Anda di halaman 1dari 4

IV.

ALAT DAN BAHAN

a. Alat yang digunakan


1. Seperangkat alat kromatografi kolom klasik
2. Sepernagkat alat kromatografi cair vakum
3. Corong pisah
4. Mortar dan stamper
5. Vial
6. Pipet tetes
7. Erlenmeyer
8. Cawan uap
9. Plat KLT
10. Alat KLT Preparatif
11. KKT preparative
12. Bejana KLT
13. Botol penampak bercak
14. Penampak bercak sinar lampu UV
15. Pipa kapiler
b. Bahan yang digunakan
1. Ekstrak pekat
2. Isolat
3. Pelarut
4. Kertas saring
5. Kapas bebas lemak

Diskusi 1

1. Mengapa proses ekstraksi cair-cair harus diulangi minmal 3 kali? Jelaskan dengan
contoh!
Jawab: karena untuk mendapatkan hasil ekstrak yang optimal dan banyak
2. Jelaskan proses/ mekanisme yang terjadi pada
Jawab:
a. KCV : Bekerja pada kondisi vakum, fase gerak digerakkan dengan kondisi vakum
sehingga prosesnya berlangsung cepat. Alat yang digunakan terdiri dari corong G-3,
sumbat karet pengusap yang dihubungkan dengan pompa vakum serta wadah
penampung fraksi
b. Kromatografi kolom : terjadinya adsorbs komponen diantaranya permuakaan padatan
dan cairan agar terjadi pemisahan yang baik harus mempunyai afinitas berbeda
terhadap adsorben dan kemudian partisi fase diam dan fase gerak berupa cairan yang
saling tidak bercampur. Senyawan yang akan dipisahkan akan berpartisi diantara fase
diam dan fase gerak.
c. HPLC/KCKT : Bekerja dengan fase normal (fase diamnya lebih polar dibanding fase
geraknya) berdasarkan pada kedua pemsahan ini seringkali HPLC dikelompokkan
berdasarkan sifat normal atau terbalik.
3. Jelaskan contoh komposisi eluen yang akan digunakan pada KCV ?
Jawab :
Dimasukkan perbandingan eluen satu mulai dari non polar sampai polar. Perbandingan
yaitu heksan, etil asetat (50:0) ditambahkan melalui dinding kolom dan pompa vakum
dinyalakan sehingga eluen turun dan mengelusi komponnen kimia kemudian dilanjutkan
dengan cairan penyari yang kepolarannya lebih tinggi berturut-turut yaitu heksan, etil
asetat (15:1), (10:1), (5:1) cairan yang keluar ditampung sebagai fraksi
4. Jelaskan macam-macam cara penyerapan kolom pada kromatografi kolom klasik.
Jelaskan perbedaannya!
Jawab :
Cara kering, basah dan campuran. Cara kering tidak menggunakan pembasah denga fase
gerak yang digunakan. Cara basah dengan kolom dibasahi dulu dengan sejumlah fase
gerak yang akan digunakan, dilakukan pencucian.sedangkan untuk cairan campuran
dengan disemprot dengan penampak bercak UV 366 nm.
5. Untuk melakukan fraksinasi suatu ekstrak tersedia suatu kolom klasik dengan data sbb:
Diameter luar 2,4 cm, diameter dalam 2 cm dan panjang kolom 50 cm. berapa gram
maksimum bobot ekstrak dan adsorben yang dapat digunakkan pada kolom tersebut.
Jelaskan!
Jawab :
Diluar = 2,4 cm r= 1,2 cm
Didalam = 2 cm r= 1 cm
Dit : bobot max ..?
Fase diam = Y2 . Vkolom Vkolom = m.r2.L
1
= 4 𝑥 157 = 3,14 x (i)2 x 50

= 157 cm2 = 157 mol eluen


6. Hasil pemantauan suatu ekstrak secara KLT menunjukkan bahwa senyawa P,Cl, R dan S.
masing – masing dengan Rf 0,8 ; 0,75 ; 0,5 dan 0,3 senyawa akan diisolasi adalah
senyawa R. Jelaskan tahap –tahap yang harus dilakukan bila data KLT tersebut akan
digunakan untuk proses fraksinasi ekstrak secara kromatografi kolom klasik!
Jawab :
Keempat senyawa memiliki nilai Rf yang berbeda maka dapat diiterprestasikan, dapat
digunakan pengembang yang memiliki tingkat kepolaran dari pelarut non polar.

Diskusi 2

1. Metode pemurnian
a. Pengendapan serbuk amorf
Pada metode ini terjadi pengendapan isolate yang berbentuk serbuk amorf
Cara : + pelarut dengan kepolaran yang sangat berbeda dengan larutan kedalamnya
sehingga seperti mengendap.
Kelebihan : mudah, cepat.
b. Sublimasi
Pemisahan campuran berdasarkan perubahan wujud dari padat menjadi gas akan
sebaliknya tanpa melalui fase air
(+) reversible
(-) dikomposisi

2. Tahap-tahap yang dilakukan untuk uji kemurnian


a. Uji indeks bias, sebagai piñata kemurnia bahan
b. Uji tetek leleh, sebagai uji kemurnia bahan yang akut
c. Uji titik didih, (+) mudah dikerjakan, (-) sulit untuk zat tanpa kemurnian
d. Uji kekentalan
3. Spektrofotometri UV VIS dapat digunakan untukmuji kemurnian namun harus digunakan
pembanding. Meskipun demikian spektrofotometri UV-VIS tidak optimal untuk menguji
kemurnian karena hanya bisa mendeteksi senyawa yang punya gugus kromofor. Jadi
apabila pengotor tidak memiliki gugus kromofor seperti karbohidrat, tidak dapat
terdeteksi.
4. Isolate A dalam methanol 1 puncak 270 nm
Isolate B dalam methanol 2 puncak 265 nm dan 350 nm
Maka isolate A lebih murni karena hanya menunjukkan 1 puncak, sedangkan isolate B
memiliki 2 puncak
5. Pustaka : jarak lebur 225 - 237°C
Praktek : 231 – 234 °C

Senyawa kemungkinan belum murni karena jarak lebur lebih dari 2°C jadi mungkin
sampel tidak hanya mengandung satu senyawa. Selain itu, kemungkinan senyawa dalam
sampel tidak sesuai dengan pembanding karena rentang titk lebur tidak sesuai.

Anda mungkin juga menyukai