Anda di halaman 1dari 2

Menurut Khopkar (2002), titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar mengion).


Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling mengkompleks,
membentuk hasil berupa kompleks.
Faktor-faktor yang menyebabkan EDTA sering digunakan sebagai pereaksi titrimetri
antara lain:
1. Selalu membentuk kompleks ketika direaksikan dengan ion logam
2. Kestabilannya dalam membentuk kelat sangat konstan, sehingga reaksi berjalan
sempurna (kecuali dengan logam alkali)
3. Dapat bereaksi cepat dengan banyak jenis ion logam
4. Telah dikembangkan indikatornya secara khusus
5. Mudah diperoleh bahan baku primernya
6. Dapat digunakan baik sebagai bahan yang dianalisis maupun sebagai bahan untuk
standardisasi
Beberapa indikator metalokromik yang dapat digunakan dalam titrasi
kompleksometri, yaitu :
1. Mureksida
Mureksida adalah garam amonium dari asam purpurat dan anionnya.
Mureksida dapat digunakan untuk titrasi langsung dengan EDTA terhadap
kalsium pada pH 11. Apabila berikatan dengan ion Ca2+ akan berwarna merah
muda, lepas dari ion Ca2+ akan berwarna ungu.
2. Hitam Solokrom (Eriochrome Black T)
Eriochrome Black T (EBT) adalah natrium 1-(1-hidroksi-2-naftilazo)-6-nitro-
2-naftol-4-sulfonat(II). EBT akan berwarna merah saat membentuk kompleks
dengan ion kalsium, magnesium, dan ion logam lainnya. EBT berwarna biru pada
larutan buffer pH 10 (Dubenskaya and Levitskaya, 1999).
Metode titrasi kompleksometri dapat diaplikasikan dalam penentuan kesadahan air.
Kesadahan terutama disebabkan oleh keberadaan ion-ion kalsium (Ca2+) dan magnesium
(Mg2+) di dalam air. Keberadaannya di dalam air mengakibatkan sabun akan mengendap
sebagai garam kalsium dan magnesium, sehingga tidak dapat membentuk emulsi secara
efektif. Kation-kation polivalen lainnya juga dapat mengendapkan sabun (Harjadi, 1985).
Analisis kualitatif untuk zat-zat anorganik yang mengandung ion-ion logam seperti
aluminium, bismuth, kalsium, magnesium, dan zink dengan cara gravimetri memakan
waktu yang lama, karena prosedurnya meliputi pengendapan, penyaringan, pencucian,
dan pengeringan atau pemijaran sampai bobot konstan. Sekarang telah ditemukan
prosedur titrimetri yang baru untuk penentuan ion-ion logam ini dengan pereaksi etilen
diamin tetra asetat dinatrium yang umumnya disebut EDTA dengan menggunakan
indikator terhadap ion logam yang mempunyai sifat seperti halnya indikator pH pada
titrasi asam basa, dengan dasar pembentukan khelat yang digolongkan dalam golongan
komplekson (Day dan Underwood, 1986).
Kesadahan dibagi menjadi dua yaitu kesadahan sementara dan kesadahan tetap.
Kesadahan merupakan salah satu parameter kimia yang diperiksa dalam penentuan
kualitas air bersih. Kesadahan total adalah jumlah ion-ion Ca2+ dan Mg2+ yang dapat
ditentukan dengan titrasi kompeleksometri dengan EDTA sebagai pentiter, dengan
menggunakan indikator EBT dan menggunakan buffer pH 10 (Harjadi, 1985).
Kompleks antara kalsium dan indikator terlalu lemah untuk menimbulkan perubahan
warna yang benar. Tetapi magnesium membentuk kompleks yang lebih kuat dengan
indikator, dibandingkan kalsium, dan diperoleh suatu titik akhir dalam buffer amonia
dengan pH 10. Kestabilan kalsium dengan EDTA (5,0 x 1010) lebih besar daripada
magnesium (4,9 x 108) (Day dan Underwood, 1986).
Kadar maksimal kesadahan total untuk air minum yang telah ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010 adalah 500 mg/L, angka ini sesuai dengan
angka standar yang ditetapkan baik oleh WHO, maupun standar internasional (Gabriel,
2004).

Anda mungkin juga menyukai