Oleh :
Nama
Takdir Anis
Stambuk
F1C1 14 022
Kelompok
VII (Tujuh)
Asisten :
Jumardin
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ilmu kimia merupakan ilmu pengetahuan alam yang
khusus mempelajari tentang materi yang didalamnya mempelajari dan
memahami struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi serta energi yang
menyertainya. Sehingga manusia sangat berkaitan erat dengan ilmu kimia. Ilmu
kimia sangat erat kaitannya dengan riset atau penelitian yang berhubungan sifat
suatu unsur, atom dan senyawa dalam hal pembentukannya, berikatan antara satu
dengan lainnya, kegunaannya, dan reaksi yang dapat dimanfaatkan dalam
kehidupan manusia. Salah satu yang dapat menjadi riset atau penelitian adalah
sintesis (pembuatan) suatu senyawa dari beberapa senyawa yang direaksikan.
Asam
karboksilat
merupakan
suatu
senyawa
yang
Tujuan yang ingin dicapai pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk melakukan esterifikasi alkohol dengan asam asetat.
2. Untuk melakukan reaksi-reaksi kimia yang terlibat dalam proses esterifikasi.
D. Manfaat Percobaan
Manfaat yang diperoleh pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Mampu melakukan esterifikasi alkohol dengan asam asetat.
2. Mampu melakukan reaksi-reaksi kimia yang terlibat dalam proses esterifikasi.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Ester diturunkan dari asam karboksilat. Sebuah asam karboksilat
mengandung gugus -COOH, dan pada sebuah ester hidrogen di gugus ini
digantikan oleh sebuah gugushidrokarbon dari beberapa jenis. Disini kita hanya
akan melihat kasus-kasus dimanahidrogen pada gugus -COOH digantikan oleh
sebuah gugus alkil, meskipun tidak jauh beda jika diganti dengan sebuah gugus
aril yang berdasarkan pada sebuah cincin benzena (Clark,2007).
Suatu ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang menggandung
gugus CO2R dengan -R dapat berbentuk alkil maupun aril. Suatu ester dapat
dibentuk dengan reaksi langsung antara suatu asam karboksilat dan suatu alkohol,
yang disebut reaksi esterifikasi. Esterifikasi berkataliskan asam dan merupakan
reaksi yang reversibel (Fessenden, dan Joan, 1982).
Reaksi asam karboksilat dengan alkohol menghasilkan senyawa ester
melalui reaksi yang dikenal dengan nama esterifikasi, dan biasanya menggunakan
katalis asam. Reaksi akan berlangsung dengan baik jika direfluks bersama sedikit
asam sulfat atau asam klorida. Di indusri dan di laboratorium etil asetat dibuat
dengan memanaskan etanol dengan asam asetat glasial dengan penambahan asam
sulfat. Reaksi antara asam asetat dan etanol dengan katalis asam sulfat akan
menghasilkan etil ester dan air (Azura dkk., 2015).
Reaksi esterifikasi bersifat reversible. Jika pemanasannya melebihi suhu
yang semestinya maka reaksi yang dihasilkan akan kembali menjadi reaktan
sehingga Reaksi berlangsung perlahan-lahan, biasanya membutuhkan banyak
waktu untuk mencapai keseimbangan. Menurut prinsip Le Chatelier, hasil dari
ester dapat ditingkatkan dengan meningkatkan konsentrasi reaktan. reaksi lebih
cepat pada suhu yang lebih tinggi, esterifikasi dilakukan pada titik didih campuran
reaksi. Penmanasan dilakukan dengan refluks, yaitu dengan cara memanaskan
campuran atau larutan tanpa mengurangi volume larutannya dengan adanya
kondensasi dapat mengubah uap menjadi cair. Agar reaksinya berlangsung cepat
dan sempurna dilakukan penambahan katalis berupa katalis asam (Suryawanshi et
all., 2014).
Etil asetat sifatnya polar menengah atau semipolar yang volatil dan dapat
melarutkan senyawa semipolar pada dinding sel seperti aglikon flavonoid. Etil
asetat tidak beracun dan tidak higroskopis. Di samping itu, etil asetat digunakan
sebagai pelarut karena etil asetat dapat menyari senyawa-senyawa yang
memberikan aktivitas antibakteri, diantaranya flavonoid polihidroksi dan fenol
lain (Wardhani dan Nanik, 2012).
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja percobaan sintesis etil asetat adalah sebagai berikut:
35 mL etanol
2 mL asam sulfat
Lapisan atas
-
Residu
Lapisan bawah
Filtrat
-
ditimbang
dihitung persen rendamen
Hasil Pengamatan
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Tabel hasil pengamatan
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
35 mL etanol + 20 mL asam
Ester + H2SO4
Etil
asetat
H2SO4
dievaporasi
3.
Terbentuk 2 lapisan
Lapisan
atat
etil
asetat
didiamkan
5.
Ditimbang
2. Mekanisme reaksi
O
H
H3C
+ H3C
H2
C
O
O
H3C
H3 C
C2H5
+ H3C
CH3
C
C2H5
H2
C
3. Analisis data
H3C
C2H5
C2H5
H
O
H
O
CH3
O
O + H
S
O
= 35 mL
Mr etanol
= 46 gram/mol
= 20 mL
Mr asam asetat
= 22,5 gram/mol
= 46,86 gram
= ...?
CH3COOC2H5 + H2O
Mol CH3COOH
35 mL
22,4
= 1,56 mol
Mol C2H5OH
20 mL
22,4
= 0,89 mol
CH3COOH + C2H5OH
CH3COOC2H5 + H2O
Mula- mula
: 1,56 mol
0,89 mol
Bereaksi
: 0,89 mol
0,89 mol
0,89 mol
0,89 mol
Setimbang
: 0,67 mol
0,89 mol
0,89 mol
= 0, 89 mol 88 g/mol
= 78,32 gram
Secara Eksperimen
% rendamen
Berat Eksperimen
Berat Teori
12,79 gram
78,32 gram
x 100 %
x 100 %
= 16,33 %
B. Pembahasan
Esterifikasi merupakan reaksi yang terjadi pada senyawa asam karboksilat
dan menghasilkan senyawa ester. Reaksi asam karboksilat dengan alkohol seperti
etanol dapat menghasilkan senyawa ester dan air. Reaksi esterifikasi
menggunakan refluks dan menambahkan katalis asam yang umum sering
digunakan yaitu asam sulfat. Penggunan refluks dan penambahan katalis asam
berupa asam bertujuan agar reaksi yang terjadi dapat berlangsung dengan baik dan
reaksinya diharapkan dapat berlangsung sempurna.
Percobaan ini tentang sintesis etil asetat bertujuan untuk melakukan
esterifikasi alkohol dengan asam asetat dan untuk melakukan reaksi-reaksi kimia
yang terlibat dalam proses esterifikasi. Etil asetat dapat disintesis dengan
memanaskan etanol dengan asam asetat glasial dengan penambahan sedikit asam
sulfat sebagai katalis. Pemanasan penambahan katalis bertujuan agar reaksi dapat
berlangsung dengan baik. Pemanasan menggunakan refluks, refluks memiliki
prinsip kerja memanaskan suatu larutan tanpa mengurangi volumenya. Ini bisa
terjadi karena terdapat kondensor dalam sistem refluks. Kondensor pada proses
pemansan direfluks terjadi proses kondensasi yang dapat mengubah fase uap
menjadi fase cair dimana hasil kondensasi ini turun kembali ke wadah larutan
sehingga volumenya tetap tidak berkurang. Katalis yang digunakan berupa katalis
asam yaitu asam sulfat. Penambahan katalis bertujuan agar reaksi dalam suasana
dan membuat reaksi yang terjadi dapat berlangsung dengan cepat.
Proses esterifikasi yang dilakukan tidak menggunakan katalis basa. Karena
ternyata jika proses esterifikasi ditambahkan katalis basa tidak dapat bereaksi
dengan campuran etanol dan asam asetat glasial sehingga tidak dapat membantu
mempercepat reaksi. Pemanasan direfluks suhu pemanasan tidak melewati titik
didih etil asetat yang bertitik didih 77 0C. Ada beberapa faktor yang
menjadi pertimbangan dalam melakukan reaksi esterifikasi
dimana reaksi yang terjadi ini bersifat reversible yaitu apabila
reaksi terjadi melebihi suhu yang digunakan maka peroduk yang
telah dihasilkan akan kembali menjadi reaktan. Oleh sebab itu
suhu
pemanasan
yang
diberikan
dalam
proses
refluks
refluks dimana tidik didih etil asetat lebih rendah daripada air
yaitu untuk etil asetat 77
C sehingga
adalah
dimasukkan
kedalam
corong
pisah
dan
dimasukkan
ke
dalam
corong
pisah
terjadi
proses
ditambahkan
mengikat
molekul
air
setelah
ditambahkan
natrium
hasil
analisis
diperoleh
jumlah
persen
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan
bahwa:
1. Proses esterifikasi alkohol dengan asam asetat dapat dilakukan dengan
menambahkan katalis asam pada reaksi, kemudian dipanaskan dengan alat
refluks, setelah itu dievabporasi untuk memisahkan hasil esterifikasi.
2. Reaksi yang terlibat dalam proses esterifikasi yaitu reaksi nukleofilik
molekuler (SN2).
B. Saran
banyak
yang
kurang
sehingga
mengganggu
kelancaran praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Azura, S. L., Reni S. dan Iriany. 2015. Pembuatan Etil Asetat dari Hasil
Hidrolisis, Fermentasi dan Esterifikasi Kulit Pisang Raja (Musa
paradisiaca L.). Jurnal Teknik Kimia USU. 4 (1).
Clark, J. 2007. Pembuatan Ester. Penerbit USU. Medan.
Fessenden, R. J. dan Joan S. F. 1982. Kimia Organik. Erlangga. Jakarta.
Suryawanshi, M.A., Shinde N.H. dan Nagotkar R.V. 2014. Kinetic Study of
Esterification Reaction for the Synthesis of Butyl Acetate. International
Journal of Advanced Research in Science, Engineering and Technology. 1
(1).
Wardhani, L. K. dan Nanik S. 2012. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etil Asetat
Daun Binahong (Anredera Scandens L.) terhadap Shigella flexneri beserta
Profil Kromatografi Lapis Tipis. Jurnal Ilmiah Kefarmasian. 2 (1).