Anda di halaman 1dari 15

Presentasi Kimia

Fisika
Uji Kemurnian
Zat Cair
Kemurnian
Kemurnian adalah ukuran banyaknya zat pengotor yang
terdapat dalam suatu materi/bahan. Zat pengotor ini
dapat berasal dari proses pembuatannya atau terbawa
dari lingkungannya dimana materi/bahan tersebut berasal.
Misalnya, debu, potongan kertas atau kayu, minyak dan
pengotor-pengotor lain yang dapat terbawa dalam suatu
produk. Ukuran kemurnian adalah sesuatu yang “relatif”
dimana nilainya sangat bergantung dari cara-cara atau
metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya zat
pengotor tersebut.
Kriteria yang biasa digunakan untuk
menyatakan kemurnian suatu materi/bahan
diantaranya ialah:
1. Sifat-sifat fisika misalnya, 
- Titik leleh, titik didih, titik beku.
- Kerapatan (massa jenis).
- Daya hantar listrik spesifik (biasanya digunakan untuk menyatakan adanya pengotor air, garam,
asam atau basa organik dan anorganik yang terdapat dalam suatu materi non-elektrolit).
2. Analisis perbandingan, misalnya kadar karbon, nitrogen, hidrogen, abu dan lain-lainnya.
3. Test kimia untuk jenis pengotor tertentu, misalnya kadar peroksida, air, asam, basa dan lainnya.
4. Test fisik untuk jenis pengotor tertentu, misalnya : Kromatografi (cair, gas, kertas, lapis tipis,
penukar ion, gel).
Untuk mengetahui kemurnian suatu senyawa, maka
digunakan beberapa teknik uji kemurnian bahan
yang relatif sederhana diantaranya :

Uji berat Uji titik


jenis didih
Uji Indeks
Uji Bias
Kekentalan
Uji berat jenis
Uji berat jenis merupakan salah satu teknik uji kemurnian yang
cukup akurat. Setiap zat murni mempunyai berat jenis yang
spesifik yang dapat digunakan sebagai dasar pengujian bahan.

Uji kekentalan
Uji kekentalan dapat dilakukan untuk mengetahui kemurnian
suatu bahan. Bahan-bahan cair yang dalam keadaan murni
memiliki kekentalan yang khas dan berbeda dari senyawa yang
lain. Uji ini dapat dilakukan untuk senyawa/ bahan cair yang
kekentalannya telah diketahui secara pasti.
Uji titik didih
Uji titik didih juga dapat digunakan untuk mengetahui kemurnian
suatu bahan. Uji ini dapat diterapkan pada senyawa berwujud
cairan yang bahan cair murninya telah diketahui titik didihnya.

Uji indeks bias


Indeks bias berarti perbandingan kecepatan cahaya di ruang hampa
dengan kecepatan cahaya di dalam medium. Indeks bias suatu cairan
dapat digunakan sebagai factor penentu kemurnian bahan. Namun
demikian seperti juga metode titik leleh, metode uji indeks bias ini
lebih tepat untuk di gunakan sebagai tes uji kemurnian bahan yang
indeks bias bahan murninya telah diketahui dengan pasti terlebih
dahulu. Untuk bahan-bahan yang sama sekali baru, maka metode uji
indeks bias ini juga dapat diterapkan dengan hati-hati.
.
Teknik Pemurnian

Kristalisasi Rekristalisasi Destilasi


Rekristalisasi adalah suatu Destilasi juga merupakan salah
Kristalisasi adalah
teknik pemurnian bahan satu teknik memurnikan senyawa
suatu teknik untuk
kristalin. Seringkali senyawa kimia. Senyawa yang akan
mendapatkan
yang diperoleh dari hasil dimurnikan harus berupa cairan.
bahan murni suatu
suatu sintesis kiia memiliki Destilasi bekerja berdasarkan
senyawa.
kemurnian yang tidak terlalu perbedaan titik didih senyawa-
tinggi. Untuk memurnikan senyawa di dalam larutan.
senyawa tersebut perlu
dilakukan rekristalisasi.
Contoh Jurnal yang melalui indeks
bias
Judul: Menentukan Kemurnian Larutan Melalui Indeks Bias Dari Beberapa Madu.

Alat dan Bahan:


1. Kuvet bening berbentuk balok 2 buah
2. Kertas HVS 2 buah
3. Pulpen warna 3 buah
4.Penggaris 1 buah
5.Sinar laser 1 buah
6.Busur 1 buah
7.Madu Hutan merk Harokah 50ml
8.Madu kemasan merk TJ 50ml
9.Gelas ukur 1 buah

Metode yang digunakan adalah metode eksperimen, dengan menembakkan sinar laser
ke larutan madu yang terletak didalam kuvet bening,kemudian atur sudut datangnya
sehingga akan kelihatan pembiasanya pada sisi Kuvet ben
Langkah percobaan

1. Siapkan alat dan bahan.


2. Masukkan madu 50mL yang ingin diukur dengan menggunkan gelas ukur
sebanyak 50ml.
3. Masukkan madu yang telah diukur kedalam kuvet bening.
4. Arahkan sinar laser pada madu dengan besar sudut dating yang ditentukan.
5. Perhatikan sudut sinar bias pada bagian kuvet yang terbentuk dari sinar laser
tersebut
6. Gunakan penggaris dan busur untuk mempermudah melihat sudut sinar
biasnya.
7. Catat hasil pengamatan dari sudut dating dan sudut bias yang terbentuk.
8. Ulangi Langkah 3-8 untuk madu yang berbeda.
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa besarnya nilai indeks bias
suatu larutan berbanding terbalik dengan besar sudut biasnya. Semakin kecil
sudut bias pada larutannya maka indeks biasnya semakin besar yang
menandakan madu tersebut murni. Begitu pula sebaliknya semakin besar
sudut bias pada larutannya maka semakin kecil nilai indeks biasnya yang
berarti madu tersebut tidak murni
Jadi dari parameter indeks bias ini dapat dikatakan madu TJ lebih murni
dari pada madu Harokah.
Sesuai dengan jurnal dengan judul “Aplikasi Portable Brix Meter untuk
Pengukuran Indeks Bias” yang diteliti oleh Hidayanto, E., Rafik, A., dan Sugito,
H. Besarnya sudut pembiasan pada madu merk TJ lebih kecil dari pada
madu merk Harokah, karena kerapatan madu TJ lebih tinggi dari pada
kerapatan madu merk Harokah. Sehingga jika digambarkan hasil
pembiasannya, pembiasan pada madu TJ lebih mendekati garis normal
sedangkan pembiasan pada madu Harokah lebih menjauhi garis normal.
Jika dikaitkan dengan kekentalan atau kandungan air yang terdapat pada
madu, ternyata madu TJ lebih kental dari pada madu Harokah dengan uji daya
serap madu ketika madu di letakkan di atas kertas koran. Berarti kandungan air
pada madu TJ lebih sedikit dari pada madu Harokah.

Jadi, Setelah dilakukan uji nilai indeks bias dari kedua jenis madu tersebut
mendapatkan hasil madu TJ lebih murni dari madu Harokah. Tetapi bukan
berarti madu Harokah tidak murni, melainkan hanya tingkat kemurniannya
yang berbeda sedikit.
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai