ABSTRAK
Sementara itu dalam labu erlenmeyer 100 ml lain yang terpisah, dicampur 10 ml asam
sulfat pekat yang sudah didinginkan di air es. Kemudian ditambahkan 7ml asam nitrat pekat.
Teteskan campuran nitrasi ini tetes demi tetes ke dalam labu erlenmeyer yang berisi
asetanilida sambil diaduk dan temperatur dijaga agar tidak lebih dari 20°C
Kemudian ditambahkan aquades senyak 50 ml dan beberapa potong es. Aduk
perlahan-lahan kristal p-nitroasetanlida akan memisah. Saring kristal dengn corong buchner,
cuci beberapa kali dengan aqudes kemudian lakukan kristalisasi dengan etanol.
M O.O25 0.03
R 0.025 0.025 0.025 0.025
S - 0.005 0.025 0.025
Massa ρ-nitroasetanilida = mol . Mr
= 0025 . 180
= 4,5g
(Larutan asetanilida Larutan coklat
23,03 𝑔
+ asam asetat kehijauan Rendemen = x
4,5 𝑔
glasial) + larutan
100%
nitrasi, jaga suhu <
20°C, lalu biarkan = 511%
disuhu kamar
Ditambahkan 50ml Berwarna kuning Masa O-nitroasetanilida = mol . Mr
aquadest + es batu,
disaring dengan = 0,025 .226
corong buchhner = 5,65 g
Kristal yang Larutan kuning
didapatkan 23,03 𝑔
Rendemen = x
direkristalisasi 5,65 𝑔
dengan etanol panas 100%
tetes demi tetes, lalu = 407 %
dicampurankan dalam penangas es. Agar
tidak terjadi reaksi oksidasi pada gugus
karbonil sehingga asetanilida tidak
Pembahasan Hasil berubah. Hal ini dikarenakan asetanilida
akan disubstitusi oleh elektrofil, sehingga
Praktikum ini membahas dan mempelajari produk yang dihasilkan atau molekul
bagaimana sintesis para-nitroasetanilida target yang diharapkan sesuai. Warna
yang bertujuan untuk mempelajari reaksi larutan yang dihasilkan adalah jingga.
reaksi nitrasi senyawa aromatis. sintesis Asam sulfat memberikan adanya energi
paranitroasetanilida yang dibuat dari
sehingga menimbulkan konjugasi dalam
serbuk asetanilida yang dihasilkan dari asetanilida dan menggeser tingkat energi
praktikum sebelumnya yaitu mengenai kedaerah visibel yaitu pada daerah warna
sintesis asetanilida. Asetanilida merupakan jingga. 7ml HNO3 pekat dan asam sulfat
senyawa turunan asetil amina aromatis pekat dicampurkan dalam wadah lain.
yang digolongkan sebagai amida primer, Perbandingan dibuat sama karena jika
dimana satu atom hidrogen pada anilin sampai berlebih pada asam sulfat maka
digantikan dengan satu gugus asetil. akan ada reaksi sulfonasi yang terjadi
Asetanilida dapat dinitrasi membentuk sehingga produk menjadi tidak murni dan
suatu senyawa para-nitroasetanilida molekul target yang diharapkan berkurang.
dengan menggunakan reagen berupa asam Penambahan dilakukan dalam keadaan
nitrat pekat dan asam sulfat pekat sebagai dingin yaitu dalam air es dan harus
katalisnya. Langkah awal yaitu berhati-hati untuk meminimalisir resiko
mencampurkan 3,375 gram asetanilida, 4 yang diakibatkan oleh adanya panas yang
ml asam aseat glasial, dan 5 ml asam sulfat berasal dari reaksi eksotermik dengan
dalam erlenmeyer dan didinginkan dalam jumlah energi yang cukup besar.
air es. Penambahan asam asetat berfungsi Pencampuran dari kedua larutan ini
sebagai pelarut karena asetanilida bertujuan agar asam nitrat berubah
mempunyai kelarutan yang besar terhadap menjadi elektrofil akibat asam sulfat.
asam asetat sehingga reaksi akan
berlangsung dengan baik. Sedangkan Asam nitrat (HNO3) pekat dan asam
penambahan asam sulfat bertujuan untuk sulfat (H2SO4) pekat akan bereaksi
mempercepat kelarutan atau sebagai membentuk ion nitronium dan air yang
katalis. Kelarutan semakin cepat nantinya akan bereaksi dengan asetanilida
dikarenakan adanya panas yang dihasilkan membentuk para nitro asetanilida dan
dari asam sulfat. Ketiga senyawa ini H3O+ sebagai produk samping. Ion
nitronium merupakan pengarah orto dan ini bertujuan untuk kristalisasi karena pada
para. Dalam hal ini kemungkinan para suhu yang rendah akan mempercepat
yang terbentuk lebih besar daripada orto pembentukan kristal yang disebabkan oleh
karena isomer para energi dari dalam orbital yang berikatan
terlepas sehingga elektron lebih cenderung
(p) dapat membentuk kisi kristal yang
dalam keadaan ground state. Molekul yang
lebih teratur dan lebih simetris pada
melambat akan membentuk ikatan kisi
keadaan padat. Sehingga keadaan para
kristal dengan sesamanya untuk mencapai
lebih stabil daripada posisi orto.
keseimbangan dalam kondisi suhu
Larutan yang dihasilkan kemudian
tersebut. Aduk perlahan-lahan, kristal p-
diteteskan tetes demi tetes dan suhunya
nitroasetanilida akan memisah dan biarkan
tetap dijaga agar tidak lebih dari 10˚C
selama 15 menit. Kristal yang dihasilkan
kemudian dibiarkan selama 60 menit
berwarna putih kekuningan yang terjadi
sambil diaduk atau digoyang. Hal ini
karena perpindahan elektron antar molekul
dilakukan agar proses nitrasi pada
yang berikatan mengakibatkan timbulnya
asetanilida dapat berlangsung sempurna.
warna pada kristal. Kristal yang terbentuk
Pencampuran larutan dari kedua
disaring dengan corong buchner dan dicuci
erlenmeyer bertujuan agar terjadi reaksi
substitusi elektrofilik. Nitrasi merupakan dengan air es. Dalam proses sintesis
pada posisi para karena amida merupakan dilakukan rekristalisasi dengan etanol
pengarah orto para. Namun karena pada panas untuk memperoleh senyawa para-