatera
11
12 SABRI ET AL.
J. Biologi Sumatera
Vol. 1, 2006
J. Biologi Sumatera
13
Tabel 1. Rataan penampilan organ reproduksi induk mencit pada kehamilan 0 hingga 16 hari setelah
diberi MSG secara gavage
Perlakuan
K0
KP0
P1
P2
P3
Berat Badan
Fetus Hidup (g)
1,35 aA
1,35 aA
1,05 aA
1,08 aA
1,07 aA
Jumlah Fetus
Hidup
9,60 aA
9,40 aA
7,80 aA
5,40 bA
5,80abA
Jumlah
Implantasi
10,00 a
10,80 a
9,60 a
7,40 a
8,80a
Jumlah Korpus
Luteum
11,60
14,00
17,60
15,80
19,20
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama pada masing-masing perlakuan
tidak berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda nyata pada taraf 1% (huruf besar)
menurut uji Duncan (DnMRT)
Tabel 2. Persentase penampilan organ reproduksi induk mencit pada umur kehamilan 0 hingga 16
hari diberi MSG secara gavage
Perlakuan
K0
KP0
P1
P2
P3
Persentase Fetus
Mengalami Malformasi
0
(0)
0
(0)
2,05
(1,351,10)
5,19
(1,711,23)
11,05*
(2,261,40)
Persentase Kematian
Intrauterus
Embrio Resorb
0,80
(1,241,06)
2,59
(1,621,06)
5,00
(1,93 1,17)
5,40
(1,93 1,17)
8,67*
(3,46 1,20)
Persentase Kehilangan
Praimplantasi
3,21
(3,19 0,02)
5,92
(5,770,02)
6,67
(5,88 0,02)
22,70*
(16,181,29)
16,22
(10,39 1,00)
14 SABRI ET AL.
J. Biologi Sumatera
Tabel 3. Kejadian kelainan eksternal dan internal pada fetus mencit yang induknya diberi MSG secara
gavage pada umur kehamilan 0 hingga 16 hari
Jumlah Fetus Mengalami Malformasi (%)
Jumlah
Jumlah
Malformasi Eksternal
Malformasi
Perlakuan Induk
Fetus
Internal
Hidup
Mikropthalmia Anopthalmia Acorea
Hidrosephalus
K0
5
22
0
0
0
0
KP0
5
22
0
0
0
0
P1
5
18
1,11
1,11
0
2,22
P2
5
11
1,82
1,82
1,82
7,27
P3
5
16
3,75
3,75
3,75
15,00*
Keterangan: Uji statistik Wilcoxons Rank Sum Test
*Berbeda nyata dari kontrol (p<0,05)
DAFTAR PUSTAKA
Anggara U. 2000. Aditif Makanan Dan Obatobatan. Pusat Penyelidikan Racun Negara
(USM). Jurnal Kedokteran Malaysia. 2:
19-23 C.
Darmawan I. 2000. Nutrisi dan Makanan
Tambahan. Jakarta: Penerbit PT Penebar
Swadaya.
Dhindsa KS. 1981. Histological Changes in The
Thyroid Gland Induced By Monosodium
Glutamat In Mice. An Atlas of Human
Anatomy.
Frandson RD. 1992. Anatomi dan Fisiologi
Ternak. Edisi Keempat. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Gomez, Gomez. 1995. Prosedur Penelitian Untuk
Penelitian Pertanian. Edidi Ke-2. Jakarta:
Universitas Indonesia Press.
Harahap R. 2001. Paper Teratologi. Medan:
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara.
Manson J.M, Kang Y.J. 1989. Methods For
Asssing Female Reproduvtive and
Development Toxicology in Principles and
Methods of Toxicology. Secon Edition.
New York: AW Hayes Raven Press, Ltd.
Mayes P.A., Gravner D.K. 1992. Biokimia
Harper. Edisi Ke-20. Jakarta: Penerbit
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Nalbandov A.V. 1990. Fisiologi Reproduksi pada
Mamalia dan Unggas. Jakarta: Universitas
Indonesia Press.
Nizamuddin. 2000. Pengaruh Monosodium
Glutamat (MSG) Per Oral terhadap