Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM METIL SALISILAT

KP A
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 5

Patricia (110120143)
Rischa Juana Takia Koteng (110120359)

KIMIA ORGANIK II
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SURABAYA
2021
1. TUJUAN PRAKTIKUM
- Menjelaskan pembentukan metil salisilat melalui reaksi esterifikasi Fischer
- Menjelaskan mekanisme reaksi SN-2 Metil Salisilat
- Menjelaskan cara pemisahan dan pemurnian Metil salisilat

2. DASAR TEORI
Salah satu turunan dari asam salisilat adalah metil salisilat. Metil salisilat adalah cairan
kuning kemerahan dengan bau wintergreen. Tidak larut dalam airtetapi larut dalam alkohol dan
eter. Metil salisilat sering digunakan sebagai bahanfarmasi, penyedap rasa pada makanan,
minuman, gula-gula, pasta gigi,antiseptik,dan kosmetik serta parfum. Metil salisilat telah
digunakan untukpengobatan sakit syaraf, sakit pinggang, radang selaput dada, dan rematik,
jugasering digunakan sebagai obat gosok dan balsem. Metil salisilat adalah sebuh senyawa
organic dan merupakan sebuah ester. Ester adalah sebuah kombinasi dari sebuah asam organic
dan sebuah alcohol.Metilsalisilat juga dikenal sebagai minyak gandapura dan ditemukan secara
alamididalam tanaman. Metil salisilat digambarkan sebagai sebuah senyawa yangsangat
aromatic, cairannya kuning agak terang. Metil salisilat diperkirakanmenjadi pelindung untuk
tanaman yang menghasilkan minyak. Dahulu, metilsalisilat dihasilkan dari destilasi ranting
birchmanis dan tanamangandapura.Sekarang metil salisilat disintesis dan didapatkan dari
esterifikasi asam salisilatdengan methanol absolute. Metil salisilat dapat berupa cairan yang
berwarnakuning atau merah. Dapat berwarna merah. Dapat berwarna bening juga. Dalamair,
metil salisilat terlarut. Methanol adalah bagian dari metil salisilat dan gugus hidroksilnya
bereaksi dengan asam asetat. Hasilnya adalah asam asetil salisilat yang dikenal sebagai aspirin.
Prinsip reaksi pembuatan methyl salisilat adalah esterifikasi yaitu reaksi antara asam
salisilat dengan methanol. Reaksi esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam karboksilat dan
alkohol membentuk ester. Turunan asam karboksilatmembentuk ester asam karboksilat. Ester
asam karboksilat ialah suatu senyawayang mengandung gugus -CO2 R dengan R dapat berupa
alkil maupun aril. Esterifikasi dikatalisis asam dan bersifat dapat balik. Reaksi esterifikasi adalah
suatu reaksi antara asam karboksilat dan alkoholmembentuk ester. Turunan asam karboksilat
membentuk ester asam karboksilat.Ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang
mengandung gugus -CO2 Rdengan R dapat berupa alkil maupun aril. Esterifikasi dikatalisis
asam dan bersifatdapat balik.Ester dihasilkan apabila asam karboksilat dipanaskan bersama
alkoholdengan bantuan katalis asam. Katalis ini biasanya adalah asam sulfat pekat.Terkadang
juga digunakan gas hidrogen klorida kering, tetapi katalis-katalis inicenderung melibatkan ester-
ester aromatik (yakni ester yang mengandung sebuahcincin benzen). Asam salisilat merupakan
salah satu bahan kimia yang cukup penting dalamkehidupan sehari-hari serta mempunyai nilai
ekonomis yang cukup tinggi karenadapat digunakan sebagai bahan intermediat dari pembuatan
obat-obatan sepertiantiseptik dan analgesik.
Metil salisilat adalah cairan bening kemerahan dengan bau Wintergreen. Tidak larut
dalam air tetapi larut dalam alkohol dan eter. Metil salisilat telahdigunakan untuk pengobatan
sakit syaraf, sakit pinggang, radang selaput dada,dan rematik. Metil salisilat adalah komponen
utama obat gosok pada minyakangin.Metil salisilat terkandung dalam minyak gandapura
(Gaultheria Fragrantissima) yang merupakan tanaman minyak astiri yang cukup potensial
danterkandung pada minyak aromatik dari bunga, daun, dan kulit batang tumbuhanlainnya.
Didalam tubuh, metil salisilat di hidrolisis menjadi asam salisilat yangmempunyai efek serupa
dengan aspirin. Metil salisilat sering digunakan sebagai bahan farmasi, penyedaprasa pada
makanan, minuman, gula-gulaan, pasta gigi, antiseptik dankosmetikserta parfum. Secara teknik
metil salisilat pun digunakan sebagai bahan pencelup pada fiber polyester, fiber tracetate dan
fiber sintetik lainnya.

3. BAHAN PRAKTIKUM
 Asam salisilat 0,2 mol 28 gram
 Metanol 2 mol 81 ml
 Asam sulfat pekat 8 ml
 CCl4 10-15 ml
 Na bikarbonat q.s
 MgSO4 anhidrat 5 gram
 Air 250 ml

4. ALAT PRAKTIKUM
 Labu alas bulat  Pendingin liebig
 Statis  Termometer
 Klem  Adaptor
 Pendingin bola  Sumbat gabus
 Batu didih  Pipet tetes
 Tangas air  Erlenmeyer
 Bunsen  Corong pisah
 Pendingin udara  Gelas ukur
 Kertas perkamen  Beaker glass
 Kaki tiga  Batang pengaduk
 Labu destilasi leher panjang  Kertas saring
 Labu destilasi leher pendek  Tangas udara
 Corong kaca  Botol hasil

5. REAKSI UMUM
6. MEKANISME REAKSI

7. PROSEDUR
A. Metil Salisilat
Use 28 g (0,2 mol of salicyclic acid, 1,4 g (81 ml, 2 mol) of dry methanol and 8 ml of
concentrataed sulphiric acid. Reflux the mixture for at least 5 hours and work up as for
methyl benzoate. Collect the pure methyl salicylate (a colourless oil of delightful
fragnance oil of wintergreen) at 221-224°C. The yield is 25 g (81%). The ester may also
be distilled water reduced pressure: the b.p. Is 115°C/ 20 mmHg and 2°C fraction should
be collected.

B. Metil Benzoat
In 500 ml round bottomed flask place a mixture of 30 g (0,246 ml) of benzoic acid). 80 g
(101ml, 2,5mol) of absolute methanol and 5 g (2,7 ml) of concentrated sulphuric acid.
Add a few small chips of prous porcelain, attach a reflux condenser and boil the mixture
gently for 4 hours. Distill off the excess of alcohol on a water bath (rotary evaporator)
and allow to cool. Pour the residue into about 250 ml of water contained in a separatory
funnel and rinse the flask with a few ml of water which are also poured into the
separatory of the lower ester, layer and water, add 10-15 ml of carbon tetrachloride and
shake the mixture in the funnel vlgorously: upon standing , the heavy solution of methyl
benzoate in the carbon tetrachloride separates sharply and rapidly at the bottom of the
separatory funnel. Run off the lower layer carefully reject the upper aqueous layer return
the methyl hydrogen carbonate until all free acid is removed and no futher evolution of
carbon dioxide occurs. Wash once with water and dry by pouring into a small dry conical
flask containing about 5 g at magnesium sulphate. Stopper the flask, shake for 5 minutes
and allow to stand for at least half and hour with occatoonal shaking. Fillter the methyl
benzoate solution through a small fluted filter paper directly into a round bottomed flask
fitted with a still head carrying a 360oC thermometer and an air condenser, add a few
boiling chips and distill from an air bath; raise the themperature slowly at first until all
carbon tetrachloride has passed over and then heat more strongly. Collect the
methylbenzoate (a colourless liquid) at 198-200oC. The yield is 31 g (92%).

8. SKEMA KERJA

Dimasukkan 28 gram asam salisilat + 81 mL methanol ke dalam labu alas bulat

Dikocok ad homogen

Ditambahkan 8 mL H2SO4 pekat sedikit demi sedikit ke dalam labu alas bulat

Ditambah batu didih

Dilakukan refluks selama kurang lebih 5 jam

Dilakukan destilasi dengan penangas air untuk menghilangkan sisa metanol

Didiamkan hingga dingin

Dituang residu ke dalam corong pisah berisi 250 mL air dan dibilas dengan sedikit air
lalu dituang ke corong pisah

Bila batas antara ester dan air tidak jelas, ditambahkan 10- 15 mL CCl4

Dikocok kuat

Lapisan atas Lapisan bawah


(air, sisa H2SO4) (metil salisilat)

Ditampung lagi ke corong pisah

Ditambahkan NaHCO3 q.s ad larutan netral


dan tidak terbentuk gelembung CO2
Lapisan atas busa Lapisan bawah
(Na2SO4 + CO2 + H2O) (metil salsisilat)

Ditampung lagi ke corong pisah

Dibilas dengan air q.s

Lapisan atas Lapisan bawah


(air) ( metil salisilat)

Dituang ke dalam labu erlenmeyer berisi


5 gr MgSO4 anhidrat

Dikocok selama 5’ dan didiamkan selama


30’ dengan sesekali dikocok

Disaring dan ditampung dalam labu destilasi leher pendek

Ditambah batu didih

Dilakukan destilasi pada suhu 220° -224° dengan tangas udara dan
pendingin udara. Temperature dinaikkan secara perlahan untuk
menghilangkan sisa CCl4 secara sempurna, kemudian dinaikkan lagi
sampai suhu 220° -224°

Ditampung hasil, dirtimbang dan dimasukkan ke botol hasil


9. GAMBAR PEMASANGAN ALAT Batu Didih
8 mL H2SO4

+
81 mL 28 g asam Dimasukkan ke
Metanol salisilat dalam labu alas
Ditambahkan H2SO4
bulat
s.d.s sambil didinginkan
dengan air keran

Dituang hasil refluks ke Batu Didih


dalam labu destilasi leher Direfluks ± 5 jam
panjang

Ditambahkan Batu didih


yang baru ke dalam labu
destilasi leher panjang

Residu

Dituang residu ke dalam


corong pisah

Dilakukan Destilasi dengan penangas air lalu


didinginkan
Air, sisa H2SO4

Metil Salisilat

CCl4

Bila batas air dan ester tidak


jelas, tambahkan CCl4 10-15 mL,
Diamkan sebentar kemudian kocok kuat
hingga terbentuk 2
lapisan

Air

Ditampung lagi di corong


pisah yang kosong dan
bersih

Dibilas dengan air q.s Ditambahkan NaHCO3 tetes demi


tetes ad larutan netral dan tidak
terbentuk gelembung CO2

Busa (Na2SO4 +CO2 + H2O)


Terbentuk 2 lapisan. Lapisan
bawah diambil sedangkan lapisan
Metil Salisilat
atas dibuang
Batang
Pengaduk

MgSO4
anhidrat

Metil Dikocok selama 5 menit,


Salisilat didiamkan selama 30 menit
sesekali dikocok Disaring dan ditampung dalam
Ditambahkan MgSO4 anhidrat labu destilasi leher pendek
sebanyak 5 g dengan bantuan batang
pengaduk

Udara keluar

Dikeringkan, ditimbang lalu


dimasukkan ke dalam botol
hasil

Didestilasi pada suhu 220°C -224°C dengan tangas udara dan


pendingin udara
10. HASIL PERCOBAAN
 Mol Asam Salisilat
Mr = 138,12 g/mol
m= 28 g
𝑔𝑟
- n=
𝑀𝑟
28 𝑔
n=
138,12 𝑔/𝑚𝑜𝑙

n= 0,2027 mol

 Mol Metanol
v= 81 mL
Massa jenis = 0,7918 g/mL
Mr = 32,042 g/mol
- m=ρxv
m= 0,7918 gr/mL x 81 mL
m= 64,135 g

𝑔𝑟
- n= 𝑀𝑟
64,135 𝑔
n=
32,042 𝑔/𝑚𝑜𝑙
n= 2,0015 mol

M 0,2027 mol 2,0015 mol -


B 0,2027 mol 0,2027 mol 0,2027 mol
S - 1,7988 mol 0,2027 mol
 Hasil Teoritis:
Mol Metil Salisilat = 0,2027 mol
Mr Metil Salisilat = 152,15 g/mol
- Massa Metil Salislat :
𝑔𝑟
n= 𝑀𝑟
gr = n x Mr
gr = 0,2027 mol x 152,15 g/mol
gr = 30,84 g

- Volume Metil Salisilat :


𝑔𝑟 𝑀𝑒𝑡𝑖𝑙 𝑆𝑎𝑙𝑖𝑠𝑙𝑎𝑡 30,84 𝑔
V = 𝐵𝐽 𝑀𝑒𝑡𝑖𝑙 𝑆𝑎𝑙𝑖𝑠𝑖𝑙𝑎𝑡 = 1,17 𝑔/𝑚𝐿 = 26,35 𝑚𝐿

- Volume Percobaan :
𝑔𝑟 𝑀𝑒𝑡𝑖𝑙 𝑆𝑎𝑙𝑖𝑠𝑙𝑎𝑡 25 𝑔
V = 𝐵𝐽 𝑀𝑒𝑡𝑖𝑙 𝑆𝑎𝑙𝑖𝑠𝑖𝑙𝑎𝑡 = 1,17 𝑔/𝑚𝐿 = 21,36 𝑚𝐿

Volume Percobaan
% rendemen = x 100%
Volume teoritis
21,36 𝑚𝐿
= 26,35 𝑚𝐿 x 100%
= 81,06 %

11. TETAPAN FISIK


 Tidak Berwarna / kekuningan /kemerahan.
 Berupa minyak.
 Dapat bercampur dengan alkohol.
 Berbau seperti westergen.
 Indeks bias: 1,534-1,538.
 Titik leleh: -8,6oC.
 Titik didih: 222,9oC.
 Titik Nyala : 96 oC
 Larut dalam eter dan asam asetat glacial, alkohol 70%.
 BM: 152,15 g/mol.
 pKa : 9,8
 Stabilitas : Sensitif terhadap cahaya dan panas

12. PEMBAHASAN
Prinsip pembuatan metil salisilat melalui reaksi eterifikasi Proses awal dari pembuatan metil
salisilat dengan mencampurkan asam salisilat 28 gram, 81 ml metanol, kemudian tambahkan 8 ml
H2SO4 dan batu didih kedalam labu alas bulat, fungsi metanol disini selain sebagai bahan dasar tapi
juga untuk melarutkan asam salisilat, maka dari itu penambahan awal asam salisilat setelah itu diikuti
metanol, kemudian ditambahlkan H2SO4 sedkit- demi sedikit untuk mencegah reaksi berjalan cepat
sehingga menghasilkan panas yang mengakibatkan methanol menguap , fungsi H2SO4 sebagai
katalis untk mempercepat reaksi, karena reaksi esterifikasi bersifat reversible/ bolak balik.
Penambahan asam sulfat (H2SO4) pekat menimbulkan reaksi eksotermis (panas) sehingga dapat
dialiri dengan air keran di dinding luar labu alas bulat (jangan sampai air keran masuk ke dalam
labu karena ester dapat terhidrolisis oleh air). Setelah itu, campuran di refluks selama ± 5 jam
pada penangas air. Jumlah bola pada pendingin bola harus tepat berdasarkan titik didih zat
terendah. Setelah proses refluk selesai, maka dilanjutkan dengan distilasi untuk membuang
kelebihan methanol pada saat reaksi tadi. kemudian dimasukan batu didih yang baru ke dalam
labu destilasi lalu dimasukkan hasil refluks tadi ke dalam labu destilasi. Proses destilasi pertama
ini menggunakan labu destilasi leher panjang karena perbedaan titik didih dari methanol dan air
rendah dan ketika memasukkan bahan ke dalam labu destilasi menggunakan corong dan bagian
ujung corong harus di bawah pipa samping dari labu destilasi agar bahan tidak keluar dari pipa
samping. Posisi thermometer juga harus pas di samping pipa. Selanjutnya residu dituang
kedalam corong pisah dengan menggunakan corong karena leher corong pisah kecil.

Metil salisilat dan air membentuk emulsi sehingga perlu ditambahkan CCl4 (senyawa non-
polar) supaya metil salisilat tertarik dan dapat dipisahkan dari air. Bila batas air dan ester tidak
jelas maka ditambahkan CCl4 10- 15 mL, kemudian dikocok kuat agar emulsi pecah.
Pengocokan corong pisah dikocok ke arah badan. Selanjutnya didiamkan sebentar hingga
terbentuk 2 lapisan. Lapisan bawah yaitu Metil salisilat dan lapisan atas yaitu air dan sisa H 2SO4 .
lalu ditampung di dalam beaker gelas dan pastikan ujung tangkai corong pisah harus di bawah
permukaan penampung jangan diatas penampung agar zat tidak muncrat keluar. Setelah itu zat
ditampung di dalam corong pisah yang kosong dan bersih dan kemudian dibilas dengan air
secukupnya lalu ditambahkan NaHCO3 tetes demi tetes menggunakan pipet tetes sampai larutan
netral dan tidak terbentuk gelembung CO2. Corong pisah didiamkan maka akan terdapat 2
lapisan. Lapisan atas terbentuk busa yang terdiri dari Na2SO4 + CO2 + H2O dan lapisan bawah
yaitu metil salisilat. Lapisan bawah diambil sedangkan lapisan atas dibuang. Pada saat
didiamkan, bagian tutup corong pisah diberi celah dengan menggunakan kertas perkamen agar
tekanan udara di dalam dan diluar corong sama. Selanjutnya dibilas lagi dengan air secukupnya
maka akan terbentuk 2 lapisan. Lapisan atas yaitu air dan lapisan bawah yaitu metil salisilat.
Lalu ditambahkan MgSO4 anhidrat sebanyak 5 g, dikocok selama 5 menit dan didiamkan selama
30 menit agar penyerapannya maksimal sesekali dikocok. Kemudian disaring dan ditampung
dalam labu destilasi leher pendek karena lebih cepa dan perbedaan titik didihnya jauh. Pada saat
zat dituang ke dalam labu destilasi leher pendek menggunakan bantuan batang pengaduk serta
corong kaca perlu diberi kertas saring (kertas saring tidak boleh diberi air). Dilanjutkan dengan
proses destilasi pada suhu 220°C – 240°C. Pada destilasi kedua ini menggunakan tangas udara
dan pendingin udara karena suhunya tinggi. Labu penampung hasil destilasi perlu diberi celah
dan zat disisakan sedikit pada labu destilasi agar labu tidak pecah. Kemudian dikeringkan,
ditimbang lalu dimasukkan ke dalam botol hasil.

Setelah semua prosedur dilakukan, kami mendapatkan asam salisilat sebanyak 26,35 mL dan
rendemen yang didapat 81,06 %.

13. DAFTAR PUSTAKA


 Fessenden & Fessenden. 1984.KIMIA ORGANIK II. Jakarta: Erlangga.
 Hadyana, A. Putjatmaka. 1993.KAMUS KIMIA ORGANIK. Jakarta: DEPDIKBUD.
 Solomons. F. W. Gaham. 1990.FUNDAMENTAL of ORGANIC CHEMISTRY. New
York: Jhon Willey.
 Pubchem.ncbi.nlm.nih.gov

Anda mungkin juga menyukai