Anda di halaman 1dari 31

SPEKTROFOTOMETRI

SERAPAN ATOM (AAS)


Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin

Spektrofotometri Serapan Atom 1


PENDAHULUAN
• Spektrofotometri Serapan Atom/Atomic Absorption
Spectrophotometry (AAS) digunakan untuk analisis
kuantitatif unsur-unsur logam dalam jumlah yang sangat
sedikit (trace).
• Cara analisis ini memberikan kadar total unsur logam dalam
suatu sampel dan tidak bergantung pada bentuk molekul dari
logam dalam sampel tersebut.
• Cara ini cocok untuk analisis logam yang jumlahnya sangat
sedikit karena mempunyai kepekaan yang tinggi (LOD < 1
ppm).
• AAS didasarkan pada penyerapan energi sinar oleh atom-
Spektrofotometri Serapan Atom 2
ABSORBSI
• Metode AAS mendasarkan pada prinsip absorbsi cahaya oleh atom.
• Atom-atom akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu,
tergantung pada sifat unsurnya. Contoh: Na menyerap pada 589 nm, U pada
358,5 nm, K = 766,5 nm.
• Dengan menyerap cahaya maka atom mempunyai cukup energi untuk
mengubah tingkat elektroniknya dari keadaan dasar ke tingkat yang
lebih tinggi (eksitasi).
• Contoh: Na mempunyai konfigurasi e- 1s2 2s2 2p6 3s1. Elektron valensi pada
3s1 merupakan keadaan dasar yang dapat mengalami eksitasi ke tingkat 3p
dengan energi 2,2 eV atau ke tingkat 4p dengan energi 3,6 eV yang masing-
masing bersesuaikan dengan panjang gelombang 589,3 nm dan 330 nm.
Spektrofotometri Serapan Atom 3
ABSORBSI

Transisi elektronik atom natrium


Kita dapat memilih di antara panjang gelombang tersebut untuk menghasilkan
garis spektrum yang tajam dengan intensitas maksimal yang disebut sebagai
garis resonansi.
Spektrofotometri Serapan Atom 4
ABSORBSI
• Keberhasilan analisis dengan AAS ini bergantung pada proses eksitasi dan
cara memperoleh garis resonansi yang tepat. Jumlah atom natrium yang
tereksitasi dari keadaan dasar (3s) ke keadaan tereksitasi 3p adakah kecil
(misal pada suhu 2500 K).
• Pentingnya suhu pada proses eksitasi untuk dilakukan pengukuran AAS
sebagai berikut:
Atom Panjang Banyaknya atom yang tereksitasi
Gelombang 2000 K 3000 K 4000 K
(nm)
Cs 852 4 x 10-4 7 x 10-3 3 x 10-3
Na 590 1 x 10-5 6 x 10-4 4 x 10-3
Ca 420 1 x 10-7 4 x 10-3 6 x 10-4
Zn 210 7 x 10-15 6 x 10-20 2 x 10-2
Spektrofotometri Serapan Atom 5
LEBAR GARIS SPEKTRA SERAPAN ATOM
• Di dalam nyala, atom natrium akan mampu menyerap sinar dengan panjang
gelombang yang sesuai dengan transisi dari tingkat dasar ke salah satu
tingkat energi elektron tereksitasi yang lebih tinggi (3p, 3d, 4p, dst).
• Maka secara eksperimental akan diperoleh puncak-puncak serapan sinar oleh
atom-atom natrium dengan panjang gelombang:
589 nm : sesuai dengan eksitasi 3s ke 3p
589,5 nm : sesuai dengan eksitasi 3s ke 3p
330,28 nm : sesuai dengan eksitasi 3s ke 4p
330,3 nm : sesuai dengan eksitasi 3s ke 4p
Spektrofotometri Serapan Atom 6
LEBAR GARIS SPEKTRA SERAPAN ATOM
• Ada perbedaan antara puncak-puncak serapan sinar oleh molekul-molekul senyawa
dengan puncak-puncak serapan oleh atom.
• Penyerapan sinar oleh senyawa menghasilkan pita-pita panjang gelombang yang
lebar karena di dalam suatu molekul selain terdapat tingkat energi elektron juga
terdapat tingkat energi vibrasi dan rotasi.
• Sedangkan dalam atom netral suatu unsur hanya terdapat tingkat-tingkat energi
elektron saja.
• Akibatnya puncak-puncak serapan atom berupa garis-garis yang tajam.

Spektrofotometri Serapan Atom 7


PELEBARAN DOPLER & PELEBARAN
TEKANAN
Melebarnya garis-garis spektrum serapan atom menjadi lebih besar dari 10 -5

nm disebabkan oleh 2 peristiwa:


1. Pelebaran Dopler, disebabkan karena atom yang menyerap sinar bergerak
cepat terhadap sumber sinar (lampu katoda berongga). Ketika atom
bergerak ke arah sumber sinar (atau menjauhi sumber sinar) maka
panjang gelombang yang masuk secara efektif diperkecil (atau diperbesar)
sehingga yang diserap oleh atom adalah panjang gelombang yang lebih
besar (atau yang lebih kecil) daripada panjang gelombang puncak
serapan. Akibatnya terjadi pelebaran garis puncak serapan.
2. Pelebaran tekanan, disebabkan adanya tabrakan antar atom sehingga
menyebabkan terjadinya perubahan tingkat energi dasar atom sehingga
terjadi pelebaran garis puncak serapan.
Spektrofotometri Serapan Atom 8
PENGUKURAN ABSORBAN PADA AAS

• Pada AAS diperlukan suatu sumber radiasi yang memancarkan sinar pada
panjang gelombang yang tepat sama dengan panjang gelombang emisinya,
yakni dengan menggunakan lampu katoda berongga.
• Contoh: bila yang akan dianalisis adalah logam Na maka dipilih lampu
dengan panjang gelombang 589 nm. Dalam lampu tersebut, atom-atom
natrium akan tereksitasi oleh energi listrik dan jika atom-atom tereksitasi
tersbeut kembali ke keadaan dasar akan memancarkan garis spektrum
emisi yang khas.

Spektrofotometri Serapan Atom 9


INSTRUMENTASI AAS

Sistem Peralatan AAS

Spektrofotometri Serapan Atom 10


1. Sumber Sinar INSTRUMENTASI AAS
Sumber sinar yang dipakai adalah lampu katoda berongga (hollow
cathode lamp). Lampu ini terdiri atas tabung kaca tertutup yang mengandung
suatu katoda dan anoda. Katoda berbentuk silinder berongga yang terbuat atau
dilapisi logam tertentu. Tabung logam ini diisi dengan gas mulia (Ne atau Ar)
dengan tekanan rendah (10-15 torr). Bila antara anoda dan katoda diberi selisih
tegangan tinggi (600 V), maka katoda akan memancarkan berkas elektron yang
bergerak menuju anoda dengan kecepatan dan energi sangar tinggi. Elektron
berenergi tinggi tersebut akan bertabrakan dengan gas mulia. Akibatnya unsur
gas mulia akan kehilangan elektron dan menjadi ion positif. Ion positif akan
bergerak ke katoda dengan kecepatan tinggi pula sehingga menabrak unsur
logam yang ada pada katoda. Unsur tersebut akan terlempar dari katoda dan
Spektrofotometri Serapan Atom 11
atom-atomnya mengalami eksitasi.
INSTRUMENTASI AAS
1. Sumber sinar
Kelemahan dari lampu katoda berongga adalah satu lampu digunakan
untuk satu unsur. Akan tetapi sekarang telah ditemukan lampu katoda
berongga kombinasi yang bisa dilapisi dengan beberapa unsur sehingga
dapat digunakan untuk analisis beberapa unsur sekaligus.

Spektrofotometri Serapan Atom 12


2. Tempat sampel INSTRUMENTASI AAS
Dalam analisis dengan AAS, sampel yang akan dianalisis harus
diuraikan menjadi atom-atom netral dalam keadaan dasar. Ada berbagai
macam alat yang digunakan untuk mengubah sampel menjadi uap atom, yaitu:
dengan nyala (flame) dan tanpa nyala (flameless).
• Nyala (flame), digunakan untuk mengubah sampel yang berupa
padatan/cairan menjadi bentuk uap atom (atomisasi). Suhu yang dicapai
oleh nyala bergantung pada gas yang digunakan, misalnya untuk gas
batubara-udara suhunya 1800ºC, asetilan-N2O 3000ºC. Atomisasi dengan
nyala ini bisa dengan cara langsung (sampel langsung dibakar sehingga
menjadi atom) atau cara tidak langsung (larutan sampel dicampur dengan
bahan pembakar dan pengoksidasi kemudian dibakar hingga menjadi
Spektrofotometri Serapan Atom 13
atom).
INSTRUMENTASI AAS

2. Tempat sampel
• Tanpa nyala (flameless). Sejumlah sampel (ukuran mikro) diletakkan dalam
tabung grafit, kemudian dipanaskan dalam sistem elektris dengan
melewatkan arus listrik pada grafit. Akibat pemanasan maka zat akan
berubah menjadi atom netral yang jika dilewatkan suatu sinar yang berasal
dari lampu katoda berongga makan akan terjadi penyerapan energi sinar.
Sistem tanpa nyala ini melalui 3 tahap: drying (suhu rendah), ashing (suhu
lebih tinggi), dan atomisasi.

Spektrofotometri Serapan Atom 14


INSTRUMENTASI AAS

3. Monoktomator 4. Detektor 5. Readout

Berfungsi untuk Berfungsi untuk Merupakan suatu alat


memisahkan dan memilih mengukur intensitas penunjuk atau sebagai sistem
panjang gelombang yang cahaya yang melalui pencatatan hasil. Hasil
digunakan dalam analisis. tempat atomisasi. pembacaan berupa angka
atau kurva yang
menggambarkan absorbansi
Spektrofotometri Serapan Atom 15
ANALISIS KUANTITATIF DENGAN AAS

• Untuk analisis AAS, sampel harus dalam bentuk larutan yang sangat encer.
Larutan yang dihasilkan harus jernih, stabil, dan tidak menggangu zat yang
akan dianalisis.
• Ada beberapa metode kuantifikasi hasil analisis dengan metode AAS:
menggunakan metode kalibrasi, dengan perbandingan langsung, dengan
menggunakan dua baku, dan dengan menggunakan metode standar adisi.

Spektrofotometri Serapan Atom 16


ANALISIS KUANTITATIF DENGAN AAS

1. Kuantifikasi dengan kurva baku (kurva kalibrasi)

• Kurva kalibrasi dibuat dengan paling tidak 4


konsentrasi zat baku dan 1 blanko yang dilanjutkan
dengan pengukuran.
• Kurva kalibrasi linier menyatakan hubungan antara
absorbansi (A) dengan konsentrasi analit.
• Absorbansi sampel harus terletak pada kisaran
absorbansi kurva kalibrasi.
Spektrofotometri Serapan Atom 17
ANALISIS KUANTITATIF DENGAN AAS

1. Kuantifikasi dengan kurva baku (kurva kalibrasi)

Contoh: Analisis kandungan Ca dan Mg dalam cairan hemodialisis


• Sampel dilarutkan dalam asam nitrat 0,1 M untuk menghindari
pembentukan logam hidroksida.
• Dibuat larutan baku yang mengandung 10,7 mg Ca dan 11,4 mg Mg
dalam 100 ml air.
• Diambil 10,0 ml larutan di atas lalu diencerkan menjadi 100 ml.
Spektrofotometri Serapan Atom 18
ANALISIS KUANTITATIF DENGAN AAS

1. Kuantifikasi dengan kurva baku (kurva kalibrasi)


• Dibuat seri larutan baku dengan melakukan pengenceran dan didapatkan data
sebagai berikut:
Volume yang Volume larutan Pembacaan Pembacaan
diambil (ml) akhir (ml) serapan Ca serapan Mg
0 100 0,002 0,005
5 100 0,154 0,168
10 100 0,310 0,341
15 100 0,379 0,519
20 100 0,619 0,585
25 100 0,772 0,858
Spektrofotometri Serapan Atom 19
ANALISIS KUANTITATIF DENGAN AAS

1. Kuantifikasi dengan kurva baku (kurva kalibrasi)

• Sampel larutan hemodialisis diencerkan dari 5 ml ke


250 ml untuk analisis Ca, absorbansi yang terbaca
adalah 0,343. Berat atom Ca = 40.
• Sampel larutan hemodialisis diencerkan dari 10 ml ke
100 ml untuk analisis Mg, absorbansi yang terbaca
adalah 0,554. Berat atom Mg = 24.

Spektrofotometri Serapan Atom 20


ANALISIS KUANTITATIF DENGAN AAS

1. Kuantifikasi dengan kurva baku (kurva kalibrasi)

Perhitungan:
• Konsentrasi awal Ca baku = 10,7 mg/100 mL, diencerkan 10
kali (dari 10,0 ml ke 100 ml = 100/10) sehingga konsentrasi Ca
baku menjadi 1,07 mg/100 mL.
• Selanjutnya diencerkan berturut-turut sehingga konsentrasinya
menjadi 0,0535; 0,107; 0,165; 0,214; 0,2675 mg/100 ml.
Spektrofotometri Serapan Atom 21
ANALISIS KUANTITATIF DENGAN AAS

1. Kuantifikasi dengan kurva baku (kurva kalibrasi)

• Dibuat persamaan regresi linier dari hubungan


antara konsentrasi Ca (x) dengan absorbansinya
(y), diperoleh persamaan y = 2,664x – 0,007
• Pembacaan serapan Ca = 0,343, dimasukkan
sebagai nilai y
𝑦+0,007
• Kadar Ca = nilai x = ×
2,664
Spektrofotometri Serapan Atom 22
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
ANALISIS KUANTITATIF DENGAN AAS

1. Kuantifikasi dengan kurva baku (kurva kalibrasi)

0,343+0,007 250ml
Kadar Ca = nilai x = × = 6,57 mg/100 ml = 65,7
2,664 5ml
mg/L
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎/𝑀𝑟 65,7𝑚𝑔/40
Konsentrasi Ca dalam mmol/L = = = 1,643
𝑉 1𝐿
mmol/L
Latihan!
Tentukan kadar Mg dalamSpektrofotometri
sampel Serapan di atas.
Atom 23
ANALISIS KUANTITATIF DENGAN AAS

2. Cara standar adisi (cara penambahan baku)

• Melibatkan pengukuran absorbansi sampel dengan AAS (S);


kemudian sejumlah kecil standar (Sx) ditambahkan pada sampel
dan diukur absorbansinya (S + Sx). Langkah tersebut diulangi
dengan menggunakan konsentrasi baku Sx yang berbeda (Sx1,
Sx2, Sx3, dst) dan dibaca masing-masing absorbansinya
• Proses penambahan baku pada sampel ini disebut dengan
spiking. Spektrofotometri Serapan Atom 24
ANALISIS KUANTITATIF DENGAN AAS

2. Cara standar adisi (cara penambahan baku)

Contoh: Pengujian KCl dan NaCl dalam cairan infus intravena


• Larutan stok baku NaCl (0,2351 g) dan KCl (0,3114 g) dilarutkan
dalam air deionisasi sampai 1000 ml. Sebanyak 20,0 ml
masing-masing larutan baku diencerkan menjadi 100 ml.
• Sebanyak 5,0 ml sampel larutan infus diencerkan menjadi 100
ml dengan air deionisasi.
Spektrofotometri Serapan Atom 25
ANALISIS KUANTITATIF DENGAN AAS

2. Cara standar adisi (cara penambahan baku)


Kurva baku dibuat dengan memindahkan 5,0 ml larutan sampel yang telah diencerkan
ditambah dengan berbagai konsentrasi larutan baku di dalam labu ukur 100 ml sebagai
Volume larutan sampel Volume larutan baku Volume akhir Absorbansi Absorbansi K
berikut: (ml) (ml) (ml) Na
5,0 0 100 26,1 30,1
5,0 5,0 100 39,3 45,2
5,0 10,0 100 54,2 58,8
5,0 15,0 100 69,2 73,1
5,0 20,0 100 84,1 87,0
5,0 25,0 Spektrofotometri Serapan Atom
100 100 100 26
ANALISIS KUANTITATIF DENGAN AAS

2. Cara standar adisi (cara penambahan baku)

• Konsentrasi baku NaCl awal = 0,2351 g/L atau 25,31 mg/100


ml, diencerkan 5 kali (dari 20 ml ke 100 ml) kemudian pada
penambahan titik 1 diencerkan lagi 20 kali (dari 5 mml ke 100
ml), sehingga faktor pengencerannya = 5 x 20 = 100 kali.
• Jadi, konsentrasi NaCl yang ditambahkan pada titik 1 =
(25,31mg/100ml)/100 = 0,2531 mg/100 ml

Spektrofotometri Serapan Atom 27


ANALISIS KUANTITATIF DENGAN AAS

2. Cara standar adisi (cara penambahan baku)


• Konsentrasi NaCl yang ditambahkan pada titik 2
sampai 5 pada pembuatan seri kurva baku adalah
0,5062; 07593; 1,012; 1,266 mg/100 ml.
• Persamaan kurva baku yang diperoleh: y = 58,57 x
+ 25,09.
• Ketika nilai y = 0, maka nilai x negatif merupakan
konsentrasi NaCl dalam sampel yang telah
Spektrofotometri Serapan Atom 28
ANALISIS KUANTITATIF DENGAN AAS

2. Cara standar adisi (cara penambahan baku)


𝑦−25,09 0−25,09
• Konsentrasi NaCl dalam sampel yang telah diencerkan = 𝑥 = = =
58,57 58,57
− 0,4284 = 0,4284 mg/100 ml
• Pengenceran sampel dilakukan 2x: pengenceran 1 = 5 ml ke 100 ml = 20x,
pengenceran 2 = 5 ml ke 100 ml = 20x, sehingga faktor pengencerannya = 20 x 20 =
400 kali
• Jadi konsentrasi NaCl dalam sampel = 0,4284 mg/100 ml x 400 = 171,4 mg/100 ml =
0,1714% Spektrofotometri Serapan Atom 29
GANGGUAN-GANGGUAN PADA AAS

1. Berasal dari matriks sampel 2. Gangguan kimia

Viskositas, tegangan permukaan, berat jenis, Disosiasi senyawa yang tidak sempurna dan
tekanan uap, pengendapan unsur dapat ionisasi atom-atom dalam nyala mempengaruhi
mengganggu analisis karena mempengaruhi matriks terbentuknya atom netral dalam keadaan dasar. Hal
sampel sehingga jumlah atom yang mencapai nyala ini bisa disebabkan oleh adanya senyawa yang
menjadi lebih sedikit ebrsifat refraktorik.
3. Gangguan absorbansi molekul 4. Gangguan penyerapan non-atomik

Gangguan disebabkan oleh absorbansi molekul Terjadinya penyerapa cahaya dari sumber sinar
yang tidak terdisosiasi di dalam nyala. Dapat diatasi yang bukan berasal dari atom yang akan dianalisis.
dengan penggunaan suhu atomisasi yang lebih Hal ini disebabkan adanya partikel padat yang
tinggi. Penambahan senyawa penyangga, berada di dalam nyala. Dapat diatasi dengan
pengekstrasian unsur yang dianalisis, dan memilih panjang gelombang yang lebih besar atau
pengekstrasian gugus penggangu. suhu yang lebih tinggi.
Spektrofotometri Serapan Atom 30
TUGAS

Soal 1 Soal 2 Soal 3

Pada analisis merkuri dengan AAS dengan Sebanyak 5,0 g sampel kuningan Sampel KOH memberikan nilai A = 120.
nyala udara asetilen dan diukur pada mengandung seng dilarutkan dalam suatu Larutan kedua dan ketiga yang
panjang gelombang 253,7 diperoleh data asam sampai 500,0 ml. Data analisis seng mengandung sampel dengan jumlah yang
sebagai berikut: dengan AAS dengan nyala udara asetilen sama ditambah KOH masing-masing
pada panjang gelombang 213,9 nm dengan konsentrasi 40 dan 80 µg/ml dan
sebagai berikut: menghasilkan pembacaan A = 183 dan A =
Jika suatu sampel mempunyai absorbansi 249. Berapakah konsentrasi kalium dalam
0,179, berapakah konsentrasi merkurinya? sampel?
Jika absorbansi sampel adalah 0,179,
berapa konsentrasi seng di dalam
kuningan?

Spektrofotometri Serapan Atom 31

Anda mungkin juga menyukai