OLEH :
LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
masam dan berbau harum khas. Tumbuhan ini bisa dimanfaatkan sebagai bumbu
pelepah-pelepah daun yang muncul tegak dan saling berdekatan, rumpun, tinggi
batang bisa mencapai 7 m dan diameter 2,5 cm, hijau tua, bulat torak, membesar
terang. Sisi bawah daun kemerahan. Etlingera memiliki banyak spesies seperti
bagi pertumbuhan organisme dan ditemukan dalam bentuk unik atau berbeda-beda
Etlingera calophrys dapat mengetahui senyawa metabolit sekunder apa saja yang
C. Tujuan Percobaan
D. Manfaat Percobaan
sangat menarik karena warna mereka bervariasi dari warna merah muda dan
merah bracts dan bunga. Etlingera adalah tanaman populer di Asia Tenggara
dimana bunga dari tanaman ini secara tradisional digunakan untuk keperluan
memasak dan obat. Perbungaan memiliki rasa dan aroma yang unik. Hal ini
Anton, 2015).
jumlah yang sangat sedikit. Karena biasanya dalam proses isolasi dimulai dari
Teknik ekstraksi senyawa organik bahan alam yang biasa digunakan antara lain
biasa digunakan antara lain kromatografi lapis tipis (KLT), kromatografi kolom
(Atun, 2014).
Proses ekstraksi suatu bahan tanaman, banyak faktor yang dapat
konsentrasi pelarut, metode ekstraksi dan suhu yang digunakan untuk ekstraksi.
pengaruh variasi pelarut terhadap rendemen ekstrak sebuah sampel dan panjang
Salah satu metode pemisahan yang memakai peralatan paling dasar adalah
cuplikan dilarutkan dalam sedikit pelarut sebelum ditotolkan pada pelat KLTP.
Pelarut yang baik adalah pelarut atsiri seperti diklorometana. Cuplikan ditotolkan
berupa pita yang harus sesempit mungkin karena pemisahan tergantung pada lebar
pita. Kemudian pelat dikeringkan dan dielusi dengan pelarut yang diinginkan.
Pengembangan pelat KLTP biasanya dilakukan dalam bejana kaca yang dapat
macam teknik pemisahan yang didasarkan atas partisi sampel diantara suatu fasa
gerak yang bisa berupa gas ataupun cair dan fasa diam yang juga bisa berupa
cairan ataupun suatu padatan. Istilah kromatografi diciptakan oleh Tswett untuk
waktu yang hampir bersamaan, D.T. Day juga menggunakan kromatografi untuk
sebagai penemu dan yang menjelaskan tentang proses kromatografi (Clark, 2004).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
Percobaan ini dilaksanakan pada hari Senin, 21 Maret 2016, pada pukul 13.00
s/d 15.30 WITA dan bertempat di Laboratorium Kimia Organik, Jurusan Kimia,
Kendari.
1. Alat
kolom kromatografi, erlenmeyer 250 mL, botol vial, botol gelap, corong, spatula,
neraca analitik, pipet tetes, pipa kapiler, chamber, cawan petri, cutter, penggaris,
pensil, batang pengaduk, toples, gelas ukur 25 mL, statip dan klem.
2. Bahan
tanaman Etlingera capohrys, metanol, silika gel, petroleum benzen, etil asetat,
Fitrat Residu
- dievaporasi
Ekstrak Eluen
- ditimbang
- diimpreknasi
- diuji KLT
- dikromatografi dengan petroleum
benzena dan etil asetat (9:1)
- diuji KLT
- diamati
Hasil Pengamatan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Data Pengamatan
= 0,79 gram
2. Tabel Pengamatan
Pengamatan Rf Gambar
Ekstrak Rf 1 = 0,96
Rf 2 = 0,79
Rf 3 = 0,62
Fraksi I 0,96
Fraksi II 0,2
a. Ekstrak
= 0,2
d. Fraksi III
jarak noda dari batas bawah
Rf =
jarak pelarut dari batas bawah
0,38
=
3
= 0,13
B. Pembahasan
hama penyakit untuk tumbuhan tersebut atau lingkungan serta dengan adanya
itu sebagai aroma makanan, zat warna dan racun, serta obat tradisional pada
kehidupan sehari-hari
penting yang harus dilakukan yaitu preparasi sampel. Preparasi yang digunakan
dinding-dinding sel pada sampel daun tersebut agar senyawa-senyawa aktif yang
terkandung dalam sampel lebih mudah ditarik oleh pelarut saat dalam proses
terdapat dalam sampel. Hal pertama yang dilakukan adalah perkolasi. Perkolasi
adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari melalui
digunakan pada proses perkolasi adalah etanol. Hal selanjutnya yaitu evaporasi
5 mL (petroleum benzena 4,5 mL dan etil asetat 0,5 mL) Uji KLT pada ekstrak
dalam ekstrak dengan melihat banyaknya noda yang dihasilkan pada KLT dan
dari hasil uji ini digunakan sebagai perbandingan terhadap hasil KLT pada fraksi.
Uji KLT pada fraksi menghasilkan 5 noda dan 3 noda yang di hitung nilai Rfnya,
mengisolasi senyawa yang terkandung dalam sampel. Hasil dari KKG ini
dihitung nilai Rfnya untuk mengetahui senyawa apa saja yang terkandung dalam
fraksi-fraksi tersebut. Fraksi I nilai Rfnya 0,96., Fraksi II nilai Rfnya 0,2 dan
fraksi III nilai Rfnya 0,13. Hasil ini menunjukkan bahwa Fraksi I dengan Fraksi II
dan III sangat berjauhan. Ini menujukkan kemungkinan untuk senyawa pada fraksi
I berbeda dengan fraksi II dan III sedangkan untuk fraksi II dan III kemungkinan
bahwa :
1. Prinsip dasar isolasi senyawa bahan alam yaitu memisahkan beberapa senyawa
kepolaran.
2. Proses isolasi senyawa bahan alam dilakukan dengan teknik ekstrasi dan
kromatografi.
DAFTAR PUSTAKA
Atun, Sri. 2014. Metode Isolasi dan Identifikasi Struktur Senyawa Organik Bahan
Alam. Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur. 8 (2).
Senja, R. Y., Elisa I., Akhmad K. N. Dan Erna P. S. 2014. Perbandingan Metode
Ekstraksi dan Variasi Pelarut terhadap Rendemen dan Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Kubis Ungu (Brassica Oleracea L. Var. Capitata F.
Rubra). Traditional Medicine Journal. 19 (1).
LAMPIRAN GAMBAR