Anda di halaman 1dari 19

KIMIA FARMASI KUANTITATIF I

“TITRASI KOMPLEKSOMETRI”

KELOMPOK I
MELANI ERISON (16160030)
RISTANTI (16160032)
FEBBY ELFANA REZKY DS (16160034)
YOGI
TITRASI
KOMPLEKSOMETRI

jenis titrasi kesadahan


dalam titrasi dalam titrasi
kompleksome kompleksomet
tri. ri
Pengertian titrasi kompleksometri

Kompleksometri adalah jenis titrasi dimana titrant dan titrat saling mengkompleks, jadi
membentuk hasil berupa kompleks. Kompleks-kompleks yang akan dibahas dibentuk
oleh reaksi suatu ion logam suatu kation, dengan suatu anion atau molekul netral.
Kompleksometri yang dikenal sebagai titrasi kelatometri, seperti yang menyangkut
penggunaan EDTA.

Titrasi kompleksometri atau kelatometri adalah suatu jenis titrasi dimana reaksi antara
bahan yang dianalisis dan titrat akan membentuk suatu kompleks senyawa. Kompleks
senyawa ini Di sebut kelat dan terjadi akibat titran dan titrat yang saling
mengkompleks. Kelat yang terbentuk melalui titrasi terdiri dari dua komonen yang
membentuk ligan dan tergantung pada titran serta titrat yang hendak diamati.
Dalam larutan dengan pH tertentu sebagaian besar kation atau logam dapat bereaksi
dengan KOMPLEKSON yang kemudian membentuk ion kompleks. Contoh :
Ag+ → [Ag(CN)2]¯
Cu2+ → [Cu(NH₃)₄]²⁺
LIGAN

Ligan (dari kata latin ligare = mengikat). Jumlah ligan ini berbeda-beda dari dua sampai
delapan. Jumlah ikatan dengan ligan itu disebut bilangan koordinasi yang biasanya
merupakan bilangan genap terutama bernilai 4 atau 6. Ion logam univalen biasanya
mempunyai bilangan koordinasi dua.

Muatan sebuah kompleks dapat positif (+), negatif (-) atau nol (0). Muatan tersebut
merupakan jumlah muatan inti dan semua ligan yang diikatnya. Ligan yang mempunyai
satu atom donor pasangan elektron (misal I¯ dan CN¯) monodentat atau unidentat,
sedang Ligan yang mempunyai atom donor lebih dari satu disebut poli- atau
muktidentat, bidentat kalau punya dua donor, terdentat bila 3, kuadridentat,
pentedentat, heksadentat dan seterusnya. Bila mislanya ion Zn²⁺ berkompleks dengan
ligan etilendiamin (dua molekul ligan perion Zn karena bilangan koordinasi Zn mencapai
4), maka terbentuk ikatan-ikatan yang mempunyai bentuk cincin atau lingkaran (ring).
Lingkaran demikian lingkaran kelat (chelat ring) dari kata yunani chele
yang berarti cakar. Jenis Ligan :
1) Monodentat, Ligan yang terkoordinasi ke atom logam melalui satu
atom saja disebut ligan monodentat, misalnya F-, Cl-, H2O dan CO.
Kebanyakan ligan adalah anion atau molekul netral yang merupakan
donor elektron. Beberapa ligan monodentat yang umum adalah F-, Cl-, Br-
, CN-, NH3, H2O, CH3OH, dan OH-.
2) Bidentat, yaitu Jika ligan tersebut terkoordinasi pada logam melalui
dua atom disebut ligan bidentat. Ligan ini terkenal diantara ligan
polidentat. Ligan bidentat yang netral termasuk diantaranya anion diamin,
difosfin, dieter.
3) Polidentat, Ligan yang mengandung dua atau lebih atom, yang
masing masing serempak membentuk ikatan dua donor elektron kepada
ion logam yang sama. Ligan ini sering disebut ligan kelat karena ligan ini
tampak nya mencengkeram kation di antara dua atau lebih atom donor.
Contohnya adalah bis-difenilfosfina-etana(I).
Aturan tata nama :

1.Ion positif diikuti ion negatif.


Contoh: [Ag(NH3)2]Cl : diaminperak(I) klorida
2.Nama ligan diikuti nama ion logam.
Contoh: [Cu(NH3)4]SO4, tetraamintembaga(II) sulfat
3.Nama ligan diawali dengan prefixes yang menyatakan jumlahnya di (bis); tri (tris);
tetra (tetrakis); penta; heksa; dst
Contoh: diklorobis(etilendiamin)kobal(III), [Co(en)Cl2]+
4.Ligan dituliskan sesuai urutan alpabet
Contoh: [Co(NH3)4Cl2]+: tetraamindiklorokobal(III)
5.Ligan dengan muatan negatif diberi akhiran-o, nama ligan netral tidak berubah.
Kecuali air, aqua.
Contoh: kloro, bromo, sulfato, dll
[Pt(NH3)BrCl(CH3NH2)] : aminbromoklorometilaminplatina(II)
6.Untuk ion kompleks dengan muatan negatif, nama logamnya diakhiri dengan-ate.
contoh: [Pt(NH3)4]2+: tetraaminplatina(II), [PtCl4]2—: tetrakloroplatinate(II)
7.Awalancis-atautrans- dituliskan didepan nama kompleks yang memiliki isomer
geometri.contoh: [Pt(NH3)2Cl2] : cis-diamindikloroplatina
EDTA
EDTA ialah suatu ligan yang heksadentat (mempunyai enam buah
atom donor pasagan electron), yaitu melalui kedua atom N dan
keempat atom O (dari OH). Dalam pembentukan kelat, keenam
donor (tetapi kadang-kadang hanya lima) bersama-sama mengikat
satu atom satu ion inti dengan membentuk lima lingkaran kelat.
Molekul EDTA dilipat mengelilingi ion logam itu sedemikian rupa
sehingga keenam atom donor terletak pada puncak-puncak
sebuah oktaeder (bidang delapan) dan inti terdapat di pusat
oktaeder.
Stabilitas titrasi kompleksometri.
“Semakin besar harga konstanta pembentukan senyawa komplek, maka semakin stabil
senyawa komplek tersebut dan sebaliknya makin kecil harga konstanta kestabilan
senyawa komplek, maka senyawa komplek tersebut makin tidak (kurang) stabil”.
Kestabilan termodinamik dari suatu spesi merupakan ukuran sejauh mana spesi ini
akan terbentuk dari spesi-spesi lain pada kondisi-kondisi tertentu, jika sistem itu
dibiarkan mencapai keseimbangan.

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan kompleks, yaitu :


a. Kemampuan mengkompleks logam-logam.
Kemampuan mengkompleks relatif (dari) logam-logam digambarkan dengan baik
menurut klarifikasi Schwarzenbach, yang dalam garis besarnya didasarkan atas
pembagian logam menjadi asam Lewis (penerima pasangan elektron) kelas A dan kelas
B.
b. Ciri-ciri khas ligan :
Di antara ciri-ciri khas ligan yang umum diakui sebagai mempengaruhi kestabilan
kompleks dalam mana ligan itu terlibat, adalah :
1). Kekuatan basa dari ligan itu
2). Sifat-sifat penyepitan (jika ada)
3). Efek-efek sterik (ruang)
Keinertan atau kelabilan kinetik dipengaruhi oleh banyak
faktor, tetapi pengamatan umum berikut ini merupakan
pedoman yang baik akan perilaku kompleks-kompleks dari
berbagai unsur, yaitu diantaranya :
1. Unsur grup utama, biasanya membentuk kompleks-
kompleks labil.
2. Dengan pengecualian Cr(III) dan Co(III), kebanyakan unsur
transisi baris pertama, membentuk kompleks-kompleks labil.
3. Unsur transisi baris kedua dan baris ketiga, cenderung
membentuk kompleks-kompleks inert.
Indikator logam dalam titrasi kompleksometri.
Indikator dalam titrasi kompleksometri tidak berubah karena
perubahan pH, tidak juga karena daya oksidasi titrat berubah, akan
tetapi karena perubahan pM (M adalah khelat logam).

Syarat-syarat indikator logam, yaitu:


1.Reaksi warnanya harus sensitif, dengan kepekaan yang besar
terhadap logam.
2.Perubahan warna pada titik ekivalen tajam
3.Perbedaan warna dari indikator bebas dengan indikator kompleks
harus mempunyai kestabilan yang efektif dimana pH titrasi tidak boleh
tidak teroksidasi dan tereduksi.
4.Kestabilan kompleks logam indikator harus cukup.
5.Ikatan senyawa logam EDTA harus lebih kuat dari pada logam-logam
indikator. Artinya ikatan logam – logam Indikator logamnya harus dapat
direbut oleh EDTA.
Beberapa indikator yang paling banyak digunakan dalam titrasi
kompleksometri:
1. Eriochrom Black-T (EBT)
Digunakan pada daerah pH 7 – 11. Suatu kelemahan dari EBT bahwa larutannya tidak
stabil, bila disimpan akan terjadi peruraian secara lambat,sehingga setelah jangka
waktu tertentu indikator tidak berfungsi lagi. Penggunaan : Penentuan kadar Ca, Mg,
Cd, Zn, Mn, Hg.
2. Murexide
Merupakan indikator yang sering digunakan untuk titrasi Ca2+, pada pH=12.
3. Jingga Xylenol
Kompleks dengan logam memberikan warna merah.
4. Calmagite
Dapat digunakan sebagai pengganti EBT, karena calmagite lebih stabil, daerah
terjadinya pada pH 8,1-12,4 dan warna indikator bebasnya biru. Mengalami blocking
dengan Cu, Ni, Fe³⁺, dan Al.
5. Arzenazo
Digunakan untuk Ca maupun Mg, juga baik untuk titrasi Pb(IV) dengan EDTA.
Keuntungan menggunakan indikator ini adalah : Tidak mengalami blocking oleh Cu(II)
dan Fe(III) dalam jumlah kecil. Bereaksi cepat sehingga terjadinya perubahan warna
juga lebih cepat.
6. NAS
Digunakan pada daerah pH 3-9. Dalam larutan yang sangat asam NAS
berwarna merah violet pada pH 3,5 keatas berwarna merah jingga.
Penggunaan NAS cukup luas dan dianjurkan untuk titrasi Cu, Co(II), Cd, Ni,
Zn, Al dengan EDTA.
7. Calcon
Calcon merupakan garam natrium dari Eriochrome Blue Black R, yang disebut
juga Pontachrome Blue Black R. Molekul indikator berwarna hijau dan hanya
terdapat dalam larutan asam kuat. Pada pH 7 sampai 10 berwarna merah,
kemudian biru sampai pH 13,5 dan diatasnya jingga. Kelat Calcon dengan
logam berwarna merah dan ternyata sangat cocok untuk titrasi Ca pada pH
12,5 – 13 tanpa terganggu oleh Mg. Perubahan warna dari merah menjadi
biru. Dengan indikator ini maka dapat ditentukan kesadahan air yang
disebabkan oleh Ca saja tidak termasuk kesadahan oleh Mg. Beberapa
indikator logam sering menglami penguraian apabila dilarutkan dalam air.
Sehingga stabilitas di dalam larutan rendah sekali. Oleh karena itu, dalam
prakteknya sering dibuat pengenceran dengan NaCl atau KNO3 dengan
perbandingan 1:500.
Pengaruh ph dalam titrasi kompleksometri.
pH adalah ukuran konsentrasi ion hidrogen dari larutan. Pengukuran pH
(potensial Hidrogen) akan mengungkapkan jika larutan bersifat asam atau alkali
(atau basa). Jika larutan tersebut memiliki jumlah molekul asam dan basa yang
sama, pH dianggap netral. Berikut keterangan tentang suasana pH dalam analisa
komplexiometri :
1. Suasana terlalu asam
Proton yang dibebaskan pada reaksi yang terjadi dapat mempengaruhi pH,
dimana jika H+ yang dilepaskan terlalu tinggi, maka hal tersebut dapat
terdisosiasi sehingga kesetimbangan pembentukkan kompleks dapat bergeser
ke kiri, karena terganggu oleh suasana system titrasi yang terlalu asam.
Pencegahan : sistem titrasi perlu didapar untuk mempertahankan pH yang
diinginkan.
2. Suasana terlalu basa
Bila pH system titrasi terlalu basa, maka kemungkinan akan terbentuk endapan
hidroksida dari logam yang bereaksi. Jika pH terlalu basa, maka reaksi
kesetimbangan akan bergeser ke kanan, sehingga pada suasana basa yang
banyak akan terbentuk endapan.
Berdasarkan selalu terbentuknya H+ pada pembentukan ion kompleks dan
melihat harga pK₄ maka pembentukan kompleks akan lebih baik dan lebih
stabil dalam larutan alkalis.

Pada umumnya kompleks EDTA dengan kation valensi 2 stabil dalam larutan
yang sedikit asam atau alkalis. kompleks EDTA dengan logam valensi 3 dan 4
stabil dalam larutan dengan pH =1-3. Logam – logam bervalensi 2 misalnya Cu,
Pb, atau Ni dapat stabil pada pH = 3 sehingga dapat dititrasi secara selektif
walaupun tercampur dengan logam – logam alkali tanah. Co⁺⁺ stabil dalam
larutan HCl pekat.

Kesimpulan : pada titrasi kompleksometri diperlukan penambahan bufer


pada pH dimana kompleks itu stabil, dan perubahan warnanya jelas. Stabilitas
dari kompleks di tentukan oleh harga Ks = konstante stability.

Yang menyebabkan perubahan harga Ks :


a. Kenaikan suhu, karena menyebabkan kenaikan ionisasi kompleks.
b. Ion yang tidak memberi ion sejenis dengan kompleks.
Yang menyebabkan kenaikan harga Ks adalah adanya alkohol, sebab alkohol
mendesak ionisasi kompleks.
Jenis titrasi dalam titrasi kompleksometri.

Macam-macam titrasi yang sering digunakan dalam kompleksometri,


antara lain:
1.Titrasi langsung yaitu titrasi yang biasa digunakan untuk ion-ion yang tidak mengendap pada
pH titrasi, reaksi pembentukan kompleksnya berjalan cepat.Contoh : penentuannya ialahuntuk
ion-ion Mg, Ca, dan Fe.

2.Titrasi kembali yaitu titrasi yang digunakan untuk ion-ion logam yang mengendap pada pH
titrasi, reaksi pembentukan kompleksnya berjalan lambat.Contoh : penentuannya ialah untuk
penentuan ion Ni.

3.Titrasi penggantian atau titrasi substitusi adalah titrasi yang ini digunakan untuk ion-ion logam
yang tidak bereaksi sempurna dengan indikator logam yang membentuk kompleks EDTA yang
lebih stabil daripada kompleks ion-ion logam lainnya.Contoh : penentuannya ialah untuk ion-ion
Ca dan Mg.

4.Titrasi tidak langsung


Titrasi ini dilakukan dengan cara, yaitu :
a. Titrasi kelebihan kation pengendap. (misalnya penetapan ion sulfat, dan fosfat).
b. Titrasi kelebihan kation pembentuk senyawa kompleks.(misalnya penetapan ion sianida).
Kesadahan dalam titrasi kompleksometri

Kesadahan atau hardness adalah salah satu sifat kimia yang dimiliki oleh
air. Penyebab air menjadi sadah adalah karena adanya ion-ion Ca2+, Mg2+
atau dapat juga disebabkan karena adanya ion-ion lain dari polivalen
metal (logam bervalensi banyak) seperti Al, Fe, Mn, Sr dan Zn dalam
bentuk garam sulfat klorida dan bikarbonat dalam jumlah kecil.

Jenis Kesadahan.

1.Kesadahan sementara
Kesadahan sementara adalah kesadahan yang disebabkan oleh adanya
garam-garam bikarbonat, seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2. Kesadahan
sementara ini dapat dihilangkan dengan pemanasan atau pendidihan,
sehingga terbentuk endapan CaCO3 atau MgCO3.

Reaksinya :
-Ca(HCO3)2 : CO2 (g) + H2O (l) + CaCO3 (putih)
-Mg(HCO3)2 : CO2 (g) + H2O (l) + MgCO3 (putih)
2.Kesadahan tetap
Kesadahan Tetap adalah kesadahan yang disebabkan oleh adanya garam-
garam klorida, sulfat, dan karbonat, misalnya CaSO4, MgSO4, CaCl2, MgCl2.
Kesadahan tetap dapat dikurangi dengan penambahan larutan soda kapur
(terdiri dari larutan natrium karbonat dan magnesium hidroksida) sehingga
terbentuk endapan kalium (padatan atau endapan) dan magnesium
hidroksida (padatan atau kalium) dalam air.

Reaksinya :
-CaCl2 + Na2CO3 →CaCO3 (padatan atau endapan) + 2 NaCl(larut)
-CaSO4 + Na2CO3 →CaCO3 (padatan atau endapan) + NaSO4(larut)
-MgCl2 + Ca(OH)2→ Mg(OH)2 (padatan atau endapan) + CaCl2(larut)
-MgSO4 +Ca(OH)2 →Mg(OH)2 (padatan atau endapan) + CaSO4 (larut)

Satuan ukuran kesadahan ada 3, yaitu :


a. Derajat Jerman dilambangkan dengan 0D
b. Derajat Inggris dilambangkan dengan 0E
c. Derajat Perancis dilambangkan dengan 0F
Aplikasi titrasi komplesometri

Pada bidang industry


Pada farmasi ,metode digunakan untuk
ini banyak digunakan menjernihkan air atau
dalam penetapan yang sering disebut
kadar MgSO4 yang dalam penggunaannya di
digunakan sebagai bidang industry adalah
laksativum atau ZnO water treatment. Dan
yang digunakan untuk menentukan
sebagai antiseptik. kesadahan air sumur,
sungai, dll.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai