Anda di halaman 1dari 9

UJI TOKSISITAS DAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT)

EKSTRAK KLOROFORM BUNGA KAMBOJA (plumeria sp)


Uswatun Hasanah (1111096000054)
Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jl. Ir.
H. Juanda No.95 Ciputat, Tangerang, 15412, Indonesia

ABSTRACT
This study aims to determine the potential toxicity of chloroform extracts of frangipani flowers against mosquito
larvae in sewage and catfish. In the results showed that the LC50 values of chloroform extract was 500.098 ppm
for catfish and 488.06 ppm for mosquito larvae. while the results of the separation of compounds on TLC with
eluent MeOH: ea (1:1) produces 1spot.
Keywords: plumeria, sp, chloroform extract, toxicity tests, Thin Layer Chromatography (TLC)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi toksisitas ekstrak kloroform dari bunga kamboja terhadap
jentik nyamuk pada limbah dan ikan lele. Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai LC50 dari ekstrak
kloroform

adalah 500,098 ppm untuk ikan lele dan 488,06 ppm untuk jentik nyamuk. sedangkan hasil

pemisahan senyawa pada KLT dengan eluen MeOH:ea (1:1) menghasilkan 1spot.
Kata kunci: plumeria,sp, ekstrak kloroform, uji toksisitas, Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Plumier, yang merupakan botani Perancis

PENDAHULUAN
Dewasa ini, walaupun obat-obat

pada

abad

ke-17

yang

modern telah mendominasi pelayanan

mendokumentasikan

kesehatan formal, namun penggunaan obat

Tanaman

tradisional tidak dapat dipisahkan dari

manfaat mulai dari bagian akar, batang,

kehidupan, karena sudah lekat dengan

daun

budaya

Banyaknya

bangsa

dan

digunakan

oleh

kamboja

sampai

tanaman

berjasa

memiliki

pada

manfaat

beragam

bagian
yang

ini.

bunga.

terkandung

segenap lapisan masyarakat.

dalam tanaman ini menyebabkan tanaman

Tanaman kamboja (plumeria,sp) yang

ini menjadi banyak diperjualbelikan di

lebih dikenal dengan istilah plumeria

masyarakat. Bunga kamboja mempunyai

merupakan jenis tanaman hias. Nama

rasa manis, bersifat sejuk dan beraroma

plumeria

harum. Bahan kimia yang terkandung

ini

diperoleh

dari

Charles

dalam getah kamboja diantaranya damar,

kloroform, ikan lele, jentik nyamuk,

kautcuk,

aquades, dan etil asetat.

senyawa

karet,

senyawa

triterpenoid amyrin dan lupeol. Kulit


batangnya mengandung plumierid-yaitu

Prosedur kerja

zat pahit beracun sebagai laxant. Pada

Ekstraksi

bagian batang dan daunnya mengandung

Ditimbang sampel bunga kamboja

fulvoplumierin serta minyak menguap

sebanyak 50gram, kemudian diekstraksi

yang terdiri dari geranior, sitronello,

dengan metode maserasi menggunakan

linallol, faminesol, dan fenil alkohol.

pelarut kloroform (CHCl3) selama 24jam.

KLT merupakan metode pemisahan


fisika-kimia. Menurut Stahl (1985) lapisan

Uji fitokimia
Uji

yang memisahkan terdiri atas bahan

fitokimia

dilakukan

pada

berbutir-butir (fase diam), ditempatkan

ekstrak kloroform (CHCl3) bunga kamboja

pada penyangga berupa pelat gelas, logam

hasil maserasi, yang meliputi uji tanin,

atau lapisan lain yang cocok. Campuran

steroid, alkaloid, flavonoid, triterpenoid,

yang akan dipisahkan berupa larutan,

kuinon, dan saponin degan reagen yang

ditotolkan berupa bercak. Setelah lapisan

berbeda masing-masing ujinya.

diletakkan dalam bejana yang

berisi

larutan pengembang/fase gerak yang cocok


maka pemisahan akan terjadi selama
peramatan kapiler.
Berdasarkan

latar

belakang

Uji toksisitas

uji

Ekstrak kloroform (CHCl3) bunga

toksisitas ekstrak bunga kamboja dengan

kamboja dibuat berbagai konsentrasi, yaitu

pelarut kloroform.

10 ppm, 100 ppm, 200 ppm, 500 ppm, dan

tersebut,

maka

perlu

dilakukan

1000

ppm.

Kemudian,

dimasukkan

kedalam beacker glass yang berisi ikan lele

METODE PENELITIAN

dan jentik nyamuk serta diamati selama 24


jam. Tetapi untuk beacker glass yang berisi

Alat dan bahan


pada

ikan lele konsentrasi yang digunakan

penelitian ini adalah alat gelas pipet mikro,

hanya yang 100 ppm, 500 ppm, dan 1000

dan rotary vakum evaporator.

ppm.

Alat

Bahan

yang

yang

digunakan

digunakan

pada

penelitian ini adalah bunga kamboja,

Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

LC50< 1000 g/mL (ppm). Parameter yang

Ekstrak dipisahkan secara KLT

ditunjukkan untuk menunjukkan adanya

pada plat silika dengan berbagai eluen.

aktivitas biologi pada suatu senyawa pada

Pertama, pada plat silika diberi garis di

ikan

kedua ujung masing-masing 0.5 cm dan

kematian ikan dan jentik nyamuk karena

ditotolkan ekstrak ditengah-tengah garis

pengaruh pemberian senyawa dengan dosis

tersebut. Kemudian, di masukkan ke

yang telah ditentukan (Meyer etal, 1982).

beacker glass yang berisi eluen. Dilakukan


berulang dengan eluen yang berbeda-beda.

lele

dan

jentik

adalah

jumlah

Pada penelitian ini hewan yang


digunakan

adalah

ikan

lele

yang

didapatkan dari pasar dan jentik nyamuk


yang terdapat di penampungan limbah.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Telah dilakukan penelitian tentang

Ikan lele dan jentik nyamuk dimasukkan

uji toksisitas terhadap ikan lele dan jentik

ke konsentrasi ekstrak kloroform (CHCl3)

nyamuk dengan menggunakan ekstrak

yang berbeda-beda, yaitu 10 ppm, 100

kloroform (CHCl3) hasil maserasi. Sampel

ppm, 200 ppm, 500 ppm, dan 1000 ppm.

yang digunakan pada saat maserasi adalah

Tetapi pada ikan lele hanya menggunakan

bunga

kamboja

(plumeria,sp)

dengan

konsentrasi 100 ppm, 500 ppm, dan 1000

pelarut

yang

berbeda-beda,

yaitu

ppm. Ikan lele dan jentik nyamuk tersebut

kloroform (CHCl3), etil asetat, dan etanol

diteliti/diamati selama 24 jam, setelah

(EtOH). Tetapi pada uji toksisitas ini

diamati didapatkan hasil yang berbeda-

pelarut yang digunakan adalah kloroform

beda dilihat dari (Tabel.1 dan Tabel.2).

(CHCl3).

Ekstrak

kloroform

Hasil yang berbeda-beda setiap

(CHCl3)

bunga kamboja mengandung senyawa aktif

konsentrasinya,

dalam bentuk metabolit sekunder yaitu

semakin tinggi konsentrasi maka semakin

steroid dan flavonoid.

sedikit angka mati. Tetapi hasil yang

Uji toksisitas terhadap ikan lele dan

pada

hasil

ikan

lele

didapatkan pada konsentrasi 500 ppm

jentik nyamuk digunakan sebagai uji

lebih

pendahuluan pada penelitian senyawa-

dibandingkan dengan konsentrasi 1000

senyawa yang mengarah pada uji aktivitas

ppm.

toksisitas. Korelasi antara uji toksisitas


akut ini dengan uji toksisitas adalah jika
mortalitas terhadap ikan lele dan jentik
nyamuk yang ditimbulkan memiliki harga

banyak

angka

hidupnya

Tabel.1 Jumlah Angka mati dan angka


hidup ikan lele selama 1 hari dengan
konsentrasi berbeda
Konsentrasi
1000
500
100
*AM=angka

Hasil

yang

didapatkan

kloroform

(CHCl3)

pada

bunga

ekstrak
kamboja

terhadap jentik nyamuk adalah semakin

AM
AH
AMH
5
4
5
4
9
13
4
10
14
mati, AH=angka hidup, dan

tinggi konsentrasi tersebut maka semakin


banyak jentik yang mati. Dibuktikan dari
angka

mati

dan

angka

hidup

yang

didapatkan pada setiap masing-masing

AMH=angka mati dan hidup

konsentrasi.

Berdasarkan hasil uji toksisitas yang telah

Tabel.2 Jumlah angka hidup dan angka

dilakukan,
kloroform

didapatkan
(CHCl3)

hasil

ekstrak

mati jentik nyamuk setelah 2 hari

bunga

kamboja

dengan konsentrasi yang berbeda

terhadap ikan lele mendapatkan nilai LC50

Duplo

yaitu 500,098 ppm. Dibuktikan dari hasil

Konsentrasi
1000
500
200
*AM=angka

%Mortalitas

yang

didapatkan

pada

masing-masing konsentrasi bebeda-beda


dan relatif kecil.

II
AM
AH
AMH
16
8
24
14
14
28
10
14
24
mati, AH=angka hidup, dan

AMH=angka mati dan hidup


Berdasarkan hasil uji toksisitas yang telah
dilakukan,
kloroform

didapatkan
(CHCl3)

hasil

ekstrak

bunga

kamboja

terhadap jentik nyamuk mendapatkan nilai


LC50 yaitu 488,06 ppm. Dibuktikan dari
hasil %Mortalitas yang didapatkan pada
Setelah
mortalitas
antara

didapatkan

dibuat

grafik

konsentrasi

(gambar.1),
didapatkan

perbandingan

dengan

dari
persamaan

y=0,081x+9,492

persentase
persentase

grafik

tersebut

regresi

sehingga

hasil

linier
dari

analisis menunjukkan harga LC50 dari


ekstrak bunga kamboja terhadap ikan lele
adalah sebesar 500,098 ppm.

masing-masing konsentrasi bebeda-beda


dan relatif kecil.

Setelah
mortalitas
antara

didapatkan

dibuat

grafik

konsentrasi

persentase

dan jentik berhubungan dengan fungsi

perbandingan

senyawa steroid dan flavonoid dalam

persentase

bunga kamboja yang dapat menghambat

tersebut

daya makan ikan dan jentik. Cara kerja

linier

senyawa-senyawa tersebut adalah dengan

dari

bertindak sebagai stomach poisoning atau

analisis menunjukkan harga LC50 dari

racun perut. Oleh karena itu, bila senyawa-

ekstrak bunga kamboja terhadap ikan lele

senyawa ini masuk ke dalam tubuh ikan

adalah sebesar 488,06 ppm.

dan

(gambar.2),
didapatkan

dengan

dari

grafik

persamaan

y=0,031x+34,87

regresi

sehingga

hasil

Suatu senyawa dikatakan mempunyai

jentik,

terganggu.

alat

pencernaannya

Selain

itu,

akan

senyawa

ini

potensi toksisitas akut jika mempunyai

menghambat reseptor perasa pada daerah

nilai LC50 kurang dari 1000 g/ml(ppm).

mulut ikan dan jentik. Hal tersebut

LC50 (Lethal Concentration 50) merupakan

mengakibatkan ikan dan jentik gagal

konsentrasi

menyebabkan

mendapatkan stimulus rasa sehingga tidak

terjadinya kematian pada 50% hewan

mampu mengenali makanannya sehingga

percobaan yaitu ikan lele dan jentik

ikan dan jentik mati kelaparan.

zat

yang

nyamuk. Berdasarkan hasil yg didapatkan

Diketahui dari kedua senyawa yang

bahwa ekstrak kloroform (CHCl3) bunga

terdapat pada ekstrak bunga kamboja, dan

kamboja

pada percobaan ini memiliki

untuk membuktikan nya dilakukan uji

potensi toksisitas akut pada perlakuan

Kromatrografi Lapis Tipis (KLT). Pada uji

dengan hewan uji ikan lele. Sedangkan

KLT tersebut dilakukan dengan berbagai

hasil

ekstrak

eluen dan perbandingan yang berbeda

yang

kloroform
potensi

didapatkan

pada

bunga

kamboja

memiliki

(Tabel.3), tetapi eluen yang tepat untuk

toksisitas

akutpada

perlakuan

ekstrak kloroform (CHCl3) bunga kamboja

hewan jentik nyamuk.


Pada ekstrak kloroform (CHCl3)

pada uji KLT adalah MeOH:Etil Asetat


(1:1).

Dari

eluen

yang

tepat

dan

bunga kamboja mengandung senyawa

perbandingan tersebut menghasilkan 1spot

seperti steroid dan flavonoid. Kedua

pada uji KLT tersebut.

senyawa tersebut dapat mempengaruhi

Tabel.3 Hasil berbagai eluen yang diuji

potensi toksisitas akut pada ekstrak bunga

pada uji Kromatografi Lapis Tipis

kamboja. Dimana pada kadar tertentu

(KLT)

memiliki potensi toksisitas akut serta dapat


menyebabkan kematian pada ikan lele dan
jentik nyamuk. Mekanisme kematian ikan

No Pelarut
1 Etanol : Kloroform ( 1:1 )
2 Klorofom : Etil Asetat ( 1:3 )

Hasil
-

3 Metanol : Etil Asetat ( 1:1 )


+
4 n-Heksan : Etil Asetat ( 4:1 ) Setelah didapatkan eluen yang tepat dan
menghasilkan 1spot, lalu menghitung nilai
Rf yang didapatkan pada spot tersebut.
Nilai Rf yang didapatkan pada ektrak
kloroform bunga kamboja yaitu 0,625

uji KLT ekstrak kloroform bunga kamboja


yaitu

MeOH:etil

KLT merupakan metode pemisahan


fisika-kimia. Menurut Stahl (1985) lapisan
yang memisahkan terdiri atas bahan
berbutir-butir (fase diam), ditempatkan
pada penyangga berupa pelat gelas, logam
atau lapisan lain yang cocok. Campuran
yang akan dipisahkan berupa larutan,
ditotolkan berupa bercak. Setelah lapisan
diletakkan dalam bejana yang

berisi

larutan pengembang/fase gerak yang cocok


maka pemisahan akan terjadi selama

Rf 0,625.

DAFTAR PUSTAKA
Adfa, M., 2005, Survey Etnobotani, Studi
Shrimp Beberapa Tumbuhan Obat
Tradisional Suku Serawai di Propinsi
Bengkulu,Gradien 1 (1): 43, 45-46.
Atmoko, T & A. Maruf, 2009, Uji
Toksisitas dan Skrining Fitokimia
Ekstrak Tumbuhan Sumber Pakan
Orangutan Terhadap JentikArtemia
salina L. Jurnal Penelitian Hutan dan
Konservasi Alam VI (1): 39.
Departemen

Kesehatan

Republik

Indonesia, 2000, Parameter Standar


Ekstrak

Jakarta:

Tumbuhan

Direktorat

Obat,
Jenderal

Pengawasan Obat dan Makanan, hal:

KESIMPULAN
penelitian

yang

telah

dilakukan, didapatkan bahwa hasil dari


kloroform

dan

menghasilkan 1spot, maka didapatkan nilai

Umum

peramatan kapiler.

ekstrak

(1:1)

Senyawa Flavonoid dan Uji Brine

perlakuan uji KLT tesebut.

Berdasarkan

asetat

(CHCl3)

yang

mengandung senyawa aktif steroid dan


flavonoid memiliki potensi toksisitas akut
pada hewan ikan lele dan jentik nyamuk
dan didapatkan nilai LC50 dari ekstrak
kloroform bunga kamboja tersebut kurang
dari 1000 ppm (g/ml) yakni sebesar
500,098 ppm(g/ml) untuk ikan lele dan
sebesar 488,06 ppm(/ml) untuk jentik
nyamuk. Didapatkan eluen yang tepat pada

1, 9-11, 13-17.
Harmita & M. Radji, 2008, Buku Ajar
Analisis Hayati, (Edisi III, Cetakan I),
Dalam Manurung J., (Editor), Jakarta:
EGC, hal: 42-43, 48, 76-78.
Kresnamurti, A & T. Budiati, Tanpa Tahun.
Perbandingan Uji Sitotoksik CNSL,
Asam Anakardat dan Kardol dengan
Metode Brine Shrimp Lethality Test,
Fakultas
Arilangga

Farmasi

Universitas

Surabaya

dan Fakultas

Farmasi Universitas Katolik Widya


Mandala Surabaya.

Rita W.S., dkk., 2008.

Isolasi

dan

Identifikasi Senyawa yang Berpotensi

Meyer, B.N., et al., 1982, Brine Shrimp: A

Sebagai

Antitumor

Pada

Daging

Convenient General Bioassay for

Buah Pare (Momordica charantia L.),

Active

Jurusan Kimia FMIPA Universitas

Plant

Constituents,

Planta

Medica 45: 32-33.

Udayana,

Priyanto, 2009, Toksikologi: mekanisme,


terapi

antidotum,

dan

Bukit Jimbaran, Jurnal Kimia Vol. 2.

penilaian

Setyawati, A., F.D. Suyatna, et al., 2007,

resiko, (Cetakan I), Dalam Sunaryo

Pengantar Farmakologi: farmakologi

H., (Editor), Jakarta: Lembaga Studi

dan

dan Konsultasi Farmakologi, hal: 151-

Ganiswara

152, 157.

Elysabeth, (Editor), Jakarta: Gaya

terapi,

(Edisi
S.G.,

Baru, hal: 1-24

LAMPIRAN
Perhitungan
Hasil lele:

V),

Dalam

Setiabudi

R.,

Perhitungan larva:

Perhitugan LC50
Ikan lele:

Jentik nyamuk:

Perhitungan Kromatografi Lapis Tipis


Ekstrak kloroform

Rf : 2,5 cm / 4 cm = 0,625

Anda mungkin juga menyukai