Anda di halaman 1dari 17

ISOLASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DARI BATANG

TANAMAN Etlingera calophrys


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
PERCOBAAN IX

OLEH :

NAMA : TAKDIR ANIS

NIM : F1C1 14 022

KELOMPOK : VII (TUJUH)

ASISTEN PEMBIMBING : IWAN KURNIAWAN MARTONO

LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Etlingera adalah sebuah tanaman berjenis tumbuhan rempah dari suku

jahe-jahean (Zingiberaceae). Tumbuhan ini memiliki bunga dan buahnya yang

masam dan berbau harum khas. Tumbuhan ini bisa dimanfaatkan sebagai bumbu

berbagai makanan di Indonesia. Etlingera tumbuh di bagian bawah tanah dekat

permukaan, batang-batangnya semu yang sebenarnya merupakan gabungan

pelepah-pelepah daun yang muncul tegak dan saling berdekatan, rumpun, tinggi

batang bisa mencapai 7 m dan diameter 2,5 cm, hijau tua, bulat torak, membesar

di pangkalnya. Rimpangnya tebal, kuat, banyak bercabang, dengan tunas hijau

terang. Sisi bawah daun kemerahan. Etlingera memiliki banyak spesies seperti

Etlingera elatior, Etlingera hemisphaerica, Etlingera calophrys, Alpinia

monopleura, Alpinia eremochlamys dan masih banyak lagi.

Etlingera memiliki banyak senyawa metabolit sekunder. senyawa

metabolit sekunder merupakan senyawa senyawa metabolit yang tidak esensial

bagi pertumbuhan organisme dan ditemukan dalam bentuk unik atau berbeda-beda

setiap spesies digunakan untuk berinteraksi dengan lingkungannya. salah satunya

adalah Etlingera calophrys. berdasarkan uraian tersebut maka dilakukan

percobaan tentang isolasi senyawa metabolit sekunder dari batang tanaman

Etlingera calophrys. Sehingga dengan melakukan isolasi pada batang tanaman

Etlingera calophrys dapat mengetahui senyawa metabolit sekunder apa saja yang

terkandung dalam batang tanaman Etlingera calophrys.


B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada percobaan ini adalah

1. Bagaimana prinsip dasar isolasi senyawa bahan alam ?

2. Bagaimana proses isolasi senyawa bahan alam ?

C. Tujuan Percobaan

Tujuan yang ingin dicapai pada percobaan ini adalah

1. Untuk Memahami prinsip dasar isolasi senyawa bahan alam.

2. Untuk Menjelaskan proses isolasi senyawa bahan alam.

D. Manfaat Percobaan

Manfaat yang diperoleh pada percobaan ini adalah :

1. Dapat memahami prinsip dasar isolasi senyawa bahan alam.

2. Dapat menjelaskan proses isolasi senyawa bahan alam.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Etlingera merupakan adalah salah satu jenis tanaman dari suku

Zingiberaceae. Etlingera adalah tanaman asli Sumatera, Indonesia dan

telah ditemukan di banyak tempat di seluruh Asia Tenggara. Bunga Etlingera

sangat menarik karena warna mereka bervariasi dari warna merah muda dan

merah bracts dan bunga. Etlingera adalah tanaman populer di Asia Tenggara

dimana bunga dari tanaman ini secara tradisional digunakan untuk keperluan

memasak dan obat. Perbungaan memiliki rasa dan aroma yang unik. Hal ini

digunakan secara tradisional sebagai penyedap dan obat-obatan (Maimulyanti dan

Anton, 2015).

Senyawa metabolit sekunder biasanya terdapat dalam organisme dalam

jumlah yang sangat sedikit. Karena biasanya dalam proses isolasi dimulai dari

sampel yang jumlahnya banyak, minimal 2 kg sampel kering yang sudah

dihaluskan. Pekerjaan isolasi membutuhkan ketrampilan dan pengalaman dalam

memadukan berbagai teknik pemisahan. Untuk mendapatkan senyawa murni

biasanya peneliti menggunakan beberapa teknik ekstraksi dan kromatografi.

Teknik ekstraksi senyawa organik bahan alam yang biasa digunakan antara lain

maserasi, perkolasi, infudasi, dan sokhletasi. Sedangkan teknik kromatografi yang

biasa digunakan antara lain kromatografi lapis tipis (KLT), kromatografi kolom

vakum (KVC), kromatografi kolom gravitasi (KKG) dan kromatotron (Centrifugal

Chromatography). Pemilihan jenis metode biasanya dilakukan berdasarkan

pengalaman peneliti maupun hasil penelitian yang telah dilaporkan sebelumnya

(Atun, 2014).
Proses ekstraksi suatu bahan tanaman, banyak faktor yang dapat

mempengaruhi kandungan senyawa hasil ekstraksi diantaranya : jenis pelarut,

konsentrasi pelarut, metode ekstraksi dan suhu yang digunakan untuk ekstraksi.

Penelitian yang menggunakan metode ekstraksi bertujuan untuk mengetahui

pengaruh variasi pelarut terhadap rendemen ekstrak sebuah sampel dan panjang

gelombang (λ) maksimum serta mengetahui pengaruh metode ekstraksi sebuah

sampel misalnya terhadap aktivitas antioksidan (Senja dkk., 2014).

Salah satu metode pemisahan yang memakai peralatan paling dasar adalah

kromatografi lapis tipis preparatif (KLTP). Pada proses penotolan cuplikan,

cuplikan dilarutkan dalam sedikit pelarut sebelum ditotolkan pada pelat KLTP.

Pelarut yang baik adalah pelarut atsiri seperti diklorometana. Cuplikan ditotolkan

berupa pita yang harus sesempit mungkin karena pemisahan tergantung pada lebar

pita. Kemudian pelat dikeringkan dan dielusi dengan pelarut yang diinginkan.

Pengembangan pelat KLTP biasanya dilakukan dalam bejana kaca yang dapat

menampung beberapa plat (Fessenden, 1994).

Kromatografi adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk bermacam-

macam teknik pemisahan yang didasarkan atas partisi sampel diantara suatu fasa

gerak yang bisa berupa gas ataupun cair dan fasa diam yang juga bisa berupa

cairan ataupun suatu padatan. Istilah kromatografi diciptakan oleh Tswett untuk

melukiskan daerah-daerah yang berwarna yang bergerak ke bawah kolom. Pada

waktu yang hampir bersamaan, D.T. Day juga menggunakan kromatografi untuk

memisahkan fraksi-fraksi petroleum, namun Tswett lah yang pertama diakui

sebagai penemu dan yang menjelaskan tentang proses kromatografi (Clark, 2004).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Percobaan ini dilaksanakan pada hari Senin, 21 Maret 2016, pada pukul 13.00

s/d 15.30 WITA dan bertempat di Laboratorium Kimia Organik, Jurusan Kimia,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo,

Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah rotary evaporator,

kolom kromatografi, erlenmeyer 250 mL, botol vial, botol gelap, corong, spatula,

neraca analitik, pipet tetes, pipa kapiler, chamber, cawan petri, cutter, penggaris,

pensil, batang pengaduk, toples, gelas ukur 25 mL, statip dan klem.

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah serbuk batang

tanaman Etlingera capohrys, metanol, silika gel, petroleum benzen, etil asetat,

kapas dan plat KLT.


C. Prosedur Kerja

Sampel batang tanaman Etlingera calophrys


- dipotong kecil
- dikeringkan
- dihaluskan
-
Serbuk batang tanaman Etlingera calophrys

- diperkolasi dengan etanol


- disaring

Fitrat Residu

- dievaporasi

Ekstrak Eluen
- ditimbang
- diimpreknasi
- diuji KLT
- dikromatografi dengan petroleum
benzena dan etil asetat (9:1)

Senyawa metabolit sekunder

- diuji KLT
- diamati

Hasil Pengamatan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Data Pengamatan

Berat ekstrak = 38,855 gram

Berat sampel = 100 gram

Berat ekstrak yang di impregnasi = 10 gram (1:2)

Berat silika gel = 3 gram

Berat botol vial = 10,272 gram

Berat botol vial + fraksi = 11,062 gram

Berat fraksi = Berat botol vial + fraksi -

Berat botol vial

= 11,062 gram - 10,272 gram

= 0,79 gram
2. Tabel Pengamatan

Pengamatan Rf Gambar

Ekstrak Rf 1 = 0,96
Rf 2 = 0,79
Rf 3 = 0,62

Fraksi I 0,96

Fraksi II 0,2

Fraksi III 0,13


3. Analisis data

a. Ekstrak

jarak noda dari batas bawah


Rf 1 =
jarak pelarut dari batas bawah
2,9
=
3
= 0,96
jarak noda dari batas bawah
Rf 2 =
jarak pelarut dari batas bawah
2,37
=
3
= 0,79
jarak noda dari batas bawah
Rf 3 =
jarak pelarut dari batas bawah
1.85
=
3
= 0,62
b. Fraksi I

jarak noda dari batas bawah


Rf =
jarak pelarut dari batas bawah
2,9
=
3
= 0,96
c. Fraksi II

jarak noda dari batas bawah


Rf =
jarak pelarut dari batas bawah
0,5
=
3

= 0,2

d. Fraksi III
jarak noda dari batas bawah
Rf =
jarak pelarut dari batas bawah
0,38
=
3

= 0,13

B. Pembahasan

Senyawa metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang mempunyai

kemampuan biokatifitas dan berfungsi sebagai pelindung tumbuhan dari gangguan

hama penyakit untuk tumbuhan tersebut atau lingkungan serta dengan adanya

senyawa metabolit sekunder yang dimiliki tumbuhan dapat menyesuaikan diri

dengan lingkungannya. Senyawa metabolit sekunder dapat digunakan tumbuhan

itu sebagai aroma makanan, zat warna dan racun, serta obat tradisional pada

kehidupan sehari-hari

Percobaan ini tentang isolasi senyawa metabolit sekunder dari batang

tanaman Etlingera calophrys. Proses isolasi sebelum melakukannya ada hal

penting yang harus dilakukan yaitu preparasi sampel. Preparasi yang digunakan

yaitu pengeringan dan prnghalusan. Pengeringan dilakukan untuk merusak

dinding-dinding sel pada sampel daun tersebut agar senyawa-senyawa aktif yang

terkandung dalam sampel lebih mudah ditarik oleh pelarut saat dalam proses

isolasi.. Penghalusan dilakukan untuk untuk mempermudah proses ekstraksi.


Preparasi sampel telah selesai dilakukan selanjutnya masuk tahap ektraksi.

Ekstraksi merupakan proses untuk mengambil senyawa metabolit sekunder yang

terdapat dalam sampel. Hal pertama yang dilakukan adalah perkolasi. Perkolasi

adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari melalui

serbuk simplisia yang telah dibasah kemudian dihangatkan. Pelarut yang

digunakan pada proses perkolasi adalah etanol. Hal selanjutnya yaitu evaporasi

dengan menggunakan alat evaporator. Evaporasi bertujuan untuk memperoleh

ekstrak dari sampel yang digunakan.

Ekstrak yang telah diperoleh kemudian diuji KLT (Kromatografi Lapis

Tipis). Uji KLT dilakukan menggunakan perbandingan eluen sebesar 9 : 1 dalam

5 mL (petroleum benzena 4,5 mL dan etil asetat 0,5 mL) Uji KLT pada ekstrak

dilakukan untuk mengidentifikasi seberapa banyak senyawa yang terkandung di

dalam ekstrak dengan melihat banyaknya noda yang dihasilkan pada KLT dan

dari hasil uji ini digunakan sebagai perbandingan terhadap hasil KLT pada fraksi.

Uji KLT pada fraksi menghasilkan 5 noda dan 3 noda yang di hitung nilai Rfnya,

Rf I 0,96., Rf II 0,79 dan Rf III 0,62. Hasil Rf yang di hitung menunjukkan

bahwa masing-masing tiga nilai Rf yang diperoleh kemungkinan tiga senyawa

yang berhasil diidentifikasi.

Kromatografi kolom gravitasi (KKG) dilakukan bertujuan untuk

mengisolasi senyawa yang terkandung dalam sampel. Hasil dari KKG ini

menghasilkan tiga fraksi. Tiga fraksi masing-masing diuji KLT kemudian

dihitung nilai Rfnya untuk mengetahui senyawa apa saja yang terkandung dalam

fraksi-fraksi tersebut. Fraksi I nilai Rfnya 0,96., Fraksi II nilai Rfnya 0,2 dan
fraksi III nilai Rfnya 0,13. Hasil ini menunjukkan bahwa Fraksi I dengan Fraksi II

dan III sangat berjauhan. Ini menujukkan kemungkinan untuk senyawa pada fraksi

I berbeda dengan fraksi II dan III sedangkan untuk fraksi II dan III kemungkinan

senyawa yang berhasil diidentifikasi merupakan senyawa sejenis karena memiliki

nilai Rf yang relatif dekat.


V. KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan maka dapat diambil kesimpulan

bahwa :

1. Prinsip dasar isolasi senyawa bahan alam yaitu memisahkan beberapa senyawa

dari bahan alam menjadi senyawa tunggal berdasarkan perbedaan sifat

kepolaran.

2. Proses isolasi senyawa bahan alam dilakukan dengan teknik ekstrasi dan

kromatografi.
DAFTAR PUSTAKA

Atun, Sri. 2014. Metode Isolasi dan Identifikasi Struktur Senyawa Organik Bahan
Alam. Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur. 8 (2).

Clark. 2007. Pengantar Kimia. EGC. Jakarta.

Fessenden. 1994. Dasar-Dasar Kimia Organik Jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Maimulyanti A. dan Anton R. P. 2015. Chemical Composition, Phytochemical


and Antioxidant Activity from Extract of Etlingera elatior Flower from
Indonesia. Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry. 3 (6).

Senja, R. Y., Elisa I., Akhmad K. N. Dan Erna P. S. 2014. Perbandingan Metode
Ekstraksi dan Variasi Pelarut terhadap Rendemen dan Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Kubis Ungu (Brassica Oleracea L. Var. Capitata F.
Rubra). Traditional Medicine Journal. 19 (1).
LAMPIRAN GAMBAR

(Kelompok VII) (Etlingera callophrys)

(KLT Ekstrak) (KLT Fraksi I)


(KLT Fraksi II dan III) (KLT Fraksi II dan III)

(Kromatografi Kolom Gravitasi) (Kromatografi Kolom Gravitasi)

(Proses melihat noda) (Proses melihat noda)

Anda mungkin juga menyukai