Anda di halaman 1dari 24

PRODI FARMASI - ISTN

MK. KIMIA ANALISIS


Kimia Analisis-1: Metode Analisis Klasik Kualitatif dan Kuantitatif
Kimia Analisis-2: Metode Analisis Modern/Instrumental

KLASIFIKASI METODE ANALISIS KUANTITATIF


I. Metode Analisis Klasik/Konvensional
Titrimetry dan Gravimetry

II. Metode Analisis Modern/Instrumental


Spectroscopy, Photometry, Spectrophotometry, Mass-
Spectrometry, NMR-Spectroscopy, Polarography, Chromatography
(GC, HPLC ), Nepleometry, Polarimetry, Coulometry, DLL.
dok.ath.istn.ac.id
ANALISIS KUANTITATIF: Titrimetri atau Volumetri

Analisis volumetrik (“volumetri”), adalah


suatu metode analisis penentuan kadar
(/konsentrasi) larutan suatu sampel dengan
larutan lain yang telah diketahui
konsentrasinya.

Disebut volumetri, karena pengamatan


sistem analisis ini didasarkan pada
pengukuran volume larutan titran.

“Analisis volumetrik” sering juga disebut


“analisis titrimetrik” karena semua
eksperimen diselesaikan dengan cara
“tirasi”.
Titrimetri/Volumetri

Larutan yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai


“analit (titrand)” dan biasanya diletakan di dalam
Erlenmeyer, sedangkan larutan yang telah diketahui
konsentrasinya disebut sebagai “larutan standar” yang
biasanya diletakkan di dalam buret dan disebut
“pentiter” atau “titran (titrant)”
Larutan titran secara volumetrik di lepas dari buret pelan-
pelan (melalui kontrol stopcock) untuk bereaksi dengan
larutan analit di dalam erlemeyer sambil diaduk.
Titrasi dinyatakan telah selesai sempurna, bila banyaknya
titran secara kimia telah setara dengan banyaknya analit.
Keadaan ini dikatakan, reaksi titrasi telah mencapai titik
ekivalen.
Titrimetri/Volumetri
Titik Ekivalen dan Titik Akhir Titrasi
 Titik Ekivalen (/titik akhir teoritis titrasi) adalah titik dimana
banyaknya titran secara kimia telah setara dengan banyaknya
analit.
 Titik Akhir Titrasi: adalah titik pada saat titrasi diakhiri/dihentikan.
 Bila titrasi terlaksana dengan sempurna (dimana akurasi 100% dan
presisi 0%), maka “titik akhir titrasi = titik ekivalen”.
• Praktis, titik akhir titrasi dapat teramati ketika titik equivalen telah
terlewati oleh penambahan titran sekitar 1-2 tetes, sehingga titik
akhir titrasi hampir selalu tidak tepat sama dengan titik
ekivalen.
• Maka metode analisis volumetrik berpotensi terjadinya
error/kesalahan hingga 0,1%; namun kesalahan ini dapat
diatasi dengan hasil titrasi blanko.
Titrimetri/Volumetri

Metode Deteksi Titik Akhir Titrasi


A). Perubahan warna yang dapat di deteksi dengan mata biasa
1). Metode auto deteksi:
Beberapa reaksi titrasi di dalam larutan mengalami perubahan
warna tanpa indikator pada saat titik ekivalen tercapai.
Hal ini ada terjadi pada titrasi redoks seperti pada
permanganometri.

2). Metode Indikator spesifik:


Indikator yang membentuk produk reaksi berwarna hanya
dengan satu jenis substans saja, seperti: starch membentuk
kompleks berwarna biru dengan iodine, dan SCN–
membentuk kompleks berwarna merah dengan Fe+++.
Titrimetri/Volumetri

Metode Deteksi Titik Akhir Titrasi


A). Perubahan warna yang dapat di deteksi dengan mata biasa
3). Indikator Keseimbangan:
Tipe kelompok indikator ini, tampil dalam 2 warna yang
berbeda yang ditentukan oleh pH larutan titrasi seperti pada titrasi
asam – basa:
HIn ↔ H+ + In–
(warna A) (warna B)
atau ditentukan oleh potensial oksidasi seperti pada tirasi
redoks:
Inox + ne ↔ Inred
(warna A) (warna B)
Titrimetri/Volumetri

Metode Deteksi Titik Akhir Titrasi


A). Perubahan warna yang dapat di deteksi dengan mata biasa

4). Indikator Adsorpsi


Indikator adsorpsi, senyawa organik bersifak amfifil ionik,
umumnya digunakan pada Argentometri metode Fajans.
Misalnya Fluorescein, asam organik lemah (bersifat amfifil
anionik), untuk analisis anion Cl pada pH 7 – 8, maka:
– pada posisi sebelum titik ekivalen titrasi,
endapan koloidal (AgCl)Cl– + FL– → tidak ada adsorbsi
– pada posisi titik akhir titrasi,
endapan koloidal (AgCl)Ag+ + FL– → terjadi adsorbsi
berwarna merah intensif.
Titrimetri/Volumetri

Kriteria Substans Standar Primer dan sekunder


Substans Standar Primer:
1). Harus memenuhi tingkat ultra murni > 99,98 %
2). Tidak higroskopis dan stabil secara thermal.
3). Memiliki masa molekul relatif cukup tinggi (agar kesalahan relatif
pada penimbangan minimal).
4). Kelarutan dalam larutan (titrasi) baik.
Notes: Ketersediaan secara komersial, sedikit sekali substans standar primer yang dapat
memenuhi kriteria tingkat kemurnian yang sesuai. Konsekuensinya adakalanya
terpaksa menggunakan substans yang tingkat kemurniannya lebih rendah, dengan
ketentuan harus diperhitungkan konsentrasinya secara tepat saat proses penyiapan
larutannya sebagai larutan standar primer.

Substans Standar Sekunder:


- Kriteria pada substans standar primer kurang terpenuhi
kecuali untuk kriteria 4 (“harus terpenuhi”)
Titrimetri/Volumetri

Larutan Standar (Primer dan Sekunder)


 Larutan standar (primer/dan sekunder), memegang peran sentral
dalam semua metode titrasi.
 Larutan standar merupakan kebutuhan pokok utama dalam sistem
titrasi, dan perlu dinyatakan prospek larutan standar yang
dikehendaki diantaranya terkait dengan kriteria, cara penyiapan
dan satuan konsentrasi yang akan digunakan.
1). Konsentrasi harus stabil (dalam waktu relatif lama), tidak
mudah tergedradasi akibat pengaruh lingkungan:
temperatur, udara dan cahaya.
2). Reaksi dengan analit harus stoikhiometrik , sederhana dan
tanpa reaksi samping.
Titrimetri atau Volumetri

Larutan Standar (Primer dan Sekunder)


3). Bereaksi cepat dengan analit agar titrasi selesai sempurna
dalam waktu beberapa puluhan detik.
4). Reaksi dengan analit dapat berlangsung dengan tingkat
kesempurnaan minimal 99% (ie. Keq = 108).
5). Reaksi dengan analit hendaknya spesifik atau selektif guna
menghindari adanya tahap pemisahan pengganggu.
6). Terjadi perubahan sifat fisika/dan kimia secara jelas
pada saat reaksi mencapai titik ekivalen, termasuk bila
diperlukan keterlibatan suatu indikator, untuk keperluan
deteksi titik akhir titrasi.
Titrimetri/Volumetri

Tipe-tipe Reaksi pada Analisis Volumetrik


Tipe-tipe reaksi yang terjadi pada titrasi, prinsipnya terbagi ke dalam
4 kelompok reaksi titrasi:

1). Titrasi Asam – Basa: HA (aq) + BOH (aq) ↔ H2O(l) + B+(aq) + A–(aq)

2). Titrasi Oksidasi-Reduksi: AOx + BRed ↔ ARed + BOx

3). Titrasi Pengendapan: M+(aq) + A–(aq) ↔ MA(s)

4). Titration Pembentukan Kompleks: M+ (aq) + nL(aq) ↔ MLn(aq)


Titrimetri/Volumetri
Kalkulasi pada Analisis Volumetrik
Kalkulasi Menggunakan Molaritas:
Buat persamaan reaksi yang terjadi, dan samakan koefisiennya
Prinsip Umum Persamaan Reaksi Titrasi: aA + tT  pProduk
(a mol analit A + t mol titran T menghasilkan p mol produk P)
Kalkulasi Pada Titik Ekivalensi:

Konsentrasi Analit :
Dimana:
MA =konsentrasi molar analit A ; mlA =volume analit A
MT = konsentrasi molar titran T ; mlT = volume titran T
Titrimetri/Volumetri
Kalkulasi pada Analisis Volumetrik
Kalkulasi Menggunakan Molaritas
Kadar Analit dalam Sampel ?


.. atau langsung hitung kadar analit (%),

Kadar Analit:
keterangan:
berat A = dalam mg; berat Sampel = dalam mg
bm A = berat molekul A dalam mg/mmol .
Titrimetri/Volumetri
Kalkulasi pada Analisis Volumetrik
Kalkulasi Menggunakan Normalitas

 Prinsip kalkulasi normalitas tidak menggunakan rasio


molar karena ini telah diperhitungkan ketika menghitung
berat setara masing-masing analit dan titran.
 Dengan demikian hasil analisis volumetrik antara
kalkulasi normalitas dan kalkulasi molaritas tidak berbeda.
 Khusus untuk kalkulasi pada titrasi oksidasi-reduksi,
penggunaan kalkulasi normalitas lebih simpel dan praktis.
Titrimetri/Volumetri
Kalkulasi pada Analisis Volumetrik
Kalkulasi Menggunakan Normalitas
Prinsip Umum Persamaan Reaksi Titrasi:
aA + t T  pProduk
(a mol analit A + t mol titran T menghasilkan p mol produk P)

Pada Titik Ekivalensi dengan menggunakan Normalitas:


no.meq titran A = no.meq analit T = no.meq produk P
(no.meq = banyaknya mili ekivalen)

 Kalkulasi pada Titik Ekivalensi:

 Konsentrasi Larutan Narmal analit A:


Titrimetri/Volumetri
Kalkulasi pada Analisis Volumetrik
Kalkulasi Menggunakan Normalitas
Kadar Analit dalam Sampel ?
 Kalkulasi pada Titik Ekivalensi:

… dimana …

… atau langsung hitung kadar (%),

 Kadar Analit:
Keterangan:
NA = konsentrasi normal analit A ; mlA = volume analit A
NT = konsentrasi normal titran T ; mlT = volume titran T

BEA = berat ekivalen analit A;


Titrimetri/Volumetri
Kalkulasi pada Analisis Volumetrik
Catatan Konsentrasi Normalitas vs Konsentrasi Molaritas

Umumnya ukuran volume yang dipakai dalam analisis


volumetrik adalah skala milliliter, maka dari itu satuan
definisi normalitas dan molaritas menggunakan:
Titrimetri/Volumetri
Kalkulasi pada Analisis Volumetrik
Catatan Konsentrasi Normalitas vs Konsentrasi Molaritas

*). n: – Δ bilangan oksidasi substans dalam reaksi redoks.


– bilangan ion H+ dalam reaksi asam-basa dan analoginya
berlaku untuk reaksi bukan redoks lainnya.
Titrimetri/Volumetri
Kalkulasi pada Analisis Volumetrik
Catatan Konsentrasi Normalitas vs Konsentrasi Molaritas
Perhitungan Konsentrasi “Molar” pada Titrasi Redoks:
Misalnya larutan analit C2O42– dititer dengan titran MnO4– ,
(suasana asam)
Reaksinya: MnO4– + C2O42–  Mn2+ + CO2
Tahap 1: Samakan koefisien reaksi
2MnO4– + 5C2O42– + 16H+  2Mn2+ + 10CO2 + 8H2O
Tahap 2: Persamaan dasar penyelesaian
Titrimetri /Volumetri
Kalkulasi pada Analisis Volumetrik
Catatan Konsentrasi Normalitas vs Konsentrasi Molaritas
Perhitungan Konsentrasi “Normal” pada Titrasi Redoks:
Khusus untuk kalkulasi pada titrasi oksidasi-reduksi,
penggunaan kalkulasi normalitas lebih simpel dan praktis.
Untuk contoh yang sama, larutan analit C2O42– dititer dengan titran
MnO4– .
Reaksinya: MnO4– + C2O42–  Mn2+ + CO2
Tahapannya tidak perlu samakan koefisien, langsung saja
gunakan persamaan dasar penyelesaian seperti berikut:
Titrimetri /Volumetri
Kalkulasi pada Analisis Volumetrik
Catatan Konsentrasi Normalitas vs Konsentrasi Molaritas
Penyiapan larutan“Molar” dan “Normal” pada Titrasi Redoks:

Contoh: Penyiapan larutan analit (C2O42–) menggunakan H2C2O4 (BM=90,0 g


mol–1) dan larutan titran (MnO4–) menggunakan KMnO4 (BM= 158,0 g mol–1) .

Penyiapan lar. molar untuk (COOH)2 :

Penyiapan lar. molar untuk KMnO4:

g (COOH)2: banyaknya (COOH)2 yang ditimbang dalam g.


dok.ath.istn.ac.id g KMnO4 : banyaknya KMnO4 yang ditimbang dalam g.
Titrimetri /Volumetri
Kalkulasi pada Analisis Volumetrik
Catatan Konsentrasi Normalitas vs Konsentrasi Molaritas
Lanjutan slide sebelumnya

MnO4– + C2O42–  Mn2+ + 2CO2 ; Mn dan C mengalami Δ bil oksidasi


MnO4– melepaskan 5 elektron dan C2O42– menyerap 2 elektron

BE untuk (COOH)2 :

BE untuk KMnO4:

Penyiapan lar. normal untuk (COOH)2 :

Penyiapan lar. molar untuk KMnO4 :


Titrimetri /Volumetri

Latihan:
1). 500 mg H2C2O2 dilarutkan dengan aquadest secara kuantitatif dalam
labu ukur 100 mL. Diketahui BM H2C2O2 = 90 g mol–1.
Hitung konsentrasi molar (M) dan konsentrasi normal (N) larutan.

2). 350 mg KMnO4 dilarutkan dengan aquadest secara kuantitatif dalam


labu ukur 100 mL. Diketahui BM KMnO4 = 158 g mol–1.
Hitung konsentrasi molar (M) dan konsentrasi normal (N) larutan.

3). 250 mg standar H2C2O2 dilarutkan dengan aquadest secara kuantitatif


dalam labu ukur 100 mL. 10 mL larutan oxalat tersebut dititer dengan
larutan KMnO4. Berapa konsentrasi molar (M) dan konsentrasi
normal (N) KMnO4 bila volume larutan titran terpakai pada titik
akhir titrasi = 8 mL, masing-masing kerjakan dengan cara
kalkulasi molaritas dan Normalitas.
dok.ath.istn.ac.id
Titrimetri /Volumetri

Sekian dan
Selamat Belajar

dok.ath.istn.ac.id

Anda mungkin juga menyukai